Anda di halaman 1dari 8

OBAT KARDIOVASKULAR

Secara sederhana,

Jantung adalah sebuah pompa.


Jantung memompa darah melalui sistem pembuluh darah yang mempunyai kapasitas
volume yang terbatas.
Suatu sistem penghantaran elektrik memelihara frekuensi dan irama yang teratur.
Sel miokardium membutuhkan oksigen.

Bila melihat fungsi jantung dari sini, malfungsi jantung dan intervensi terapeutik dapat
diperkirakan :
Gagal Jantung terjadi bila jantung tidak dapat lagi memompa darah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Seperti setiap pompa mekanis, gagal jantung
terjadi bila jantung bekerja terlalu keras untuk waktu yang lama.
Hipertensi terjadi bila volume darah lebih besar dibandingkan ruangan yang tersedia di
dalam pembuluh darah.
Aritmia terjadi bila jaras konduksi elektrik tidak berfungsi
Angina (nyeri dada) adalah cara jantung memberi tanda bahwa beberapa sel-selnya tidak
mendapat oksigen yang cukup. Infark miokardial terjadi bila daerah yang kekurangan
oksigen pada jantung mulai menjadi mati.
Pemahaman patofisiologi tiap penyakit dan tujuan terapeutik tiap strategi pengobatan
akan membuat lebih mudah mempelajari masing-masing obat. Tabel 4.1, berikut ini,
menjelaskan pendekatan farmakologik untuk mengobati malfungsi jantung. Perhatikan bahwa
beberapa obat digunakan untuk mengobati beberapa malfungsi.
Tabel 4.1 Strategi Pengobatan Penyakit Kardiovaskular
NO
1

TUJUAN TERAPEUTIK
STRATEGI FARMAKOLOGIK
Gagal Jantung
Memperbaiki kontraktilitas miokardial Digoksin, meningkatkan influks kalsium ke
dalam sel-sel miokardial.
Amrinon, menghambat degradasi cAMP
(cAMP adalah pembawa pesan biokimia
yang merangsang jantung)
Dobutamin, meningkatkan produksi cAMP
dengan mengikat reseptor adrenergik 1.
Menurunkan beban awal (preload)
Nitrogliserin, menurunkan tonus vena (juga
mendilatasi arteri koroner, meningkatkan
penghantaran darah ke jantung)
Menurunkan beban akhir (afterload) Diuretik dan Kaptopril, menurunkan volume
darah dengan cara meningkatkan volume
air yang diekresikan ke dalam urin.
Hidralazin, merelaksasi arteriol.

NO
2

5.

TUJUAN TERAPEUTIK
STRATEGI FARMAKOLOGIK
Hipertensi
Menurunkan volume kelebihan beban Diuretik dan Kaptopril, menurunkan volume
(overload)
darah dengan cara meningkatkan volume
air yang diekresikan ke dalam urin.
Menurunkan aliran keluar simpatis Klonidin, adalah agonis pada reseptor .
dari otak
Reseptor 2 pascasinaptik menghambat
aliran keluar simpatis dan reseptor 2
prasinaptik
menghambat
pelepasan
selanjutnya
agonis
simpatis,
yaitu
norepinefrin.
Memblok reseptor adrenergik di Atenolol
adalah
antagonis
reseptor
jantung.
adrenergik 1 yang menurunkan frekuensi
jantung dan kerja miokardial.
Mendilatasi pembuluh darah
Prasosin memblok reseptor adrenergik 1,
sehingga menyebabkan vasodilatasi.
Nifedipin memblok pintu masuk kalsium ke
dalam sel otot polos dinding arteri,
sehingga mencegah kontraksi.
Hidralazin, merelaksasi arteriol.
Angina
Menurunkan kerja jantung
Nitrogliserin, menurunkan beban awal
dengan dilatasi vena
Atenolol, menurunkan kerja miokardial
Nifedipin, menurunkan tekanan darah
melalui vasodilatasi, dengan memblok
pintu masuk kalsium.
Infark Miokardial
Perfusi kembali jaringan yang iskemik Streptokinase,
mengubah
plasminogen
menjadi plasmin. Plasmin mencerna fibrin
dan fibrinogen, jadi menghancurkan
bekuan-bekuan.
Obat antiangina (diatas)
Aritmia
Memperbaiki kontraksi miokardial Beberapa kelompok obat dijelaskan dalam
yang sinkron
tabel 4.7A & B
Oklusi Vaskular
Mencegah koagulasi
Heparin dan Warfarin, menghambat jalur
koagulasi.
Mencegah pembentukan bekuan.
Aspirin menghambat agregasi trombosit.
Tiklodipin, menghambat ikatan trombosit ke
fibrinogen
Menghancurkan bekuan yang telah Streptokinase,
mengubah
plasminogen
terbentuk
menjadi plasmin.

Obat Gagal Jantung


Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah beroksigen yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Strategi pengobatan farmakologik
meliputi perbaikan kotraktilitas miokardial atau penurunan beban kerja jantung.
Glikosida jantung (mis.digoksin) memperbaiki kontraktilitas miokardial. Walaupun
mekanismenya belum jelas, telah terbukti bahwa obat-obatan ini menghambat ATPase
natrium-kalium dan meningkatkan pelepasan kalsium intrasel dari retikulum sarkoplasma.
Digoksin adalah glikosida jantung yang paling serfing digunakan, terutama untuk alasan
farmakokinetik (tabel 4.2). bila membandingkan obat-obat ini, sangat berguna untuk
mengaitkan digitoksin dengan lebih banyak dan lebih lama (Digitoksin mempunyai huruf
LEBIH BANYAK dibanding digoksin, membuatnya menjadi kata yang lebih panjang) :
Digitoksin mempunyai waktu paruh lebih panjang.
Digitoksin lebih banyak diabsorpsi dari saluran cerna.
Digitoksin lebih banyak terikat protein.
Digitoksin dimetabolisme lebih luas sebelum eksresi. Sedangkan, digoksin tidak
dimetabolisme sama sekali.
Intoksikasi digoksin/digitoksin : Tanda-tanda toksisitas terjadi pada 10-25% pasien yang
mendapat glikosida digitalis. Toksisitas seringkali fatal, dan terjadi lebih sering pada pasien
yang mendapat tiazid atau diuretik boros-kalium lain.
Tanda-tanda jantung :aritmia akibat meningkatnya otomatisitas (kemungkinan karena
depolarisasi spontan), blok jantung parsial atau total yang disebabkan efek perlambatan
nodus AV.
Saluran cerna : anoreksia, mual, muntah dan diare.
Sistem saraf : mengantuk dan kelelahan.
Gangguan penglihatan : penglihatan kabur, penglihatan ganda, tampak halo di sekeliling
benda, penglihatan warna-tunggal, titik-titik kerlap-kerlip atau kilatan cahaya.
Tanda-tanda lain : pusing atau pingsan dapat terjadi akibat penurunan tekanan darah,
Ginekomastia.
Intoksikasi glikosida paling baik dicegah dengan pengamatan yang cermat dan
penyesuaian dosis pada tiap pasien; penggunaan dosis muatan yang sedan; perbaikan kadar
kalium normal pada pasien hipokalemik sebelum pemberian digoksin atau digitoksin; dan
pemulihan kadar kation normal pada pasien hipomagnesemik atau hiperkalemik.

Edema Paru Akut


Edema paru akut biasanya menyertai gagal jantung kiri. Keberhasilan pengobatan edema
paru sangat penting untuk menghindari gagal jantung kanan sekunder. Intervensi dini pada
pasien dengan edema paru antara lain (1) mendudukkan pasien tegak agar aliran balik vena
turun dan pasien mudah bernapas serta (2) memberikan oksigen humidifikasi untuk
meningkatkan PaO2.

Terapi obat terdiri dari (1) fursemid atau bumetanid, diuretik poten yang menurunkan
volume vaskular, yang menyebabkan pergeseran cairan dari paru-paru ke dalam sistem
vaskular; dan (2) morfin, suatu venodilator yang menurunkan beban awal dan menurunkan
ansietas melalui kerjanya pada resptor opiat di otak. Nitrat dan/atau bronkodilator dapat
ditambahkan untuk, berturut-turut, mengurangi kerusakan iskemik dan memperbaiki
ventilasi.

Pengelolaan Syok
Syok adalah keadaan yang potensial mematikan karena jaringan-jaringan kurang mendapat
perfusi dan akibatnya menjadi iskemik. Pengobatannya terdiri dari pemeliharaan oksigenasi,
menaikkan tekanan darah dan mengobati asodosis metabolik bila berat. Jenis syok harus
didiagnosis sedemikian sehingga masalah dasarnya dapat diobati.
Vasopresor mengkontriksi pembuluh darah dan memperbaiki fungsi jantung dengan
merangsang reseptor adrenergik (tabel 2.1). Vasopresor dipakai bila cairan intravena saja
tidak dapat meningkatkan tekanan vena sentral. Vasokontriksi perifer memirau darah ke
jantung dan paru-paru. Mungkin tampak ganjil bila vasokonstriktor digunakan untuk
mengobati kedaan yang ditandai dengan buruknya perfusi jaringan. Memang, perbaikan
tekanan vena sentral seringkali mengorbankan kerusakan iskemik pada jaringan perifer.
Dopamin dosis-rendah merupakan obat yang disukai untuk mengobati syok. Pada dosis
ginjal, dopamin mendilatasi pembuluh-pembuluh darah ginjal sedang pembuluh darah di
jaringan lain mengalami konstriksi.
Norepinefrin dan dopamin dosis tinggi mengkonstriksi semua pembuluh darah termasuk
yang di ginjal dan otak. Selain itu, kedua obat ini memperbaiki fungsi jantung dengan
merangsang reseptor adrenergik 1. Dopamin lebih poten dibanding norepinefrin dalam hal
ini.
Dobutamin dan isoproterenol juga digunakan pada syok kardiogenik karena memperbaiki
kontraktilitas miokardium. Obat-obat ini menjadi kontraindikasi bila syok disebabkan oleh
hipovolemi dan bukan insufisiensi jantung, karena tidak memiliki efek vasokontriktor
langsung (agonis 1 lemah).

Antihipertensi
Diuretik
Diuretik menurunkan tekanan darah dan edema dengan meningkatkan pembentukan urin.
Semua diuretik meningkatkan ekskresi air dan natrium, tetapi efek diuretik pada garamgaram lain tergantung pada mekanisme kerjanya (Tabel 4.3A, Gb.4.2)
Diuretik tiazid menghambat reabsorpsi natrium dan korida pada pars asendens ansa
henle tebal, yang menyebabkan diuresis ringan.
Loop diuretic lebih poten dibanding tiazid dan harus digunakan dengan hati-hati untuk
menghindari dehidrasi. Obat-obat ini dapat menyebabkan jipokalemia sehingga kadar
kalium harus dipantau ketat.
Diuretik hemat-kalium meningkatkan eksresi natrium dan air sambil menahan
kalium.obat-obat ini dipasarkan dalam gabungan dengan diuretik boros-kalium untuk
memperkecil ketidakseimbangan kalium.
Diuretik osmotik menarik air ke urin, tanpa menganggu sekresi atau absorpsi ion
dalam ginjal.

TABEL 4.2 OBAT GAGAL JANTUNG


Obat

Mekanisme Kerja

Glikosida Jantung
Digoksin
Menghambat Na+/K+(Lanoxin)
ATPase (pompa natrium)
dan 1 aliran Ca++ ke
dalam. Kontraksi
ditingkatkan dengan
Ca++ intrasel. curah
jantung dan ukuran
jantung, aliran balik
vena, dan volume darah.
Menyebabkan diuresis
dengan perfusi ginjal.
Memperlambat
kecepatan ventrikel pada
fibrilasi atau flutter
atrium dengan
sensitivitas nodus AV
terhadap penghambatan
vagal. resistensi
vaskular perifer
Digitoksin
(Crystodigi
n)

Indikasi

Efek Tak
Diinginkan

Farmakokinetik

Gagal jantung, fibrilasi


atrium, flutter, takikardi
paroksimal. Juga
diindikasikan untuk
hipoventilasi, syok
kardiogenik dan syok
tirotoksik.

Intoksikasi
atriumdigitalis,
bradikardi, blok
nodus AV atau
SA, aritmia,
anoreksia, mual,
muntah, diare,
sakit kepala,
kelelahan,
malaise,
gangguan visual,
dan ginekomastia

PO/IV. Waktu paruh


36 jam, 75%
diabsorpsi di saluran
cerna, distribusi
lambat karena
besarnya volume
distribusi,
dieksresikan tanpa
berubah bentuk
dalam urin, 25%
terikat protein.

Jarang digunakan
karena waktu paruh
panjang. Berguna pada

PO/IM/IV. Waktu
paruh 7 hari, 100%
absorpsi saluran

Kontraindik
asi
Fibrilasi
ventrikel,
bradikardi
berat, reaksi
alergi
terhadap
glikosida
jantung.

Interaksi
Obat

Catatan

Peningkatan
resiko
toksisitas
dengan obat
yang
mengubah
elekrolit serum
(tiazid,
kortikosteroid,
dan diuretik
loop). Bloker
reseptor
adrenergik ,
saluran
kalsium, atau
asetilkolinester
ase
meningkatkan
blok AV
lengkap.

Efek EKG :
gelombang T
berkurang
amplitudonya
atau terbalik,
interval Q-T
memendek.

Bila memulai
obat, kinetik
keadaan stabil

Obat

Mekanisme Kerja

pasien dengan gagal


ginjal karena tidak
dapat mengekresikan
digoksin.
Indikasi

Efek Tak
Diinginkan

cerna, 97% terikat


protein, distribusi
serupa dengan
digoksin,
Farmakokinetik

tercapai
beberapa
minggu dan
Kontraindik
asi

Interaksi
Obat

metabolisme hati,
eksresi empedu.

Deslanoid
(CedilanidD)

Derivat bipiridin
Amrinon
Menghambat
(inocor)
fosfodiesterase. cAMP
meningkatkan ambilan
kalsium. Meningkatkan
kontraktilitas, isi
sekuncup, fraksi ejeksi,
dan kecepatan sinus.
Menurunkan resistensi
perifer

Diberikan secara
intravena pada
kedaduratan

Ditambahkan pada
terapi digoksin bila
gagal jantung menetap
meskipun telah diberi
digoksin.

Intoleransi
saluran cerna,
hepatotoksisitas,
demam,
trombositopenia,
reversibel (20%).
Tidak
aritmogenik.

IV/IM. Absorpsi
saluran cerna buruk,
bekerja dalam
hitungan menit,
waktu paruh 21 jam

IV. waktu paruh 6


jam, sebagian
dimetabolisme di
hati, ikatan protein
plasma rendah.

Hipersensitiv
itas terhadap
amrinon.

Amrinon
meningkatkan
diuresis pada
pasien yang
diberi diuretik.
Inotropi
digitalis dan
risiko
toksisitas

Catatan
setelah
diehntikan obat
dibersihkan
beberapa
minggu karena
panjangnya
waktu paruh.
Deslanoid
biasanya
diganti dengan
glikosida oral
sebagai terapi
rumatan.
Bila pasokan
cAMP sel
kurang,
amrinon tidak
akan efektif.
Mampu
meningkatkan
kontraksi
miokardium

Obat
Milrinon
(primacor)

Obat lain
Penghamb
at ACE
Masingmasing
obat di
tabel 4.3D.

Mekanisme Kerja
Dua puluh kali lebih
poten dibanding
amrinon. Kerja sama

Menurunkan resistensi
arteri perifer pada pasien
hipertensi, mungkin
dengan menghambat
ACE (enzim pengubah
angiotensin).

Dobutamin Agonis adrenergik yang


(Dobutrex) memilih reseptor 1 .
dengan dosis sedang,
meningkatkan
kontraktilitas tanpa
meningkatkan frekuensi

Indikasi

Efek Tak
Farmakokinetik
Diinginkan
Efek samping
IV/PO. Diabsorpsi
sangat sedkit.
baik, waktu paruh
Pernah dilaporkan pendek (1.5 jam)
sakit kepala dan
pemburukan
angina.

Gagal jantung kongestif


kronik, hipertensi
ringan sampai sedang.

Lihat Tabel 4.3D.

Lihat Tabel 4.3D.

Untuk meningkatkan
curah jantung pada
gagal jantung kornik.
Dapat digunakan
dengan obat penurun
beban akhir.

Takikardia,
hipotensi, mual,
sakit kepala,
palpitasi, gejala
angina, aritmia
ventrikel.

IV. waktu paruh 2.4


jam. Perlu infus
kontinu untuk
mempertahankan
efek terapeutik.

Kontraindik
asi
Sedang
diteliti

Hipersensitiv
itas terhadap
dobutamin.
Stenosis
subaorta
hipertrofi

meningkat.
Hipotensi
hebat dengan
disopiramid.

meskipun ada
antagonis
adrenergik-

Interaksi
Obat
Sedang diteliti

Catatan

Efek
antihipertensi
oleh diuretik
atau bloker-.
Efek
antihipetensi
oleh
indometasin.
Tidak ada yang
diketahui

melawan
efek inotropik
ngatif bloker
pintu masuk
kalsium dan
propanolol.
Biasanya
digunakan
bersama
diuretik tiazid.

Karena waktu
paruh pendek,
hanya dapat
digunakan
untuk terapi
jangka pendek.

jantung atau tekanan


darah.

Obat
Prazosin
(Minipress)

Terazosin
(Hytrin)

Vasodilator

Mekanisme Kerja
Antagonis selektif pada
reseptor adrenergik ,
mendilatasi arteri dan
vena

idiopatik.

Indikasi
Gagal jantung, juga
digunakan untuk
hipertensi dan
fenomena Raynaud.
Gagal jantung

Dijelaskan secara rinci dalam tabel 4.3D

Efek Tak
Diinginkan
Hipotensi
ortostatik, sinkop,
retnsi cairan.

Farmakokinetik

PO,.Diaabsorpi
cukup baik, 95%
terikat protein,
dimetabolisme luas
waktu paruh 2.5 jam.
Pusing, kelelahan, PO. Semua pasien
sakit kepla,
harus mulai dengan
gangguan saluran dosis 1 mg sebelum
cerna, takikardia
tidur, lalu tingkatkan
dan edema.
dosisi perlahan bila
tidak ada malasak
hipotensi

Kontraindik
asi
Tak ada yang
diketahui

Interaksi
Obat
Peningkatan
risiko
hipotensi
dengan bolker
beta.

Catatan
Tersedia dalam
kombinasi
dosis tetap
dengan
diuretik tiazid

Anda mungkin juga menyukai