Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN

TB PARU
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit akibat kuman mycobacterium tubercolosis sistemis
sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya
merupakan lokasi infeksi primer.
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru.
Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, terutama meningen, ginjal, tulang,
dan nodus limfe.
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru.
Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh infeksi kompleks mycobacterium tuberculosis.
Berdasarkan beberapa definisi mengenai tuberkulosis diatas, maka dapat dirumuskan
bahwa tuberculosis (TB) paru adalah suatu penyakit infeksius yang disebabkan kuman
Mycobacterium tuberculosis yang menyerang parenkim paru, bersifat sistemis sehingga dapat
mengenai organ tubuh lain, terutama meningen, tulang, dan nodus limfe.
2. Etiologi
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium
tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 14/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah
yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan
fisik

Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan
bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari
sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif kembali. Sifat
lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang
tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari
pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit
tuberkulosis.
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernapasan. Basil
mikrobakterium tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet infection)
sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon) selanjutnya menyebar kekelenjar getah
bening setempat dan terbentuklah primer kompleks (ranke). keduanya dinamakan tuberkulosis
primer, yang dalam perjalanannya sebagian besar akan mengalami penyembuhan. Tuberkulosis
paru primer, peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil
mikobakterium. Tuberkulosis yang kebanyakan didapatkan pad usia 1-3 tahun. Sedangkan yang
disebut tuberkulosis post primer (reinfection) adalah peradangan jaringan paru oleh karena
terjadi penularan ulang yang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil
tersebut.
3. Tanda Dan Gejala Penyakit TBC
1) Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan.
Biasanya batuk ringan sehingga dianggap batuk biasa atau akibat rokok. Proses yang paling
ringan ini menyebabkan sekret akan terkumpul pada waktu penderita tidur dan dikeluarkan saat
penderita bangun pagi hari.
2) Dahak
Dahak awalnya bersifat mukoid dan keluar dalam jumlah sedikit, kemudian berubah menjadi
purulen/kuning atau kuning hijau sampai purulen dan kemudian berubah menjadi kental bila
sudah terjadi perlunakan.

3) Batuk darah
Darah yang dikeluarkan penderita mungkin berupa garis atau bercak-bercak darah, gumpalangumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak.
4) Nyeri dada
Nyeri dada pada tuberkulosis paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Bila nyeri bertambah
berat berarti telah terjadi pleuritis luas (nyeri dikeluhkan di daerah aksila, di ujung skapula atau
di tempat-tempat lain)
5) Wheezing
Wheezing terjadi karena penyempitan lumen endobronkus yang disebabkan oleh sekret,
bronkostenosis, peradangan, jaringan granula, ulserasi dan lain-lain (pada tuberkulosis lanjut).
6) Dispneu
Dispneu merupakan late symptom dari proses lanjut tuberkulosis paru akibat adanya restriksi dan
obstruksi saluran pernapasan serta loss of vascular bed / thrombosis yang dapat mengakibatkan
gangguan difusi, hipertensi pulmonal dan korpulmonal.
7) Panas badan
Merupakan gejala paling sering dijumpai dan paling penting sering kali panas badan sedikit
meningkat pada siang maupun sore hari.
8) Menggigil
Dapat terjadi bila panas badan naik dengan cepat, tetapi tidak diikuti pengeluaran panas dengan
kecepatan yang sama atau dapat terjadi sebagai suatu reaksi umum yang lebih hebat.
9) Keringat malam

Keringat malam bukanlah gejala yang patognomonis untuk penyakit tuberkulosis paru. Keringat
malam umumnya baru timbul bila proses telah lanjut. Nausea, takikardi dan sakit kepala timbul
bila ada panas.
10) Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi sering terjadi bila proses tuberkulosis paru sudah menjadi lanjut.
11) Anoreksia
Anoreksia dan penurunan berat badan merupakan manifestasi toksemia yang timbul belakangan
dan lebih sering dikeluhkan bila proses progresif.
12) Lemah badan
Gejala-gejala ini dapat disebabkan oleh kerja berlebihan, kurang tidur dan keadaan sehari-hari
yang kurang menyenangkan, karena itu harus dianalisa dengan baik dan harus lebih berhati-hati
apabila dijumpai perubahan sikap dan temperamen (misalnya penderita yang mudah
tersinggung), perhatian penderita berkurang atau menurun pada pekerjaan, anak yang tidak suka
bermain, atau penyakit yang kelihatan neurotik.

4. Patofiologi

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Kultur sputum : positif untuk mycobakterium pada tahap akhir penyakit.
b. Ziehl Neelsen : (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah) positif
untuk basil asam cepat.
c. Test kulit : (PPD, Mantoux, potongan vollmer) ; reaksi positif (area durasi 10 mm) terjadi 48
72 jam setelah injeksi intra dermal. Antigen menunjukan infeksi masa lalu dan adanya anti body
tetapi tidak secara berarti menunjukan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara
klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh
mycobacterium yang berbeda.

d. Elisa / Western Blot : dapat menyatakan adanya HIV.


e. Foto thorax ; dapat menunjukan infiltrsi lesi awal pada area paru atas, simpanan kalsium lesi
sembuh primer atau efusi cairan, perubahan menunjukan lebih luas TB dapat masuk rongga area
fibrosa.
f. Histologi atau kultur jaringan ( termasuk pembersihan gaster ; urien dan cairan serebrospinal,
biopsi kulit ) positif untuk mycobakterium tubrerkulosis.
g. Biopsi jarum pada jarinagn paru ; positif untuk granula TB ; adanya sel raksasa menunjukan
nekrosis.
h. Elektrosit, dapat tidak normal tergantung lokasi dan bertanya infeksi ; ex ;Hyponaremia,
karena retensi air tidak normal, didapat pada TB paru luas. GDA dapat tidak normal tergantung
lokasi, berat dan kerusakan sisa pada paru.
i. Pemeriksaan fungsi pada paru ; penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati,
peningkatan rasio udara resido dan kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen sekunder
terhadap infiltrasi parenkhim / fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural (TB paru
kronis luas).

6. Komplikasi
Penyakit yang parah dapat menyebabkan sepsis yang hebat, gagal napas, dan kematian.
TB yang resistern terhadap obat dapat terjadi. Kemungkinan galut lain yang resistemn obat dapat
terjadi.
7. Penatalaksanaan
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu : Fase Intensif (2-3 bulan) dan Fase
Lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan.
Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH,
Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan adalah Kanamisin,
Kulnolon, Makvolide, dan Amoksilin ditambah dengan asam klavulanat, derivat rifampisin /
INH.

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan Tuberkulosis paru ialah sebagai
berikut :
1. Riwayat Perjalanan Penyakit
Keluhan utama : Batuk produkif dan non produktif
2. Riwayat Penyakit Sebelumnya:

Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh.

Pernah berobat tetapi tidak sembuh.

Pernah berobat tetapi tidak teratur.

Riwayat kontak dengan penderita Tuberkulosis Paru.

Daya tahan tubuh yang menurun.

Riwayat vaksinasi yang tidak teratur.

3. Riwayat Pengobatan Sebelumnya:

Kapan pasien mendapatkan pengobatan sehubungan dengan sakitnya.

Jenis, warna, dosis obat yang diminum.

Berapa lama. pasien menjalani pengobatan sehubungan dengan penyakitnya.

Kapan pasien mendapatkan pengobatan terakhir.

Riwayat Sosial Ekonomi:


Riwayat pekerjaan. Jenis pekerjaan, waktu dan tempat bekerja, jumlah penghasilan.

Aspek psikososial. Merasa dikucilkan, tidak dapat berkomunikisi dengan bebas,


menarik diri, biasanya pada keluarga yang kurang marnpu, masalah berhubungan
dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang
banyak, masalah tentang masa depan/pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan
putus harapan.
Faktor Pendukung:
Riwayat lingkungan.
Pola hidup.
Nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola istirahat dan tidur, kebersihan diri
Tingkat pengetahuan/pendidikan pasien dan keluarga tentang penyakit,
pencegahan, pengobatan dan perawatannya.
Pola aktivitas dan istirahat
Subjektif : Rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat timbul. sesak (nafas pendek),
sulit tidur, demam, menggigil, berkeringat pada malam hari.
Objektif : Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak (tahap, lanjut;
infiltrasi radang sampai setengah paru), demam subfebris (40 41 0C) hilang timbul.

4. Pola nutrisi
Subjektif : Anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan.
Objektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak sub kutan.
5. Respirasi
Subjektif : Batuk produktif/non produktif sesak napas, sakit dada.
Objektif : Mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent, mukoid kuning atau
bercak darah, pembengkakan kelenjar limfe, terdengar bunyi ronkhi basah, kasar di daerah apeks
paru, takipneu (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan pleural), sesak napas,

pengembangan pernapasan tidak simetris (effusi pleura.), perkusi pekak dan penurunan fremitus
(cairan pleural), deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
6. Rasa nyaman/nyeri
Subjektif : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Obiektif : Berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah, nyeri bisa timbul bila
infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga timbul pleuritis.
7. Integritas ego
Subjektif : Faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak berdaya/tak ada harapan.
Objektif : Menyangkal (selama tahap dini), ansietas, ketakutan, mudah tersinggung.
8. Pemeriksaan Diagnostik:

Kultur sputum: Mikobakterium Tuberkulosis positif pada tahap akhir penyakit.

Tes Tuberkulin: Mantoux test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm terjadi 48-72 jam).

Poto torak: Infiltnasi lesi awal pada area paru atas ; Pada tahap dini tampak gambaran
bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas ; Pada kavitas bayangan, berupa
cincin ; Pada kalsifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.

Bronchografi: untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru karena TB paru.

Darah: peningkatan leukosit dan Laju Endap Darah (LED).

Spirometri: penurunan fuagsi paru dengan kapasitas vital menurun.

2. DIAGNOSA KEERAWATAN

1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas


2. Pola nafas tidak efektif
3. Gangguan pertukaran gas
4. Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
5. Gangguan pola tidur

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN TUBERKULOSIS PARU

N
o

Diagnosa Keperawatan

Bersihan Jalan Nafas


tidak Efektif

Tujuan dan kriteria

NOC :
Setelah dilakukan

Definisi:

tindakan keperawatan

Ketidakmampuan untuk

selama 3 x 24 jam

membersihkan sekresi

ketidakefektifan

atau obstruksi dari

bersihan jalan napas

saluran pernafasan untuk

teratasi.

mempertahankan

Dispneu,Penurunan suara
nafas
Orthopneu
Cyanosis
Kelainan suara nafas
(rales, wheezing)
Kesulitan berbicara

NIC :
Airway suction
Auskultasi suara nafas sebelum
dan sesudah suctioning.
Informasikan pada klien dan
keluarga tentang suctioning
Minta klien nafas dalam
sebelum suction dilakukan.
Berikan O2 dengan

kebersihan jalan nafas.


Batasan Karakteristik :

Intervensi

Hasil

Kriteria Hasil :

menggunakan nasal untuk


memfasilitasi suksion

Mendemonstrasikan
batuk efektif dan
suara nafas yang
bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu
mampu
mengeluarkan

nasotrakeal
Gunakan alat yang steril sitiap
melakukan tindakan
Anjurkan pasien untuk istirahat
dan napas dalam setelah
kateter dikeluarkan dari
nasotrakeal

Batuk, tidak efekotif atau

sputum, mampu

tidak ada
Mata melebar
Produksi sputum
Gelisah
Perubahan frekuensi dan

bernafas dengan

irama nafas

mudah, tidak ada


pursed lips
Menunjukkan jalan

oksigen apabila pasien


menunjukkan bradikardi,

(klien tidak merasa

peningkatan saturasi O2, dll.

tercekik, irama nafas,

berhubungan:

frekuensi pernafasan
dalam rentang

berlebihan

cara melakukan suksion


Hentikan suksion dan berikan

nafas yang paten

Faktor-faktor yang

Mukus dalam jumah yang

Monitor status oksigen pasien


Ajarkan keluarga bagaimana

normal, tidak ada


suara nafas
abnormal)Mampu
mengidentifikasikan
dan mencegah factor
yang dapat
menghambat jalan
nafas

Airway Management
Buka jalan nafas, guanakan
teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas
buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
Keluarkan sekret dengan batuk
atau suctionAuskultasi suara
nafas, catat adanya suara
tambahan
Lakukan suction pada mayo
Berikan bronkodilator bila
perlu
Berikan pelembab udara Kassa
basah NaCl Lembab
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan

keseimbangan.
2

Pola Nafas tidak efektif


Definisi : Pertukaran

NOC :

Setelah dilakukan

udara inspirasi dan/atau

tindakan keperawatan

ekspirasi tidak adekuat

selama 3 x 24 jam

Batasan karakteristik :

ketidakefektifan
bersihan jalan napas

NIC :

Airway Management
Buka jalan nafas, guanakan
teknik chin lift atau jaw thrust

Penurunan tekanan

teratasi.

bila perlu
Posisikan pasien untuk

inspirasi/ekspirasi
Penurunan pertukaran

Kriteria Hasil :

memaksimalkan ventila
Identifikasi pasien perlunya

udara per menit


Menggunakan otot

Mendemonstrasikan

pernafasan tambahan
Nasal flaring
Dyspnea
Orthopnea
Perubahan penyimpangan

dada
Nafas pendek
Assumption of 3-point
position
Pernafasan pursed-lip
Tahap ekspirasi
berlangsung sangat lama
Peningkatan diameter
anterior-posterior
Pernafasan ratarata/minimal
Kedalaman pernafasan
Dewasa volume tidalnya
500 ml saat istirahat
Bayi volume tidalnya 6-8

batuk efektif dan


suara nafas yang
bersih, tidak ada

pemasangan alat jalan nafas


buatan
Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
Keluarkan sekret dengan batuk

sianosis dan dyspneu


atau suction
Menunjukkan jalan Auskultasi suara nafas, catat
nafas yang paten
(klien tidak merasa
tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan
dalam rentang
normal, tidak ada

suara nafas abnormal)


Tanda Tanda vital

adanya suara tambahan


Lakukan suction pada mayo
Berikan bronkodilator bila
perlu
Berikan pelembab udara Kassa
basah NaCl Lembab
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan

keseimbangan.
dalam rentang normal Monitor respirasi dan status O2
(tekanan darah, nadi, Terapi Oksigen
Bersihkan mulut, hidung dan
pernafasan)
secret trakea
Pertahankan jalan nafas yang
paten

ml/Kg
Penurunan kapasitas vital
Faktor yang
berhubungan :

Hiperventilasi
Deformitas tulang
Kelainan bentuk

dinding dada
Penurunan

energi/kelelahan
Perusakan/pelemahan

muskulo-skeletal
Obesitas
posisi tubuh
kelelahan otot

pernafasan
hipoventilasi sindrom
nyeri
kecemasan
disfungsi

Neuromuskuler
kerusakan

persepsi/kognitif
Perlukaan pada
jaringan syaraf tulang

belakang
maturitas Neurologis

Atur peralatan oksigenasi


Monitor aliran oksigen
Pertahankan posisi pasien
Observasi adanya tanda tanda

hipoventilasi
Monitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan
abnormal
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign

Gangguan Pertukaran
gas

NOC :
Setelah dilakukan

NIC :

Airway Management

Definisi : Kelebihan atau

tindakan keperawatan

kekurangan dalam

selama 3 x 24 jam

oksigenasi dan atau

gangguan pertukaran

teknik chin lift atau jaw

pengeluaran

gas teratasi.

thrust bila perlu


Posisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya

karbondioksida di dalam
membran kapiler alveoli
Batasan karakteristik :

Gangguan

Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan
dan oksigenasi yang

hiperkarbia
sakit kepala ketika

sputum, mampu

bangun
frekuensi dan

mudah, tidak ada

bernafas dengan
pursed lips)
Tanda tanda vital

Buka jalan nafas, guanakan

pemasangan alat jalan

peningkatan ventilasi

adekuat
penglihatan
Memelihara
enurunan CO2
Takikardi
kebersihan paru paru
Hiperkapnia
dan bebas dari tanda
Keletihan
tanda distress
somnolen
Iritabilitas
pernafasan
Hypoxia
Mendemonstrasikan
kebingungan
batuk efektif dan
Dyspnoe
suara nafas yang
nasal faring
AGD Normal
bersih, tidak ada
sianosis
sianosis dan dyspneu
warna kulit abnormal
(mampu
(pucat, kehitaman)
mengeluarkan
Hipoksemia

kedalaman nafas

nafas buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada

jika perlu
Keluarkan sekret dengan

batuk atau suction


Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara

tambahan
Lakukan suction pada

mayo
Berika bronkodilator bial

perlu
Barikan pelembab udara
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan

keseimbangan.
Monitor respirasi dan
status O2

Respiratory Monitoring

abnormal

dalam rentang normal

kedalaman, irama dan

Faktor faktor yang


berhubungan

ketidakseimbangan

perfusi ventilasi
perubahan membran

Monitor rata rata,

usaha respirasi
Catat pergerakan
dada,amati kesimetrisan,
penggunaan otot tambahan,
retraksi otot
supraclavicular dan

kapiler-alveolar

intercostal
Monitor suara nafas,

seperti dengkur
Monitor pola nafas :
bradipena, takipenia,
kussmaul, hiperventilasi,

cheyne stokes, biot


Catat lokasi trakea
Monitor kelelahan otot
diagfragma (gerakan

paradoksis)
Auskultasi suara nafas,
catat area penurunan / tidak
adanya ventilasi dan suara

tambahan
Tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi crakles dan
ronkhi pada jalan napas

utama
auskultasi suara paru
setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

NOC :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan

Definisi : Intake nutrisi

selama 3 x 24 jam

tidak cukup untuk

ketidakseimbangan

keperluan metabolisme

nutrisi kurang dari

tubuh.

kebutuhan tubuh

Batasan karakteristik :

Berat badan 20 %

Nutrition Management

Kaji adanya alergi

makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang

teratasi.
Kriteria Hasil :

dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien untuk

meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk

atau lebih di bawah

Adanya peningkatan

ideal
Dilaporkan adanya

berat badan sesuai

meningkatkan protein dan

dengan tujuan berat

intake makanan yang

badan ideal sesuai

vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang

kurang dari RDA


(Recomended Daily

Allowance)
Membran mukosa dan

konjungtiva pucat
Kelemahan otot yang
digunakan untuk

menelan/mengunyah
Luka, inflamasi pada

rongga mulut
Mudah merasa
kenyang, sesaat
setelah mengunyah

NIC :

makanan
Dilaporkan atau fakta
adanya kekurangan
makanan

dengan tinggi badan


Mampu

dimakan mengandung
tinggi serat untuk

mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi

Tidak ada tanda tanda


malnutrisi
Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti

mencegah konstipasi
Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan

ahli gizi)
Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan

harian.
Monitor jumlah nutrisi dan

kandungan kalori
Berikan informasi tentang

kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan

Dilaporkan adanya
perubahan sensasi

rasa
Perasaan

Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas

normal
Monitor adanya penurunan

berat badan
Monitor tipe dan jumlah

ketidakmampuan
untuk mengunyah

makanan
Miskonsepsi
Kehilangan BB

aktivitas yang biasa

dilakukan
Monitor interaksi anak atau

cukup
Keengganan untuk

orangtua selama makan


Monitor lingkungan selama

makan
Kram pada abdomen
Tonus otot jelek
Nyeri abdominal

makan
Jadwalkan pengobatan dan

dengan makanan

dengan atau tanpa

patologi
Kurang berminat

terhadap makanan
Pembuluh darah

kapiler mulai rapuh


Diare dan atau

steatorrhea
Kehilangan rambut
yang cukup banyak

(rontok)
Suara usus hiperaktif
Kurangnya informasi,

tindakan tidak selama jam

makan
Monitor kulit kering dan

perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah

total protein, Hb, dan kadar

Ht
Monitor makanan kesukaan
Monitor pertumbuhan dan

perkembangan
Monitor pucat, kemerahan,

misinformasi
Faktor-faktor yang
berhubungan :

patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin,

dan kekeringan jaringan

konjungtiva
Monitor kalori dan intake

nuntrisi
Catat adanya edema,

Ketidakmampuan

hiperemik, hipertonik

pemasukan atau

papila lidah dan cavitas

mencerna makanan atau

oral.
Catat jika lidah berwarna

mengabsorpsi zat-zat gizi

magenta, scarlet

berhubungan dengan
faktor biologis, psikologis
atau ekonomi.
5

Gangguan Pola tidur

NOC :

Batasan karakteristik :

Setelah dilakukan

Perubahan pola tidur

normal
ketidakpuasan tidur
menyatakan sering

terjaga
menyatakan tidak

tindakan keperawatan

Environment management
(Manajemen lingkungan)

selama 3 x 24 jam

Ciptakan lingkungan yang

gangguan pola tidur

nyaman untuk klien


Berikan tempat tidur dan

dapat teratasi.

merasa cukup istirahat Kriteria Hasil :


Faktor yang

jumlah jam tidur`

berhubungan :

meningkat (7-8jam)
perasaan segar

Gangguan (batuk)

NIC :

lingkungan yang bersih dan


nyaman
Berikan posisi tidur yang

diindikasikan

nyaman setelah
bangun tidur
pola tidur baik
kualitas tidur baik
gangguan tidur tidak
ada

membuat klien nyaman


Control kebisingan
Atur pencahayaan
Batasi pengunjung
Berikan satu ruangan jika

Steep Enchancement

monitor jumlah dan

kualitas tidur klien


instruksikan pasien untuk

tidur pada waktunya


identifikasi penyebab

kekurangan tidur pasien


diskusi dengan pasien dan
keluarga pasien untuk

meningkatkan teknik tidur


menentukan pola tidur

pasien
bantu untuk membuang
faktor stress sebelum tiba

waktu tidur
Instruksikan pasien
mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat

DAFTAR PUSTAKA

Amin muhammad, Hood Alsagaff. (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University
Press. Surabaya.
B.AC,Syaifudin, Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall. (1995).Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik. Edisi 6,
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi. 2. Penerbit
Buku KedokteranEGC. Jakarta.
Engram Barbara. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 1. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Ganong F. William. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.

Laboratorium Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR. (1994). Dasar Dasar Diagnostik Fisik Paru.
Surabaya.
Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan
/pendokumentasian Perawatan Pasien. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta.

KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN Tn. A
DENGAN DIAGNOSA TB PARU
Uraian kasus
Tn A umur 35 tahun mengeluh batuk berlendir bercampur darah , keluhan tersebut di rasakan
sudah 2 bulan yang lalu , kurang nafsu makan , sering terbangun saat tidur . Dari hasil observasi
di dapat hasil : Tingkat kesadaran : kompos mentis , bunyi nafas ronchi , sputum bercampu darah
, konjungtiva anemis dan hasil TTV : TD : 110/70 mmhg , SB : 36 C , N : 92x/m , R : 20x/m
Klasifikasi Data

Data Subjektif
Klien mengeluh batuk berlendir bercampur
darah
Klien mengatakan susah tidur
Klien mengatakan sering terjaga saat tidur
Klien mengatakan kurang nafsu makan

Data Objektif
KU lemah
Bunyi nafas ronchi
Sputum bercampur darah
Frekuensi nafas 20x/m
Klien Nampak batuk berdarah
Tampak lingkaran hitam dibawah mata
Konjungtiva anemis
Frekuensi tidur kurang lebih 5-6 jam

perhari
Vital sign :
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Suhu Badan : 36 C
Nadi
: 92x/Menit
Respirasi
: 20x/Menit
Porsi makan tidak di habiskan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Batasan karakteristik
- Dispneu penurunan suara napas

- Perubahan frekuensi dan irama nafas


- Produksi sputum
- Gelisah
Faktor yangberhubungan
- Mukus dalam jumah yang berlebihan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
Batasa karakteristik
- Berat badan 20% atau lebih di bawah ideal
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat
- Mudah merasa kenyang sesaat setelah mengunyah makanan
- Kelemahan otot di gunakan untuk menelan
Factor yang berhubungan
- Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan
3. Gangguan Pola Tidur
Batasan karakteristik
-

Perubahan pola tidur normal


Ketidakpuasan tidur
Mengatakan sering terjaga
Mengatakan tidak merasa cukup istirahat

Factor yang berhubungan


- Gangguan (batuk)

ANALISA DATA
N
O
1

DATA

ETIOLOGI

Ds :
Mycobacterium tuberculosis
-Klien mengeluh batu berlendir
bercampur darah
Inhalasi droplet

MASALAH
Bersihan jalan
napas tidak efektf

Do:
- ku lemah
Bunyi nafas ronchi
- Sputum bercampur darah
- Klien Nampak batuk
dengan lendir bercampur
darah

Ds :
- Klien mengeluh kurang
nafsu Makan
Do:
- ku lemah
Porsi makan tidak
Dihabiskan
- Berat badan
Sebelum sakit : 50 kg
Sesudah sakit : 43 kg
- klien tampak pucat

N
O
3

Saluran pernapasan atas

Bakteri yang besar bertahan


Di bronkus

Peradangan bronkus

Penumpukan secret

Tidak efektif

Secret tidak keluar saat


batuk

Bersihan jalan nafas tidak


efektif

Mycobacterium tuberculosis

Inhalasi droplet

Saluran pernapasan atas

Bakteri yang besar bertahan


Di bronkus

Peradangan bronkus

Penumpukan secret

Anoreksia , mual muntah

Perubahan nutrisi kurang


Dari kebutuhan tubuh

Perubahan nutrisi
kurang kurang
dari kebutuhan
tubuh

DATA

ETIOLOGI

MASALAH

Ds :
-Klien mengeluh susah tidur
-klien mengeluh sering terjaga
saat tidur

Mycobacterium tuberculosis

Inhalasi droplet

Gangguan pola
Tidur

Do :
Terdapat lingkaran hitam di
bawah mata
Pola tidur saat sakit kurang
lebih5-6 jam/hari
Pola tidur saat sehat kurang
lebih 8 jam

Saluran pernapasan atas

Bakteri yang besar bertahan


Di bronkus

Peradangan bronkus

Penumpukan secret

Secret keluar saat batuk

Batuk terus menerus

Gangguan pola tidur

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN TUBERKULOSIS PARU

N
o
1

Tujuan dan criteria

Diagnosa Keperawatan

Hasil

Bersihan Jalan Nafas


tidak Efektif

NOC :
Setelah dilakukan

Intervensi
NIC :
1.Buka jalan nafas,

Definisi: Ketidakmampuan

tindakan keperawatan

guanakan teknik

untuk membersihkan

selama 3 x 24 jam

pengangkatan atau

sekresi atau obstruksi dari

ketidakefektifan

mendorong rahang

saluran pernafasan untuk

bersihan jalan napas

mempertahankan

teratasi.

kebersihan jalan nafas.


Batasan Karakteristik :

dengan tepat.
2.Posisikan pasien
untuk

Kriteria Hasil :

memaksimalkan

ventilasi
Mendemonstrasika 3.Menghilangkan secret

Dispneu,Penurunan suara

n batuk efektif dan

dengan

nafas
Orthopneu
Cyanosis
Kelainan suara nafas (rales,

suara nafas yang

menyarankan batuk

wheezing)
Kesulitan berbicara
Batuk, tidak efekotif atau
tidak ada
Produksi sputum

bersih, tidak ada


sianosis dan
dyspneu
mampu

berhubungan:

pelan dan dalam


5.Memonitor kecepatan

mengeluarkan

ritme,kedalaman

sputum, mampu

dan usaha

bernafas dengan

pernapasan
6.Memonitoring

mudah, tidak ada


Faktor-faktor yang

atuk suction
4.menyarankan bernafas

pursed lips
Menunjukkan jalan
nafas yang paten

Mukus dalam jumah yang

(klien tidak merasa

berlebihan

tercekik, irama
nafas, frekuensi
pernafasan dalam

pernapasan berbunyi
seperti shoring
7.Menentukan apakah
dibutuhkan suction
dengan
mengauskultasi
bunyi nafas

rentang normal,
tidak ada suara
nafas abnormal)
2

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

NOC :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan

Definisi : Intake nutrisi

selama 3 x 24 jam

tidak cukup untuk

ketidakseimbangan

keperluan metabolisme

nutrisi kurang dari

tubuh.

kebutuhan tubuh

Batasan karakteristik :

Berat badan 20 % atau

lebih di bawah ideal


Membran mukosa dan

konjungtiva pucat
Kehilangan BB dengan
makanan cukup

Faktor-faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau mencerna
makanan atau
mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor
biologis, psikologis atau

teratasi.
Kriteria Hasil :

NIC :
1. Kaji adanya alergi
makanan
2. Menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
3. Anjurkan pasien
untuk
meningkatkan
protein dan vitamin

Adanya
peningkatan berat

C
4. Mengajarkan klien

badan sesuai

bagaimana

dengan tujuan berat

membuat catatan

badan ideal sesuai


dengan tinggi badan
Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda
tanda malnutrisi
Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti

makanan harian
5. Berikan makanan
yang terpilih
6. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
7. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan

ekonomi.
3

Gangguan Pola tidur

NOC :

NIC :

Batasan karakteristik :

Perubahan pola tidur

normal
ketidakpuasan tidur
menyatakan sering

terjaga
menyatakan tidak
merasa cukup istirahat

Faktor yang
berhubungan :
Gangguan (batuk)

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
gangguan pola tidur
dapat teratasi.
Kriteria Hasil :

1. Memonitoring
jumlah dan kualitas
tidur klien
2. Menginstruksikan
klien untuk tidur
pada waktunya
3. Mengidentifikasi
penyebab

jumlah jam tidur`

kekeraguan tidur

meningkat (7-8jam)
klien
perasaan segar
4. Mendiskusikan
nyaman setelah
bangun tidur
pola tidur baik
kualitas tidur baik
gangguan tidur
tidak ada

dengan klien dan


keluarga untuk
meningkatkan
teknik tidur
5. Menentukan pola
tidur klien
6. Membantu klien
untuk membuang
factor stress
sebelum tiba waktu
tidur
7. Menciptakan
lingkungan yang
nyaman

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

N
O

IMPLEMENTASI

EVALUASI

1.

Buka jalan nafas, guanakan teknik


pengangkatan atau mendorong rahang

S:
- Klien mengatakan batuk

dengan tepat d/h klien bernafas normal

berlendir bercampur darah

2.
Posisikan pasien untuk memaksimalka
n ventilasi d/h klien bernafas dengan
3.

normal
Menghilangkan secret dengan
menyarankan batuk atau suction d/h klien

4.
5.

telah berkurang

O:

batuk

- Klien batuk berlendir


bercampur darah telah

Menyarankan bernafas pelan dan dalam

berkurang
- KU. Sedang

d/h klien terlihat nyaman


Memonitor kecepatan, ritme, kedalaman
6.

dan usaha pernapasan d/h respirasi

A:
- Ketidakefektifan bersihan

20x/menit
7.

jalan nafas belum teratasi

Memonitoring pernapasan berbunyi seperti


shoring d/h tidak berbunyi shoring
Menentukan apakah di butuhkan sustion
dengan mengauskultasi bunyi nafas d/h
bunyi nafas ronchi

P:
- Lanjutkan Intervensi
1. Buka jaan nafas
2. Posisi pasien
3. Menghilangkan secret
4. Bernafas pelan
5. Memonitor kecepatan
ritme
6. Memonitoring
pernapasan
7. Mengauskultasi bunyi
nafas

NO

IMPLEMENTASI

EVALUASI

1.

Mengkaji adanya alergi makanan d/h klien


tidak mempunyai alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

2.

- Nafsu makan klien baik


- Porsi makan di habiskan

Menentukan jumlah kalori dan nutrisi


yang di butuhkan d/h klien mampu

3.

S:

O:

berkolaborasi.

- Klien tidak pucat


- Berat badan naik 2 kg

Menganjurkan klien untuk meningkatkan


protein dan vitamin C d/h untuk
4.

mengembalikan nutrisi yang hilang.

A:

Mengajarkan klien bagaimana membuat


5.

- Masalah kebutuhan nutrisi

catatan makanan harian d/h klien mampu

telah teratasi

membuatnya.
6.

Berikan makanan yang terpilih d/h nafsu


makan klien meningkat.

7.

Berikan informasi tentang kebutuhan


nutrisi d/h agar kebutuhan nutrisi
terpenuhi.
Mengkaji kemampuan klien untuk
mendapatkan nutrisi yang di butuhkan d/h
nutrisi klien sudah teratasi.

P:
- Pertahankan intervensi 1-7

NO

IMPLEMENTASI

1.

Memonitor jumlah dan kualitas tidur klien


d/h klien tidur hanya 5-6 jam/hari, kualitas

EVALUASI
S:
- Klien mengatakan susah

tidur kurang.

tidur mulai berkurang.

2.
Menginstruksikan klien untuk tidur pada
3.

waktunya d/h klien mau melakukannya.

O:

Mengidentifikasi penyebab kekeraguan

- Frekuensi tidur 7-8 jam/hari.


- Terdapat lingkaran hitam di

tidur pasien d/h klien susah tidur karena


4.

Mendiskusikan dengan klien dan keluarga


5.

bawah mata.

sering batuk.
A:

klien untuk meningkatkan tehnik tidur d/h


- Gangguan pola tidur telah

klien dan keluarga mengerti.


6.

dapat di tentukan.
7.

teratasi.

Menentukan pola tidur klien d/h pola tidur

Membantu klien untuk membuang factor


stress sebelum tiba waktu tidur d/h klien
Nampak nyaman sebelim tidur.
Menciptakan lingkungan yang nyaman d/h
klien dapat tertidur dengan nyaman

P:
- Pertahankan intervensi 1-7

Anda mungkin juga menyukai