ASMA BRONCHITIS
DISUSUN OLEH :
DIV KEPERAWATAN/II A
KELOMPOK 5
KARTO WISASTRO PAKI
MEYLAN HARYANTI UTINA
LIDYA MUSTAFA
LANI WULANDARI
MADE RADIASE
bronchial
adalah
penyakit
jalan
nafas
obstruktif
intermiten,
Dispnea (sesak nafas), terjadi karena pelepasan histamine dan leukotrien yang menyebabkan
kontraksi otot polos sehingga saluran nafas menjadi sempit.
Batuk, adalah reaksi tubuh untuk mengeluarkan hasil dari inflamasi atau benda asing yang
masuk ke saluran nafas.
Mengi (bengek), suara nafas tambahan yang terjadi akibat penyempitan bronkus.
4. Patofisiologi
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang
menyebabkan sukar bernapas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhiolus
terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga
terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk
membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini
menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya.
Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial
paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang
menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan
antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan
berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang
merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari
semua factor-faktor ini akan menghasilkan edema lokal pada dinding bronkhioulus kecil
maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos
bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.
Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama
inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar
bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah
akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi.
Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi
sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional
dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran
mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest. (Tanjung,
2003)
5. Klasifikasi
1. Berdasarkan episodik serangan asma dapat dibedakan :
a. Asma episodik yang jarang
Biasanya terdapat pada anak usia 3-6 tahun, serangan umumnya dicetuskan oleh infeksi
virus pada saluran nafas. Frekuensi serangan 3-4x / th. Lamanya serangan beberapa hari
dan langsung menjadi sembu. Gejala menonjol pada malam hari dapat berlangsung 3-4
hari, sedangkan batuk 10-14 hari, serangan tidak ditemukan kelainan
b. Asma eposodik sedang
2/3 golongan ini serangan pertama timbul usia sebulan sampai 3 tahun, serangan
berhubungan dengan infeksi saluran nafas akut, pada usia 5-6 tahun dapat terjadi serangan
tanpa infeksi yang jelas
c. Asma kronik/persisten
Serangan pertama terjadi pada usia 6 bulan (25%), sebelum usia 3 tahun (75%), pada 2
tahun pertama (50%) biasanya serangan episodik pada usia 5-6 tahun akan lebih jelas
terjadi obstruksi jalan nafas yang persisten dan hampir selalu terdapat wheezing setiap hari.
Pada malam hari sering terganggu oleh batuk/wheezzing dan waktu ke waktu serangan
yang berat dan sering memerlukan perawatan rumah sakit.
2. Berdasarkan Keparahan Penyakit
a. Asma intermiten
Gejala muncul < 1 kali dalam 1 minggu, eksaserbasi ringan dalam beberapa jam atau hari,
gejala asma malam hari terjadi < 2 kali dalam 1 bulan, fungsi paru normal dan
asimtomatik di antara waktu serangan, Peak Expiratory Folw (PEF) dan Forced
Expiratory Value in 1 second (PEV1) > 80%
b. Asma ringan
Gejala muncul > 1 kali dalam 1 minggu tetapi < 1 kali dalam 1 hari, eksaserbasi
mengganggu aktifitas atau tidur, gejala asma malam hari terjadi > 2 kali dalam 1 bulan,
PEF dan PEV1 > 80%
d. Pemeriksan uji faal paru dengan spirometri akan membantu menunjukkan adanya
obstruksi saluran pernafasan
e. Pada saat serangan asma kadang-kadang dilakukan tindakan pemeriksaan gas darah.
8. Penatalaksanaan
1. Pendidikan / Edukasi Kepada Penderita Dan Keluarga
Pengobatan yang efektif hanya mungkin berhasil dengan penatalaksanaan yang
komprehensif, dimana melibatkan kemampuan diagnostik dan terapi dari seorang dokter
Puskesmas di satu pihak dan adanya pengertian serta kerjasama penderita dan keluarganya
di pihak lain. Pendidikan kepada penderita dan keluarganya adalah menjadi tanggung jawab
dokter Puskesmas, sehingga dicapai hasil pengobatan yang memuaskan bagi semua pihak.
Beberapa hal yang perlu diketahui dan dikerjakan oleh penderita dan keluarganya
adalah :
a. Memahami sifat-sifat dari penyakit asma :
Bahwa penyakit asma bisa disembuhkan tetapi pada suatu saat oleh karena
faktor tertentu bisa kambuh lagi.
Inhalan : debu rumah, bulu atau serpihan kulit binatang anjing, kucing, kuda dan
spora jamur.
Keadaan udara : polusi, perubahan hawa mendadak, dan hawa yang lembab.
Penderita dan keluarga sebaiknya mampu mengidentifikasi hal-hal apa saja yang memicu
dan memperberat serangan asma penderita. Perlu diingat bahwa pada beberapa pasien,
faktor di atas bersifat individual dimana antara pasien satu dan yang lainnya tidaklah sama
tetapi karena hal itu sulit untuk ditentukan secara pasti maka lebih baik untuk menghindari
faktor-faktor si atas. (Medlinux,2008)
c. Memahami faktor-faktor yang dapat mempercepat kesembuhan, membantu
perbaikan dan mengurangi serangan :
(bersifat individual).
Segera berobat bila sakit panas (infeksi), apalagi bila disertai dengan batuk
dan pilek.
Minum obat secara teratur sesuai dengan anjuran dokter, baik obat
simptomatis maupun obat profilaksis.
Pada waktu serangan berusaha untuk makan cukup kalori dan banyak minum air
hangat guna membantu pengenceran dahak.
d. Memahami kegunaan dan cara kerja dan cara pemakaian obat obatan yang
diberikan oleh dokter :
e. Mampu menilai kemajuan dan kemunduran dari penyakit dan hasil pengobatan.
f. Mengetahui kapan self treatment atau pengobatan mandiri harus diakhiri dan
segera mencari pertolongan dokter.
Penderita dan keluarganya juga harus mengetahui beberapa pandangan yang salah
tentang asma, seperti :
1. Bahwa asma semata-mata timbul karena alergi, kecemasan atau stres, padahal keadaan
bronkus yang hiperaktif merupakan faktor utama.
2. Tidak ada sesak bukan berarti tidak ada serangan.
3. Baru berobat atau minum obat bila sesak nafas saja dan segera berhenti minum
obat bila sesak nafas berkurang atau hilang.
9. Pencegahan
Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan
yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah
raga
KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN Nn. G
DENGAN DIAGNOSA ASMA BRONKHIAL
Uraian Kasus
Nn. G 23 tahun dengan keluhan napasnya sesak saat beraktivitas, klien juga batuk berdahak. Dari
hasil pengkajian klien mengeluh sesak, batuk berdahak dengan dahak berwarna putih, klien
mngeluah kurang nafsu makan, mual muntah , Klien mengeluh susah tidur
Dari hasil observasi didapatkan hasil: tingkat kesadaran: kompos mentis, suara napas klien
terdengar wheezing, dan sputum berwarna putih kental.dan hasil TTV: TD = 130/70 mmHg, RR
= 36x/menit, HR = 76x/menit, suhu = 37o C.
Klasifikasi Data
Data subejektif
Klien mengeluh
napasnya
sesak
beraktivitas
Klien batuk berdahak
Klien mengeluh batuk berdahak
Klien mengeluh tidak nafsu makan
Klien mengeluh susah tidur
Klien mengeluh mual muntah
Klien sukar bergerak karena sesak nafas
Data Objektif
saat KU lemah
Kesadaran compos mentis
Klien nampak sesak,
Klien batuk berdahak, sputum warna putih
kental
Adanya suara nafas tambahan (wheezing)
Klien tidak menghabiskan makanannya
Klien tampak bingung dan gelisah
BB menurun
Konjungtivas anemis
TTV : TD : 130/70 mmHg
R : 36x/menit
Nadi : 76x/menit
SB : 37c
ANALISA DATA
Data
Ds :
- Klien mengeluh napasnya
sesak saat beraktivitas
- Klien mengeluh batuk
Etiologi
Reaksi anti gen
Masalah
Bersihan jalan nafas tidak
efektif
berdahak
Do:
- Adanya
suara
nafas
tambahan (wheezing)
- R : 36x/menit
Sekresi meningkat
Asma Bronkhial
Sukar bernafas.
Anoreksia
BB me
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan.
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
DS:
- Klien sukar bergerak karena
sesak nafas
DO :
- KU lemah
- Klien tampak sesak nafas
- R : 36x/menit
Asma Bronkhial
Kontraksi
Inspirasi
Spastis
adekuat, eks
otot polos
pirasi ade
bronkheolus. kuat
Sukar ber
Udara terpe
nafas.
rangkap
Dispnea,
Kapasitas
nafas cepat
Residu dan
dan dangkal. Volume re
sidu me
Susah ber
aktivitas.
pengguna
an otot ban
tu nafas
Kelemahan
Intoleran Aktifitas
Intololeran aktivitas
Diagnosa Nanda
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan tachipnea, peningkatan produksi
2.
Diagnosa Nanda
BERSIHAN
JALAN
NOC
Tujuan dan Evaluasi
NAFAS NOC :
patency
Aspiration control
TIDAK EFEKTIF
dari
saluran
pernapasan
untuk
Batasan Karakteristik:
Mendemonstrasikan batuk
-Orthopneu
- Cynosis
Kelainan
Intervensi
NIC
Airway suction
suara
nafas
suctioning
Informasikan pada klien dan
wheezing
- Kesulitan berbicara
pursed lips)
Menunjukan jalan nafas yang
melakukan tindakan.
(rales,
Kriteria hasil :
nafas.
NIC
Airway management
memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas
- Gelisah
buatan.
Keluarkan secret dengan batuk
nafas
abnormal)
Mampu mengidentifikasi dan
atau suction
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
infeksi
- Fisiologis : disfungsi
neuromuskular, hiperplasia dinding
bronkus, alergi jalan nafas, asma
- Obstruksi
jalan
nafas,
sekresi
tertahan,
buatan,
sekresi
bronkus,
NOC :
Nutrition Management
fluid intake
Nutritional status : nutrient
KEBUTUHAN TUBUH
Definis : Itake nutrisi tidak cukup
intake
untuk menelan/mengunyah
Kriteria Hasil :
dibutuhkan
Yakinkan diet yang dimakan
kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
Menunjukan peningkatan
Nutrition Monitoring
pucat
- Kelemahan otot yang digunakan
NIC :
mencegah konstipasi
Anjurkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian
Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
Monitor adanya penurunan
menelan
Tidak terjad penurunan yang berarti
berat badan
Jadwalkan pengobatan dan
tindakan selama jam
makan
sensasi rasa
- Perasaan ketidakmampuan untuk
menguyah makanan
- Kehilangan BB dan makanan cukup
- Keenggangan untuk makan
- Kram pada abdomen
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa
patologi
- Kurang berminat dengan makanan
- Pembulu darah kapiler mulai rapuh
- Suara usus hiperaktif
- Kurangnya informasi, misinformasi
Faktor yang berhubungan:
- Ketidak mampuan pemasukan atau
mencerna makanan atau
mengabsopsi zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor, biologis,
psikologi, ekonomi
INTOLERAN AKTIVITAS
Definisi : Ketidakcukupan
energi fisiologis atau
psikologis untuk melanjutkan
atau menyelesaikan aktivitas
NOC :
Energy conservation
Self Care : ADL
harus dilakukan
disertai peningkatan
tekanan darah, nadi dan
RR
Mampu melalukan aktivitas
Observasi adanya
pembatasan klien dalam
Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa
Subjektif
Energy Management
Kriteria Hasil :
Batasan Karakteristik :
NIC :
melakukan aktivitas
Kaji adanya factor yang
menyebabkan kelelahan
Monitor pasien akan
adanya kelelahan fisik
dan emosi secara
berlebihan
Ketidaknyamanan atau
mandiri
pasien
Objektif
Frekuensi jantung atau
tekanan darah tidak normal
Activity Therapy
mengidentifikasi
aktivitas
Faktor yang
dilakukan
Bantu untuk
Berhubungan :
mendapatkan alat
Kelemahan umum
Ketidakseimbangan antara
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
d/h klien masih di
tempat tdr dan hanya
bisa memiringkan badan
IMPLEMENTASI
1. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
suctioning d/h terdengar suara nafas tambahan
ronchi dan wheezing
2. Informasikan pada klien dan keluarga tentang
suctioning d/h klien mengerti
3. Minta klien nafas dalam sebelum suction
dilakukan d/h klien melakukannya
4. Monitor status oksigen pasien d/h dilakukan
5. Gunakan alat yang steril setiap melakukan
EVALUASI
S : - Klien merasakan sesak nafas
- Klien mengatakan masih berlendir
O : - Klien nampak sesak
- Klien nampak batuk berlendir
- Terdengar ronchi dan wheezing
A: Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan Intervensi
1. Auskultasi suara nafas
2. Informasikan pada klien dan keluarga
tentang suctioning
3. Minta klien nafas dalam sebelum
suction dilakukan
4. Monitor status oksigen pasien
5. Gunakan alat yang steril setiap
melakukan tindakan.
6. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi
7. Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan.
8. Keluarkan secret dengan batuk atau
suction
9. Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan
d/h dilakukann
6. Monitor adanya penurunan berat badan d/h
7.
O: - KU lemah
- Klien tidak menghabiskan makanannya
- BB menurun
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan Intervensi
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
3. Yakinkan diet yang dimakan
harian
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
kalori
5. Monitor adanya penurunan berat badan
6. Jadwalkan pengobatan dan tindakan
selama jam makan
3
S :
nafas
O : - KU lemah
- Klien tampak sesak nafas
- R : 36x/menit
A: Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan Intervensi
1. Observasi adanya pembatasan
klien dalam melakukan
aktivitas
2. Kaji adanya factor yang
menyebabkan kelelahan
3. Monitor pasien akan adanya
kelelahan fisik dan emosi
secara berlebihan
4. Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
5. Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan
6. Bantu untuk mendapatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
roda, krek
7. Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
DAFTAR PUSTAKA
Bruner dan Suddarth, 2000. Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah,
terjemahan, EGC, Jakarta.\
Andra and Yessie, 2013. KMB 1 (Keperawatan Dewasa). Bengkulu : Nurha
Medika
http://www.slideshare.net/septianraha/asma-bronchial