Anda di halaman 1dari 26

Obat Jantung ( Kardiaka)

1.1 Pengertian Obat Jantung ( Kardiaka )


Obat-obat jantung atau kardiaka adalah obat-obat yang secara langsung dapat memulihkan fungsi otot jantung yang terganggu ke keadaan normal.

1.2 Gangguan-gangguan Jantung


1) Infark Jantung Infark jantung atau trombosis koroner, umumnya disebut serangan jantung, adalah keadaan tersumbatnya suatu cabang pembuluh jantung yang menyalurkan darah ke jantung oleh gumpalan darah beku. 2) Angina Pectoris Angina pectoris adalah gangguan yang timbul karena hipoxia ( kekurangan oksigen) otot jantung karena kelelahan fisik atau emosional dan dapat juga disebabkan oleh penciutan arteri jantung, infark, kejang-kejang atau adanya tachycardia tertentu, anemia hebat atau penciutan aorta. Angina pektoris ialah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada tersebut biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas dan segera hilang bila aktivitas dihentikan. Merupakan kompleks gejala tanpa kelainan morfologik permanen miokardium yang disebabkan oleh insufisiensi relatif yang sementara di pembuluh darah koroner. Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang atau ke daerah abdomen. Penyebab angina pektoris adalah suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium dibandingkan kebutuhan. Jika beban kerja suatu jaringan meningkat maka kebutuhan oksigen juga meningkat; pada jantung yang sehat, arteria koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung; namun jika arteria

koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat arterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemi miokardium; sel-sel miokardium mulai menggunakan glikolisis anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Cara ini tidak efisien dan me-nyebabkan terbentuknya asam laktat. Asam laktatmenurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri yang berkaitan dengan angina pektoris. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali ke proses fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya penimbunan asam laktat, maka nyeri angina pektoris mereda. 3) Aritmia Adalah gangguan ritme berupa kelainan dalam frekuensi denyut jantung karena serambi dan bilik berdenut lebih cepat atau lebih lambat dari normal. Dapat pula terjadi karenaterjadinya kekacauan dalam ritme denyutan jantung. 4) Gagal Jantung Terjadi bila jantung tidak dapat lagi memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Seperti setiap pompa mekanis, gagal jantung terjadi bila jantung bekerja tidak terlalu keras untuk waktu yang lama. Dalam hal ini jantung tidak dapat memompa darah beroksigen yang cukup untuk metabolik tubuh. Strategi pengobatan farmakologik meliputi perbaikan kontraktilitas miokardial atau penurunan kerja jantung. Tujuan utama pengobatan gagal jantung adalah : 1. Mengurangi beban jantung

Dengan istirahat, maka kerja jantung akan sedikit berkurang, dengan penurunan berat badan maka dapat mengurangi bantalan-bantalan lemak di sekitar jantung yang menghimpitnya, yang menyebabkan ruang detak jantung berkurang. Pembatasan asupan garam, karena asupan garam dapat meningkatkan hipertensi (darah tinggi) dalam tubuh. 2. Meningkatkan kontraktilitas miokardial dengan glikosida jantung Glikosida jantung walupun mekanismenya belum jelas, namun terbukti obat-obat ini menghambat ATPase natrium-kalium dan meningkatkan pelepasan kalsium intrasel dari reticulum sarkoplasma. 3. Menekan preload dan afterload Preload (menurunkan beban awal) adalah volume darah yang mengisi ventrikel selama diastolik. Peningkatan beban awal menyebabkan pengisian berlebih pada jantung yang meningkatkan beban kerja. Sedangkan afterload (menurunkan beban akhir) adalah menunjukkan tekanan yang harus diatasi agar jantung dapat memompa darah yang baru teroksigenasi ke dalam sistem arterial. 4. Antiaritmia untuk memperbaiki frekuensi dan kelainan irama jantung Aritmia terjadi akibat meningkatnya otomatisitas (kemungkinan karena depolarisasi spontan), blok jantung parsial atau total yang disebabkan efek perlambatan nodus AV. Obat-obat yang digunakan untuk pengobatan gagal jantung, dibedakan atas 3 golongan, yaitu : 1. Obat-obat inotropik : a) Glikosida jantung : digitalis, digoksin, digitoksin, quabain, strophantin K

b) Agonis adrenergik : dobutamin c) Inhibitor fosfodiesterase : milrinon, amrinon 2. Diuretika : furosemid, hidroklorotiazid, metolazon, bumetanid 3. Vasodilator : kaptropil, hidralazin, isosorbid, natrium nitroprusid, lisinopril 5) Shock Adalah salah satu komplikasi dari infark jantung yang sangat ditakuti karena biasanya berakibat fatal. Sebabnya adalah karena tahycardia yang hebat, mycocarditis dan sebagainya.

1.3 Penggolongan Obat Jantung


Berdasarkan efeknya atas jantung, kardiaka dapat dibagi dalam 3 (tiga) golongan, yakni : 1. Kardiotonika a. Glikosida Jantung Khasiatnya adalah memperkuat kontraktilitas otot jantung (efek inotrop positif), terutama digunakan pada gagal jantung untuk memperbaiki fungsi pompanya. Kelompok kardiotonika terdiri dari : glikosida jantung (digoksin, metildigoksin, digitoksin),

dopaminergika (dopamine, ibopamin, dobutamin) dan penghambat fosfodiesterase (amrinon, milrinon). Glikosida jantung memiliki gugus gula khas pada strukturnya. Oleh penduduk Afrika dan Amerika Selatan, glikosida jantung banyak digunakan untuk racun panah. Efek farmakologi terutama terhadap jantung. Glikosida jantung ditemukan pada beberapa keluarga tumbuhan : Apocynaceae, Liliaceae, Moraceae dan Ranunculaceae. Sumber glikosida jantung yang utama dalam perdagangan adalah dari genus Digitalis dan Strophantus. Genus ini juga merupakan

sumber saponin. Contohnya senyawa digitonin (aglikon: digitoksigenin) dari Digitalis purpurea. Glikosida jantung alamiah dapat diperoleh dari berbagai tanaman, antara lain: a) Folia digitalis purpurea : digitoksin, gitoksin, gitalin b) Folia digitalis lanata : Lanatosid A (hidrolisa menghasilkan digitoksin), lanatosid B (hidrolisa menghasilkan gitoksin), lanatosid C (hidrolisa menghasilkan digoksin). c) Stofantus gratus : quabain d) Strofantus kombe : strofantin e) Urginea maritma (ganggang laut) : skilaren (zat aktif yang memacu kerja jantung) Semua glikosida jantung mempunyai efek : 1. Meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung (kerja inotropik positif) 2. Memperlambat frekuensi denyut jantung (kerja kronotropik negatif) 3. Menekan hantaran rangsang (kerja dramatropik negatif) 4. Menurunkan nilai ambang rangsang. Mekanisme kerja : Glikosida jantung bekerja menghambat enzim Natrium-kalium ATPase pada reseptor di membran sel, khusunya di miokardium, pertukaran ion-ion Na+ K+ diubah menjadi pertukaran ion-ion Na+ Ca++, meningkatkan influks Ca menjadi protein kontraktil Cadependen pada sel otot jantung. Farmakokinetik :

Bioavailabilitas preparat oral sangat bervariasi, sehingga perlu memonitor kadarnya dalam serum. Adsorbsinya dihambat oleh adanya makanan dalam saluran cerna. Derajat adsorbsi lanatosid C adalah 50%, tepung dan tincture digitalis 20%, digoksin 50%, digitoksin 100%. Jadi, pada digitoksin seluruhnya diadsorbsi masuk ke dalam darah, sama seperti pada pemberian IV. Ekskresi berbeda-beda menurut jenis masing-masing. Indikasi klinik glikosida digitalis untuk lemah jantung kongestif dan untuk depresi nodus AV. Macam-macam obat yang termasuk glikosida jantung : Digoksin Digoksin meningkatkan influks kalsium ke dalam sel-sel miokardial. Digoksin adalah glikosida jantung yang paling sering digunakan, terutama untuk alasan farmakokinetik. Bila membandingkan obat-obat ini sangat berguna untuk mengaitkan digitoksin dengan lebih banyak dan lebih lama(Digitoksin mempunyai huruf lebih banyak disbanding digoksin, membuatnya menjadi kata yang lebih panjang). Cara Kerja : Khasiat digoksin yang terpenting adalah efek inotrop positif, yakni memperkuat kontraksi jantung, sehingga volume pukulan, volume menit dan diuresis diperbesar, serta jantung yang membesar dapat mengecil lagi. Frekuensi denyutan juga diturunkan (efek kronotrop negatif) akibat stimulasi nervus vagus. Hal ini berbeda dengan banyak zat inotrop positif lain. Efek yang tak diinginkan : digoksin intoksikasi digitalis (tanda-tanda toksisitas terjadi pada 10-25% pasien yang mendapat digitalis. Toksisitas sering kali fatal dan terjadi lebih sering pada pasien yang mendapat tiazid/diuretic boros-kalium lain), bradikardi, blok nodus AV/SA, aritmia. Juga anoreksia, mual, muntah, diare, sakit kepala, kelelahan, malaise, gangguan visual dan ginekomastia. Peningkatan resistensi perifer dapat meningkatkan beban kerja jantung, memperburuk kerusakan iskemik. Digitoksin

Digitoksin, mempunyai waktu paruh lebih panjang, lebih banyak diadsorbsi dari saluran cerna, lebih banyak terikat protein dan dimetabolisme lebih luas sebelum ekskresi. Sedangkan digoksin tidak dimetabolisme sama sekali. Mekanisme kerja dan efek yang tak diinginkan sama dengan digoksin, sedangkan indikasinya jarang digunakan karena waktu paruh panjang (bila timbul toksisitas, sulit mengeluarkan obat aktif dari tubuh). Berguna pada pasien dengan gagal ginjal karena tidak dapat mengekskresi digoksin. b. Agonis adrenergik Dobutamin Dobutamin, meningkatkan produksi cAMP dengan mengikat reseptor adrenergik . Mekanisme kerjanya agonis adrenergik yang memilih reseptor . Dengan dosis sedang, meningkatkan kontraktilitas tanpa meningkatkan frekuensi jantung atau tekanan darah. Efek minimal pada pembuluh darah. Indikasinya untuk meningkatkan curah jantung pada gagal jantung kronik. Dapat digunakan dengan obat penurun beban akhir. Juga digunakan untuk mengobati syok. Efek tak diinginkan, takikardi, hipotensi, mual, sakit kepala, palpitasi, gejala angina, dispnea aritmia ventrikel. c. Inhibitor fosfodiesterase Amrinon Amrinon, menghambat degradasi cAMP (cAMP adalah pembawa pesan biokimia yang merangsang jantung. Mekanisme kerjanya menghambat fotodiesterase/enzim yang memecahkan cAMP). cAMP meningkatkan ambilan kalsium, meningkatkan

kontraktilitas isi sekuncup, fraksi ejeksi dan kecepatan sinus. Menurunkan resistensi perifer. Indikasinya ditambahkan pada terapi digoksin bila gagal jantung menetap meskipun telah diberi digoksin. Efek tak diinginkan, intoleransi saluran cerna, hepatotoksisitas, demam, trombositopenia reversibel (20%).

Milrinon Milrinon, mekanisme kerjanya 20 kali lebih paten disbanding amrinon. Kerjanya sama. Indikasinya mirip amrinon, sedangkan efek tak diinginkannya efek samping sangat sedikit. Pernah dilaporkan sakit kepala dan pemburukan angina. 2. Obat angina pektoris Mempunyai daya vasodilatasi atau memperlambat frekuensi jantung. Kelompok obat angina pektoris dibagi menjadi : vasodilator koroner (nitrogliserin, isosorbid-dinitrat, dipiridamol), beta-bloker (sotalol, labetolol), dan antagonis-Ca (nifedipin, verapamil, diltiazem). a. Vasodilator Koroner Memperlebar arteri jantung, memperlancar pemasukan darah beserta oksigen, sehingga meringankan beban jantung. Berkhasiat relaksasi otot pembuluh darah, bronkus, saluran empedu, lambung dan usus serta saluran kemih. Obat pilihan utama adalah nitroglierin. Nitrat menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah, terdapat dalam bentuk short-acting dan long-acting. Sebuah tablet nitroglycerin yang diletakkan di bawah lidah (sublingual) biasanya akan menghilangkan gejala angina dalam waktu 1-3 menit, dan efeknya berlangsung selama 30 menit. Penderita stable angina kronik harus selalu membawa tablet atau semprotan nitroglycerin setiap saat.Menelan sebuah tablet sesaat sebelum melakukan kegiatan yang diketahui penderita dapat memicu terjadinya angina, akan sangat membantu penderita. Nitroglycerin tablet juga bisa diselipkan diantara gusi dan pipi bagian dalam atau penderita bisa menghirup nitroglycerin yang disemprotkan ke dalam mulut; tetapi yang banyak digunakan adalah pemakaian nitroglycerin tablet sublingual. Nitrat long-acting diminum sebanyak 1-4

kali/hari. Nitrat juga terdapat dalam bentuk plester dan perekat kulit, dimana obat ini diserap melalui kulit selama beberapa jam. Nitrat long-acting yang dikonsumsi secara rutin bisa segera kehilangan kemampuannya untuk mengurangi gejala.Oleh karena itu sebagian besar ahli menganjurkan selang waktu selama 8-12 jam bebas obat untuk mempertahankan efektivitas jangka panjangnya. Obat yang termasuk dalamgolongan ini antara lain adalah : Nitroglycerine dan Dipiridamol. b. Beta Bloker Zat ini memperlambat pukulan jantung (bradikardi, efek kronotrop negatif). Di samping itu juga dapat meningkatkan peredaran darah karena bradikardi akan memperpanjang waktu diastole. Obat ini mempengaruhi efek hormon epinephrine dan norepinephrine pada jantung dan organ lainnya. Beta blocker mengurangi denyut jantung pada saat istirahat. Selama melakukan aktivitas, beta-blocker membatasi peningkatan denyut jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen. Beta-blocker dan nitrat telah terbukti mampu mengurangi kejadian serangan jantung dan kematian mendadak Obat yang termasuk kedalam golongan ini antara lain : Propanolo, Acebutolol, Bisoprolol, dll. c. Antagonis Kalsium Zat ini memblok Calcium-channels di otot polos arterial dan menimbulkan relaksasi dan vasodilatasi perifer (efek kronotrop negatif). Obat ini mencegah pengkerutan pembuluh darah dan bisa mengatasi kejang arteri koroner.

Antagonis kalsium juga efektif untuk mengobati variant angina. Beberapa antagonis kalsium bisa memperlambat denyut jantung. Obat ini juga bisa digabungkan bersama betablocker untuk mencegah terjadinya episode takikardi (denyut jantung yang sangat cepat). Yang termasuk kedalam antagonis kalsium antara lain Verapamil, Nifedipine dan Diltiazem. d. Antiangina golongan Antiplatelet Platelet adalah suatu faktor yang diperlukan untuk terjadinya pembekuan darah bila terjadi perdarahan. Tetapi jika platelet terkumpul pada ateroma di dinding arteri, maka pembentukan bekuan ini (trombosis) bisa mempersempit atau menyumbat arteri sehingga terjadi serangan jantung. Aspirin terikat pada platelet dan mencegahnya membentuk gumpalan dalam dinding pembuluh darah, jadi aspirin mengurangi resiko kematian karena penyakit arteri koroner. Penderita yang alergi terhadap aspirin, bisa menggunakan triklopidin. Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah aspirin. 3. Antiaritmika Adalah obat-obat yang dapat menormalisasi frekuensi dan ritme pukulan jantung. Disamping menururunkan frekuensi denyutan jantung (efek chrontrop negatif), umumnya obat-obatan ini juga mengurangi daya kontraksi jantung (efek inotrof positif). Khasiatnya adalah meniadakan kelainan irama jantung. Berdasarkan mekanisme kerjanya, pengobatan aritmia dibagi menjadi empat golongan, yaitu : 1. Zat-zat dengan daya anastetik lokal, disebut juga efek kinidin atau efek stabilisasi membran. Zat ini mengurangi kepekaan membran sel-sel jantung untuk rangsangan dengan jalan menghambat pemasukan inon natrium di membran dan memperlambat depolarisasinya. Akibatnya ritme dan frekuensi jantung menjadi normal kembali. Termasuk zat ini adalah, antara lain:

a) Kuinidin Berefek pada stabilisasi membran, anti kolinergis, kronotrop negatif dan inotrop negatif. Wanita hamil tidak boleh menggunakan zat ini karena bersifat teratogenik. b) Lidokain Anestetikum lokal ini berkhasiat anti aritmia berdasarkan stabilisasi membran. Tetapi, berbeda dengan kinin, masa refrakter dan penyaluran impulsnya dipersingkat tanpa mengurangi daya kontraksi jantung. 2. Zat perintang reseptor beta adrenergik atau beta blockers, yang mengurangi aktivitas saraf adrenergik di otot jantung, sehingga frekuensi dan daya kontraki jantung menurun. Contohnya : Timolol dan Propanolol. 3. Zat yang memperpanjang masa refrakter, dengan jalan memperpanjang aksi potensial. Contohnya : a) Sotalol b) Amiodaron Berkhasiat anti aritmia, anti adrenergis dan vasodilatasi. Wanita hamil tidak boleh menggunakan amiodaron karena dapat menyebabkan struma pada janin. 4. Antagonis kalsium, contohnya : Verapamil, Nifedipine, Diltiazem.

OBAT JANTUNG ( DIGOXIN )

Deskripsi: Digoxin diperoleh dari daun tumbuhan digitalis (daun-daunan yang dipakai sebagai obat memperkuat jantung). Digoxin membantu membuat detak jantung lebih kuat dan dengan irama yang lebih teratur. Komposisi : Tiap tablet mengandung digoksin 0,25 mg. Kemasan : Botol berisi 100 tablet Kotak berisi 10 strip @ 10 tablet Mekanisme Kerja Obat : Digoksin merupakan prototipe glikosida jantung yang berasal dari Digitalis lanata. Mekanisme kerja digoksin melalui 2 cara, yaituefek langsung dan tidaklangsung. Efek langsung yaitu meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung (efek inotropik positif). Hal ini terjadi berdasarkan penghambatan enzim Na+, K+ -ATPasedan peningkatan arus masuk ionkalsium keintra sel. Efektidak langsung yaitu pengaruh digoksin terhadap aktivitas saraf otonom dan sensitivitas jantung terhadap neurotransmiter. Indikasi : Untuk payah jantung kongestif, fibrilasi atrium, takikardia atrium proksimal dan flutter atrium. Kontra indikasi : BlokAVtingkat 2 dan blok AVtotal. Aritmia supra ventrikular yang disebabkan sindroma Wolff - Parkinson - White. Fibrilasi ventrikel. Hipersensitif terhadap digoksin dan penderita dengan riwayat intoleransi terhadap preparat digitalis. Posologi : Dewasa:

Dosis digitalisasi rata-rata 3-6 tablet sehari dalam dosis terbagi. Untuk digitalisasi cepat dimulai2 - 3 tablet, diikuti 1 -2 tablet tiap 6-8 jam sampai tercapai digitalisasi penuh. Untuk digitalisasi lambat dan dosis penunjang 1/2-2 tablet sehari (1/2 - 1 tablet pada usia lanjut), tergantung pada berat badan dan kecepatan bersihan kreatinin. Dosis harusdikurangi pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal. Anak-anak dibawah 10 tahun : 0.025 mg/kg BB sehari dalam dosis tunggalatau terbagi. Peringatan dan Perhatian : Dosis lebih rendah pada pasien dengan berat badan rendah.usia lanjut, hipokalemia dan hipotiroid. Setelah pemberian selama 14 hari, dosis hams diturunkan dan disesuaikan dengan respon pasien. Hati-hati pemberian pada ibu hamil dan menyusui. Hati-hati pemberian pada penderita gagal jantung yang menyertai glomerulonefritis akut, karditis berat, gangguan fungsi ginjal sedang sampai berat, hipokalsemia, hipomagnesemia, aritmia atrium yang disebabkan keadaan hipermetabolik, penyakit nodus SA, Sindroma Wolff Parkinson - White, perikarditis konstriktif kronik, bayi neonatus dan bayi prematur. Blok AV tidak lengkap pada pasien dengan serangan Stokes - Adams dapat berianjut menjadi Blok AV lengkap. Jangan digunakan untuk terapi obesitas atau takikardia sinus, kecuali jika disertai gagal jantung. Digoksin dapat menimbulkan perubahan ST-T yang pgsitjf semu pada EKG selama testlatihan. Anoreksia, mual, muntan dan aritmia dapat merupakan gejala penyerta gagal jantung atau gejalagejala keracunan digitalis. Bila timbul keracunan digitalis maka pemberian obat digitalis dandiuretik dihentikan. Efek Samping : Dapat terjadi anoreksia, mual, muntah dan sakitkepala. Gejala toksik pada jantung : kontraksi ventrikel prematur multiform atau unifocal,takikardia ventrikular, desosiasi AV, aritmia sinus, takikardia atrium dengan berbagai derajat blokAV. Gejala neurologik : depresi, ngantuk, rasa lemah, letargi, gelisah, vertigo, bingung dan halusinasi visual. Gangguan pada mata: midriasis, fotofobia, dan berbagai gangguan visus. Ginekomastia, ruam kulit makulopopularatau reaksikulit yang lain. Interaksi Obat : Kuinidin, verapamil, amiodarondan propafenon dapat meningkatkan kadar digitalis. Diuretik, kortikosteroid, dapat menimbulkan hipokalemia, sehingga mudah terjadi intoksikasi digitalis. Antibiotik tertentu menginaktivasi digoksin melalui metabolisme bakterial di usus bagian bawah. Propantelin, difenoksilat, meningkatkan absorpsi digoksin. Antasida, kaolin-peptin, sulfasalazin, neomisina, kolestiramin, beberapa obat kanker, menghambat absorpsi digoksin. Simpatomimetik, meningkatkan resiko aritmia. Beta - bloker, kalsium antagonis, berefek aditif dalam penghambatan konduksiAV. Cara Penyimpanan : Simpan di tempat sejuk dan kering, dalam wadah tertutup rapat. Adapun Tanggung jawab perawat dalma pemberian obat adalah : Begitu besar peran perawat dalam pemberian obat, perawat harus benar-benar memastikan pasien dan obat yang akan diberikan kepada pasien, jangan sampai pasien salah mendapatkan obat, selain itu juga perawat harus memahami efek dan efek samping dari obat yang bisa

1. 2. 3. 4.

a) b) c) d)

disesuiakan dengan kondisi/penyakit pasien, untuk lebih jelaskan maka akan diuraikan dibawah ini tentang peran perawat dalm pemberian obat kepada pasien. Perawat terampil & tepat saat memberikan obat. Tidak sekedar memberikan pil untuk diminum atau injeksi obat melalui pembuluh darah, namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting untuk dimiliki perawat. Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan dengan mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan. Dengan demikian : perawat membantu klien membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama tenaga kesehatan lainnya. Obat adalah substansi yang berhubungan fungsi fisiologis tubuh dan berpotensi mempengaruhi status kesehatan. Pengobatan / medikasi adalah obat yang diberikan untuk tujuan terapeutik / menyembuhkan. Obat dapat diklasifikasikan melalui beberapa cara, antara lain berdasarkan : bahan kimia penyusunnya, efek yang ditimbulkan baik didalam laboratorium maupun tubuh manusia. Dalam pemberian obat, perawat harus memperhatikan hal berikut : Interpretasikan dengan tepat resep obat yang dibutuhkan. Hitung dengan tepat dosis obat yang akan diberikan sesuai dengan resep. Gunakan prosedur yang sesuai dan aman, ingat prinsip 5 benar dalam pengobatan. Setelah memvalidasi dan menghitung dosis obat dengan benar, pemberian obat dengan akurat dapat dilakukan berdasarkan prinsip 5 benar.

Prinsip 5 benar pengobatan : Benar Klien Benar Obat Benar Dosis Obat Benar Waktu Pemberian Benar Cara Pemberian 1. Benar Klien Dipastikan dengan memeriksa identitas klien, dan meminta klien menyebutkan namanya sendiri, hak klien untuk mengetahui alasan pemberian obat, hak klien untuk menolak penggunaan sebuah obat. 2. Benar Obat Berarti klien menerima obat yang telah diresepkan, tanggung jawab perawat untuk mengikuti perintah yang tepat, menghindari kesalahan, label obat harus dibaca tiga kali : 1. pada saat melihat botol atau kemasan obat, 2. sebelum menuang / mengisap obat dan 3. setelah menuang / mengisap obat. 3. Benar Dosis Obat Dosis yang diberikan untuk klien tertentu. Dalam kebanyakan kasus, dosis diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan. Perawat harus menghitung setiap dosis obat secara akurat, dengan mempertimbangkan variable berikut : 1. 2. 3. 4. 5.

4.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan (diminta), dalam keadaan tertentu, berat badan klien juga harus dipertimbangkan, misalnya 3 mg/KgBB/h ari. Benar Waktu Pemberian Saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan, dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari, seperti b.i.d ( du a kali sehari ) , t.i.d ( tiga kali sehari ), q.i.d ( empat kali sehari ), atau q6h ( setiap 6 jam ), sehingga kadar obat dalam plasma dapat dipertahankan, jika obat mempunyai waktu paruh (t ) yang panjang, maka obat diberikan sekali sehari. Obat-obat dengan waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu yang tertentu, beberapa obat diberikan sebelum makan dan yang lainnya diberikan pada saat makan atau bersama makanan. 5. Benar Cara Pemberian Perlu untuk absorpsi yang tepat dan memadai rute yang lebih sering dari absorpsi adalah : Oral ( melalui mulut ): cairan , suspensi ,pil , kaplet , atau kapsul. Sublingual ( di bawah lidah untuk absorpsi vena ). Topikal ( dipakai pada kulit ). Inhalasi ( semprot aerosol ). Instilasi ( pada mata, hidung, telinga, rektum atau vagina ). Empat rute parenteral : intradermal , subkutan , intramuskular , dan intravena. 6. Dokumentasikan. Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Daftar Pustaka http://www.farmasiku.com/index.php?target=products&product_id=30030 http://st284602.sitekno.com/article/12254/peran-perawat-dalam-pemberian-obat.html

GLIKOSIDA JANTUNG

GLIKOSIDA

I. PENGENALAN
Glikosida adalah suatu senyawa kimia bahan alam yang apabila dihidrolisis menghasilkan satu atau lebih gula (glikon) dan senyawa bukan gula. Jika gula yang menyusunnya glukosa maka disebut dengan glukosida. Sedangkan jika snyawa gula yang membentuk selain glukosa seperti ramnosa, digitoksosa, simarosa dan gula lainnya disebut glikosida. Senyawa penyusun glikosida bukan gula disebut dengan aglikon. Berdasarkan sudut pandang biologi glikosida sangat berperan penting dalam kehidupan tanaman yang berfungsi dalam regulasi, proteksi dan fungsi sanitasi. Beberapa macam diantaranya merupakan agen yang aktif secara teraupetik. Berikut diantaranya seperti untuk kardiak ada glikosida dari digitalis, strophanthus, squill, convallaria; laksatif seperti dari tanaman senna, aloe, rhubarb, cascara sgrada, dan frangula mengandung emodin dan glikosida antrakuinon lainnya; sinigrin merupakan glikosida dari black mustard, yields allyl isothiocyanate merupakan irritant lokal yang sangat kuat.

II. BIOSINTESA GLIKOSIDA


Berdasarkan bukti yang diperoleh menunjukkan bahwa prinsip pembentukan dari glikosida meliputi transfer pada satu gugus uridil dari uridin tripospat menjadi sebuah gula 1pospat, yang dikatalisis oleh enzim uridilil transferase. Enzim ini sudah diisolasi dari hewan, tanaman, dan juga dari mikroba. Reaksi selanjutnya yaitu diperantarai oleh glikosil transferase, meliputi transfer gula dari uridin dipospat menjadi aseptor yang cocok (aglikon), yang akan membentuk glikosida. Berikut adalah gambaran umum reaksinya. UTP + gula-1-P
Uridilil transferase

UDP-gula + PPi

UDP-gula + Aseptor
Glikosil transferase (Glikosida)

Aseptor-gula + UDP

III.

PENGKLASIFIKASIAN GLIKOSIDA

Berdasarkan kimia bahan alam klasifikasi glikosida berdasarkan dari grup aglikonnya. Berikuta adalah klasifikasi dari glikosida yang berkhasiat obat : 1. Glikosida kardioaktif 2. Glikosida antraquinon 3. Glikosida saponin 4. Glikosida cyanophore 5. Glikosida iso tiosianat 6. Glikosida flavonol 7. Glikosida alkohol 8. Glikosida aldehid 9. Glikosida lakton 10. Glikosida fenol 11. Lain-lain yang mempunyai prinsip mirip

A. GLIKOSIDA KARDIOAKTIF Penggunaan glikosida kargiak dalam terapi yaitu dapat meningkatkan kekuatan kontraksi sistolik. Glikosida kardioaktif biasanya digunakan pada pasien gagal jantung kongestif. Glikosida kardioaktif bekerja dengan cara menghambat Na+, K+-ATPase. a. Digitalis

Digitalis atau Foxglove adalah daun yang dikeringkan dari Digitalis purpurea Linne (Famili Schrophulariaceae). Serbuk digitalis dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 600 C. Digitalis Lanata atau Grecian Foxglove adalah daun yang dikeringkan dari Digitalis Laanta Enhart. Tanaman ini berasal dari Eropa bagian tengah dan selatan.

Secara luas glikosida mengandung senyawa obat, namun yang paling penting dalam medis yaitu digitoksin, gitoksin, dan gitaloksin. Konsentrasi dari tiga tiga glikosida di atas berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman dan kondisi pertumbuhannya. b. Digitoksin Digitoksin merupakan glikosida kardiotonik yang didapat dari Digitalis purpurea Linne, Digitalis lanata Ehrh dan juga dari spesies digitalis yang lain yang masih dalam Famili Scrophulariceae. Digitoksin berwarna putih, tidak berbau, dan mempunyai serbuk mikrokristalin. Rasa dari digitoksin pahit, dan praktis tidak larut dalam air, dan sangat mudah larut dalam alkohol. Digitoksin adalah suatu karditonik yang dapat meningkatkan tonus otot jantung. Dosis oral lazim, intramuscular atau intravena diawali dengan 600 mikrogram, yang diikuti dengan dosis 200-400 mikrogram pada interval 3-6 jam. Dosis pertahanannya yaitu 100-200 mikrogram perhari. Contoh produk dari digitoksin yang ada yaitu Crystodigin, Digitaline Nativelle, dan Purodigin. c. Digitonin

Merupakan Kristal saponin yang diperoleh dari daun dan biji Digitalis purpurea. hidrolisisis satu molekul digitonin mengasilkan 1 molekul digitogenin, 2 glukossa, 2 galaktosa, dan satu xylosa. Digitonin membentuk kompleks yang tidak larut dengan kolesterol, sehingga dapat digunakan untuk menentukan kolesterol dalam darah, empedu, dan jaringan. d. Asetil Digitoksin Atau -Digitoksin Asetat Senyawa ini tersusun dari aglikon digitoksigenin dan tiga molekul digitoksosa yang menyatu dengan suatu gugus asetil. Ini diperoleh dari pemecahan residu glukosa dari lanatoside A(yang terjadi secara alami pada Digitalis lanata). Asetil digititoksin juga sudah diisolasi dari Digitalis mertonensis. Asetil digitoksin digunakan sebagai Kardiotonik. Lama aktivitasnya yaitu berada diantara digoksin dan digitoksin. Dosis lazim, pertahanan 150 mikrogram perhari.

e.

Digoksin

Digoksin merupakan glikosida kardiotonik yang diperoleh dari daun Digialis lanata Ehrh (family Scrophulariaceae). Digoksin digunakan untuk pengobatan gagal jantung kongestif dan takiaritmia jantung. Range dosis lazim yaitu diawali dengan dosis muatan yaitu 750 mikrogram sampai 1,5 miligram secara oral. Jika diberikan secara intravena 500 mikrogram sampai 1,5 miligram sehari, dan 500 mikrogram sampai 2 miligram sehari secara intramuskular.contoh sediaan patennya yaitu Lanoxin, dan Davoxin. f. Lanatosida C

Diperoleh dari daun Digitalis lanata Ehrh (Famili Scrophulariaceae). Obat ini sangat beracun. Obat ini digunakan pada pengobatan gagal jantung kongestif. Dosis lazim secara oral yaitu 5-10 mg dan dosis pertahanannya yaitu 0,5-2 mg. contoh sediaan patennya Cedilanid. g. Deslanoside Merupakan deasetil lanatosida C. bentuknya yaitu Kristal putih, atau berbentuk serbuk kristalin. Senyawa ini bersifat higroskopis, dapat menyerap air hingga 7% jika dibiarkan pada udara bebas. Obat ini digunkan sebagai kardiotonik dan sering digunakan unttuk mendapatkan dosis muatan yang cepat. Onset aksinya 10 sampai 30 menit.efek maksimal yaitu 1 sampai 2 jam dan waktu eliminasi 3 sampai 6 hari. Dosis lazim intramuscular atau intravena yaitu 1-1.6 mg dalam 12 jam. Contoh sediaan patennya Cedilanid D. h. Ouabain Merupakan glikosida dari Ouabagenin dan ramnosa. Diperoleh dari tanaman Strophanthus gratus. Ouabain dikenal juga sebagai G-strophanthin. Biji tanaman strophanthus sudah lama digunakan oleh orang Afrika sebgai racun pada anak panah. Ini pertama kali diamati oleh Hendelot di Afrika Barat dan oleh Livingstone di Afrika Timur.Ouabain digunakan sebagai acuan untuk standar pada pengujian kadar kardiak glikosida. Ouabain merupakan kardiak glikosida yang memberikan aksi paling cepat. Digunakan secara intravena 250-500 mikrogram (dosis awal) untuk penanganan gagal jantung akut

kemudian diulang 100 mikrigram setiap satu jamdan maksimal 1 miligram sehari. Onset aksinya yaitu 3-10 menit, efek maksimal 3-10 menit dan waktu eliminasi 24-48 jam.

i.

Squill

Squill atau Squill Bulb terdapat pada potongan bulbus yang dikerngkan dari tanaman Urginea Indica Kunth (Famili Liliaceae). Squill mengandung kira-kira 12 macam glikosida kardioaktif yang secara prinsip satu, Scillaren A, yang terdiri dari dua sampai tiga total pecahan glikosida. Satu kali hidrolisis senyawa ini akan menghasilkan aglikon scillarenin, suatu bufadienolida, ditambah ramnosa dan glukosa. Senyawa ini digunakan sebagai ekspektoran juga berperan dalam proses emetik, cardiotonik, dan juga diuretik. Contoh sediaan patennya Senodin, Sedatussin, Cosanyl. j. Obat Kardioaktif Lain

Sejumlah tanaman mengandung glikosida kardiokatif, dan beberapa diantaranya sudah lam digunakan sebagai diuretik. Convallaria atau Lily-of-the-Valley Root adalah rizom dan akar yang dikeringkan dari tanaman Convallaria majalis Linne (Famili Liliaceae) yang mengandung lebih dari 20 macam glikosida kardioaktif. Contoh lain yaitu dari tanaman Apocynum cannabium atau Apocynum androsaemifolium (family Apocynaceae) mengandung Cymarin, apocannoside, dan cyanocannoside.

B. GLIKOSIDA ANTRAQUINON Merupakan glikosida dengan aglikon berhubungan dengan anthracene yang terdapat sebagai senyawa obat pada Cascara sagrada, Frangula, Aloe, Rhubarb, Senna, Chrysarobin, dan Cochineal. Hasil hidrolisis meghasilkan aglikon di-, tri-, atau tetrahydroyanthraquinones untuk membentuk frangula-emodin (1,6,8,-trihydroxy-3-hydroxymethylanthraquinone) dan rhein ( 1,8dihydroxy-3-hydroxymetil-anthraquinon-3-carboxylic acid). 1. Cascara Sagrada Cascara Sagrada atau Rhamnus Purshiana merupakan salak yang dikeringkan dari Rhamnus purshiana DeCandolle (Famili Rhamnaceae). Terdapat dua tipe senyawa anthracene yang telah dilaporkan yaitu: Normal O-glycosida (berdasarkan emodin), kira-kira 10-20% dan

aloinlike C-glikosida terdapt kira-kira 80-90%. deoksibarbaloin (Chrysaloin).

C-Glikosida terdiri dari barbaloin dan

Cascara sagrada digunakan sebagai pencahar. Selain untuk mengobati kebiasaan konstipasi cascara sagrada juga dapat memperbaiki tonus alami kolon. Rasa pahit dan aktivitasnya menurun dengan adanya penggunaan magnesium oksida. 2. Aloe Aloe atau atau jus kering daun Aloe barbadensis Miller (Aloe vera Linne), dikenal sebagai Aloe ferox.aloe mengandung tidak kurang dari 50% air. Aloe mengandung sejumlah glikosida antraquinon, yang pada prinsipnya sama dengan barbaloin (aloe-emodin antron C-10 glukosida). Aloe digunakan dalam bentuk tincture dan catartik. Jus segar musilago dari daun Aloe vera dapat digunakan untuk luka bakar, lecet, dan luka lainnya yang berhubungan dengan iritasi. Aloin adalah suatu campuran yang diperoleh dari aloe. Senyawa ini mempunyai sifat yang berbeda secara fisika dan kimia. Yang paling penting adalah senyawa ini larut dalam air. Dosis lazim dalam bentuk katartik aloin adalah 15 mg. umumnya aloin dikombinasi dengan kkomponen lain seperti agen antispasmotik, juga dengan ekstrak belladonna, garam empedu, ekstrak cascara sagrada serbuk ipecac, PP, dan podopilin. Contoh sediaaan patennya Alophen . 3. Rhubarb Rhubarb, Rheum atau Rhubarb cina, terdapat pada rizom dan akar kering pada jaringan periderm tanaman Rheum officinale Baillon (family Polygonaceaeae). 4. Senna Senna atau daun senna terdapat pada daun kering tanaman Cassia acutifolia Delile (famili Leguminosae). Prinsip kerja dari constituen senna adalah dimerik glikosida, yaitu aglikon yang terdiri dari aloe emodin dan atau rein. Senna biasanya digunakan sebagai pencahar pada dosis 2 gram. 5. Chrysarobin

Chrysarobin adalah campuran netral terdapat dalamserbuk Goa, yang terdapt sebagai deposit dalam kayu (batang) Andira araroba (Famili Leguminosae). Chrysarobin digunakan sebagai keratolytic dalam pengobatan psoriasis, trichophytosis dan eczema kronik. Penggunaanya adalah secara topical dengan konsentrasi 0,1 sampai 0,2%. 6. Danthron Danthron atau Chrysazin adalah 1,8-dihidrosiantraquinon. Obat ini digunakan sebagai pencahar. Dosis lazimnya adalah 75-150 mg. 7. Cochineal Cochineal atau Coccus terdapat pada Coccus cacti Linne (Famili Coccidae). Prinsipnya obat ini digunakan sebagai agen pewarna. Carmine adalah aluminium lake yang digunakan sebagai agen pewarna. C. GLIKOSIDA SAPONIN Glikosida ini tersebar secara luas pada tanaman. Saponin berbentuk koloid sabun yang berasa pahit, berasa tajam, dan obat yang dapat mengiritasi membrane. Saponin dapat menyebabkan hemolis, dan ini sangat toksis pada hewan berdarah dingin. Setelah dihidrolisis senyawa ini akan menghasilkan aglikon sapogenin.nBiosisntesis saponin erbagi ke dalam dua bagian yang berbeda pada aglikonnya (sapogenin). 1. Glicyrrhiza Merupakan rizom dan batang yang dikeringkan dari tanaman Glycyrrhyza glabra Linne (Famili Leguminosae). Glycyrrhiza mengandung saponinlike glikosida, glycyrrhizin, yang manisnya 150 kali manis gula. Sanyawa lain yang terdapat adalah flavonoid glikosida, liquiritin dan dan derivate cumarin, herniarin dan umbelliferon, asparagin, 22,23-dihidrostigmasterol, glukosa, mannitol, dan sekitar 20% amilum. Glycyrrhiza digunakan untuk meringankan gejala ekspektoran, dan juga bersifat laksatif. 2. Sarsaparilla Sarsaparilla adalah batang yang dikeringkan dari campuran Smilax aristolochiaefolia, Smilax regelii, Smilax febrifuga (Famili Liliaceae). Unsur pokok sarsaparilla adalah sarsaponin, dan smilagenin. Tanaman ini juga mengandung fitosterol seperti stosteerol dan stigmasterol, resin, dan minyak atsiri.

3. Dioscorea Yam adalah nama popular untuk beberapa spesies Dioscorea dan sering diaplikasikan untuk kentang. Botogenin dan Diosgenin adalah diperoleh dari akar Dioscorea spiculiflora. Diosgenin dihidrolisis menjadi dioscin, yang merupakan prekussor glukokortikoid. 4. Ginseng Ginseng adalah akar Panax quinquefolium Linne dan Panax ginseng C, (Famili Araliaceae). Ginseng mengandung campuran komplek triterpenoid sapinin. Ginseng banyak digunakan untuk penanganan anemia, diabetes, insomnia, neurasthenia, gastritis, penyakit seksual, tonik, diuretic, dan berfungsi sabagai karminatif.

D. GLIKOSIDA SIANOPOR Sianopor glikosida yang paling umum adalah turunan mandelonitril. Kelompok ini direpresentasikan dari Amygdalin, dan ada juga dari prunasin. Ketika amygdalin dihidrolisis akan membentuk dua gula. 1. Cherry Hutan Adalah kulit kayu yang dikeringkan dari tanaman Prunus serotina (Famili Rosaceae). Kulit kayu ini mengandung sianogenik glikosida, prunasin, hydrolituk enzim, prunase, p-cumaric acid, trimetil asam gallat, amilum, dan minyak atsiri. Senyawa ini dalam bentuk sediaan sirup yang digunakan sebagai ekspektoran sedatip.

E. GLIKOSIDA ISOTIOSIANAT Merupakan senyawa glikosida yang mempunyai aglikon berupa senyawa isotiosianat. Aglikonnya dapat berupa turunan alifatik maupun aromatik. Yang paling penting disisni adalah mustard yang mengasilkan glikosida sinigrin, dan sinalbin dari mustard putih. Mustard hitam, sinapsis nigra, atau brown mustard adalah biji yang dikeringkan dari tanaman Brassica nigra atau Brassica juncea (family Cruciferae). Mustard hitam adlah iritan local dan emetic. Kemudian

ada juga mustard putih atau Sinapsis Alba yang terdapat pada biji Brassica alba (Famili Cruciferae). Mustard putih mengandung enzim myrosin dan sinalbin glukosida setelah dihidrolisisis.

F. GLIKOSIDA FLAVONOL Merupakan glikosida yang aglikonnya merupakan senyawa flavonoid. Sejumlah flavonoid yang paling baik seperti rutin, queircitrin, dan sitrus bioflavonoid.

G. GLIKOSIDA ALKOHOL 1. Salicin Salisin adalah glikosida yang diperoleh dari spesies Salix dan Populus. Salicin dihidrolisis menjadi D-glukosa dan saligenin oleh emulsion.

H. GLIKOSIDA ALDEHID Salinigrin terdapat pada tanaman Salix discolor, yang mengandung glukosa dan berkombinasi dengan m-hidroksibenzaldehid. Salinigrin berisomer dengan helisin. 1. Vanilla Vanilla atau Vanilla Bean diproleh dari buah Vanilla flanifolia (Famili Orchidaceae). Vanilla hijau mengandung dua glikosida yaitu glukovanilin dan glukovanilik alcohol. Vanilla digunakan sebagai bumbu dalam bentuk tinktur.

I.

GLIKOSIDA LAKTON 1. Coumarin Senyawa ini telah diisolasi dari Anthoxanthum odoratum (family Gramineae), Melilotus albus dan Melilotos officinalis (Famili Leguminosae), serta dari Galium triflorum (Famili

Rubiaceae) juga telah diisolasi dari Trifolium pretense (Famili Leguminosae). Coumarin dan ekstrak tonka digunakan sebagai bumbu. Bishydroxycoumarin atau dicumarol adalah obat yang berhubungan dengan coumarin. Senyawa ini diperoleh dari daun Melilotus officinalis (Famili Leguminoseae). Senyawa ini merupakan antikoagulan. Dosis lazimnya adalah 200-300 mg untuk permulaaan, dan 25-200 mg sekali sehari. 2. Cantharides Terdapat pada Cantharis vesicatoria (Famili Meloidae). Mengandung cantharidin 0,6 sampai 1,0%. Senyawa ini bersifat iritan, vesicant, dan rubefacient.

J. GLIKOSIDA FENOL Merupakan glikosida yang mempunyai aglikon snyawa Fenol. Senyawa tersebut adalahArbutin yang terdapat pada tanaman Arctostaphylos uva-ursy (Famili Ericaceae). Selain itu juga ada Hesperidin Phlorizidin, baptisisin dari baptisia dan iridin dari Iris spesies. Senyawa ini bersifat diuretic dan adstringen.

K. GliKOSIDA LAIN-LAIN 1. Gentian Merupakan akar dan rizom yang dikeringkan dari tanaman Gentiana lutea (Famili Gentianaceae). Unsure lain gentian meliputi 0,6-0,8 alkaloid, gentianin, xanthone kuning, gentisin, isogentisisn, dan glikosida gentioside, tannin, gula meliputi trisakarida gentianosa.

Tinjauan Pustaka Tyler, varro E. 1976. PHARMACOGNOSY. 7th edition. Lea & Febiger. Philadephia. Page: 76103 dan 203-213.

Anda mungkin juga menyukai