3. Pelepasan neurohormon
Antara lain : adrenalin dan noradrenalin, yang
berkhasiat antara lain menciutkan arteri perifer
hingga TD naik.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan TD
secara reversibel, antara lain:
Garam, ion natrium mengakibatkan retensi air, sehingga
volume darah bertambah dan menyebabkan daya tahan
pembuluh meningkat. Juga memperkuat efek vasokontriksi
noradrenalin.
Drop (liquorice), sejenis gula-gula yang dibuat dari succus
liquiritae mengandung asam glizirinat dengan khasiat
retensi air.
Stress (ketegangan emosional) dapat meningkatkan TD
untuk sementara akibat pelepasan adrenalin dan
noradrenalin (hormon stress), yang bersifat
vasokontrikstif. TD meningkat pula pada waktu
ketegangan fisik (pengeluaran tenaga, olah raga)
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan TD
secara reversibel, antara lain:
Merokok. Nikotin dalam rokok berkhasiat vasokontriksi
dan meningkatkan TD. Merokok memperkuat efek buruk
hipertensi terhadap sistem pembuluh.
Pil anti hamil, mengandung hormon wanita estrogen, yang
juga bersifat retensi garam dan air.
Hormon pria dan kortikosteroida juga berkhasiat retensi
air.
Kehamilan. Kenaikan TD yang terjadi selama kehamilan.
Mekanisme hipertensi ini serupa dengan proses di ginjal;
bila uterus direnggangkan terlampau banyak (oleh janin)
dan menerima kurang darah, maka dilepaskannya zat-zat
yang meningkatkan tekanan darah.
Metoda-Metoda untuk menurunkan
tekanan darah tanpa obat mencakup :
1. teknik-teknik mengurangi stress
2. olah raga (meningkatkan lipoprotein densitas tinggi
(HDL), pembatasan garam,
3. mengurangi minum alkohol, dan
4. mengurangi berat badan
Tujuan, Sasaran dan Stategi Pengobatan
Tujuan : mencegah mortalitas dan morbiditas
kardiovaskuler
Sasaran : tekanan darah
Strategi : penurunan TD sampai target
perubahan gaya hidup, pengobatan dengan obat
Penggolongan obat
Lini pertama (first line drug)
Diuretik
Penyekat reseptor beta adrenergik (β-bloceker)
Penghambat Angiotensin Converting enzyme
(ACE-inhibitor)
Penghambat reseptor angiotensin (Angiotensin
Receptor Blocker-ARB)
Antagonis kalsium
Lini kedua
Penghambat saraf adrenergik
Agonis α-2 sentral
vasodilator
Diuretik
β-bloceker
ACE-inhibitor
Angiotensin Receptor Blocker-ARB
Antagonis kalsium
Diuretik
Diuretik dipakai untuk dua tujuan utama:
(1) untuk menurunkan tekanan darah tinggi,
(2) untuk memperkecil edema (perifer dan paru-paru)
pada payah jantung kongestif.
Diuretik menghasilkan peningkatan aliran urin
(diuresis) dengan menghambat reabsorpsi
natrium dan air dari tubulus ginjal.
Kebanyakan reabsorpsi natrium dan air terjadi di
sepanjang segmen-segmen tubulus ginjal
(proksimal, ansa Henle (ansa desending dan ansa
asending), dan distal, Diuretik dapat
mempengaruhi satu atau lebih segmen tubulus
ginjal
Diuretik memiliki efek antihipertensi dengan
meningkatkan pelepasan air dan garam natrium.
Hal ini menyebabkan penurunan volume cairan dan
merendahkan tekanan darah.
Jika garam natrium ditahan, air juga akan tertahan dan
tekanan darah akan meningkat
Kategori diuretik
Kategori diuretik yang efektif untuk menghilangkan
air dan natrium adalah :
1. Tiasid dan seperti – tiasid (menghambat transport
bersama Na-Cl di tubulus distal ginjal ⇨ ekskresi
Na+ dan Cl- ↑), ex : HTC (hidroklorotiazid),
klorotiazid
2. Diuretik kuat/Loop Diuterics (bekerja di ansa Henle
asenden bagian epitel tebal, menghambat kotransport
Na+, K+, Cl- dan menghambat resorpsi air dan
elektrolit), ex : furosemid, torasemid, bumetamid,
asam etakrinat
3. Hemat kalium (Amilorid, triamteren dan
spironolakton)
4. Penghambat anhidrase karbonik (asetazolamid,
diklorfenamid, otoksilamid, dan metazolamid).
Menghambat kerja enzim anhidrase karbonik yang
diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan
asam-basa (keseimbangan ion hidrogen dan
bikarbonat) ⇨ peningkatan pengeluaran natrium,
kalium dan bikarbonat.
5. Osmotik (↑ osmolalitas (konsentrasi) plasma dan
cairan dalam tubulus ginjal. Natrium, kalium, dan air
diekskresikan.
Penyekat reseptor beta adrenergik
(β-bloceker)
Ada banyak tipe penghambat beta.
Penghambat beta tidak selektif seperti propranolol
(inderal) menghambat reseptor beta jantung dan beta
bronchial. Denyut jantung lambat (tekanan darah
menurun sekunder terhadap penurunan denyut jantung),
dan timbul bronkokonstriksi.
Penghambat beta kardioselektif lebih disukai karena hanya
bekerja pada reseptor beta, akibatnya, tidak timbul
bronkokonstriksi.
Mekanisme
1. ⇩ frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas
miokard ⇨ ↓ curah jantung
2. Hambatan sekresi renin di sel-sel
jukstaglomeruler ginjal ⇨ ↓ produksi
angiotensin II
3. Efek sentral yang mempengaruhi aktivitas
saraf simpatis
Penghambat Angiotensin Converting
enzyme (ACE-inhibitor)
Obat dalam golongan ini menghambat enzim pengubah
angiotensin (ACE) yang nantinya akan menghambat
pembentukan angiotensi II (vasokonstriktor) dan
menghambat pelepasan aldosteron.
Aldosteron meningkatkan retensi natrium dan ekskresi
kalium. .Jika aldosteron dihambat, natrium dieksresikan
bersama-sama dengan air. Kaptopril, enalapril, dan
lisinopril adalah ketiga antagonis angiotensin.
Kelompok ACE-inhibitor
1. Bekerja langsung (kaptopril, lisinopril)
2. Prodrug ⇨ mengalami perubahan lebih aktif di
dalam tubuh (enalapril (enaraprilat), kuinapril
(kuinaprilat), perindopril (perindoprilat), ramipril
(ramiprilat), silazapril (silazaprilat), benazepril
(benazeprilat), fosinopril(fisinoprilat)).
Penghambat reseptor angiotensin
(Angiotensin Receptor Blocker-
ARB)
Reseptor AT 1 : terdapat terutama di otot polos
pembuluh darah dan otot jantung, terdapat juga di
ginjal, otak dan kelenjar adrenal. AT I memperantarai
semua efek fisiologis Angiotensin II ⇨hemostatis
kardiovaskular
Reseptor AT 2 terdapat di medula adrenal, SSP
(fungsi belum jelas)
Losartan
Bekerja selektif pada reseptor AT 1
Menghambat semua efek Angiotensin II :
vasokonstriksi, sekresi aldeosteron, rangsangan saraf
simpatik, efek sentral Angiotensin II (sekresi
vasopresin, rangsangan haus), stimulasi jantung, efek
renal serta efek jangka panjang berupa hipertrofi otot
polos pembuluh darah dan miokard
Efek sama seperti ACE-inhibitor, tetapi tidak
mempengaruhi metabolisme bradikinin (tidak
memiliki efek samping batuk kering)
Antagonis kalsium
Fungsi ion calsium :
membentuk dan menyalurkan inpuls listrik (AV)
jantung , sehingga otot jantung dapat
berkonstriksi (menciut), TD ↑
Fungsi obat antagonis calsium :
menghambat pemasukan ion calsium ke dalam
cairan sel (calsium entry blocker), sehingga dapat
mengurang pembentukan dan penyaluran inpuls
listrik dan konstraksi jantung, sehingga TD ↓
Efek :
Vasodilatasi koroner : obat antagonis calsium dapat
melebarkan pembuluh arteri dan memperbaiki aliran
darah dan pemasukan oksigen ke jantung, sehingga
TD ↓
Vasodilatasi perifer : obat antagonis calsium dapat mengurangi
ketegangan dan tekanan darah dalam pembuluh arteri, sehingga
daya pompa jantung berkurng dan TD ↓
Menekan kerja jantung : obat antagonis calsium dapat
menghemat penggunaan oksigen, sehingga kerja jantung dan
TD ↓
Mencegah pembekuan eritrosit : karena obat antagonis calsium
menghalangi masuknya ion calsium ke dalam sel dan
membekukan eritrosit
Penghambat saraf adrenergik
Agonis α-2 sentral
vasodilator
Penghambat Saraf Adrenergik
Reserpin, guanetidin, guanadrel
Penghambat neuron adrenergic merupakan obat anti
hipertensi yang kuat yang menghambat norepinefrin dari
ujung saraf simpatis, sehingga pelepasan norepinefrin
menjadi berkurang dan ini menyebabkan curah jantung
maupun tahanan vaskular perifer menurun. Reserpin dan
guanafasin dua obat yang paling kuat dipakai untuk
mengendalikan hipertensi berat
Agonis α-2 sentral
Penghambat adrenergik bekerja di sentral (simpatolitik),
penghambat adrenergik alfa, dan penghambat neuron
adrenergik diklasifikasikan sebagai penekan simpatetik,
atau simpatolitik. Penghambat adrenergik beta, juga
dianggap sebagai simpatolitik dan menghambat reseptor
beta.
Simpatolitik yang bekerja di pusat menurunkan repons
simpatetik dari batang otak ke pembuluh darah perifer.
Golongan obat ini memiliki efek minimal terhadap curah
jan-tung dan aliran darah ke ginjal. Obat-Obat golongan
ini meliputi metildopa, klinidin, 1 guanabenz, dan
guanfasin. Metildopa (Al-domet) adalah satu dari obat
yang pertama dipakai secara luas untuk mengontrol
hipertensi.
Vasodilator
Hidralazin (kerja langsung merelaksasi obot polos
arteriol)
Minoksidil ( membuuka kanal kalium sensitif ATP
(ATP-dependent potassium channel) ⇨ effluks
kalium dan hiperpolarisasi membran yang
diikuti relaksasi otot polos pembuluh darah
dan vasodilatasi)
Dengan terjadinya vasodilatasi tekanan darah akan
turun dan natrium serta air tertahan, sehingga
terjadi edema perifer. Diuretik dapat diberikan
bersama-sama dengan vasodilator yang bekerja
langsung untuk mengurangi edema. Refleks
takikardia disebabkan oleh vasodilatasi dan
menurunnya tekanan darah.
Penghambat beta seringkali diberikan bersama-
sama dengan vasodilator arteriola untuk
menurunkan denyut jantung; hal ini melawan
refleks takikardia. Dua dari vasodilator yang
bekerja langsung,
Mekanisme Kerja
Meningkatkan pengeluaran air dari tubuh : Diuretik
Memperlambat kerja jantung ; beta bloker
Memperlebar pembuluh; vasodilator langsung
(Di/Hidralazin, minoxidil), antagonis Ca, penghambat
ACE dan AT II Bloker
Menstimulasi SSP; alfa 2-agonis sentral seperti klonodin
dan moxonidin, metildopa, guanfasin dan reserpin.
Mekanisme Kerja
Mengurangi pengaruh SSO terhadap jantung dan
pembuluh, yakni:
α1- Bloker; derivat quinazolin (prozosin, doxazosin),
ketanserin dan urapidil.
α1 dan α2 Bloker; fentolamin
β-Bloker; propanolol,atenolol, metoprolol, pindolol,
bisoprolol, timolol.
α atau β- Bloker; labetolol, carvedilol.
TERAPI KOMBINASI
OBAT - OBAT HIPERTENSI GOL.THIAZID DAN ALFA BLOCKER
NO GOLONGAN OBAT CARA KERJA EFEK TERAPI EFEK SAMPING
1 HIDROKLORTHIAZID MENINGKATKAN PENGELUARAN GARAM HIPERTENSI EFEK HIPOTENSIF
HCT DAN AIR DIGINJAL, SEHINGGA VOLUME RINGAN/ SEDANG NYA RINGAN
SIDREX DARAH DI ARTERI BERKURANG DAN TD
ALDAZID * MENURUN
DYTA – URESE * MASA KERJA NYA 6-12 JA
INDERETIC * EFEK DOSISNYA DATAR (BILA DOSIS
DITAMBAH, EFEKNYA TIDAK BERTMBAH)
SERING DIKOMBINASI DENGAN DIURETIKA
PENGHEMAT KALIUM (SPIRONOLAKTON,
AMILORID DAN TRIAMTREN)
2 ALFA BLOCKER BILA RESEPTOR ALFA 1 DAN 2 DIDUDUKI HIPERTENSI HIPOTENSI
OLEH (NOR) ADRENALIN, MAKA ARTERI DEKOMPENSASI ORTOSTATIS
AKAN MENCIUT (VASOKONTRIKSI) DAN TD AFTER INFARK EFEK SSP (DEP
AKAN NAIK RESI,KANTUK)
• YANG TIDAK SELEKTIF MELAWAN EFEK VASOKONTRIKSI HIPERTENSI GANGGUAN
• FENTOLAMIN (…..) DEKOMPENSASI USUS-LAMBUNG
S. RAYNAUD UDEMA
• YANG SELEKTIF : BERDAYA HIPOTENSI KUAT MULUT KERING
• PRASOZIN (MINIPRESS) MENGHALANGI RESEPTOR ALFA 1, TACHYKARDI
SEHINGGA PEMBULUH ARTERI MENJADI
VASODILATASI DAN TD TURUN
• DOXAZOSIN (CARDURA) IDEM IDEM IDEM
• TERAZOSIN (HYTRIN) IDEM IDEM IDEM
• ALFUZOZIN (XATRAL) IDEM IDEM IDEM
• TAMSULOSIN (OMNIC) IDEM IDEM IDEM
• YOHIMBIN MELAWAN EFEK VASOKONTRIKSI (RELASAI RELAKSASI IDEM
PEMBULUH SALURAN KEMIH PROSTAT
Umar Said/Man.Pel.Log.2005
OBAT HIPERTENSI GOL BETA BLOCKER
NO GOLONGAN OBAT CARA KERJA EFEK TERAPI EFEK SAMPING
1 ACEBUTOLOL BETA BLOCKER SELEKTIF ANGINA PEKTORIS EFEK SSP
SEKTRAL, SEKTRAZIDE * LOKAL ANAESTETIK HIPERTENSI
LIPOFIL (MASUK KE OTAK)
2 BISOPROLOL (CONCOR/EMCOR) IDEM IDEM IDEM
3 CELIPROLOL (DILANORM) IDEM IDEM IDEM
4 ATENOLOL CARDIO SELEKTIF KUAT IDEM
TENORMIN TANPA EFEK LOKAL ANESTETIK
TENORET/TENORETIC * HIDROFIL (TIDAK MASUK OTAK)
5 METOPROLOL CARDIO SELEKTIF KUAT IDEM EFEK SSP
SELOKEN TANPA EFEK LOKAL ANESTETIK ARITMIA
SELOZOK LIPOFIL ( MASUK OTAK)
6 ESMOLOL CARDIO SELEKTIF KUAT ARITMIA DENGAN
BREVIBLOK TANPA EFEK LOKAL ANESTETIK TACHYCARDI KUAT
HIDROFIL (TIDAK MASUK OTAK)
7 ALPRENOLOL TIDAK SELEKTIF ANGINA PEKTORIS EFEK SSP
ALPRESOL LOKAL ANAESTETIK HIPERTENSI
APTINE LIPOFIL (MASUK KE OTAK)
8 OXPRENOLOL (TRASICOR) IDEM IDEM IDEM
9 PINDOLOL DAYA BLOKADENYA 6 KALI >
VISKEN/VISKALDIK * KUAT DARI PROPANOLOL
TIDAK SELEKTIF
LOKAL ANAESTETIK
LIPOFIL (MASUK KE OTAK)
10 PROPANOLOL TIDAK SELEKTIF ANGINA PEKTORIS EFEK SSP
INDERAL/INDERATIC * LOKAL ANAESTETIK HIPERTENSI
LIPOFIL (MASUK KE OTAK)
OBAT HIPERTENSI YANG BEKERJA DI SSP