Anda di halaman 1dari 19

HIPERTENSI

1
Klasifikasi Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Normal <120 <80

Prehipertensi 120-139 80-90

Hipertensi tingkat 1 140-159 90-100

Hipertensi tingkat 2 >160 >100

Klasifikasi tekanan darah untuk usia 18 tahun atau


lebih berdasarkan JNC VII, 2003).

2
Tekanan Darah Tinggi
(Hipertensi)

Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah keadaan dimana tekanan darah di dalam
arteri (pembuluh darah nadi) di atas angka normal, melebihi nilai rata – rata yang
terdapat pada tabel.

Klasifikasi tekanan darah untuk usia 18 tahun atau lebih


Hipertensi tidak selalu menunjukkan tanda atau gejala. Karena Hipertensi
bukan suatu penyakit, melainkan hanya suatu gejala dari gangguan pada mekanisme
regulasi darah ( TD )

Diperkirakan sepertiga dari orang-orang yang memiliki hipertensi tidak


mengetahui kalau mereka memiliki hipertensi. Gejala-gejala hipertensi yang dapat
timbul antara lain :

Sakit kepala
Lesu
Bingung
Nyeri dada
Masalah pernapasan
Masalah pengelihatan
Detak jantung tidak teratur
Jejak darah di urin
Sebab – sebab Hipertensi :

 Akibat penyakit ginjal


 Penyiutan aorta tumor di anak ginjal
 Faktor keturunan / Genetika (sejarah hipertensi dalam keluarga)
 Kurangnya aktivitas fisik atau olahraga
 Usia yang lebih tua

Resiko – resiko Hipertensi

Kerusakan pada jantung yang harus bekerja lebih keras, pembuluh darah yang
mengeras karena TD yang tinggi yang mengakibatkan infark jantung atau infark otak
karena pecahnya pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan separuh badan
atau bahkan seluruhnya, kerusakan ginjal dan kerusakan selaput retina mata karena
penciutan pembuluh mata.
Faktor – faktor Penyebab Hipertensi :

 Garam : Ion Natrium mempertinggi daya tahan pembuluh perifer dengan jalan memperbesar
volume – darah ( retensi air ) dan vasokontriksi.
 DROP ( Liquorice ) : Sejenis gula yang dibuat dari Succus Liquiritie mengandung asam
glisirinat yang dapat meningkatkan TD.
 Pil anti hamil : Estrogen dapat menahan garam dan air sehingga meningkatkan TD
 Stres : ketegangan emosional merangsang  syaraf adrenergik untuk melepaskan adrenalin
dan nor adrenalin (hormon stress) mengakibatkan jantung memompa lebih keras lagi untuk
mengalirkan darah, akibatnya td menjadi naik
 Merokok : nikotin dalam asap rokok memiliki sifat vasokonstriktif. Vasokontriksi pada
pembuluh darah  mengakibatkan jantung memompa lebih keras lagi untuk mengalirkan
darah, akibatnya TD menjadi naik 
 Pil antihamil : mengandung hormon wanita (estrogen) yang bekerja menahan sekresi
(retensi) air sehingga volume dan tekanan darah di pembuluh menjadi bertambah besar.
Akibatnya td menjadi naik
 Hormon pria  dan kortikosteroid : juga bekerja menahan sekresi (retensi) air sehingga
volume dan tekanan darah di pembuluh menjadi bertambah besar. Akibatnya td menjadi
naik 
 Kehamilan : bila uterus mengalami kurang darah, karena aktivitas janin, maka ginjal akan
menaikkannya dengan proses renin - angiotensin
Kelompok orang-orang yang lebih banyak mengalami hipertensi antara lain:

Orang yang memiliki anggota keluarga yang mengidap hipertensi


Perokok
Wanita hamil
Orang yang berusia 35 atau lebih
Orang yang kelebihan berat badan atau orang gemuk
Orang yang tidak aktif secara fisik
Orang yang minum alcohol secara berlebihan
Orang yang terlalu banyak asupan garam dalam makanannya

Tindakan Umum :

Tindakan umum dapat dilakukan pada penderita hipertensi ringan yaitu TD 120 / 80 sampai 160 / 90
mmHg sebagai berikut :
Menguruskan badan ( Diit )
Mengurangi asupan garam sampai maksimal 2 gram sehari, guna mengurangi volume darah
Membatasi kolesterol
Membatasi minum kopi
Membatasi minum alkohol
Berhenti merokok
Istirahat yang cukup
Olahraga
Mengelola stress
Pengaturan TD:

Tubuh memiliki system pengaturan Td yaitu system Renin-


Angiotensin. Sel-sel tertentu di ginjal dapat memproduksi
hormon renin yang dilepaskan bila TD di glomerulus
menurun yaitu bila jumlah darah yang mengalir melalui
ginjal berkurang. Dalam darah rennin bergabung dengan
protein tertentu membentuk angiotensin I. Angiotensin I
dirubah oleh ACE (Angiotensin Converting Enzim ) menjadi
angiotensin II yang aktif dan bersifat vasokonstriksi dan
menstimulir sekresi hormone aldosteron yang
menimbulkan retensi air dan garam, sehingga volume
darah bertambah yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.Sebaliknya TD yang dipertinggi menyebabkan
perintangan pelepasan renin lebih lanjut oleh ginjal.Jadi
terjadi suatu keseimbangan.
8
Peringatan
Na+ berkurang RENIN dibebaskan TD naik

Stimulasi
Volume darah
Vasokontriksi Volume darah
turun
naik

TD turun
Angiotensin
ALDOSTERON Retensi Na
I ACE II

K+ Eksresi K+
Bertambah Bertambah

Sistem Renin – Angiotensin – Aldosteron ( RAAS )


Faktor fisiologi yang dpt mempengaruhi TD

a. Volume pukulan jantung (Cardiac output) Yaitu jumlah


darah yang pada setiap kontraksi  dipompakan keluar
jantung. Semakin besar volume ini semakin tinggi TD.
Tekanan atas dinding arteri meningkat pula dan  jantung
harus memompa lebih keras untuk mendorong volume
darah yang bertambah sehingga TD meningkat.
b. Kekenyalan dinding arteri :Pembuluh darah yang
dindingnya sudah mengeras    karena  endapan kolesterol
dan lemak   (Aterosklerosis) menyebabkanTD lebih tinggi
dari  pada dinding-dinding yang lebih elastis.
c. Terlepasnya neurohormon seperti adrenalin dan
noradrenalin menciutkan pembuluh darah perifer hingga
TD naik.

10
Macam-macam hipertensi

Berdasarkan etiologi hipertensi dibagi dua yaitu: 


• Hipertensi essensial Disebut hipertensi primer yaitu
hipertensi yang tidak  jelas  etiologinya. Ini merupakan
90% dari hipertensi.
• Hipertensi sekunder Prevalensinya 6-8 %, disebabkan
karena penyakit,  atau  obat yang menyebabkan
hipertensi misalnya: hormon kontrasepsi, hormon
kortikosteroid, antidepresan.
• Yang disebabkan penyakit ginjal disebut hipertensi
renal, yang disebabkan penyakit endokrin disebut   
hipertensi endokrin.

11
PENGOBATAN

Pada pengobatan pertama ditunjukkan pada penurunan TD sebagai tujuan


akhirnya adalah memperbaiki kualitas.
Hal ini dapat dicapai dengan jalan prevensi efek buruk jangka panjang, seperti
infark otak ( stoke ), gangguan aterosklerotis yang dapat menimbulkan aritmia.

Pengobatan dengan antihipertensiva harus dimulai dengan dosis rendah agar TD


jangan menurun terlalu drastis dengan mendadak. Kemudian 1 – 2 minggu dosis
berangsur – angsur dinaikkan sampai tercapai efek yang diinginkan ( metoda, start
low, go slow )
Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)

1. Pengobatan hipertensi sekunder lebih


mendahulukan pengobatan penyebab hipertensi
1.Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk
menurunkan tekanan darah dengan harapan
memperpanjang umur dan mengurangi
timbulnya komplikasi
2.Upaya menurunkan tekanan darah dicapai
dengan menggunakan obat anti hipertensi
3.Pengobatan hipertensi adalah pengobatan
jangka panjang, bahkan kemungkinan seumur
hidup

13
Jenis-jenis obat anti hipertensi

Diuretik

– Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan


cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh
berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih
ringan, mempertinggi pengeluaran garam dan air  sehingga volume
darah dan TD menurun, juga ada khasiat langsung terhadap dinding
pembuluh.

– Contoh obat-obatan yang termasuk golongan diuretik adalah gol


Thiazid : Hidroklorotiazid.

– Efek samping yang sering dijumpai adalah : hipokalemia (kekurang


kalium dalam darah) dan hiponatremia (kekurang natrium dalam
darah) yang dapat mengakibatkan gejala lemas, hiperurisemia
(peningkatan asam urat dalam darah) dan gangguan lainnya seperti
kelemahan otot, muntah dan pusing.

14
Penghambat Saraf Simpatik

• Penekan SSP
• Obat-obat ini menstimulir reseptor alfa di otak
dengan efek menurunkan aktivitas saraf adrenergic
 perifer shg menurunkan TD.
• Contoh obat yang termasuk dalam golongan
penghambat simpatik adalah : Metildopa, Klonidin
dan Reserpin.
• Efek samping yang dijumpai adalah : anemia
hemolitik (kekurangan sel darah merah karena
pecahnya sel darah merah), gangguan fungsi hati
dan kadang-kadang dapat menimbulkan hepatitis
kronis.

15
Betabloker
– Perintang reseptor  adrenergik
– melalui penurunan daya pompa jantung. menyebabkan daya kontraksi jantung
berkurang dan frekuensi debar jantung berkurang shg volume menit darah yang
dipompakan ke luar jantung berkurang dan TD menurun.
– Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap
gangguan pernapasan seperti asma bronkial.
– Contoh obat-obatan yang termasuk dalam golongan betabloker adalah : Metoprolol,
Propranolol dan Atenolol.
– Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala
hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah
yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala
bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus
hati-hati.

Vasodilator

– bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot
pembuluh darah), mengembangkan dinding arteriol  hingga daya tahan
pembuluh perifer berkurang dan  TD menurun
– Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin.
– Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini
adalah : sakit kepala dan pusing.

16
Penghambat ensim konversi Angiotensin
• Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat
aktivitas Angiotensin Converting  Enzim (ACE) sehingga
pembentukan angiotensin II terhambat dg demikian
mencegah vasokonstriksi  pembuluh darah, TD menurun
• Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah
Kaptopril.
• Efek samping yang mungkin timbul adalah : batuk
kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
Penghambat Reseptor Angiotensin II
• Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi
penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang
mengakibatkan ringannya daya pompa jantung.
• yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan
(Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah :
sakit kepala, pusing, lemas dan mual.
17
Antagonis kalsium

– Obat mencegah masuknya ion kalsium ke dalam sel miokard


dan otot dinding arteriol terangsang dg   demikian mencegah
terjadinya vasokontriksi pembuluh darah, TD turun.
– Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan
cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang
termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan
Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah :
sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.

18
TERIMA KASIH

19

Anda mungkin juga menyukai