Anda di halaman 1dari 8

Kegiatan Praktikum 3

Pembuatan Sediaan injeksi Thiamin HCl

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk
yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan secara
parenteral, suntikkan dengan cara menembus atau merobek jaringan ke dalam
atau melalui kulit atau selaput lendir (Lukas, hal 36).
Injeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsi atau mensuspensikan
sejumlah obat dalam sejumlah pelarut atau dengan mengisikan sejumlah obat ke
dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda (Anief, hal 190).
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu
jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan
membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk
rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses
metabolisme protein dan lemak. Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan
mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik. Tubuh juga dapat
mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan, jantung, dan sistem
saraf. Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak mengonsumsi banyak
gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan
inilah yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1 (anonim, 2012)

1. PREFORMULASI ZAT AKTIF


a. Thiamin HCl (C12H17CIN4OS, HCl)

BM = 337,27 g/mol

Hablur atau serbuk hablur, putih; bau


khas lemah. Jika bentuk anhidrat
terpapar udara dengan cepat

Pemerian menyerap air lebih kurang 4%.


Melebur pada suhu kurang 248 o
disertai peruraian.
(Farmakope Indonesia Edisi IV, hlm.
784)
Mudah larut dalam air; larut dalam
gliserin; sukar larut dalam etanol;

Kelarutan tidak larut dalam eter dan dalam


benzene.
(Farmakope Indonesia Edisi IV, hlm.
784)

Antara 2,7 dan 3,4


Ph bahan aktif
(Farmakope Indonesia Edisi IV, hlm.
784)
Thiamin hidroklorida tidak stabil
dalam larutan alkali dan netral serta
dengan zat pengoksidasi dan
pereduksi, mercuri klorida, iodida,
amonium sitrat dan iodin. Oksidasi
thiamin HCl dapat dipercepat dengan
Stabilitas
adanya ion tembaga.Thiamin
hidroklorida tidak tahan terhadap
panas dan cahaya karena dapat
terjadi oksidasi.
(Martindale 28 : hal 1640)

Kompabilitas

Dengan zat atau substansi


pengoksidasi dan pereduksi, HgCl ₂,
Inkompabilitas iodida karbonat, asetat dan ferri
sulfat, asam ionat, ferri ammonium
sitrat, OTT dengan Na-
ohenobarbitane. Thiamin HCl dapat
dirusak oleh ion logam. OTT dengan
riboflavin dalam larutan benzyl
penisilin, dekstro injeksi dan zat
tambahan dengan kandungan
metabisulfat.
(MD 28 th, p 1634)

Dalam wadah tertutup rapat, tidak


tembus cahaya
Penyimpanan (Farmakope Indonesia Edisi IV, hlm.
785)

Cara sterilisasi sediaan : autoklaf dan filtrasi

Kemasan : Disimpan dalam wadah yang tertutup baik.


(Farmakope Indonesia Edisi III, hlm. 49)

b. Aqua steril pro injeksi (C2H6O)

BM = g/mol

Cairan, jernih, tidak berwarna; tidak

Pemerian berbau.
(Farmakope Indonesia Edisi IV,
hlm. 112)

Bercampur dengan air dan praktis

Kelarutan bercampur dengan semua pelarut


organik
(Farmakope Indonesia Edisi IV,
hlm. 63)

Ph bahan aktif

Stabilitas

Kompabilitas

Inkompabilitas

Dalam wadah tertutup rapat dan


jauh dari api
Penyimpanan (Farmakope Indonesia Edisi IV,
hlm. 64)

Kesimpulan
Bentuk zat aktif yang digunakan
(basa/asam/garam/ester) :

Cara sterilisasi sediaan :

Kemasan : Dalam wadah dosis tunggal, dari kaca atau plastic, tidak boleh
besar dari 1 liter. Wadah kaca sebaiknya dari kaca tipe I dan tipe II
(Farmakope Indonesia Edisi IV, hlm. 112)

II. PERHITUNGAN TONISITAS/OSMOLALITAS DAN DAPAR


a. Tonisitas
Metode : Ekivalensi Thiamin HCl
Perhitungan :

Ekivalensi asam borat (E) = ……. (FI IV, hlm. 1215)


Tonisitas Amonium klorida = kadar % x E
= ……. x …….
= ……. (a) %
Ekivalensi Na2EDTA (E) = ……. (FI IV, hlm. 1215)
Tonisitas Amonium klorida = kadar % x E
= ……. x …….
= ……. (b)

Total tonisitas sediaan = (a) % + (b)%


= ……. + …….
= …….……. (c) %
Kesimpulan : isotonis/ hipertonis/ hipotonis *)
Jika hipotonis:
Jumlah NaCl yang ditambahkan supaya sediaan isotonis
= (0,9 - ……. (c)%
= ……. %
= ……. g dalam 100 mL.
Jumlah Dekstrosa yang dibutuhkan dalam sediaan 600mL adalah ……. g
PENIMBANGAN BAHAN
Akan dibuat sediaan injeksi HCl sebanyak 50ml, dan akan di lebihkan 10%.
 Thiamin HCl =

PERSIAPAN ALAT dan BAHAN


a. alat
No Nama alat Jumlah Cara sterilisasi Waktu
1. Beaker glas 50ml 2 Oven 180o 20 menit
2. Batang pengaduk kaca 1 Oven 180o 20 menit
3. Gelas ukur 50ml 1 Oven 180o 20 menit
4. Pipet tetes 1 Oven 180o 20 menit
5. Mortir 1 Oven 180o 20 menit
6. Stamper 1 Oven 180o 20 menit
7. Kertas saring 1 Oven 180o 20 menit
8. Corong 1 Oven 180o 20 menit
9. Botol vial 10ml 1 Oven 180o 20 menit
10. Karet pipet tetes 1 Alcohol 70% secukupnya

b. bahan
No Nama bahan Jumlah Cara sterilisasi Waktu
1. Thiamin HCl 1.1gr Autoklaf 115oc 15 menit
2. Norit 0,1% 0,11m Autoklaf 115oc 15 menit
3. Agua Pro Injeksi ad 10ml Autoklaf 115oc 15 menit
PENIMBANGAN BAHAN
Jumlah sediaan yang dibuat : 10ml di lebihkan 10%

PROSEDUR PEMBUATAN
1. Melakukan sterilisasi peralatan dan bahan yang akan digunakan sesuai dengan
prosedur dengan prosedur kerja.
2. Menyiapkan agua pro injeksi sebanyak 10ml
3. Digerus thiamin HCl dengan mortir dan stamper, kemudian gerus ad homogen
4. Masukan kedalam beaker glass dan dilarutkan agua pro injeksi sebanyak 5ml,
aduk ad homogen
5. Dibuat larutan norit 0,1% di dalam beaker glass lainnya di tambahkan agua pro
injeksi 3ml, aduk ad homogen
6. Campurkan larutan thiamin HCll dan norit, tambahkan sisa aqua pro injeksi,
aduk ad homogen
7. Saring larutan dengan kertas saring ke dalam botol vial
8. Berikan etiket pada vial

Anda mungkin juga menyukai