(CHF)
OLEH:
ADIRATNA SEKAR SIWI
I Pasien tidak memiliki keterbatasan dalam melakukan kegiatan fisik serta tidak menunjukkan gejala-
gejala penyakit jantung.
II Pasien mengalami sedikit keterbatasan dalam melakukan aktivitas atau kegiatan fisik, merasa nyaman
saat istirahat, akan tetapi saat melakukan kegiatan fisik yang biasa dilakukan dapat menimbulkan gejala-
gejala insufisiensi jantung.
III Pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan kegiatan fisik, merasa nyaman saat istirahat, akan
tetapi kegiatan fisik yang ringan sudah menimbulkan gejala-gejala insufisiensi jantung.
IV Pasien tidak mampu melakukan kegiatan fisik apapun. Saat istirahat dapat menimbulkan gejala-gejala
insufisiensi jantung
MANIFESTASI KLINIS
NYERI DADA
Nyeri dada terjadi karena adanya luka/ ruptur pada jaringan jantung yang menyebabkan
pembuluh darah rusak lalu terbentuk trombus. Trombus yang terjadi dapat menghalangi
suplai darah ke otot jantung yang mengakibatkan iskemik pada jaringan jantung.
Jika dibiarkan lebih dari 10 detik, penurunan kontraksi otot dan berefek pada penurunan
curah jantung. Jika jantung mengalami penurunan curah jantung, maka sistem kelistrikan
jantung tidak berjalan secara optimal karena impuls yang dihasilkan terlalu kecil sehingga
jantung mengalami gangguan elektrikfitas/ disritmia.
MANIFESTASI KLINIS
DISRITMIA
Disritmia dapat membuat jantung melakukan metabolisme anaerob asam laktat nyeri
dada. Selain itu, peningkatan aktivitas saraf pusat dan otonom penurunan volume plasma
namun sebaliknya terjadi peningkatan konstriksi koroner yang akhirnya jantung mengalami
ketidakseimbangan permintaan dan suplai oksigen di miokardium.
Peningkatan aktivitas saraf pusat meningkatkan platelet yang dapat menjadi trombus di
koroner dan menghambat aliran pembuluh darah peningkatan katekolamin, laju jantung,
tekanan darah gangguan elektrik, ventrikel fibrilasi (VF)/ ventrikel takikardi (VT)
kematian jantung mendadak
FAKTOR RESIKO
PENATALAKSANAAN
Tujuan dasar penatalaksanaan pasien CHF adalah:
1. Meningkatkan oksigenasi dengan terapi O2 dan menurunkan
konsumsi oksigen dengan pembatasan aktivitas
2. Meningkatkan kontraksi (kontraktilitas) otot jantung dengan
digitalisasi.
3. Menurunkan beban jantung dengan diet rendah garam, diuretik,
dan vasodilator.
PENATALAKSANAAN_FARMAKOLOGI
Tindakan medis (farmakologis) : pemberian oksigen, penyekat enzim konversi
angiostensi, terapi nitrat, obat diuretik, obat digitalis, obat inotropik, antagonis
reseptor aldosteron, obat sedatif serta pembatasan natrium:
Terapi nitrat dan vasodilator coroner, jantung mengalami penurunan beban
akhir dengan adanya vasodilatasi perifer.
Terapi digitalis, untuk memperbaiki fungsi miokardium, memperkuat kontraksi
otot-otot jantung, sehingga curah jantung dapat meningkat dan suplai darah
pada ginjal membaik.
Terapi diuretic, diberikan hanya apabila tanda-tanda kegagalan jantung tidak
membaik setelah pemberian terapi digitalis dan pembatasan natrium. Tujuan
terapi diuretik adalah mengurangi beban jantung dengan mengurangi volume
cairan yang berlebihan.
PENATALAKSANAAN_FARMAKOLOGI
Vasodilator mengurangi beban akhir pada jantung dengan mengurangi
tahanan terhadap pengosongan ventrikel. Obat-obat yang biasa dipakai seperti
apresoline, minipres, nifedine, dan kaptopril.
Terapi inotropik positif (contoh dopamine), meningkatkan denyut jantung pada
keadaan bradikardia, setelah pemberian atropin pada dosis 5-20 mg/kg/menit
tidak menghasilkan kerja yang efektif.
Terapi sedative, mengurangi kegelisahan dengan tujuan untuk
mengistirahatkan klien dan memberi relaksasi pada klien.
Terapi oksigen, untuk mengurangi kebutuhan miokardium dan membantu
memenuhi kebutuhan oksigen di dalam tubuh.
PENATALAKSANAAN_NON FARMAKOLOGI
Penatalaksanaan non farmakologis :
1. Pembatasan aktivitas fisik:
2. Olahraga, latihan jasmani : jalan kaki 3-5 kali/mggu selama 20-30 menit,
sepeda statis 5 kali/minggu selama 20 menit dengan beban 70-80% denyut jant
ung maksimal pada gagal jantung ringan atau sedang.
3. Rehabilitasi,
4. Edukasi tentang pola diet,
5. Mengontrol asupan garam, air dan alkohol, natrium (2 gr /5 gr garam) untuk
mencegah, mengatur, dan mengurangi edema, Rendah garam 2 gr disarankan
pada gagal jantung ringan dan 1 gr pada gagal jantung berat. Jumlah cairan 1
Liter pada gagal jantung berat dan 1,5 liter pada gagal jantung ringan.
6. Monitor berat badan,
7. Hentikan kebiasaan merokok.
PARAMETER HEMODINAMIK
Tekanan
Darah
Tidak mengalami
Frekuensi perubahan saat
pernafasan perubahan posisi
PARAMETER
HEMODINAMIK