INTRODUCTION
DISFUNGSI
NEUROMUSKULAR,
PERAWATAN AKTIVITAS FISIK GANGGUAN
DIRUMAH SAKIT TERGANGGU METABOLISME,
KELAINAN SYSTEM
ORGAN
STILLER, (2007)
Definisi
• Mobilisasi: Latihan ringan di atas tempat tidur (latihan
pernafasan, batuk efektif, menggerakkan tungkai, dsb)
• Ambulasi adalah aktivitas bergerak yang dimulai dari bangun
dari tempat tidur sampai latihan berjaan dengan alat bantu
sesuai kondisi pasien (Asmadi, 2008)
ZAKIYAH (2014), MOBILISASI ADALAH KEMAMPUAN DIRI SESEORANG UNTUK
BERGERAK SECARA BEBAS DAN TERATUR YANG BERTUJUAN UNTUK MEMENUHI
KEBUTUHAN HIDUP SEHAT.
Mobilisasi Penuh
• Mobilisasi penuh adalah kemampuan seseorang untuk bergerak
secara penuh dan bebas sehingga dapat menjalankan peran
sehari-hari serta melakukan interaksi sosial. Saraf motorik volunter
dan sensorik merupakan fungsi mobilitas penuh yang mengontrol
seluruh tubuh seseorang
Mobilisasi Sebagian
• Mobilisasi sebagian adalah kemampuan seseorang untuk bergerak tetapi ada
batasan gerak sehingga tidak dapat bergerak bebas karena dipengaruhi oleh
gangguan saraf sensorik dan motorik di area tubuhnya. Mobilisasi sebagian dibagi
menjadi dua yaitu:
• Mobilitas sebagian temporer adalah kemampuan individu untuk bergerak secara
terbatas yang bersifat sementara. Hal ini dapat disebebkan oleh trauma reversible
pada sistem muskuloskeletal.
• Mobilitas sebagian permanen adalah kemampuan individu untuk bergerak secara
terbatas yang bersifat menetap. Hal ini disebebkan oleh rusaknya sistem syaraf
yang reversible.
Tahap II: Latihan
Tahap I: Head of
posisi duduk
bed
pasien
Tahap: Latihan
berjalan dg alat
bantu
Tahapan Mobilisasi: Tahap I
• Head of Bed yaitu memposisikan tempat tidur pasien secara bertahap
mulai dari 300, 450-650 hingga pasien dapat duduk dengan tegak.
Sebelum melakukan tindakan ini kaji terlebih dahulu kemampuan
kardiovaskuler dan pernafasan pasien
• Range of Motion atau latihan rentang gerak
• Continous Lateraly Rotation Therapy yaitu dengan menggerakan rangka
tempat tidur yang memutar dari sisi ke sisi. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi komplikasi fungsi pernafasan pada pasien ICU.
HEAD OF BED
MEMPOSISIKAN TEMPAT TIDUR PASIEN SECARA BERTAHAP DIMULAI DENGAN 30˚
BERTAHAP 45˚-65˚ HINGGA PASIEN DAPAT DUDUK TEGAK.
ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM MENGUKUR KEMIRINGAN YAITU DENGAN BUSUR ATAU
ACCU ANGLE LEVEL DITEMPELKAN DISISI TEMPAT TIDUR (TERDAPAT MAGNET DAN
PETUNJUK DERAJAT KEMIRINGAN)
RANGE OF MOTION (ROM)
ROM DAPAT DILAKUKAN PADA SEMUA PASIEN KECUALI MENGALAMI PATAH TULANG.
DILAKUKAN PADA LENGAN DAN KAKI DENGAN CARA FLEKSI, EKSTENSI, ROTASI,
HIPEREKSTENSI.
SEDANGKAN PASIF ROM DILAKUKAN JUGA PADA EKSTREMITAS ATAS DAN BAWAH
SEBANYAK 5 KALI SETIAP GERAKAN.
CONTINOUS LATERALY ROTATION THERAPY
(CLRT)
MERUPAKAN BAGIAN DARI MOBILISASI PROGRESIF BERFUNGSI MENGURANGI KOMPLIKASI
FUNGSI PERNAFASAN.
DILAKUKAN DENGAN GERAKAN KONTINUE RANGKA TEMPAT TIDUR YANG MEMUTAR PASIEN
DARI SISI KE SISI.
SEILER (2005), PENGARUH POSISI MIRING 30 DERAJAT PADA LUKA TEKAN PADA AREA
TROKANTER DAN SAKRAL DAPAT DIELIMINASI DENGAN MELAKUKAN SECARA TERATUR
MENGGUNAKAN PENYANGGA MATRAS YANG SANGAT LEMBUT.
Tahapan mobilisasi: Tahap II
• Memposisikan duduk pasien. Hal ini diawali dengan melatih pasien
duduk bersandar di tempat tidur, lalu diikuti dengan melatih pasien
posisi duduk di kursi duduk santai (dengan kaki menggantung
melawan gravitasi). Hal ini tidak dapat dilakukan pada pasien
dengan temporary peacemaker, intra aortic ballon pum, pasien
dengan penggunaan obat-obatan vasopressor, pasien dengan
fraktur dan pasien dengan peningkatan tekanan intrakranial
POSISI DUDUK