Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 21 No.

2, Juli 2018, hal 94-100


pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203
DOI: 10.7454/jki.v21i2.545

PENGALAMAN IBU MERAWAT ANAK USIA SEKOLAH DENGAN AUTIS

Siti Chodidjah 1*, Alfani Prima Kusumasari 2

1. Faculty of Nursing Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia


2. Esa Unggul University, Jakarta 11510, Indonesia

*E-mail: siti.chodidjah13@gmail.com

Abstrak

Autis merupakan salah satu jenis gangguan perkembangan dimana anak mengalami gangguan dalam interaksi sosial,
berkomunikasi, serta masalah perilaku dan kognitif. Hal ini membuat pengasuhan anak autis menjadi penuh tantangan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman ibu dalam merawat
anak usia sekolah yang mengalami autis. Data didapatkan dari wawancara semi terstruktur pada 8 orang anak usia 8
sampai 15 tahun yang dipilih dengan menggunakan metode snow ball sampling. Data dianalisis dengan menggunakan
pendekatan Collaizi. Stres yang dialami orang tua selama perawatan anak yaitu meliputi: mengalami stres emosional,
perlu mengontrol emosi anak, mengkhawatirkan hubungan dengan sibling, mengkhawatirkan masa depan anak,
menghadapi masalah keuangan, dan mengupayakan pendidikan inklusi. Penelitian ini merekomendasikan perlunya
upaya mensosialisasikan autis pada komunitas agar kualitas hidup ibu dan anak penderita autis menjadi lebih baik.

Kata kunci: stress ibu yang memiliki anak autis, koping orang tua, anak autis usia sekolah

Abstract

The Experience of Mother Caring for School Age Children with Autism. Autism is a type of developmental disorder
characterized by social interaction impairment, communication difficulties, and kognitif and behavior problems. This
condition causes rearing child with autism present with profound challenges.This research aimed to explore the
experience of mothers of school age children with autism. The data was obtained from 8 school aged children, chosen
with snow balling sampling technique and was analized with Collaizi’s method. Themes found mother’s stress which
included: experiencing emotional stress, the need to control child’s behaviour, worried about child’s problem with
siblings, child’s future issues, financial strain, and struggle for child’ inclusion education. It is recommended to
increase community autism awareness to facilitate community’s acceptance to children with autism and to improve the
quality of life among mothers and children with autism.

Keywords: stress of mother of autism child, parental coping, school aged children with autism

Pendahuluan jadi 0,62–0,70% dalam beberapa tahun terakhir


(Wang, et al., 2018). Angka kejadian autis di
Autis merupakan gangguan perkembangan yang Amerika Serikat adalah 1 banding 88 anak dan
ditandai dengan gangguan komunikasi, bahasa, di Korea Selatan adalah sebesar 2,6% (Centers
interaksi sosial, serta adanya ketertarikan ter- for Disease Control and Prevention, 2012). Di
hadap hal tertentu dan perilaku berulang (Wang, Indonesia, angka kejadian autis diperkirakan
et al., 2018). Karakteristik perilaku anak autis tidak jauh berbeda karena autis tidak dipenga-
antara lain, yaitu hiperaktif, perilaku melukai ruhi oleh suku bangsa dan tingkat perekonomian
diri sendiri, dan perilaku obsesif (Sitimin, Fikry, (National Center of Biotechnology Information,
Ismail, & Hussein, 2017). 2012).

Prevalensi autis cukup besar di seluruh dunia. Masalah autis terjadi sebanyak 3–4 kali lebih
Pada tahun 1960 prevalensi autis di dunia se- banyak pada anak laki-laki daripada anak pe-
besar 0,04%. Jumlah ini terus meningkat men- rempuan. Sebanyak 10–15% dari anak autis
Chodidjah, et al., Pengalaman Ibu Merawat Anak Usia Sekolah dengan Autis 95

memiliki tingkat kecerdasan rata-rata atau di sitas Indonesia. Data didapatkan dari 8 orang
atas rata-rata, 25% berada pada borderline sam- anak usia sekolah yang mengalami autis yang
pai retardasi mental, dan sisanya mengalami re- bersekolah di salah satu Sekolah Dasar Negeri
tardasi mental sedang sampai berat (Hoogsteen dan Sekolah Menengah Pertama Negeri di da-
& Woodgate, 2013). erah Depok. Partisipan dipilih dengan menggu-
nakan teknik pengambilan sampel snow balling.
Selain mengalami kesulitan berinteraksi sosial
dan berkomunikasi, anak autis juga memiliki Pengumpulan data dilakukan melalui wawanca-
gangguan perilaku yang mengganggu dan su- ra semi terstruktur yang direkam dengan meng-
sah diatur (Wang, et al., 2018). Masalah peri- gunakan tape recorder. Wawancara dilakukan
laku anak menjadi penyebab stres psikologi pada di tempat yang dipilih oleh ibu dan berlang-
orang tua (Chan, Lam, Law, & Cheung, 2018). sung sekitar 20 menit sampai 55 menit. Verba-
Orang tua, terutama ibu yang mempunyai anak tim dari hasil wawancara kemudian dilakukan
dengan autisme umumnya juga merasa bahwa analisis menggunakan metode Colaizi. Trust-
tugas rumah tangga mereka menjadi semakin wortiness hasil penelitian dilakukan dengan
berat (Hoogsteen & Woodgate, 2013). member checking.

Orang tua yang membesarkan anak dengan Hasil


autis dilaporkan mengalami tingkat stres yang
lebih tinggi daripada orang tua yang merawat Analisis data menemukan 6 (enam) tema ter-
anak dengan jenis masalah perkembangan lain- kait pengalaman ibu selama merawat anak autis
nya. Ibu yang mempunyai anak autis lebih se- usia sekolah. Tema tersebut adalah mengalami
ring mengalami gangguan kesehatan mental dan stres emosional, perlu mengontrol emosi anak,
kesehatan fisik serta memiliki kualitas hidup mengkhawatirkan hubungan dengan sibling,
yang lebih rendah dari ibu yang mempunyai a- mengkhawatirkan masa depan anak, mengala-
nak dengan masalah perkembangan lain (Wang, mi masalah keuangan, dan mengupayakan pen-
et al., 2018). Sebanyak 40% ibu dan 30% ayah didikan inklusi.
dengan anak yang mengalami autisme meng-
alami depresi/ gangguan bipolar (Hoogsteen & Stres yang Dialami Ibu Selama Perawatan
Woodgate, 2013). Anak

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi Mengalami stres emosional. Stres emosional
pengalaman ibu yang merawat anak usia se- yang dialami oleh ibu berupa perasaan sedih,
kolah yang mengalami autis. Penelitian ini ber- khawatir, dan lelah. Perasaan sedih dialami oleh
tujuan untuk mengetahui masalah yang diala- ibu dikarenakan anak mereka berbeda dengan
mi ibu dalam merawat anak usia sekolah de- anak-anak lainnya dan sering menjadi olok-
ngan autis. Dengan mengetahui masalah yang olok teman sepermainannya. Salah seorang ibu
dihadapi orang tua, diharapkan dapat membe- menyatakan:
rikan dukungan yang tepat sehingga dapat me-
ningkatkan kualitas hidup anak autis dan orang “…ya saya nangis, H baru masuk SD X dan
tua. teman-temannya mengatakan dia gila, karena
dia tertawa sendiri, loncat-loncat sendiri, di-
Metode katain gilapun dia tidak tahu” (partisipan 2)

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif Selain perasaan sedih, ibu juga merasakan ke-
dengan pendekatan deskriptif fenomenologi. khawatiran. Perasaan khawatir ini antara lain
Pengambilan data dilakukan setelah lolos uji dikarenakan khawatir anak tidak diterima di
etik dari Fakultas Ilmu Keperawatan Univer- lingkungannya. Penyebab lainnya adalah kha-
96 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 21, No. 2, Juli 2018, hal 94-100

watir anaknya tidak bisa membela diri saat ber- dang bisa terima, kadang enggak. Tapi ba-
interaksi dengan lingkungannya. nyakkan enggaknya…” (partisipan 6)

“…gak berani melepas, jadi memang harus Mengkhawatirkan hubungan anak dengan
selalu dipantau, ditungguin kemanapun. Di- sibling. Kehadiran anak autis memberikan dam-
tungguin karena dia tuh nggak ngerti, ini pak dampak negatif terhadap sibling. Dampak
temannya mau berbuat jahat apa tidak, dia tersebut berupa protes dan penolakan terhadap
gak ngerti. Dia orangnya tidak suka konflik. kehadiran anak autis. Penolakkan ini terutama
Dia dipukul seperti apa, gak pernah bisa muncul ketika ibu meminta sibling untuk me-
balas. …aduh sakit, sakit…udah, gitu saja. ngajak anak autis bermain. Berikut adalah re-
Dia belum bisa membela diri saat diserang aksi protes dan penolakan dari sibling.
orang…” (partisipan 8)
“Mamah kok saya yang harus jagain kakak?
Stres emosional lainnya adalah perasaan lelah. apa gak kebalik?” (partisipan 5)
Ibu merasa lelah karena anak autis membutuh-
kan perhatian khusus. Salah seorang ibu me- “…kedua anak saya ini walau satu bapak
nyatakan: satu ibu ibarat minyak dan air, gak bisa
akur… dia pernah komplain saya mau main
“ …capek ngeladenin dia terus. Tapi harus kenapa harus bawa kakak?. Saya kan adik,
sabar. Kan ngomong sama anak seperti ini masa harus jaga kakak…” (partisipan 2)
harus diulang-ulang, gak bisa cuma sekali.
Kalau diulang-ulang dia paham, dia akan “… emang agak kasar ya sama adiknya
ngerti…” (partisipan 3) (anak autis)… kakak L menganggap L
seperti temannya hingga dia tidak berpikir
Perlu mengontrol perilaku anak. Ibu menyata- bahwa saya pukul adik saya… dia tidak
kan keinginan untuk dapat mengontrol perila- menganggap bahwa saya pukul adek saya”
ku anak autis disebabkan anak akan marah atau (partisipan 8)
melakukan tindakan yang dapat membahaya-
kan orang lain jika keingiannya tidak dipenuhi. Mengkhawatirkan masa depan anak. Semua
partisipan dalam penelitian ini mengkhawatir-
“…mengontrol keinginan dia untuk sesuatu kan masa depan anak. Kekhawatiran ini terkait
yang baru, itu loh yang sangat sulit. Misal pengasuhan anak di masa depan dan kemandi-
kalau dia sudah tau di tas itu ada handpho- rian anak.
ne, dia akan buka tas itu, ya cuma sekedar
liat, udah itu selesai. Udah, ditinggal. Itu “… kedepannya gimana gitu, sama siapa
kan kalau orang gak tau kan dikiranya mau nanti dewasa…” (partisipan 6)
nyuri ya, hehe. Itu yang paling sulit sampai
sekarang. Orang lain yang ga tau kan bisa “… saya berpikir gimana anak ini kalau
marah-marah. Kalau orangnya gak mau sudah besar. Iya kalau saya sehat. Kalau
ngasih liat, nanti kalau sampai handphone- terjadi apa-apa dengan saya, siapa yang
nya ketemu, udah ketangkep dia, langsung akan sayang dia…” (partisipan 2)
dibanting. Gitu, hehe pelampiasannya…”
(partisipan 4) Mengalami masalah keuangan. Terapi yang
dibutuhkan dalam perawatan anak menimbul-
“…lagi pengen meredam emosinya. Kalau kan masalah keuangan dalam keluarga. Se-
gak dapet maunya kan marah dia, ngomel- bagai dampaknya ibu harus mengurangi freku-
ngomel. Kadang dia masih bisa nunggu, ka- ensi terapi yang dibutuhkan anak.
Chodidjah, et al., Pengalaman Ibu Merawat Anak Usia Sekolah dengan Autis 97

“…kesananya (tempat terapi), biayanya itu anak, dan menyalahkan diri sendiri. Orang tua
…bebannya itu, masih utang banyak untuk anak autis dilaporkan memiliki kualitas hidup
bawa dia ke terapis. Kalau ke sana tidak bi- yang lebih rendah dari orang tua yang memili-
sa sering-sering… pengennya rutin, cuma ki anak normal (Neff & Faso, 2014), dan be-
untuk ongkosnya itu, hehe…” (partisipan 6) risiko mengalami masalah psikiatri (Nolcheva
& Trajkovski, 2015).
“iya, memang mahal…” (partisipan 8)
Secara umum penyebab dari stres tersebut ter-
Mengupayakan pendidikan inklusi. Mencari kait dengan kemampuan intelektual anak yang
sekolah inklusi untuk anak merupakan suatu rendah, kesulitan anak dalam berkomunikasi,
tantangan tersendiri bagi ibu. Ibu berharap a- dan masalah perilaku yang merusak dan meng-
nak mereka bisa mendapatkan pendidikan in- ganggu (Watson, Hayes, Radford-Paz, & Coon,
klusi bagi anak mereka. 2013), serta kurangnya support sosail (Wang et
al, 2018). Sebanysk 85% anak autis terlahir
“… pendidikan untuk anak-anak seperti ini dengan keterbatasan kemampuan kognitif dan
enggak di SLB. SLB lebih menekankan ke adaptif. Keterbatasan ini membuat anak mem-
cacat fisik ya. Kalau ini kan lebih ke apa, ke butuhkan bantuan dalam hidupnya. Pada keter-
otak ya…” (partisiapan 5) gantungan yang berat, anak autis membutuh-
kan bantuan sepanjang usianya (Karst & Van
Ibu berharap agar di masa mendatang anak- Hecke, 2012).
anak mereka yang mengalami autis tidak men-
dapatkan kesulitan untuk dapat bersekolah di Watson, Hayes, Radford-Paz, dan Coon (2013)
sekolah inklusi. juga menambahkan bahwa orang tua mengala-
mi kelelahan fisik, emosional dan mental di-
“…pemerintah agar lebih perhatian pada karenakan beban mental yang konstan dan ber-
anak-anak seperti ini…saya berharap semua langsung terus menerus selama perawatan anak
sekolah gak cuma inklusi yang mau mene- (Bashir, Bashir, Lone, & Ahmad, 2014; Doron
rima anak seperti ini…dan gurunya pun di- & Sharabany, 2013; Watson, Hayes, Radford-
beri pengertian…” (partisipan 3) Paz, & Coon, 2013). Perawatan anak autis me-
merlukan waktu, upaya dan kesabaran (Koegel,
Pembahasan Matos-Fredeen, Lang, & Koegel, 2011).

Mengalami stress emosional. Penelitian ini Kehilangan kontrol diri dan tidak adanya du-
menemukan bahwa ibu dari anak autis meng- kungan dari pasangan dan tenaga professional
alami stress emosional berupa rasa sedih karena dapat menyebabkan stres emosional pada orang
memiliki anak yang berbeda dengan anak-anak tua. Masalah dengan pasangan biasanya mulai
lainnya, merasa khawatir karena anaknya tidak dirasakan sejak kedua orang tua menyadari a-
bisa membela dirinya sendiri, dan merasa lelah nak mereka tidak berkembang dengan normal
karena karena anaknya membutuhkan perawat- dan tidak sesuai dengan harapan. Perawatan
an khusus. anak autis menyebabkan orang tua tidak mem-
punyai waktu mengisi waktu bersama untuk
Watson, Hayes, Radford-Paz, dan Coon (2013) menguatkan ikatan pernikahan mereka dan ti-
menyatakan bahwa menjadi orang tua dari a- dak jarang berakhir dengan perceraian (Bashir,
nak yang mengalami autis merupakan peng- Bashir, Lone, & Ahmad, 2014).
alaman yang sarat dengan stres. Orang tua dari
anak autis berisiko mengalami mengalami stres Faktor lain yang ikut berkontribusi adalah ku-
psikososial berupa shock, depresi, marah, ke- rang baiknya penerimaan masyarakat dan ang-
sedihan mendalam, tidak mempercayai kondisi gota keluarga lainnya terhadap kondisi anak.
98 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 21, No. 2, Juli 2018, hal 94-100

Ketidaktahuan masyarakat pada masalah peri- autis serta lebih banyak menghabiskan waktu-
laku anak membuat masyarakat menilai orang nya untuk saudaranya yang mengalami autis.
tua tidak mampu mendidik anaknya dengan baik Angell, Meadan, dan Stoner (2012) menam-
(Neff & Faso, 2014). Penilaian masyarakat ti- bahkan bahwa sibling mengeluhkan berkurang-
dak hanya memengaruhi anak tapi juga menye- nya kesempatan melakukan aktivitas bersama
babkan seluruh keluarga menjadi bagian dari keluarga karena orang tua lebih disibukkan de-
masalah tersebut. Pada akhirnya hal tersebut ngan perawatan saudaranya yang autis.
dapat menyebabkan keengganan keluarga un-
tuk membawa anaknya ke fasilitas kesehatan Sibling juga merasa kelelahan karena diberi-
(Bashir, Bashir, Lone, & Ahmad, 2014). kan tanggung jawab membantu membersihkan
rumah dan ikut merawat saudaranya yang autis
Penelitian lain menemukan bahwa kehadiran (Bashir, Bashir, Lone, & Ahmad, 2014). Lebih
anak autis juga dapat memberi dampak positif lanjut Angell, Meadan, dan Stoner (2012) me-
pada orang tua. Kurangnya pemahaman menge- nyatakan bahwa sibling sering merasakan iso-
nai penyakit yang dialami anak membuat orang lasi sosial karena malu dan frustasi pada peri-
tua berusaha mencari informasi lebih jauh, ber- laku saudaranya yang agresif dan antisosial.
usaha mencari dukungan emosional dan formal
dari keluarga dan teman. Kemampuan orang tua Namun demikian kehadiran anak autis juga da-
untuk beradaptasi tidak hanya membantu orang pat memberikan pengalaman positif bagi sibling.
tua memiliki kemampuan merawat anaknya dan Sibling merasa sebagai penolong bagi anak au-
mengatasi masalah dalam perawatan anaknya, tis ketika mereka terlibat dalam perawatan anak
namun juga dapat menguatkan ikatan pernikah- autis, menenangkan ketika anak berperilaku ag-
an (Doron & Sharanbany, 2013). resif, menjaga keamanan anak, menghibur ke-
tika anak bersedih dan mengupayakan peneri-
Merasa perlu mengontrol perilaku anak. Gang- maan sosial terhadap anak autis. Kemampuan
guan neurologis komplek yang dialami anak sibling untuk memberi koping positif ini dipe-
autis menyebabkan anak mengalami kesulitan ngaruhi oleh pengetahuan dan pemahaman ten-
berinteraksi sosial dan berkomunikasi seperti tang masalah yang dialami saudaranya, kemam-
kesulitan memahami komunikasi nonverbal dan puan koping keluarga, dan sumber daya yang
kesulitan untuk menyesuaikan diri situasi baru. dimiliki keluarga (Angell, Meadan, & Stoner,
Anak autis sering terlibat dalam perilaku yang 2012).
menantang bahaya, agresif, mencederai diri sen-
diri sampai dengan melakukan pengrusakan Mengkhawatirkan masa depan anak. Orang
barang disekitarnya (Koegel, Matos-Fredeen, tua anak autis mengkhawatirkan keamanan anak-
Lang, & Koegel, 2011). Keluarga dengan anak nya di masa depan (Chan, Lam, Law, & Cheung,
autis menghadapi masalah mengontrol perila- 2018), terutama saat mereka tidak mampu lagi
ku anak, baik berupa hiperaktif, agresi, dan pe- merawat anaknya. Kekhawatiran ini disebab-
rilaku membahayakan diri sendiri maupun pe- kan kesulitan anak dalam berinteraksi sosial dan
rilaku menarik diri seperti depresi dan ansietas ketakutan anaknya tidak bisa mendapatkan pe-
(Watson, Hayes, Radford-Paz, & Coon, 2013). kerjaan yang dapat mendukung dirinya sendiri
(Watson, Hayes, Radford-Paz, & Coon, 2013).
Mengkhawatirkan hubungan anak dengan Semakin bertambah usia anak, semakin besar
sibling. Hasil penelitian ini menemukan bahwa stres yang dialami oleh keluarga (Doron &
kehadiran anak autis memberikan dampak ne- Sharanbany, 2013).
gatif pada sibling. Sibling dari anak autis lebih
berisiko mengalami depresi dan mengalami ma- Mengalami masalah keuangan. Kehadiran
salah emosional. Sibling marah karena merasa anak autis menyebabkan keluarga dihadapkan
orangtuanya lebih menyayangi saudaranya yang pada masalah keuangan. Terapi anak autis mem-
Chodidjah, et al., Pengalaman Ibu Merawat Anak Usia Sekolah dengan Autis 99

butuhkan biaya untuk berbagai konsul medis, langsungan program sekolah inklusi (Majako,
terapi, dan obat-obatan (Chan, Lam, Law, & 2016).
Cheung, 2018). Pendidikan untuk mempersi-
apkan masa depan anak pun membutuhkan bi- Kesimpulan
aya yang tidak murah (Bashir, Bashir, Lone, &
Ahmad, 2014). Kehadiran anak autis dengan berbagai per-
masalahannya menyebabkan pengasuhan anak
Masalah keuangan juga dikaitkan dengan ber- menjadi berat dan penuh tantangan. Dampak
kurangnya penghasilan orang tua karena ber- yang ditimbulkan tidak saja kepada orang tua,
kurangnya total jam kerja, absen dari kerja khususnya sang ibu, tetapi juga kepada sibling.
(Chan, Lam, Law, & Cheung, 2018), dan kehi- Autis pada anak secara umum sudah dapat ter-
langan kesempatan promosi jabatan (Marsack deteksi pada usia 2–3 tahun dan intervensi dini
& Hopp, 2018). Sebagian ibu bekerja memutus- memungkin anak untuk dapat mencapai nor-
kan untuk berhenti bekerja agar dapat merawat malitas. Pengalaman ibu yang merawat anak
anaknya (Sharpe & Baker, 2007; Nolcheva & usia sekolah yang mengalami autis yang men-
Trajkovski, 2015). jadi sampel penelitian menunjukkan adanya
mengalami stres emosional stres emosional, per-
Mengupayakan pendidikan inklusi. Mendapat- lu mengontrol emosi anak, mengkhawatirkan
kan pendidikan inklusi di sekolah umum mem- hubungan dengan sibling, mengkhawatirkan
beri manfaat bagi anak autis. Sekolah inklusi masa depan anak, menghadapi masalah keuang-
memberikan kesempatan untuk belajar berko- an, dan mengupayakan pendidikan inklusi. Pe-
munikasi dan bersosialisasi. Hasil penelitian me- ningkatkan pemahaman komunitas terkait ma-
nunjukkan ada perbaikan perilaku pada anak salah autis pada anak membantu keluarga un-
autis yang bersekolah di sekolah inklusi (Koegel, tuk beradaptasi secara positif dalam perawatan
Matos-Fredeen, Lang, & Koegel, 2011). autis (AT, NN, TN).

Namun demikian, bersekolah di sekolah inklu- Ucapan Terima Kasih


si merupakan tantangan yang berat bagi anak
autis, bahkan bagi anak autis dengan kemam- Ucapan terima kasih diberikan kepada FIK UI
puan kognitif di atas rata-rata. Kurangnya ke- yang telah memberikan dana bagi terlaksana-
mampuan bekerja sama, kontrol diri, dan hi- nya penelitian ini.
peraktif merupakan karakteristik anak autis yang
mempersulit mereka dalam proses pembelajar- Referensi
an di sekolah inklusi (Majako, 2016).
Angell, M.E., Meadan, H., & Stoner, J.B. (2012).
Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa ba- Experiences of sibling of individuals with
rier dalam menjalani sekolah inklusi bagi anak autism spectrum disorders. Autism
autis antara lain: perilaku menarik diri, meng- Research & Treatment. 2012, 1–11.
alami bullying, dan penolakan baik secara fisik Article ID 949586. doi: 10.1155/2012/
mau mental dari teman sekolah. Sebagian guru 949581.
pengajar juga kurang medukung program se-
Bashir, A., Bashir, U., Lone, A., & Ahmad, Z.
kolah inklusi karena merasa tidak memiliki ke- (2014). Chalenges faced by families of
terampilan untuk mendidik anak autis. Pelatih- autistic children. International Jurnal of
an khusus diperlukan untuk meningkatkan kom- Interdisciplineary Research and Inno-
petensi mengajar di sekolah inklusi dengan be- vations, 2 (1), 64–68.
kerja sama dengan guru terlatih. Kampanye pe-
ningkatan kesadaran terhadap autis bagi siswa- Chan, K.S., Lam, C. B., Law, N.C., & Cheung,
siswi lainnya juga ikut berperan dalam keber- R.Y. (2018). From child autistic symptoms
100 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 21, No. 2, Juli 2018, hal 94-100

to parental affective symptoms: A family National Center of Biotechnology Information.


process model. Reseach in Developmental (2012). Autism: Pervasive developmental
Disabilities, 75, 22–31. disorder–autism; Autistic spectrum disorder.
Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.
Centers for Disease Control and Prevention. gov/pubmedhealth/PMH0002494/
(2012). Autism and development dis-
abilities monitoring network. Retrieved Nolcheva, M. & Trajovski, V. (2015). Exploratory
from https://www.cdc.gov/ncbddd/autism study: stress, coping, and support of
/documents/ADDM-Fact-Sheet-comp508. children with autism spectrum disorder.
pdf Journal of special education and
rehabilitation, 16 (3), 84-100. doi: 1031
Doron, H., & Sharabany, A. (2013). Marital 515/JSER-2015-0013
pattern among parents to autistic children.
Psychology, 4 (4), 445–453. Neff, K.D., & Faso, D.J. (2014). Self-compassion
and well being in parents of children with
Hoogsteen, L., & Woogate, R.L . (2013). The lived autism. Mindfulness, 6 (4), 938–947. doi:
experience of parenting a child with autism 10.1007/s12671-014-0359-2
in a rural area: Making the invisible,
visible. Journal of Pediatric Nursing, 39 Sitimin, S.A., Fikry, A., Ismail, Z., & Hussein, N.
(5), 33–37. (2017). Work-family conflict among
working parents of children with autism in
Koegel, L., Matos-Fredeen, R., Lang, R., & Malaysia. Procedia Computer Science,
Koegel, E. (2011). Intervention for 105, 345–352. https://doi.org/10.1016/
children with autism spectrum disorders in j.procs.2017.01.232.
inclusive school setting, cognitive, and
behavioral practice. Cognitive and Sharpe, D.L., & Baker, D.L. (2007). Financial
Behavioral Practice, 19 (3), 401–412. doi: issues associated with having a child with
10.1016/j.cbpra.2010.11.003. autism. Journal of Family and Economic
Issues, 28 (2), 247–264. https://doi.org/10.
Karst, J.S., & van Hecke, A V. (2012). Parent and 1007/s10834-007-9059-6.
family impact of autism spectrum
disorders: A review and proposed model Watson, S., Hayes, S., Radford-Paz, E., & Coon,
for intervention evaluation. Clinical Child K. (2011). “I’m hoping, I’am hoping..”.
and Family Psychology Review, 15 (3), Thought about the future from families of
247–277. https://doi.org/10.1007/s10567- children with autism or fetal alcohol
012-0119-6. spectrum disorder in Ontario. Journal of
Developmental Disabilities, 19 (3), 76–93.
Marsack, C.N., & Hopp, F.P. (2018). Informal
support, health, and burden among parents Wang, Y., Xiao, L., Chen, R.S., Chen, C., Xun,
of adult children with autism. G.L., Lu, X.Z., … Ou, J.J. (2018). Social
Gerontologist, 1–10. doi: 10.1093/geront/ impairment of children with autism
gny082. spectrum disorder affects parental quality
of life in different ways. Psychiatry
Majoko, T. (2016). Inclusion of children with Research, 266, 168–174. https://doi.org/
autism spectrum disorders: Listening and 10.1016/j.psychres.2018.05.057.
hearing to voices from the grassroots.
Journal of Autism and Developmental
Disorders, 46 (4), 1429–1440. https://doi.
org/10.1007/s10803-015-2685-1.

Anda mungkin juga menyukai