Anda di halaman 1dari 31

Benign Paroxysmal

Positional Vertigo
Sigop Elliot Parsaulian Lumbantoruan

Pendahuluan

BPPV merupakan gangguan yang terdapat di vestibular telinga dalam


dimana gangguan tersebut menghasilkan keluhan berupa sindroma
vertigo (pusing berputar, mula, muntah, nistagmus, unsteadiness).
Penyakit ini dapat disebabkan baik oleh kanalitiasis ataupun
kupulolitiasis dan secara teori dapat mengenai ketiga kanalis
semisirkularis.

ANATOMI TELINGA
DALAM

ANATOMI TELINGA DALAM

Telinga dalam disebut juga sebagai


labirin yang terletak pada pars petrosus
os temporal. Labirin terdiri dari :

Labirin bagian tulang (Bony


Labyrinth), terdiri dari :

Kanalis semisirkularis,

Vestibulum, dan

Koklea

Labirin bagian membrane


(Membranous Labyrinth), yang terletak
didalam labirin bagian tulang, terdiri
dari: kanalis semisirkularis, utrikulus,
sakulus, dan duktus endolimfatikus
serta koklea.

ANATOMI (COCHLEA)
Bagian koklea. 3 kanal:

Cochlear duct (Skala media)

Skala vestibule

Skala timpani

COCHLEA (2)

Basilar membrane yang mengandung spiral organ/ Organ of Corti berisi


sel-sel rambut yang merupakan reseptor pendengaran. Membran
basilaris sempit pada basisnya (nada tinggi) dan melebar pada
apeksnya (nada rendah). Organ korti terdiri dari satu baris sel rambut
dalam (3.000) dan tiga baris sel rambut luar (12.000). Ujung saraf
aferen dan eferen menempel pada ujung bawah sel rambut.

BAGIAN VESTIBULUM DAN KANALIS


SEMISIRKULARIS

Utrikulus dan sakulus mengandung makula yang diliputi oleh sel-sel


rambut yang ditutupi lapisan gelatinosa (otolithic membrane) dan
otolith (kristal kalsium karbonat).

Ketiga kanalis semisirkularis bermuara pada utrikulus. Masing-masing


kanalis memiliki satu ujung yang melebar yang membentuk ampula
dan mengandung sel-sel rambut krista dan diselubungi oleh lapisan
gelatinosa yang disebut kupula. Kanalis semisirkularis terdiri atas dua
saluran vertical yaitu kanalis semisirkularis anterior dan posterior dan
satu saluran horizontal yaitu lateral.

VASKULARISASI DAN INNERVASI


TELINGA
Telinga dalam memperoleh perdarahan dari
Arteri auditori interna (a. labirintin) yang berasal dari a. serebelli
inferior anterior atau langsung dari a. basilaris
arteri ini bercabang 3 yaitu :
Arteri vestibularis anterior
Arteri vestibulokoklearis
Arteri koklearis

Aliran vena pada telinga dalam melalui 3 jalur utama.

Vena auditori interna mendarahi putaran tengah dan apikal koklea.

Vena akuaduktus koklearis mendarahi putaran basiler koklea, sakulus


dan utrikulus dan berakhir pada sinus petrosus inferior.

Vena akuaduktus vestibularis mendarahi kanalis semisirkularis sampai


utrikulus. Vena ini mengikuti duktus dan masuk ke sinus sigmoid.

INNERVASI
N. akustikus bersama N. fasialis masuk ke dalam porus dari meatus
akustikus internus dan bercabang dua sebagai N. vestibularis dan N.
koklearis. Pada dasar meatus akustikus internus terletak ganglion
vestibulare dan pada mediolus terletak ganglion spirale.

FISIOLOGI
KESEIMBANGAN

KONSEP KESIMBANGAN

Keseimbangan dan orientasi tubuh seseorang terhadap lingkungan


sekitarnya tergantung dari input sensorik dari reseptor vestibuler di
labirin, organ visual dan organ proprioseptif. Gabungan informasi
ketiga reseptor sensorik tersebut akan diolah di sistem saraf pusat
sehingga akan menimbulkan gambaran mengenai keadaan posisi tubuh
pada saat itu dan bagaimana mengatur posisi tubuh seperti yang
dikehendaki.

Terdapat dua pengaturan keseimbangan di labirin yaitu keseimbangan


statis dan dinamik

KESEIMBANGAN STATIS

Pengaturan terhadap posisi tubuh (terutama kepala) terhadap kekuatan


gravitasi. Labirin statis diatur oleh utrikulus dan sakulus yang
merupakan pelebaran labirin membran yang terdapat dalam vestibulum
labirin tulang.

KESEIMBANGAN DINAMIS

Kesimbangan dinamis (labirin kinetik), terdiri dari tiga kanalis


semisirkularis dimana pada tiap kanalis terdapat pelebaran yang
berhubungan dengan utikulus, disebut ampula. Di dalamnya terdapat
krista ampularis yang terdiri dari reseptor-reseptor keseimbangan dan
selurunya tertutup oleh suatu substansi gelatin yang disebut kupula

Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan menimbulkan


perpindahan cairan endolimfa di labirin dan selanjutnya silia sel rambut
akan menekuk. Tekukan silia menyebabkan permeabilitas membran sel
berubah, sehingga ion kalsium akan masuk ke dalam sel yang
menyebabkan terjadinya proses depolarisasi dan akan merangsang
pelepasan neurotransmiter eksitator yang selanjutnya akan meneruskan
impuls sensoris melalui saraf aferen ke pusat keseimbangan di otak.
Sewaktu berkas silia terdorong ke arah berlawanan, maka terjadi
hiperpolarisasi.

VERTIGO

Vertigo

Definisi : sensasi berputar

Vertigo tidak selalu sama dengan dizziness!

Dizziness : vertigo, presinkop, light-headedness, disequilibrium

Vertigo merupakan jenis dizziness yang paling sering dialami (54% di


populasi umum), dengan perbandingan wanita:pria sebesar 2:1; 88%
pasien mengalami episode rekuren

Etiologi Vertigo

Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.

Obat-obatan : alkohol, gentamisin.

Kelainan telinga

Vertigo, infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirintis, penyakit


Mnire.

Peradangan saraf vestibuler, herpes zoster.

Kelainan neurologis

Kelainan sirkularis

Vertigo Perifer
(dari organ vestibular ke CN VIII)

Labirin, telinga dalam : vertigo posisional paroksisimal benigna, pasca


trauma, penyakit Mnire, labirinitis (viral, bakteri), toksik
(aminoglikosid, streptomisin, gentamisin), oklusi peredaran darah di
labirin, fistula labirin

Saraf otak ke VIII : neuritis iskemik, neuritis vestibular, infeksi, inflamasi,


neuroma akustikus, tumor lain di serebelopontin

Telinga luar dan tengah : otitis media, tumor

Vertigo Sentral
(dari CN VIII ke korteks)

Supratentorial : trauma, epilepsi

Infratentorial : insufisiensi vertebrobasiler

Obat-obatan, seperti aminoglikosida, diuretik loop, NSAIDs, dll.

Klasifikasi Vertigo

Fisiologis

Mabuk gerakan (motion sickness)

Mabuk ruang angkasa (space sickness)

Vertigo ketinggian (height vertigo)

Patologis

Kelainan sentral, seperti pada batang otak atau serebelum

Kelainan perifer, seperti pada telinga dalam atau CN VIII

Teori Patofisiologi Vertigo

Teori rangsang berlebihan

Teori konflik sensorik

Teori neural mismatch

Teori otonomik

Teori neurohumoral

Teori sinap

Gejala Klinis

Gejala primer : vertigo, impulsion, ataksia, gejala pendengaran

Gejala sekunder : mual, gejala otonom, kelelahan, sakit kepala,


sensitivitas visual

Gejala nonspesifik : giddiness dan light-headedness (jarang digunakan


pada disfungsi telinga, tapi sering pada pasien medical-related vertigo)

BPPV

Benign Paroxysmal Positional Vertigo disebabkan ketika otolith yang


terdiri dari kalsium karbonat yang berasal dari makula pada
utrikulus yang lepas dan bergerak dalam lumen dari salah satu
kanal semisirkular.

Ketika kristal kalsium karbonat bergerak dalam kanal semisirkular


(kanalitiasis),

mereka

menyebabkan

pergerakan

endolimfe

yang

menstimulasi ampula pada kanal yang terkena, sehingga menyebabkan


vertigo.

Arah dari nistagmus ditentukan oleh eksitasi saraf ampula pada kanal
yang terkena oleh sambungan langsung dengan otot ektraokular.

KANALITIASIS VS KUPOLITITASIS

Kanalitiasis mengacu pada partikel kalsium yang bergerak bebas


dalam kanal semisirkular.

Kupulolitiasis mengacu pada kondisi yang lebih jarang dimana partikel


kalsium melekat pada kupula itu sendiri.

Konsep calcium jam pernah diusulkan untuk menunjukkan partikel


kalsium yang kadang dapat bergerak, tetapi kadang terjebak dalam
kanal.

PATOMEKANISME

Debris kalsium dapat pecah karena trauma atau infeksi virus, tapi pada
banyak keadaan dapat terjadi tanpa trauma atau penyakit yang
diketahui. Mungkin ada kaitannya dengan perubahan protein dan
matriks gelatin dari membran otolith yang berkaitan dengan usia. Pasien
dengan BPPV diketahui lebih banyak terkena osteopenia dan
osteoporosis daripada kelompok kontrol, dan mereka dengan BPPV
berulang cenderung memiliki skor densitas tulang yang terendah.
Pengamatan ini menunjukkan bahwa lepasnya otokonia dapat sejalan
dengan demineralisasi tulang pada umumnya. Tetap perlu ditentukan
apakah terapi osteopenia atau osteoporosis berdampak pada
kecenderungan terjadinya BPPV berulang.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan neurologis : CN VII, nystagmus vertical/horizontal, gait test

Rombergs sign

Heel-to-toe walking test

Unterbergers stepping test

Past-pointing test (uji tunjuk Barany)

Anda mungkin juga menyukai