Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN 6

SISTEM EKSRRESI URINARI


6.1. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pentingnya peranan system ekresi urinari dalam menjaga homeostatis tubuh
2. Mengidentifikasi beberapa karakteristik urin normal sehingga dapat melakukan analisa secara
sederhana adanya kelainan – kelainan dalam tubuh berdasarkan pemeriksaan sampel urin
6.2. Teori singkat
Metabolisme nutrien dalam tubuh menghasilkan bahan – bahan buangan dari sel – sel tubuh
seperti 𝐶𝑂2 , 𝐻2 𝑂, panas. Selain itu ion – ion esensial seperti 𝑁𝑎+ , 𝐶𝑙 − , sulfat, fostat, dan hidrogen
cenderung terakmulasi dalam tubuh. Semua materi toksik dan kelebihan materi – materi esensial
haruslah dieliminasi. Sistem organ dalam tubuh yang berperan dalam eliminasi materi – materi tersebut
anatara lain adalah system ekresi urinari.
Fungsi system ekresi urinari adalah membantu memelihara homeostatis tubuh dengan cara
mengontrol komposisi dan volume darah yaitu dengan meindahkan dan menyimpan sejumlah tertentu
air dan zat terlarut. Ginjal adalah orga yang mengatur komposisi dan volume darah serta mengeluarkan
buangan dari darah dalam bentuk urin melalui proses filtrasi, absorpsi dan sekresi. Unit fungsional
ginjal terkecil adalah neftron.
Kenormalan fungsi ginjal atau adanya penyakit – penyakit pada ginjal dan saluran urin dapat
didektesi anatara lain dengan cara melakukan uji karakteristika urin serta analisa zat – zat yang terlarut
dalam urin.
6.3. Bahan dan alat
BAHAN ALAT
Perak nitrat Piknometer
Asam nitrat Indicator universal atau pH meter
Larutan Na-nitroprusida Mikroskop
Larutan KOH/NaOH 1 N Kaca obyek + cover
Asam asetat pekat Tabung reaksi
Asam asetat glacial Pipet tetes
Larutan Fehling (A&B) Lampu spiritus
6.4. Prosedur
Tiap kelompok harus ada sukarelawan mahasiswa dan mahasiswi yang menyumbang urinnya masing –
masing sekitar 100ml. Tampug sampel urin pada gelas kimia.
a. Pengamatan mikroskopik urin
Prosedur Pengamatan
 Tampung 10ml urin dalam tabung
sentrifuga
 Sentrifuga selama 5 menit dengan
kecepatan 1500rpm
 Buang cairan di atasnya
 Kocok endapan/ sedimen yang ada
dengan sedikit sisa cairanya
 Amati di bawah mikroskop
 Yang diamati adalah sedimen – sedimen
mikro dalam urin, baik organic maupun
anorganik. Sedimen organic meliputi
sisa gugusan sel (hyaline, epitel, granul
darah), leukosit, eritrosit, spermatozoa,
filament uretra, fibrin, mikroorganisme.
Sedimen anorganik meliputi senyawa
urat dan kristal – kristal (magnesium,
fosfat, kalsium, kalsium, oksalat,
kalsium fosfat), kolesterol dll.
b. Uji karalteristik urin
Prosedur Pengamatan
 Ambil sedikit urin
 Amati ; warna, serta bau urin a) Warna kuning pucat
b) Bau dominan amoniak
 Ukur pH urin dengan menggunakan Ukuran pH 7
indikator universal atau pH meter.
Tentutakan bobot jenis urin dengan
menggunakan piknometer, dengan cara
sebagai berikut :
 Timbang piknometer kosong (dalam 𝑊 1 = 21,43𝑔𝑟𝑎𝑚
keadaan bersih dan kering). Diperoleh
nilai 𝑊1
 Isilah piknometer tersebut dengan 𝑊2 = 48,67𝑔𝑟𝑎𝑚
aquadest bebas gas. Bagian luar
piknometer di lap sampai kering,
kemudian ditimbang. Diperoleh nilai 𝑊2
 Buanglah air dari piknometer tersebut. 𝑊2 = 48,67𝑔𝑟𝑎𝑚
Piknometer dibilas dengan alcohol dan
dikeringkan (sebaiknya dalam oven).
Setelah kering isilah piknometer dengan
sampel urin, kemudian ditimbang.
Diperoleh nilai 𝑊3
 Bobot jenis urin dihitung dengan Bj = 0,9794419971
persamaan berikut :
 Bj = (𝑊3 −𝑊1 ) / (𝑊2 −𝑊1 ) 𝑊 1 = 21,43𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑊2 = 48,67𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑊3 = 48,11𝑔𝑟𝑎𝑚
(𝑊3 − 𝑊1 )
𝐵𝐽 =
(𝑊2 − 𝑊1 )

(48,11 − 21,43)
𝐵𝐽 =
(48,67 − 21,43)
26,68
𝐵𝐽 =
27,24
𝐵𝐽 = 0,97994419971

Catatan :
pH urin normal : 6,0 (Gradwohl), 5-7,8 (Tortora)
warna urin normal : kuning (Tortora)
Bau urin normal : aromatic (Tortora)
Bj urin normal : 1,001 – 1,060 (Gradwohl), 1,008 – 1,030 (Tortora).
c. Analisa kimia zat – zat yang terlarut dalam urin
Prosedur Pengamatan
 Penetapan urea
 Teteskan 2 tetes urin pada kaca obyek
 Teteskan pada sampel urin tersebut 2
tetes asam nitrat
 Panaskan perlahan – lahan atau biarkan
cairan menguap
 Amati adanya kristal rhombis atau (+) Ada urea
hexagonal dari urea nitrat

d. Penetapan ion klorida


Prosedur Pengamatan
 Masukan 5ml urin ke dalam tabung
reaksi
 Kedalam tabung reaksi yang telah berisi 5 tetes
urin tersebut, tambahkan beberapa tetes
perak nitrat
 Terjadinya kekeruhan atau endapan (+) Ada kekeruhan putih (5 tetes)
putih menunjukan adanya ion klorida

e. Penetapan aseton
Prosedur Pengamatan
 Masukan 3ml urin kedalam tabung
reaksi
 Basakan sampel urin tersebut dengan
cara menambahkan beberapa tetes
larutan KOH/NaOH
 tambahkan beberapa tetes larutan Na-
nitroprusid
 Kocok
 Tambahkan beberapa tetes asam asetat
pekat kemudian kocok
 Terbentuknya warna ungu sampai merah (-) Tidak ada perubahan
ungu menunjukan adanya alcohol, asam
asetat, aldehid dan asam diasetat (badan
keton).
f. Penetapan gula pereduksi
Prosedur Pengamatan
 Masukan 1ml fehling ke dalam tabung
reaksi, Encerkan dengan 4ml air suling.
Panaskan perlahan.
 Kedalam tabung reaksi tersebut, tambah
urin sebanyak 1ml sedikit demi sedikit,
sampai warna biru tepat hilang.
 Terjadinya endapan merah bata (-) Tidak terjadi endapan merah bata
menunjukan adanya gula preduksi.
 Catatan : untuk perhitungan
senimkuantitaif sejumlah 0,05gram gula
dapat memproduksi 10ml larutan fehling
 Hitung jumlah gula dalam urin dalam
g/100ml atau % b/v.

g. penetapan kualitatif albumin


Prosedur Pengamatan
 Masukan urin ke dalam tabung reaksi
kira – kira sampai ¼ isi tabung
 Didihkan perlahan – lahan amati apa
yang terjadi
 Ke dalam tabung reaksi, tambahkan 2
sampai 3 tetes larutan asetat glacial ; air
(1:1), kocok
 Terjadinya kekeruhan menunjukan (-) Tidak ada kekeruhan
adanya albumin. Tingkat kekeruhan
setara dengan jumlah albumin yang ada.
PENGAMATAN

No Pengamatan Hasil
1 Mikroskopik urin Terdapat Squamous, Epithelid cel
2 Karakteristik urin
a. Warna Kuning pucat
b. Bau Bau dominan amoniak
c. pH pH 7
d. Bobot jenis Bj = 0,9794419971

𝑊 1 = 21,43𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑊2 = 48,67𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑊3 = 48,11𝑔𝑟𝑎𝑚
(𝑊3 − 𝑊1 )
𝐵𝐽 =
(𝑊2 − 𝑊1 )

(48,11 − 21,43)
𝐵𝐽 =
(48,67 − 21,43)
26,68
𝐵𝐽 =
27,24
𝐵𝐽 = 0,97994419971

3 Analisa zat kimia


a. Urea (+) Ada urea
b. Ion klorida (+) Ada kekeruhan putih (5 tetes)
c. Aseton (-) Tidak ada perubahan
d. Gula pereduksi (-) Tidak terjadi endapan merah bata
e. Albumin (-) Tidak ada kekeruhan

PEMBAHASAN :

KESIMPULAN :

Anda mungkin juga menyukai