Anda di halaman 1dari 28

OSTEOARTRITIS

KELOMPOK : 12
ANGGOTA :
ASEP DARDA
MIDA YULIA EP
SIFA FAUJIAH S
PUTRI MAYA IS
WINA NURAENI
Pengertian
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi
degeneratif kronis yang menyerang struktur
kartilago sendi secara perlahan hingga
menimbulkan gangguan dampak pada tulang,
jaringan lunak, dan cairan synovial di sekitarnya
Prevalensi
 Prevalensi penderita OA di seluruh dunia adalah sekitar 9% pada laki-laki
dan 18% pada perempuan
 Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 hasil dari
wawancara pada usia ≥ 15 tahun : Prevalensi OA tertinggi : Provinsi Nusa
Tenggara Timur sekitar 33,1%
 Prevalensi terendah : Riau yaitu sekitar 9%.
 Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2013
sekitar 32,99% lansia di Indonesia menderita penyakit degeneratif
diantaranya menderita radang sendi / osteoartritis
KLASIFIKASI OSTEOARTRITIS (OA)
Berdasarkan etiologi, osteoartritis dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
 Osteoartritis primer
 Osteoartritis sekunder
• Osteoartritis Primer

Osteoartritis primer atau OA idiopatik belum diketahui penyebabnya dan


tidak berhubungan dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada
sendi. Meski demikian, osteoartritis primer banyak dihubungkan pada penuaan.
Pada orangtua, volume air dari tulang muda meningkat dan susunan protein tulang
mengalami degenerasi. Akhirnya, kartilago mulai degenerasi dengan mengelupas
atau membentuk tulang muda yang kecil. Pada kasus-kasus lanjut, ada kehilangan
total dari bantal kartilago antara tulang-tulang dan sendi-sendi. Penggunaan
berulang dari sendi-sendi yang terpakai dari tahun ke tahun dapat membuat bantalan
tulang mengalami iritasi dan meradang, menyebabkan nyeri dan pembengkakan
sendi. Kehilangan bantalan tulang ini menyebabkan gesekan antar tulang, menjurus
pada nyeri dan keterbatasan mobilitas sendi. Peradangan dari kartilago dapat juga
menstimulasi pertumbuhan-pertumbuhan tulang baru yang terbentuk di sekitar
sendi-sendi.
Osteoartritis primer ini dapat meliputi sendi-sendi
perifer (baik satu maupun banyak sendi), sendi interphalang,
sendi besar (panggul, lutut), sendi-sendi kecil
(carpometacarpal, metacarpophalangeal), sendi apophyseal
dan atau intervertebral pada tulang belakang, maupun variasi
lainnya seperti OA inflamatorik erosif, OA generalisata,
chondromalacia patella, atau Diffuse Idiopathic Skeletal
Hyperostosis (DISH).
• Osteoartritis Sekunder

Osteoartritis sekunder adalah OA yang disebabkan oleh


penyakit atau kondisi lainnya seperti pada post-traumatik,
kelainan kongenital dan pertumbuhan (baik lokal maupun
generalisata), kelainan tulang dan sendi, penyakit akibat
deposit kalsium, kelainan endokrin, metabolik, inflamasi,
imobilitas yang terlalu lama, serta faktor risiko lainnya seperti
obesitas, operasi yang berulangkali pada struktur-struktur
sendi, dan sebagainya.
Faktor Resiko

OA tangan
GEJALA
keluhan yang dapat dijumpai pada pasien OA :
 Nyeri sendi , gangguan range of motion akibat nyeri.
 Kekakuan sendi pada pagi hari umumnya setelah imobilisasi yang cukup lama
(biasanya < 30 menit).
 Krepitasi dapat ditemukan pada sendi yang nyeri.
 Deformitas sendi yang permanen.
 Perubahan gaya berjalan dan gangguan fungsi sendi.
 Pembengkakan sendi yang asimetris akibat adanya efusi dan osteofit.
 Tanda inflamasi akut sendi : peningkatan suhu, nyeri tekan, gangguan gerak,
kemerahan.
PATOFISIOLOGIS
Pada awal OA, kandungan air pada kartilago mningkat kemungkinan
sebagai akibat kerusakan jaringan kolagen yang tidak mampu untuk mendesak
proteoglikan dan selanjutnya memperoleh air. Seiring perkembangan OA,
kandungan proteoglikan kartilago menurun, kemungkinan melalui kerja
metallopproteinase.
Perubahan dalam komposisi glikosaminoglikan juga terjadi, dengan
peningkatan keratin sulfat dan penurunan rasio kondroitin 4-sulfat terhadap
kondroitin 6-sulfat. Perubahan ini dapat mengganggu interaksi kolagen-proteoglikan
pada kartilago. Kandungan kolagen tidak berubah sampai penyakit menjadi parah.
Peningkatan dalam sintesis kolagen dan perubahan distribusi dan diameter serat
dapat terlihat.
Peningkatan aktivitas metablik yang ditandai dengan peningkatan sintesis
matriks yang dikontrol oleh kondrosit, dianggap merupakan suatu respon
peerbaikan terhadap kerusakan. Bagaimanapun jika berlanjut menjadi hilangnya
LANJUTAN…
Tulang subkondral yang berdekatan dengan kartilago artikular juga mengalami pergantian
tulang yang lebih cepat dengan peningkatan aktivitas osteoklast dan osteoblast. Terdapat hubungan
antara pelepasan peptida vasoaktid dan matrix metallopproteinase, neovaskularisasi, dan peningkatan
permeabilitas kartilago yang berdekatan. Peristiwa ini selanjutnya mengakibatkan degradasi
kartilago dan pada akhirnya hilangnya kartilago, berakibat pada rasa sakit dan deformitas
sendi.Fibrilasi, robeknya kartilago yang tidak mengandung kalsium, mengekspos bagian dalam
tulang sehingga dapat menyebabkan mikrofraktur pada tulang subkondral. Selanjutnya, kartilago
tererosi, meninggalkan tulang subkondral yang gundul dan menjadi padat, dan halus.
Mikrofraktur berakibat pada produksi callus dan osteoid. Tulang baru (osteofit) terbentuk
pada tepi sendi, jauh dari area destruksi kartilago. Osteofit dapat merupakan suatu usaha untuk
menstabilkan sendi daripada suatu aspek yang destruktif dari OA. Inflamasi, dicatat secara klinis
sebagai sinovitis, terjadidan dapat diakibatkan dari pelepasan mediator inflamasi seperti
prostaglandin dari kondrosit.
DIAGNOSIS
Klinis Klinis dan Laboratorik Klinis dan Radiografi
Nyeri + minimal 3 dari 6 Nyeri + minimal 5 Nyeri + minimal 1 dari 3
kriteria berikut : dari 9 kriteria berikut : kriteria berikut :
o Umur > 50 tahun o Umur > 50 tahun o Umur > 50 tahun
o Kaku pagi < 30 menit o Kaku pagi < 30 menit o Kaku pagi < 30 menit
o Krepitus o Krepitus o Krepitus
o Nyeri tekan o Nyeri tekan
o Pembesaran tulang o Pembesaran tulang +
o Tidak panas pada perabaan o Tidak panas pada perabaan OSTEOFIT
o LED < 40 mm / jam
o RF < 1 : 40
o Analisis cairan sendi
normal
PENGOBATAN NON
FARMAKOLOGI
1. Edukasi
2. Terapi fisik
3. Penurunan berat badan
4. Olahraga
5. Menghindari barang yang terlalu berat
6. Pembedahan
Rekomendasi Non Farmakologis Direkomendasikan pada kondisi Tidak direkomendasikan
untuk Manajemen OA Lutut Sangat tertentu
direkomendasikan
- Berpartisipasi dalam kardiovaskular - Berpartisipasi dalam program manajemen - Partisipasi dalam latihan
(aerobik) dan/atau latihan resistensi diri keseimbangan, baik sendiri atau
- Menerima terapi manual dikombinasi
- Berpartisipasi dalam olahraga air bersamaan dengan latihan penguatan
dengan latihan yang diawasi
- Menurunkan berat badan (untuk - Mengenakan sol lateral terjepit
- Menerima intervensi psikososial
individu dengan berat badan berlebih) - Menerima terapi manual saja
- Menggunakan medially directed patellar
taping - Memakai penyangga lutut
- Mengenakan medially wedges insoles - Menggunakan laterally directed
pada OA kompartemen lateral patellar taping
- Mengenakan laterally wedges subtalar
strapped insoles pada OA kompartemen
medial
- Diinstruksikan penggunaan agen termal
PENGOBATAN FARMAKOLOGI

1. Golongan Analgesik
 Golongan Analgesik Non Narkotik
- Asetaminofen (Analgesik oral)
- Kapsaisin (Analgesik topikal)
 Analgesik Narkotik
2. Golongan NSAID
3. Kortikosteroid
4. Suplemen makanan
5. Injeksi hialuronat
GUIDELINE TERAPI
1. Rekomendasi farmakologis untuk awal manajemen OA tangan:
 Capsaicin topical
 NSAID topical, termasuk trolamine salicylate
 OAINS oral, termasuk penghambat selektif COX-2
 Tramadol
2. Rekomendasi farmakologis untuk awal manajemen OA lutut
 Acetaminophen
 OAINS oral
 NSAID topical
 Tramadol
 Injeksi kortikosteroid intraartikular
3. Rekomendasi farmakologis untuk awal manajemen OA panggul
 Acetaminophen
 OAINS oral
 Tramadol
 Injeksi-kortikosteroid intraartikular
Interaksi Penggunaan Obat
Diagram Perombakan Asam Arachidonat
STUDI KASUS
Pasien bernama Tn.P, umur 69 tahun dengan keluhan utama nyeri pada lutut sejak 2
minggu, nyeri dirasakan terus menerus dan lutut terasa hangat sehingga pasien sulit
untuk berjalan, nyeri hanya dirasakan di kedua lutut tidak menjalar, nyeri bertambah
ketika menggerakan lutut dan berkurang dengan istirahat, kadang terdengar seperti
bunyi gemeretak pada lutut pasien, kaku lutut ketika bangun pagi kira-kira 10 menit,
awalnya psien mulai merasakan nyeri pada lututnya setelah bepergian jauh selama
sekitar 8 jam.
Riwayat pengobatan : pasien membeli obat anti nyeri sendi yang dijual
umum diapotik, diminum dalam 10 harisebelum masukrumah sakit tetapi tidak ada
perubahan. Riwayat penyakit jantung sejak beberapa tahun yang lalu. Riwayat
hpertensi sejak 20 tahun yang lalu dan berobat teratur. Riwayat diabetes tidak ada
riwayat penyakit keluarga tidak ada.
PEMBAHASAN
Klasifikasi diagnosis Osteoartithis berdasarkan kriteria American Collage of
Rheumatologi ( ACR ) Berdasarkan kriteria kilinis yaitu Nyeri sendi dan lutut.
Paling sedikit 3 dari 6 kriteria di abawah ini :
 Krepitus saat gerakan aktif
 Kaku sendi > 30 menit
 Umur > 50 tahun
 Pembesaran tulang sendi lutut
 Nyeri tekan tepi tulang
 Tidak teraba hangat pada sinovium sendi lutut.
Pada pemeriksaan ditemukan adanya akral hangat. Tidak bengkak, efusi
ada, nyeri tekan ada, dan krepitasi ada. Sedangkan pada gambaran radiologis
ditemukan alignement sendi genu intak. Tidak tampak diskolasi, tidak tampak
fraktur maupun destruksi tulang, mineralisasi tulang baik, jaringan lunak
sekitarnya kesan baik. Berdasarkan pemeriksaan di atas, dapat disimpulkan
bahwa pasien tersebut menderita Osteoarthritis Genu Bilateral.
Untuk mengatasinya , diberikan meloxicam 15 g/ 24 jam / oral. Meloxicam
termasuk dalam golongan OAINS, yang memiliki efek analgetik dan anti- inflamasi.
Meloxicam bekerja melauli penghambatan sintesis prostaglandin di jaringan tubuh
dengan cara menghambat dua isoenzim cyclo-oxygenease (COX) yaitu COX -1 dan
Cox- 2. Kebanyakan pasien OA adalah usia lanjut, dimana pemberian obat OAINS
harus berhati – hati. Sehingga dipilihlah meloxicam, yang efek sampingnya
minimal, cara pemakainya sederhana dan pengawasan terhadap efek samping juga
harus terus dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai