Anda di halaman 1dari 68

Oleh : Diah Wardani M.

Farm

PRODI D-III KEPERAWATAN


STIKES KARSA HUSADA
2019
 Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler dengan kematian
tertinggi.
 Pada pasien hiertensi umumnya ditemui penyakit penyerta
Kategori TDD (mmHG) TDS (mmHg)
Normal ≤ 85 ≤ 130
Normal Tinggi 85-89 130-139
HIPERTENSI
Tingkat 1 (ringan) 90-99 140-159
Tingkat 2 (sedang) 100-109 160-179
Tingkat 3 (berat) 110-119 180-209
Tingkat 4 (sangat berat) ≤ 120 ≤ 210
 Hipertensi adalah kenaikan
tekanan darah arteri melebihi
normal dan kenaikan ini bertahan.
Menurut WHO hipertensi ini, tidak
tergantung pada usia.
 Hipertensi mungkin dapat
diturunkan dengan terapi tanpa
obat (non-farmakoterapi) tau
terapi dengan obat
(farmakoterapi).
1. Hipertensi Esensial/ Primer/ idiopatik
Usia, stress psikologis, dan hereditas (keturunan) terjadi Sekitar 90%.
2. Hipertensi Sekunder
Kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
penyakit adrenal terjadi Sekitar 10%.
 Hipertensi akan menimbukan kerusaan pada berbagai organ sasaran yakni
jantung ,pembulluh darah otak pembuuh darah perifer , ginjal, dan retina.
 Ada 2 jenis komplikasi hipertensi :
a. Komplikasi hipertensif, yakni komplikasi yang langsung disebabkan oleh
hipertensi itu sendiri misanya perdarahan otak.
b. Komplikasi aterosklerotik, yakni komplikasi akibat proses ateroskerosis yang
disebabkan tidak hanya oleh hipertensi itu sendiri, tetapi juga oleh banyak
faktor lain, misalnya peningkatan kolesterol, merokok, diabetes dan lain-lain
Beberapa faktor yang berperan dalam menimbulkan komplikasi kardiovaskular
dapat dibagi :
1. Riwayat hidup : keluarga, umur dan jenis kelamin ( Faktor yang tidak dapat di
ubah )
2. Hipertensi lipid darah ( terutama kolesterol) yang tinggi, kebiasaaan merokok,
DM , obesitas, asam urat darah yang tinggi, penggunaan estrogen sintesis
(Faktor yang dapat di ubah)
1. Feokromositoma / tumor pada kelenjar adrenal
(penghasil hormon apinefrin / adrenalin atau
norepine-frin / non adrenalin
2. Kegemukan / obesitas
3. Gaya hidup tidak aktif / malas olah raga
4. Stress
Peningkatan aktivitas saraf simpatis (saraf yg bekerja
saat tubuh beraktivitas) -> meningkatkan tekanan
darah secara intermitten (tidak menentu). Bila stress
berkepanjangan : tekanan darah menetap tinggi.
Angka kejadian di perkotaan lebih tinggi dibanding
pedesaan
5. Alkohol
6. Garam
7. Perubahan jantung & pembuluh darah
8. Kelainan hormonal
- Hiperaldosteronisme : (kelainan kelenjar endokrin yang melibatkan
satu atau kedua hormone adrenalin, yang terlalu banyak menghasilkan
hormone aldosterone)
- Sindrome Cushing: (Suatu kondisi yg terjadi akibat penggunaan obat
gol steroid)
- Feokromositoma: (pelepasan hormone yang menyebaban peningkatan
tekanan darah)
9. Penyakit ginjal
- Stenosis arteri renalis : (penyempitan salah satu arteri)
- Plelonefritis : (peradangan ginjal karena jenis infesi
saluran kemih)
- Glomerulonefritis : (salah satu penyakit ginjal yang terjadi
akibat adanya peradangan pada glomerulus)
- Tumor ginjal
- Penyakit ginjal polikista -> biasanya diturunkan
- Trauma pada ginjal / luka yg mengenai ginjal
- Terapi penyinaran yg mengenai ginjal
10. Obat-obatan
- Pil KB
- Kortikosteroid
- Siklosporin
- Eritropoitin
- Kokain
- Penyalahgunaan alkohol
- Kayumanis (dalam jumlah berlebihan)
11. Penyebab Lain
- Koartasio aorta : (penyempitan pembuluh
darah besar)
- Preeklamsi pada kehamilan
- Porfiria intermiten akut
- Keracunan timbal akut
1. LANSIA
UMUR/ USIA : Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan
darah. Umur berkaitan dengan tekanan darah tinggi (hipertensi). Semakin tua
seseorang maka semakin besar resikoterserang hipertensi (Khomsan, 2003).
WANITA
 Wanita yang menjadi istri dan ibu sekaligus sebagai pekerja, cenderung membawa
mereka pada work-family conflict. Meskipun laki-laki juga dapat mengalami work fami- ly
conflict tetapi wanita tetap menjadi sorotan utamanya, karena berkaitan dengan tugas
utama mereka sebagai ibu dan istri.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cinamon dan Rich


menunjukkan wanita atau ibu yang bekerja ternyata lebih sering
mengalami work fami- ly conflict dan lebih menekankan
pentingnya family work conflict, ketika keluarga sebagai domain
yang paling penting bagi kebanyakan wanita mempengaruhi
pekerjaan dapat menjadi gangguan bagi mereka. Berbagai peran
wanita tersebut menjadi faktor yang dapat menyebabkan risiko
hipertensi dimana pada kenyataannya disatu sisi ibu tetap terus
bekerja dan berkarir sementara disisi lain mereka tidak bisa lepas
dari perannya sebagai ibu dan istri, belum lagi bila dikaitkan
dengan pembagian kerja domestik rumah tangga dimana ibu yang
masih lebih banyak mengerjakannya .
Kematian akibat hipertensi yang tidak
diobati terutama berupa :
1. Stroke = pada penderita dengan hipertensi berat dan resisten
2. Gagal ginjal = pada penderita dengan renopati lanjut dan kerusakan ginjal
3. Penyakit jantung ( gagal jantung)
Mengingat prognosis yang buruk ini maka
evaluasi penderita hipertensi ditujukkan
untuk mengetahui 3 hal berikut :
1. Ada/ tidaknya etiologi yang jelas ( hipertensi sekunder) yang mungkin dapat
diperbaiki
2. Ada/ tidaknya komplikasi pada organ sasaran
3. Ada/ tidaknya faktor resiko kardiovaskuar lainnya
Untuk mengetahui ini dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap
serta beberapa pemeriksaan laboratorium yang relevan.
Penderita hipertensi biasanya tidak menunjukkan ciri apapun atau hanya mengalami
gejala ringan. Namun secara umum, gejala hipertensi adalah:

•Sakit kepala parah


•Pusing
•Penglihatan buram
•Mual
•Telinga berdengung
•Kebingungan
•Detak jantung tak teratur
•Kelelahan
•Nyeri dada
•Sulit bernapas
•Darah dalam urin
•Sensasi berdetak di dada, leher, atau telinga

Mungkin masih ada gejala lain yang tidak tercantum


Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
Data anamnesis (konsultasi dokter)
Pemeriksaan Jasmani
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan penunjang
Setelah Diagnosis ditegakkan, dilaku-kan pemeriksaan
organ utama :
1.Retina
Menggunakan oftalmoskop -> menentukan derajat
kerusakan retina (retinopati)
2. Jantung
Menggunakan ekokardiografi untuk stadium awal
3. Ginjal
Untuk mengetahui kerusakan ginjal ->
Adanya sel darah & albumin. Air kemih yg
mengandung bahan hasil pembentukan hormon
epinefrin & nonepinefrin -> menunjukkan
kerusakan karena feokromsitoma. Atau dengan
menanyakan riwayat kelainan ginjal, analisis,
rontgen, USG ginjal
Penyebab lain ditemukan dengan :
Pemeriksaan rutin, misal : mengukur kadar kalium
darah (menemukan adanya hiperaldosteronisme)
Pengukuran tekanan darah pada kedua lengan &
tungkai untuk menemukan adanya koartasio aorta
 Tujuan Pengobatan Hipertensi adalah untuk mencegah terjadinya morbiditas dan
mortalitas akibat TD Tinggi, ini berarti TD harus diturunkan serendah mungkin
yang tidak mengganggu fungsi ginjal, otak, jantung maupun kualitas hidup sambal
dilakukan pengendalian faktor-faktor resiko kardiovaskular lainnya.

 Telah terbukti bahw makin rendah TD diastolic dan sistolik, makin baik
prognosisnya, pada umumnya sasaran TD pada penderita Muda adalah kurang
lebih 140/90 mmHg sampai 130/85 mmHg, sedangkan pada penderita usia lanjut
samapi umur 80 tahun kurang lebih 160/90 mmHg sampai 145 mmHg sistolik bila
dapat ditoleransi.
 Menurunkan TD dengan antihipertensi (AH) telah terbukti menurunkan morbiditas
dan mortalitas kardiovaskular, yaitu stroke, iskemia jantung, gagal jantung
kongestif, dan memberatnya hipertensi.
 Hasil gabungan dari 14 uji klinik pada hamper 37.000 penderita deasa dengan
semua tingkat hipertensi menunjukkan baha penurunan TDD 5-6 mmHg dengan
AH menurunkan insiden stroke 42% dan penderita jantung kronis 14% selama 4-6
tahun.
 Keputusan untuk memulai pengobatan hipertensi tidak hanya ditentukan oleh
tingginya TD tetapi juga oleh adanya faktor resiko kardiovaskular lainnya, dan
adanya TOD, makin Tinggi TD adanya faktor resiko kardiovaskular
Pengukuran Follow up yang dianjurkan
pertama
TDD TDS
≤ 85 ≤ 130 Periksa ulang dalam 2 tahun
85-89 130-139 Periksa ulang dalam 1 tahun bila TD menetap, terapkan modifikasi poa
hidup
90-99 140-159 Pastikan dalam 2 bulan :
1. TDD 90-94 dan atau TDS 140-149 tanpa faktor resiko utama lain ,
terapkan modifikasi pola hidup, dan periksa ulang setiap 3-6 bulan.
2. TDD 90-94 dan atau TDS 140-149 dengan faktor resiko utama lain, TDD
95-99 dan atau TDS 150-159 tanpa atau dengan faktor resiko lain:
terapkan dulu modifikasi pola hidup selama 3-6 bulan dan berika AG
dan TD menetap.
100-109 160-19 Pastikan dan obati dalam 1 bulan
110-119 180-209 Pastikan dan obati dalam 1 minggu
Modifikasi pola hidup (dulu disebut terapi non farmakologik) berikut berguna untuk
menurunkan TD pada penderita hipertensi, meningkatkan efek AH, (Anti Hipertensi)
mencegah pengingkatan TD pada mereka dengan TD normal tinggi, dan atau
mengurangi resiko kardiovaskular secara keseluruhan :
1. Menurunkan berat badan bila gemuk
2. Latihan fisk (aerobic) secara teratur
3. Mengurangi makan garam menjadi ≤ 2,3 gram natrium atau ≤ 6gram Nacl perhari
4. Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung Kalsium, kalium , dan
Magnesium yang cukup.
5. Membatasi meminum alkohol
6. Berhenti merokok, serta mengurangi konsumsi makanan mengandung kolesterol
dan lemak jenuh untuk kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan kombinasi
1,2,3 dan 5 yang diterapkan pada penderita hipertensi ringan selamarata-rata 4,5
tahun
Modifikasi pola hidup:
1. Penurunan berat badan
2. Aktivitas Fisik teratur
3. Pembatasan Garam dan alkohol
4. Berhenti merokok

Respon cukup
(TD sasaran Respon Kurang
telah dicapai)
Lanjutan modifikasi pola hidup:
Pilihan Antihipertensi tahap pertama :
1. Diuretik dan B-Bloker
2. Penghamabat ACE, antagonis kalsium
3. Alfa-Bloker dan Alfa-Beta Bloker

Respon Cukup
Respon
(TD sasaran Respon
Kurang/parsial
telah dicapai) Kecil
Respon
Respon
Kecil
Kurang/parsial

Tingkatkan Tambahkan
Ganti dengan
dosis obat obat ke-2 dari
obat golongan
pertama golongan lain
lain

Respon belum Tambahkan obat ke 2-atau 3


cukup dari golongan lain dan atau
diuretik
Obat anti hipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan
darah tingggi hingga mencapai tekanan darah normal.
Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat kontrol anatomis
dan efek tersebut terjadi dengan mempengaruhi mekanisme normal regulasi.
DIURETIK

ACE-INHIBITOR

KALSIUM ANTAGONIS

BETA BLOKER

ALFA BLOKER

VASODILATOR

ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER


Jenis Obat Dosis antihipertensi (mg/hari) Sediaan

Awal Maksimal Prekuensi


pemberian

A. Antihipertensi Tahap pertama


1. Diuretik
a. Diuretik tiazid dan sejenisnya
 Hidrokloratiazid 12,5 25 1x Tablet 25 mg ; 50
 Klortalidon 12,5 25 1x mg
 Bendroflumetiazid 2,5 25 1x Tablet 50 mg
 Indapamid 1,25 2,5 1x Tablet 5 mg
 Xipamid 10 20 1x Tablet 2,5 mg
b. Diuretik kuat Tablet 20 mg
 Furosemid - biasa 20 (1x) 80 2x
- lepas lambat 30 (1x) 60 2x Tablet 40 mg
c. Diuretik Hemat Kalium Kapsul 30 mg
Amliorid
Spironolakton
Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara mengurangi simpanan
natrium dalam tubuh. Awalnya, diuretik menurunkan tekanan darah dengan
menurunkan volume darah dan curah jantung, tahanan vaskuler perifer.
Penurunan tekanan darah dapat terlihat dengan terjadinya diuresis. Diuresis
menyebabkan penurunan volume plasma dan stroke volume yang akan menurunkan
curah jantung dan akhirnya menurunkan tekanan darah.
Obat diuretik dibagi
menjadi 4, yaitu :
1. Diuretik Tiazid
2. Loop Diuretic
3. Diuretik Hemat
Kalium, dan
4. Diuretik Osmotik
DIURETIK TIAZID

Menghambat reabsorpsi natrium dan klorida pada pars asendens ansa


henle tebal, yang menyebabkan diuresis ringan.
Contoh obat :
HYDROCLHOROTHIAZIDE (HCT), Golongan obat antihipertensi ini
merupakan obat antihipertensi yang prosesnya melalui pengeluaran
cairan tubuh via urin, ada kemungkinan besar potassium ( kalium )
terbuang.
Indikasi : mengurangi edema akibat gagal jantung, cirrhosis hati, gagal
ginjal kronis, hipertensi, Obat awal yang ideal untuk hipertensi, edema
kronik, hiperkalsuria idiopatik. Digunakan untuk menurunkan
pengeluaran urin pada diabetes inspidus
Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia,
hipertensi pada kehamilan, hiperurisemia, hiperkalsemia, oliguria,
anuria, kelemahan
DIURETIK LOOP
Lebih potensial dibandingkan tiazid dan harus digunakan dengan hati-
hati untuk menghindari dehidrasi.

Contoh obat :
FUROSEMIDE, Nama paten : Cetasix, farsix, furostic, impungan, kutrix,
Lasix, salurix, uresix.
Sediaan obat : Tablet, capsul, injeksi.
Indikasi : pasien dengan GFR (Gromerular Filtration Rate) rendah dan
kedaruratan hipertensi. Edema, edema paru dan untuk mengeluarkan
banyak cairan. Kadangkala digunakan untuk menurunkan kadar kalium
serum. Edema paru akut, edema yang disebabkan penyakit jantung
kongesti, sirosis hepatis, nefrotik sindrom, hipertensi.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui
Efek samping : pusing. Lesu, kaku otot, hipotensi, mual, diare.
Hiponatremia, hipokalemia, dehidrasi, hiperglikemia, hiperurisemia,
hipokalsemia, ototoksisitas, alergi sulfonamide, hipomagnesemia,
alkalosis hipokloremik, hipovolemia.
DIURETIK HEMAT KALIUM

Meningkatkan ekskresi natrium dan air sambil menahan kalium. Obat-


obat ini dipasarkan dalam gabungan dengan diuretic boros kalium untuk
memperkecil ketidakseimbangan kalium.
Contoh obat :
AMILORIDE (MIDAMOR)
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme Kerja : secara langsung meningkatkan ekskresi Na+
menurunkan sekresi K+ dalam tubulus kontortus distal.
Indikasi : Edema, hipertensi. Digunakan bersama diuretik lain karena
efek hemat K+ mengurangi efek hipokalemik. Dapat mengoreksi
alkalosis metabolik.
Kontraindikasi : Gangguan ginjal, hiperkalemia.
Efek tak diinginkan : Hiperkalemia, kekurangan natrium atau air. Pasien
dengan diabetes militus dapat mengalami intoleransi glukosa.
SPIRONOLACTON
Sediaan obat : Tablet, kapsul
Mekanisme Kerja : antagonis aldosteron (aldosteron
menyebabkan retensi Na+). Juga memiliki jerja serupa
dengan amilorid.
Indikasi : hipertensi, edema pada gagal jantung kongestif
(digunakan dengan tiazid), sirosis, dan sindrom nefrotik. Juga
untuk mengobati atau mendiagnosis hiperaldo-steronisme.
Kontraindikasi : Gangguan ginjal, hiperkalemia,
hipernatremia, kehamilan dan menyusui, penyakit adison.
Efek samping : Gangguan saluran cerna dan kadang-kadang
reaksi alergi seperti ruam kulit, sakit kepala, bingung,
hiponatremia, hiperkalemia, hepatotoksisita, impotensi.
DIURETIK OSMOTIK
Menarik air ke urin, tanpa mengganggu sekresi atau absorpsi
ion dalam ginjal.
Contoh obat :
MANITOL (MIS. RESECTISOL)
Sediaan obat : Injeksi, Cairan Infus
Mekanisme kerja : secara osmotic menghambat reabsorpsi
natrium dan air. Awalnya menaikkan volume plasma dan
tekanan darah.
Indikasi : gagal ginjal akut, edema otak, untuk
menghilangkan kelebihan dosis beberapa obat, intrakranial
hipertensi.
Efek samping : sakit kepala, mual, muntah, menggigil,pusing,
polidipsia, letargi, kebingungan, dan nyeri dada.
Jenis Obat Dosis antihipertensi (mg/hari) Sediaan
Awal Maksimal Prekuensi
pemberian
A. Antihipertensi Tahap pertama
2. Beta Bloker
a. Kardioselektif
 Asebutolol* 200 (1x) 800 2x Kapsul 200 mg Tablet 400
 Atenolol* 25 100 1x mg
 Bisoprolol 5 10 1x Tablet 50 mg : 100 mg
 Metoprolol – biasa 50 (1x) 200 1-2x Tablet 5 mg
_ Lepas lambat 100 200 1x Tablet 50 mg ; 100 mg
b. Non Selektif Tablet 100 mg
 Alprenolol 100 200 2x
 Karteolol* 2,5 10 2-3x Tablet 50 mg
 Nadolol* 20 160 1x Tablet 5 mg
 Eksprenolol - biasa 80 320 2x Tablet 40 mg; 80 mg
- lepas lambat 80 320 1x Tablet 40 mg; 80 mg
 Pindolol* 5 (1x) 40 2x Tablet 80 mg; 160 mg
 Propanolol 40 160 2x Tablet 5 mg; 10 mg
 Timolol 20 40 2x Tablet 10 mg; 40 mg
Jenis Obat Dosis antihipertensi (mg/hari) Sediaan

Awal Maksimal Prekuensi


*** pemberia
n
A. Antihipertensi Tahap pertama
3. Alfa - Bloker
 Doxazosin 1-2 (**) 4 1x Tablet 1 mg ; 2 mg
 Prazosin 0,5 (1x) 4 2x Tablet 1 mg ; 2 mg
 Terazosin (**) 4 1x Tablet 1 mg ; 2 mg
 Bunazosin 1-2 3 3x Tablet 0,5 mg
 Labetasol 1,5 200 2x Tablet 100 mg
4. Penghambat ACE 100
 Kaptropil* 100 2x Tablet 12,5; 25; 50 mg
 Lisinopril* 25 20 1x Tablet 5; 10;20 mg
 Enalapril* 5 40 1-2x Tablet 5; 10 mg
 Benazepril* 5 20 2x Tablet 10 mg
 Delapril* 10 (1x) 60 2x Tablet 15 mg
 Fosinopril 15 40 1x Tablet 10 mg
 Kuinapril* 10 40 2x Tablet 5;10;20 mg
 Peridopril* 5 (1x) 8 1x Tablet 4 mg
 Ramipil* 2 5 1x Kapsul 1,25 mg ; 2,5 ;
 Silazapril* 1,25 5 1x 5 mg
1,25-2,5 Tablet 2,5 mg
Berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat enzim yang diperlukan untuk
mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II.
Contoh obat :

CAPTOPRIL, RAMIPRIL, DELAPRIL


Nama paten : Capoten, Zestril
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga menurunkan
angiotensin II yang berakibat menurunnya pelepasan renin dan aldosterone.dan menghambat
ACE pada paruparu, yang mengurangi sintesis vasokonstriktor, angiotensin II. Menekan
aldosteron, mengakibatkan natriuesis. Dapat merangsang produksi vasodilator (bradikinin,
prostaglandin).
Indikasi : hipertensi, gagal jantung. hipertensi, terutama berguna untuk hipertensi
dengan rennin tinggi. Obat yang disukai untuk pasien hipertensi dengan nefropatidiabetik
karena kadar glukosa tidak dipengaruhi.
Kontraindikasi : hipersensivitas, hati – hati pada penderita dengan riwayat
angioedema dan wanita menyusui. Dan semua penghambat ACE : dosis pertama
hipotensi, pusing, proteinuria, ruam, takikardi, sakit kepala. Kaptopril jarang
menyebabkan agrunolositosis atau neutropenia.
Efek samping : batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi, dyspepsia,
pandangan kabur, myalgia.
Jenis Obat Do1sis antihipertensi (mg/hari) Sediaan
Awal Maksimal Prekuensi
pemberia
n
A. Antihipertensi Tahap pertama

5. Antagonis Kalsium
 Verapamil (#) 80 320 2x Tablet 80 mg
 Ditiazem 90 360 3x Tablet 30 mg ; 60 mg
 Nifedipin 15 30 3x Tablet 5 mg ; 10 mg
 Amlodipin 2,5 7,5 1x Tablet 5 mg
 Felodipin 5 10 1x Tablet 5; 10 mg
 Isradipin 2,5 10 2x Tablet 2,5 mg
 Nikardipin 60 120 3x Tablet 20 mg
Menurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri dengan mengintervensi influks kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi.

Contoh obat :

DILTIAZEM DAN AMLODIPINE, Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau kerja kalsium melalui slow cannel calcium.

NIPEDIPINE, Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vaskuler perifer, menurunkan spasme arteri coroner.

VERAPAMIL , Mekanisme kerja : menghambat masuknya ion Ca ke dalam sel otot jantung dan vaskuler sistemik sehingga menyebabkan

relaksasi arteri coroner, dan menurunkan resistensi perifer sehingga menurunkan penggunaan oksigen.

Indikasi : hipertensi, angina pectoris, penyakit vaskuler perifer.

Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui, gagal jantung.

Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki, gangguan saluran cerna.
Jenis Obat Do1sis antihipertensi (mg/hari) Sediaan
Awal Maksimal Prekuensi
*** pemberia
n
B. ANTI HIPERTENSI TAMBAHAN

1. Adronolitik Sentrasi (02 agonis)


 Metildopa 250 1.000 2x Tablet 125 mg; 250 mg
 Klonidin 0,075 0,6 2x Tablet 0,075 mg ; 0,15 mg
 Guanfasin 0,5 2 1x Tablet 5 1 mg

2. Penghambat Saraf Adrenergik


 Reserpin 0,05 0,25 1x Tablet 0,1 ; 0,25 mg
 Rauwolia 25 100 1x Tablet 50; 100 mg
 Guanetidin 10 50 1x Tablet 10; 25 mg
 Gusnadrel 10 50 2x Tablet 10; 25 mg

3. Vasodilator langsung
 Hidralazin 25 100 2-4 x Tablet 25 ; 50 mg
 Minoxidil 2,5 40 1-2 x Tablet 2,5 ; 10 mg
Menurunkan tekanan darah dengan cara mengendurkan dan melebarkan pembuluh
darah Obat-obatnya :
Hidralazin
Minoksidil

OBAT TERBARU :
Diazoksid
Nitroprusid
Diuretik B-Bloker Penghambat Kalsium @-Bloker
ACE Antagonis

Diuretik *** + + - +
B-Bloker + *** + + +
Penghambat + ***
ACE
Kalsium _ + + *** +
Antagonis
@-Bloker + + + + ***

+ ( Hasil baik, sinergsis)


* (Hati-hati pada gangguan fungsi jantung, terutama pada verapamil atau ditiazem)
- ( Tidak dianjurkan, karena penambahan efek hanya sedikit/ tidak ada)
OBAT DOSIS & CARA PEMBERIAN MULA KERJA
1. Vasodilator
parenteral Infus IV : 0,25-10 ug/kg/min (dosis max Segera
- Na Nitroprusid hanya untuk 10 menit)
Infus IV : 5-100 ug 2-5 menit
- Nitrogliserin Bolus IV : 50-150 mg, berulang 1-2 menit
- Diazoksid Infus IV : 15-30 mg/min
Bolus IV : 10-20 mg 10 menit
- Hidralazin Bolus IM : 10-40 mg 20-30 menit
Bolus IV : 0,625-1,25 mg tiap 6 jam 15-60 menit
- Enalaprilat
2. Penghambat
adrenergic parenteral
- Fentolamin Bolus IV : 5-15 mg 1-2 menit
- Trimetafan Infus IV : 1-4 mg/min 1-5 menit
- Labetalol Bolus IV : 20-80 mg tiap 10 menit 5-10 menit
 * = eliminasi obat terutama melalui ginjal sehingga dosis harus dikurangi dengan
adanya gangguan ginjal (kreatinin serum kurang dari 2mg/dl)

 ** Dosis yang lebih rendah hanya perlu diberikan selama beberapa hari (paling lama
1 minggu)

 *** Bukan dosis maksimal yang sesungguhnya tetapi batas atas dosis yang biasa
diberikan untuk pengobatan hipertensi di Indonesia. Oleh karena itu, dosis ini boleh
dilampaui untuk kasus-kasus yang berat atau resisten.

 # Belum diterima sebagai antihipertensi di Indonesia.


OBAT DOSIS & CARA PEMBERIAN MULA KERJA
3. Obat Oral
- Nifedipin biasa Oral : 10-20 mg (ulang setelah 30 menit) 15-30 menit

- Katropil Oral: 25 mg, ulang bila perlu 15-30 menit


- Klonidin Oral: 0,1-0,2 mg, uang tiap jam, bila perlu 30-60 menit
sampai total 0,6 mg

- Labetalol Oral: 200-400 mg, ulang tiap 2-3 Jam 30 menit-2 jam
1. DIURETIK
 Diuretik merupakan ‘initial drug choices’,
obat ini biasanya menjadi pilihan untuk
terapi awal hipertensi yang tidak disertai
dengan komplikasi / kondisi khusus.
 Contoh diuretik adalah HCT ('Hydro Chloro
Tiazid').
 Diuretik sering dikombinasikan dengan
obat antihipertensi dari golongan lain. Saat
ini sudah tersedia HCT dengan obat
antihipertensi golongan lain dalam satu
sediaan tablet.
 Ada empat syarat suatu zat dikatakan
diuretic osmotic :
1. Difiltrasi secara bebas oleh
glomelurus
2. Tidak/ sedikit di reabsorpsi oleh
tubulus
3. Bersifat Inert / (sukar bereaksi)
4. Tidak dimetabolisme
 Diuretics menurunkan tekanan darah  DIURETIK TIAZID DAN SEJENISNYA :
dengan cara mengeluarkan cairan
dan garam. Minum diuretik Berbagai tiazid mempunyai
menyebabkan frekuensi miksi mekanisme kerja yang sama, dalam
(kencing) jadi meningkat. dosis yang ekuipoten. Berbagai obat
ini menghasilkan efek antihipertensi
yang tidak berbeda satu sam lain.
 Tiazid dapat menimbulkan berbagai efek samping metabolic , yakni hipokalemia,
tiazid dapat mencetuskan gout akut , untuk menghindari efekk metabolic ini tiazid
harus digunakan dengan dosis rendah dan diakukan pengaturan diet
 Obat antihipertensi yang paling banyak diresepkan oleh dokter adalah Amlodipin,
Katropil, Hidroklorotiazid (HCT)

TERMASUK KEDALAM
GOLONGAN OBAT
ANTIHIPERTENSI APA
?????????????????????????
 Penghambat adrenoseptor B- Bloker : mekanisme antihipertensi bekerja sebagai
antihipertensi belum diketahui secara terperinci namun dapat diperkirakan
dengan beberapa cara :
 1. Pengurangan denyut jantung
 2. Hambatan pengepsan Neurotransmiter
 3. Hambatan Sekresi renin
Secara umum, efek samping B-boker berupa bronkospasme.

BRONKOSPASME ADALAH adanya kekejangan otot polos atau penyempitan yang


terjadi pada dinding bronkial
 Alfa- bloker menghambat reseptor alfa1 di pembuluh darah terhadap efek
vasokonstruksi Neurotransmiter sehingga terjadi diatasi arterior dan vena .
 Efek samping utama adalah hipotensi ortostatik, dapat terjadi pada dosis pertama ,
tetapi dapat juga terjadi sewaktu peningkatan dosis pertama .

HIPOTENSI ORTOTASTIK ADALAH penurunan tekanan darah yang terjadi tiba-tiba


saat berubah posisi dari terlentang ke posisi duduk atau tegak.
 Penghambat ACE mengurangi pembentukan antihipertensi sehingga terjadi
vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosterone yang menyebabkan terjadinya
eksresi natrium dan air, serta retensi kalium
 Efek samping berupa gangguan pengecap lebih sering terjadi pada menggunaan
katropil karena adanya gugus sufihidril ada obat ini, yang tidak dimiliki oleh
penghambat ACE lainnya .
 Penggunaan kombinasi antagonis kalsium dengan B-Bloker penghambat ACE atau
A-bloker memberika efek farmakologi yang baik , tetapi antagonis kalsium akan
memberikan efek farmakologi yang kecil bila dikombinasikan dengan golongan
diuretik
 Golongan dihidropiridin merupakan vasodilator yang poten : bila disertai dengan
mula kerja yang cepat misalnya pada pemberian nifedipin, maka akan terjadi :
1. Penurunan tekanan darah yang besar dan cepat
2. Mencetuskan adanya serangan angina
3. Banyak efek yang disebabkan vasodilatasi akut misalnya sakit kepala, pusing
dan muka memerah.
Diah Wardani, M. Farm
2019

Anda mungkin juga menyukai