Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM 3

UJI IDENTIFIKASI ANTIBIOTIK


TETRACYCLIN DAN AMOXYCILLIN

DESI RISNAWATI
120021
KELAS B

POLITEKNIK KESEHATAN HERMINA


D-III FARMASI
2021
PRAKTIKUM 3
UJI IDENTIFIKASI ANTIBIOTIK

I. DASAR TEORI

Antibiotik (L. anti = lawan, bios = hidup) merupakan zat-zat kimia yang dihasilkan oleh
fungi dan bakteri yang mampu menghambat pertumbuhan atau mematikan kuman, namun
memiliki toksisitas yang rendah bagi manusia (Tjay and Rahardja, 2015). Antibiotik
merupakan salah satu senjata paling ampuh untuk memerangi infeksi yang mengancam
jiwa pada hewan maupun manusia (Antibiotic resistance threats in the United States, 2019).
Antibiotik yang membunuh bakteri disebut bakterisidal, sedangkan antibiotik yang
menghambat pertumbuhan bakteri disebut bakteriostatik (Etebu and Arikekpar, 2016).
Menurut Waksman :
Antibiotik adalah (pada umumnya) zat yang dibentuk oleh mikroorganisme yang dapat
menghambat atau membunuh mikroorganisme lain.
Menurut Benedict :
Bahan kimia yang dihasilkan oleh jasad renik tertentu atau turunannya yang dapat
dipergunakan untuk membunuh mikroba jenis lain.
Kegiatan antibios untuk pertama kalinya ditemukan secara kebetulan oleh Alexander
Fleming (Inggris 1928, Inggris). Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan
pada permulaan Perang Dunia II ditahun 1941, ketika obat-obat antibakteri sangat
diperlukan untuk menanggulangi infeksi dari luka-luka.
Kemudian para peneliti diseluruh dunia memperoleh banyak zat lain dengan khasiat
antibios. Akan tetapi berhubungan dengan sifat toksisitasnya bagi manusia, hanya sebagian
kecil saja yang digunakan sebagai obat. Yang terpenting diantaranya adalah srteptomisin,
kloramfenikol, tetrasiklin, eritromisin, rifampisin, dll.
Ada beberapa klasifikasi antibiotik, namun yang paling sering digunakan yaitu
berdasarkan mekanisme aksi, spekrum kerja dan struktur molekul (Van Hoek et al., 2011;
Adzitey, 2015; Etebu and Arikekpar, 2016).

A. Berdasarkan Mekanisme Aksi

1. Antibiotik dalam menghambat pertumbuhan dan mematikan bakteri berdasarkan


mekanisme aksi (Etebu and Arikekpar, 2016), sebagai berikut: (1) Antibiotik
menghambat sintesis peptidoglikan pada dinding sel bakteri seperti golongan β-
lactam (penisilin, sefalosporin, dan carbapenem) dan golongan glikopeptida
(vancomicin, bacitracin).
2. Antibiotik yang mengacaukan sintesa molekul lipoprotein di membran sel
sehingga meningkatkan permeabilitas dan zat-zat yang ada di dalam sel dapat
merembas keluar, contohnya polimiksin dan daptomycin (Tjay and Rahardja,
2015).
3. Antibiotik yang menghambat sintesis protein dengan merusak fungsi subunit 50S
ribosom seperti golongan kloramfenikol, makrolida, klindamisin, linezolid dan
streptogramin serta antibiotik yang bekerja dengan berikatan pada subunit 30S
ribosom seperti aminoglikosida dan tetrasiklin sehingga terjadi penghambatan
pertumbuhan bakteri atau bacteriostatic.
4. Antibiotik yang mempengaruhi metabolisme asam nukleat dengan menghambat
polimerisasi RNA dan menghambat topoisomerase seperti Quinolon, Rifampisin.
5. Antibiotik antimetabolik yang bekerja dengan memblok enzim dalam proses
sulfonamid asam folat seperti kombinasi sulfonamide dan trimethoprim

Gambar 1. Situs Target Antibiotik (Etebu and Arikekpar,2016)

B. Berdasarkan Spektrum Kerja

Antibiotik berdasarkan luas spektrum kerjanya dibagi menjadi 2. Antibiotik


bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan maupun membunuh bakteri. Antibiotik
yang bekerja dengan membunuh banyak spesies bakteri termasuk antibiotik dengan
spektrum luas atau antibiotik broad spectrum, sedangkan antibiotik yang membunuh
hanya beberapa spesies bakteri disebut antibiotik spektrum sempit atau antibiotik
narrow spectrum (Oliphant, 2016).
Sediaan antibiotika umum digunakan sebagai terapi berbagai infeksi yang
disebabkan oleh bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif.. Beberapa contoh
antibiotik tersebut antara lain ampisilin, tetracyclin, makrolida, amoxycilin, dll.
Praktikum kali ini bertujuan untuk melakukan identifikasi terhadap antibiotika
spektrum luas.

C. Berdasarkan Struktur Molekul

Pengelompokkan antibiotik berdasarkan struktur molekul yaitu golongan β-


lactam, Makrolida, Kloramfenikol, Oxazolidinones, Tetrasiklin, Aminoglikosida,
Quinolon, dan Sulfonamid.
II. TUJUAN
Melakukan identifikasi terhadap antibiotika spektrum luas.

III. ALAT DAN BAHAN


• Tabung reaksi, • Aquadest.
• Pipet kaca • HCl
• Penjepit kayu. • Aniline
• Tetracycline pulv • NaNO2
• H2SO4 pekat , • NaOH
• FeCl3 • Es batu

IV. CARA KERJA

 Tetracylin
1. 0,5 mg tetracyclin ditambahkan H2SO4 pekat 2 ml akan menghasilkan warna ungu
sampai merah ungu, jika diencerkan dengan air atau dibiarkan akan berubah menjadi
kuning.
2. Larutan zat ditambahkan dengan 1 tetes larutan FeCl3 1% akan menghasilkan warna
cokelat atau merah cokelat

 Amoxicillin
1. Larutkan 2 tetes aniline dalam campuran (1 ml HCl dalam 3 ml aquadest)
2. Dinginkan dalam es lalu ditambahkan larutan 200 mg NaNO2 dalam 1 ml aquadest
3. Campuran tersebut dicampurkan setetes demi setetes ke dalam larutan 100 mg zat
dalam 2 ml NaOH
4. Hasil positif amoksisilin akan menghasilkan warna merah cheri tua dan endapan
cokelat tua.

V. EVALUASI

Sampel Pereaksi Hasil Reaksi Gambar

Ungu
Tetracyclin H2SO4
(+)

Tetracyclin + Kuning
Aquadest
H2SO4 (+)
Coklat + endapan
Tetracyclin +
FeCl3 coklat tua
H2SO4 + Aquadest
(+)

Kuning + endapan
NaOH + NaNO2 +
Amoxycillin merah cerry
anilin
(+)

VI. PEMBAHASAN
Tetracylin (C22H24N2O8) BM 444,43

(4S, 4aS, 5aS, 12aS)-4-(Dimetilamino)-1, 4, 4a, 5, 5a, 6, 11, 12a-oktahidro-3, 6, 10, 12,
12a-pentahidroksi-6-metil-1, 11-diokso-2-naftasena-karboksamida [60-54-8]

Pemerian :
Serbuk hablur, kuning; tidak berbau. Stabil di udara tetapi pada pemaparan dengan cahaya
matahari kuat menjadi gelap. Dalam larutan dengan pH lebih kecil dari 2, potensi
berkurang, dan cepat rusak dalam larutan alkali hidroksida.

Kelarutan
Sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam larutan asam encer dan dalam larutan alkali
hidroksida; sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam klroform dan dalam eter.

Pada praktikum kali ini, tetracyclin direaksikan dengan H2SO4 menjadi larutan warna
ungu ( reaksi +) karena mengandung gugus fenol, pada saat hasil reaksi ditambahkan
dengan aquadest, warna reaksi berubah menjadi warna kuning sesuai dengan identifikasi
kualitatif tetracyclin. Perubahan warna tersebut dikarenakan terjadinya pergeseran panjang
gelombang ke panjang gelombang yang lebih tinggi yaitu 440 nm. Panjang gelombang ini
memberikan warna kuning pada senyawa yang terbentuk. Senyawa yang terbentuk yaitu
anhidrattetrasiklin (Mohammed, 2012). Berikut adalah struktur senyawa tetrasiklin pada
suasana asam.
Gambar 2. Struktur Tetracyclin anhydrate

Amoxycillin (C16H19N3O5S.3H2O) BM 419,45

Asam (2S,5R,6R)-6[(R)-( )-2-amino-2-(p-hidroksifenil)-asetamido]-3,3-dimetil-7 -


okso-4-tia-1- azabisiklo[3.2.0]heptan-2-karboksilat trihidrat [61336-70-7]

Pemerian
Serbuk hablur; putih; praktis tidak berbau.

Kelarutan
Sukar larut dalam air dan dalam metanol; tidak larut dalam benzen, dalam karbon
tetraklorida dan dalam kloroform.

Amoxycillin merupakan senyawa nitro alifatis yang akan menghasilkan warna kuning
jika direaksikan dengan NaOH, senyawa nitro aromatis yang mengandung 2 atau lebih
gugus nitro, jika dilarutkan dalam NaOH, NaNO2, dan anilin mendapatkan hasil yang
positif membentuk larutan berwarna merah cerry. Amoxicillin mengandung senyawa fenol
yang bila menggunakan reaksi warna azo yaitu diazo B (larutan NaNO2) dalam air jika
ditambahkan NaOH akan terbentuk warna kuning kemerahan.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Farmakope Indonesia Edisi VI tahun 2020
Modul Praktikum Kimia Farmasi I Poltekkes Hermina
E-Book Praktikum Kimia Farmasi, Pusaka Media

Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Kualitatif D-III Analis Farmasi dan Makanan
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan, 2019.

Anda mungkin juga menyukai