Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI
IDENTIFIKASI OBAT SISTEM SARAF PUSAT
LIDOCAIN

KELOMPOK 5
Arie Yuliyanti 120011
Desi Risnawati 120021
Ratu Rokhliani 120061
Rosita 120067
Sulastri 120073

Dosen Pengampu : apt. Kurniatul Hasanah, M.Farm

POLITEKNIK KESEHATAN HERMINA


JAKARTA
2021
PRAKTIKUM 5
UJI IDENTIFIKASI OBAT SISTEM SARAF PUSAT
LIDOCAIN

I. DASAR TEORI
Obat yang mampu menekan aktivitas sistem saraf pusat secara bertahap umumnya
merupakan obat anastetik. Obat-obat golongan anastetik digunakan dalam pembedahan/
operasi yang tujuannya untuk mencapai keadaan pingsan, mengurangi rasa nyeri
(analgesia), memblokir refleks dari pembedahan serta menimbulkan pelemasan otot. Obat
anestetika digolongkan kedalam anastetika umum dan anastetika local. Praktikum kali ini
dilakukan untuk uji identifikasi suatu anastetika yang bekerja dalam menekan saraf pusat.

II. ALAT DAN BAHAN


• Tabung reaksi • Lidocain Inj.
• Pipet tetes • CuSO4

III. CARA KERJA


1. Masukkan larutan lidocain inj. kedalam tabung reaksi
2. Tambahkan larutan CuSO4 perbandingan 1 : 1
3. Hasil positif ditunjukkan dengan terjadinya larutan warna biru tua

IV. EVALUASI

Sampel Peraksi Hasil Gambar

(-)
Lidocain Inj. CuSO4

Keterangan : hasil negatif karena reaksi tidak dilakukan dalam suasana basa
V. PEMBAHASAN
Lidocain ( C14H22N2O )

Pemerian : serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit


Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam kloroform; tidak
larut dalam eter.

Lidokain merupakan salah satu anestesi local golongan amida yang memiliki ciri awal mula
kerjanya cepat dan daya kerjanya tinggi (Schunack dkk, 1990). Lidokain biasa
diformulasikan sebagai garam hidroklorid agar larut dalam air sehingga dijumpai lidokain
HCl yang dibentuk sediaannya berupa injeksi, gel, larutan oral topical, larutan topical, krim
dan salep (Anonim, 1995b).

Lidocain lebih basa dibandingkan dengan procain, biasanya dalam bentuk garam HCl.
Kristal HCl dapat mengabsorpsi air dari udara, larut di dalam air dan etanol, chloroform
dan air tidak larut di dalam eter.
Identifikasi:
1. Pembentukan kompleks dengan kobalt nitrat di dalam suasana alkali membentuk
warna hijau.
2. Pembentukan komplek dengan Cupri sulfat di dalam suasana basa akan membentuk
larutan warna biru tua.
3. Lidocain di hidrolisa dengan Asam sulfat 80% dipanaskan hingga terbentuknya SO3
yang tercium dari baunya dan terbentuk 2,6 dimetilaniline yang dapat dengan reaksi
Erlich dan reaksi Azo.
4. Reaksi pembentukan garam Meisenheimer. Lidocain ditambahkan HNO3 maka
akan terbentuk derivat dinitro lalu ditambahkan larutan KOH di dalam
aseton/metanol maka akan terbentuk acetonyl anion maka akan terbentuk warna
merah ungu.

VI. KESIMPULAN
Berdasarkann hasil praktikum didapati hasil negatif karena reaksi tidak dilakukan dalam
suasana basa, sehingga tidak terbentuk larutan CuOH yang berwarna biru tua.

Lidocain + CuSO4 KOH → Cu(OH)2 (biru tua)

VII. DAFTAR PUSTAKA


Farmakope Indonesia Edisi VI tahun 2020
Auterhoff. H, Kovar. K.A., 1987. Identifikasi Obat. Terjemahan oleh Sugiarso. N.C.,
penerbit ITB Bandung.

Anda mungkin juga menyukai