Laporan - I9 - Ivan Febrian Cahyono - 225100307111060 - KD2
Laporan - I9 - Ivan Febrian Cahyono - 225100307111060 - KD2
KIMIA DASAR
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN
BAB 2
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN
1. PRELAB
1. Jelaskan pengertian larutan dan prinsip kerja dalam pembuatan larutan!
2. Larutan memiliki komponen penyusun. Sebutkan dan jelaskan komponen penyusun larutan dan
sifatnya!
Komponen penyusun larutan terbagi menjadi 2, yaitu zat pelarut, dan juga zat
terlarut Zat pelarut adalah zat yang digunakan untuk melarutkan sebuah sebuah zat, seperti
contoh air, sedangkan larutan adalah zat yang dilarutkan seperti contoh adalah gula, dan
garam. Adapun sifat dari zat pelarut adalah cairan atau gas, sedangkan sifat dari zat
terlarut adalah padatan. (Rusdiani, S.2017)
Konsentrasi adalah jumlah zat yang terlaurt pada setiap satuan larutan ataupun
pelarut, ataupun dapat didefinisikan sebagai besaran untuk menunjukkan kepekatan suatu
larutan padai perbandingan pelarut dan juga zat terlarut. (Fomina, M., & Gadd, G.
M.2014)
NAMA IVAN FEBRIANCAHYONO
NIM 255100307111060
KELAS I
KELOMPOK 9
5. Jelaskan perbedaan dari molaritas, molalitas, normalitas, dan fraksi mol serta tuliskan
rumusnya!
-) Molaritas
Molaritas adalah suatu larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan.
Dengan rumus M=zat terlarut/liter larutan
-) Molalitas
Molalitas adalah suatu konsentrasi larutan yang mendefinisikan banyaknya mol
senyawa ataupun zat setiap kilogram pelarut. Rumusnya adalah m=zat terlarut/Mm.Kg
pelarut
-) Normalitas
Normalitas adalah jumlah mol ekivalen dari suatu zat larutan dengan rumus
N=mol ekivalen/liter
-) Fraksi mol
Fraksi mol adalah fraksi mol yang menyatakan mol suatu zat per jumlah mol
keseluruhan dengan rumus Xt = nt / nt + np. Xp = np / nt + np
(Rahmayani, R. F. I.2018)
Larutan dimasukkan ke dalam labu ukur, dan kemudian langkah selanjutnya diencerkan
sampai tanda batas. Sampel air akan diolah yang diambil dari padatan murni, kemudian diukur
tingkat pH dan kekeruhannya. Kekeruhan ditentukan dengan menggunakan turbidimeter dan pH
menggunakan pH meter (Ihsani, S. L., & Widyastuti, C. R. 2014)
8. Sebutkan dan jelaskan bukti pengaplikasian larutan dalam teknologi pertanian (minimal 2)
Penggunaan antioksidan pada perlakuan pencelupan buah pada larutan setelah
pengupasan dan pemotongan adalah metode yang umum guna mengontrol pencoklatan
buah dan sayur potong. Asam askorbat adalah bahan anti browning yang biasa
digunakan supaya menghindari reaksi pencoklatan.
Penggunaan pada larutan cuka apel, cuka apel biasa digunakan masakan karena rasa
masam yang dihasilkan, akn tetapi cuka apel biasanya adalah campuran perasan apel
dengan konsentrasi lainnya. (Purwanto, Y. A., & Effendi, R. N.2016)
NAMA IVAN FEBRIANCAHYONO
NIM 255100307111060
KELAS I
KELOMPOK 9
2. TINJAUAN PUSTAKA
1. NaCl
Natrium klorida (NaCL) sering disebut sebagai garam dapur adalah bagian dari
kehidupan manusia. Garam biasa digunakan sebagai perasa asin pada makanan dan
menjadi pengawet serta fungsional dalam pengolahan makanan. Selain dalam indsutri
pangan, garam biasa dipergunakan pada industri pertanian dan kimia dan juga
pengkondisian air dan transportasi. (Ravishankar, S., & Juneja, V. K.2014)
2. H2SO4
H2SO4, adalah sebuah asam mineral dengan senyawa yang kuat. H2So4 dapat larut
dalam semua larutan. Asam sulfat memiliki banyak keunggulan dan menjadikan salah
satu produk utama dalam bidang industri kimia. Kegunaan utama dalam H2SO4 adalah
untuk pemrosesan biji, dan juga pemrosesan zat zat kimia lain. (Mali'ah, S. 2014)
3. Etanol 96%
Etanol 96% merupakan zat yang dapat meningkatkan konsentrasi CO sehingga
dapat menurunkan penggunaan E10 dan E 20.dan akan mengakibatkan peningkatan gas
CO yang terus menerus, bahkan lebih tinggi fakta ini tercermin dari kesulitan yang
ditemukan selama adanya pengujian, dan sulit untuk diproduksi. Pembakaran
menggunakan E20 yang mengandung etanol-96%.Kandungan air pada etanol 96% dapat
menjadi sebuah masalah kesulitan. (Kurniawan, D. F,dkk.2012)
4. HCl 37%
HCl atau asam klorida adalah larutan akuatik yang bersifat asam kuat dan
mempunyai konsentrasi 37%. HCl banyak digunakan dalam kepentingan dunia industri.
Warna dari cairan ini berwarna sedikit kuning dan tajam, asam kuat dan juga bersifat
korosif. Asam klorida yang pekat dapat membentuk kabut asam, dan dapat berakibat
terhadap jaringan tubuh, dan mempunyai potensi kerusakan pada organ pernapasan, mata,
kulit, dan usus. (Verma, C.2021).
5. Aquades
Aquades adalah pelarut yang paling umum untuk digunakan apabila dengan cairan
cairan yang lain. Aquades dapat dibuat dengan menggunnakan proses destilasi dalam kran
air. Aquades menjadi salah satu pelarut utama yang digunakan dalam praktikum kimia.
Diluar penggunaanya sebagai pelarut aquades juga sering digunakan sebagai pembersih
glassware yang akan dipakai kembali di praktikum. Warna aquades sendiri berwarna
jernih dan tidak berbau. (Adani, S. I. dan Pujiastuti, Y. A. 2018)
NAMA IVAN FEBRIANCAHYONO
NIM 255100307111060
KELAS I
KELOMPOK 9
3. DIAGRAM ALIR
1. Pembuatan 25 mL larutan NaCl 0,1 M
Aquades Secukupnya
Dilarutkan
Dihomogenkan
Hasil
NAMA IVAN FEBRIANCAHYONO
NIM 255100307111060
KELAS I
KELOMPOK 9
Aquades secukupnya
Dilarutkan
Dihomogenkan
Hasil
NAMA IVAN FEBRIANCAHYONO
NIM 255100307111060
KELAS I
KELOMPOK 9
Aquades secukupnya
Aquades
Dihomogenkan
Hasil
NAMA IVAN FEBRIANCAHYONO
NIM 255100307111060
KELAS I
KELOMPOK 9
Aquades
Dihomogenkan
Hasil
NAMA IVAN FEBRIANCAHYONO
NIM 255100307111060
KELAS I
KELOMPOK 9
Masukkan larutan HCl ke dalam beaker glass dan ambil dengan pipet ukur
Hasil
NAMA IVAN FEBRIANCAHYONO
NIM 255100307111060
KELAS I
KELOMPOK 9
5. ANALISIS PROSEDUR
1. Jelaskan bagaimana cara membuat larutan dari bahan serbuk/padatan, yaitu 25 ml larutan NaCl
0.1 M!
Langkah awal yang harus dilakukan adalah menghitung masa NaCL yang dibutuhkan,
kemudian menimbang NaCL pada timbangan analitik dan letakkan pada beaker glass, beri
aquades secukupnya kemudian larutkan. Langkah selanjutnya yaitu pindahkan larutan ke dalam
labu ukur 25ml dan menambahkan hingga tanda batas. Kemudian homogenkan larutan tersebut
dengan labu ukur dengan cara seperti mengangkat sebuah barble dan jadilah hasil larutan yang
siap.
2. Jelaskan bagaimana cara membuat larutan dari larutan pekatnya, yaitu 10 ml larutan etanol 10%
(v/v)!
Langkah awal yang harus disiapkan adalah menyiapkan sebuah larutan ethanol dengan
kadar oksigen mencapai 96%. kemudian hitung volume ethanol menggunakann rumus
pengenceran, lalu pindahkan larutan yang telah dihitung ke dalam labu ukur dan tambahkan
aquades. Tambahkan hingga tanda batas pada labu ukur. Langkah selanjutnya dalah
homogenkan larutan menggunakan cara seperti mengangkat barble dan jadilah hasilnya
3. Jelaskan bagaimana cara pembuatan 100 ml larutan HCl 0.1 M dari larutan HCl 37%!
Langkah awal yang harus diperhatikan dan dilakukan adalah menghitung larutan HCL
dengan konsentrasi 37%, kemudian hitung volume yang dibutuhkan dengan menggunakan
rumus pengenceran. Langkah selanjutnya adalah masukkan larutan HCL ke dalam beaker glass
menggunakan pipet ukur. Letakkan sedikit aquades pada labu ukur volume 100ml tujuannya
sebagai penghantar larutan HCl agar tidak langsung menyentuh labu ukur melainkan melewati
aquades terlebih dahulu dan juga tambahkan larutan HCL dengan konsentrasi 37%. Langkah
selanjutnya adalah tambahkan aquades hingga tanda batas. Dan langkah terakhir adalah
homogenkan larutan tersebut dengan cara sama seperti sebelumnya dikocok dengan cara seperti
mengangkat barble dan jadilah hasilnya
NAMA IVAN FEBRIANCAHYONO
NIM 255100307111060
KELAS I
KELOMPOK 9
5. Mengapa pada proses pengenceran larutan, dilakukan penghitungan konsentrasi terlebih dahulu?
Dilakukan perhitungan konsentrasi pada proses pengenceran dilakukan agar hasil yang
akan dilarutkan sesuai dan juga konkrit dengan hasil yang diinginkan dan juga perhitungan
konsentrasi akan sangat berdampak kepada hasil uji lab tersebut. Sebagai contoh bila tidak
dilakukan perhitungan konsentrasi lebih dulu maka hasil yang didapat tidak akan sesuai dengan
yang diinginkan dan dapat berbahaya apabila terlalu banyak, ataupun akan tidak maksimal hasil
yang didapat apabila terlalu seikit
NAMA IVAN FEBRIANCAHYONO
NIM 255100307111060
KELAS I
KELOMPOK 9
6. PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan normalitas?
Normalitas adalah jumlah mol ekivalen dari suatu zat larutan dengan rumus N=mol
ekivalen/liter. Normalitas merupakan ukuran yang menunjukkan konsentrasi pada berat
setara dengan satuan gram per liter larutan, berat adalah ukuran dari suatu molekul yang
terlarut pada larutan. Di dalam reaksi, peran zat terlarut menjadi penentu normalitas suatu
larutan. Normalitas juga biasa dikenal dengan satuan konsentrasi larutan yang setara.
(Rahmayani, R. F. I.2018)
4. Mengapa apabila ingin mengencerkan H2SO4 pekat, maka harus menambahkan H2SO4 ke dalam
aquades, bukan sebaliknya?
H2SO4 merupakan cairan yang mempunyai sifat sangat polar, karena H2SO4
memiliki struktur yang asimetris dan dengan adanya elektron dengan atom pusat saling
tarik menarik. H2SO4 memiliki konstanta dielektrik diangka sekitar 100. Asam sulfat
mempunyai tingkat konduktivitas listrik yang lumayan tinggi. Hal tersebut dapat
diakibatkan karena disosiasi yang disebabkan autopirolisis
(Putri, A. H., Hasibuan, N. H., & Hawari, F. Y.2019)
5. Bagaimana cara melakukan kalibrasi timbangan analitik sebelum digunakan untuk menimbang
bahan padat?
Menyiapkan anak timbangan dan juga electronic top-pan balance, kemudian
mengatur posisi level timbangan, dan memastikan gelembung udara berada di tengah
pastikan kembali timbangan tidak sedang keadaan off, dan mengkondisikan timbangan
dalam keadaan siap. Langkah selanjutnya adalah Menghidupkan timbangan setidaknya
setengah jam sebelum melakukan adanya kalibrasi dan memastikan kondisi timbangan
tidak sedang masa perbaikan ataupun dalam keadaan rusak. Pastikan kembali timbangan
dalam keadaan bersih. Lalu langkah selanjutnnnya kondisikan standard dan timbangan
yang dikalibrasi. Lakukan kalibrasi internal menurut prosedur dalam pedoman
pemakaian, langkah selanjutnya adalah menggunakan sarung tangan yang telah tersedia.
Lakukan kalibrasi ulang daya pembacaan (Rahmah, F., & Salsabila, F. F. 2022)
NAMA IVAN FEBRIANCAHYONO
NIM 255100307111060
KELAS I
KELOMPOK 9
2. Berapa berat NaCl yang diperlukan untuk membuat 10 mL larutan NaCl 500 ppm?
ppm = (mg)//l
500 = mg/0,01
Mg = 0,005gr
3. Berapa volume HCl yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl
37%!
-) HCL = 0,1M
M = % x 10 x p/Mr
M = 37% x 10 x 1,19/36,5
M = 37/100 x 10 x 119/100 x 10/365 = 12,06 mol
-) M1 x V1 = M2 x V2
0,1 x 100 = 12, 06 x V2
V2 = 10/12,06
V2 = 0,83ml
4. Berapa berat gula yang diperlukan untuk membuat 50 mL larutan gula 5 % (b/v)?
5. Berapa volume etanol yang diperlukan untuk membuat 10 mL larutan etanol 10% (v/v) (dari
larutan etanol 96%)?
M1 x V1 = M2 x V2
10 x 10 = 96 x V2
V2 = 100/96 = 1,04 ml
NAMA IVAN FEBRIANCAHYONO
NIM 255100307111060
KELAS I
KELOMPOK 9
8. KESIMPULAN
Praktikum kali ini bertujuan agar praktikan dapat mengetahui cara pembuatan sebuah
larutan menggunakan konsentrasi yang telah ditentukan, menghitung dan merumuskan hasil dari
penelitian pada setiap larutan yang dibuat. Tujuan dari praktikum ini juga agar praktikan dapat
menerapkan pengenceran dan dapat membuat larutan dengan prinsip prinsip dan juga langkah
kerja yang telah ditentukan dan dijelaskan. Para praktikan juga dihimbau agar mempraktikkan
hasil dari laboratorium pada kehidupan sehari hari
DAFTAR PUSTAKA
Putri, L. M. A., Prihandono, T., & Supriadi, B. (2017). Pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju
kenaikan suhu larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika, 6(2), 151-157.
Rusdiani, S., Suhendar, D., & Sudiarti, T. (2017). Perbandingan sifat koligatif campuran larutan
garam (NaCl, KCl, dan Na-Benzoat) dengan air zamzam berdasarkan berat jenisnya. al-Kimiya:
Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan, 4(1), 9-16.
Lestari, D., & Riza Linda, M. (2016). Pematahan Dormansi dan Perkecambahan Biji Kopi Arabika
(Coffea arabika L.) dengan Asam Sulfat (H2SO4) dan Giberelin (GA3). Jurnal Protobiont, 5(1).
1-6
Fomina, M., & Gadd, G. M. (2014). Biosorption: current perspectives on concept, definition and
application. Bioresource technology, 160, 3-14.
Rahmayani, R. F. I. (2018). Kimia Larutan. Syiah Kuala University Press.
Ihsani, S. L., & Widyastuti, C. R. (2014). Sintesis biokoagulan berbasis Kitosan dari kulit udang
untuk pengolahan air sungai yang tercemar limbah industri jamu dengan kandungan Padatan
Tersuspensi Tinggi. Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 3(2), 66-70.
Sormin, Y. P., Apriyanto, E., & Nugroho, P. B. B. A. (2022). Perkecambahan Benih Ketapang
(Terminalia mantaly H. Perrier) dengan Pegamplasan dan Perendaman H2SO4. Journal of
Global Forest and Environmental Science, 2(2).1-11
Purwanto, Y. A., & Effendi, R. N. (2016). Penggunaan Asam Askorbat dan Lidah Buaya untuk
Menghambat Pencoklatan pada Buah Potong Apel Malang. Jurnal Keteknikan
Pertanian, 4(2).203-210
Ravishankar, S., & Juneja, V. K. (2014). Preservatives: Traditional preservatives-sodium chloride.
In Encyclopedia of Food Microbiology: Second Edition (pp. 131-136). Elsevier Inc..
Mali'ah, S. (2014). Pengaruh konsentrasi dan lama perendaman dalam asam sulfat (H2SO4) terhadap
perkecambahan benih saga pohon (Adenanthera pavonina L.) (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Kurniawan, D. F., Siswanto, E., Yudaningtyas, E.2012, & Maulana, E. Effect of Ethanol-96% in
Gasolinewith Mixture Ratio of 1: 9 And 2: 8 On The Combustion And Emission Of 125cc Four-
Stroke Engine.
Adani, S. I. dan Pujiastuti, Y. A. 2018. Pengaruh Suhu Dan Waktu Operasi Pada Proses Destilasi
Untuk Pengolahan Aquades Di Fakultas Teknik Universitas Mulawarman. Jurnal Kimiawi.
1(1): 31–35.
Verma, C. (2021). Handbook of science & engineering of green corrosion inhibitors: modern theory,
fundamentals & practical applications. Elsevier.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Rahmah, F., & Salsabila, F. F. (2022). Uji Kalibrasi Alat Ukur Massa pada Neraca Analitik
Menggunakan Metode Perbandingan Langsung. STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi
Teknologi), 7(1), 24-32.
Aryasa, I. W. T., Artini, N. P. R., & Hendrayana, I. M. D. (2019). Kadar Alkohol Pada
Minuman Tuak Desa Sanda Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan Bali Menggunakan Metode
Kromatografi Gas. Jurnal Ilmiah Medicamento, 5(1).
Pradana, A. T., Parfati, N., & Shira, S. A. (2015). FORMULAI FLOATING TABLET
MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI HPMCK100M TERHADAP KEMAMPUAN
MENGAPUNG DAN PROFIL DISOLUSI TABLET RANITIDINE HCL. Jurnal Ilmiah Sains &
Teknologi, 9(1), 11-21.
Putri, A. H., Hasibuan, N. H., & Hawari, F. Y. (2019). preparasi asam sulfat skala industri
di indonesia.