Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

NAMA : DAVINA RAHMA PUTRI ARTAMEVIA


NIM : 225100307111096
KELAS : N
KELOMPOK : N8
ASISTEN : FELLYTA AQIILA HUTASUHUT

Pas foto 3 x 4

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI


PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

BAB 2
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

1. PRELAB
1. Jelaskan pengertian larutan dan prinsip kerja dalam pembuatan larutan!

Larutan bisa didefinisikan sebagai suatu campuran homogen yang zatnya terdiri atas dua
atau lebih komposisi yang bermacam - macam. Zat terlarut merupakan zat yang jumlahnya lebih
sedikit di dalam larutan, sedangkan zat pelarut adalah zat yang jumlahnya lebih banyak daripada
zat-zat lain dalam larutan. Contohnya, jika sejumlah gula dilarutkan di dalam air dan diaduk
dengan baik, maka campuran tersebut akan terlihat sama di seluruh bagian (Putri dkk., 2017).

2. Larutan memiliki komponen penyusun. Sebutkan dan jelaskan komponen penyusun larutan dan
sifatnya!

Larutan memiliki 2 komponen penyusun, yaitu zat pelarut dan zat terlarut. Zat pelarut
adalah komponen zat yang terdapat lebih banyak. Sedangkan, zat terlarut adalah komponen zat
yang jumlahnya lebih sedikit. Jika pada larutan memiliki 2 komponen tersebut, maka larutan
tersebut disebut dengan larutan biner. Larutan dapat dikelompokan menjadi 2 berdasarkan
interaksinya, yaitu larutan ideal dan larutan non ideal. Berdasarkan daya hantar listriknya,
larutan dibedakan menjadi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan dikatakan ideal
bila partikel zat terlarut dan partikel pelarut disusun secara sembarang, dan tidak terjadi efek
kalor pada proses pencampurannya. Untuk larutan biner, proses pencampuran tidak terjadi efek
kalor bila energi interaksi antara partikel sama dengan energi interaksi antara sesama partikel
zat (Putri dkk., 2017).

3. Jelaskan prinsip dari pengenceran pada larutan beserta rumusnya!

Penurunan konsentrasi larutan dengan menambah zat pelarut seperti air ke dalam larutan
yang pekat untuk menurunkan konsentrasi larutan dari yang pekat menjadi lebih encer untuk
keperluan di laboratorium disebut dengan pengenceran. Prinsip kerja pengenceran adalah
dengan menambahkan zat pelarut saja, sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran
sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran. Rumus dari pengenceran adalah :
V1M1 = V2M2 V1M1 = (V1 + x) M2 dengan,
V1 = volume larutan pekat (L)
M1 = konsentrasi larutan pekat (M)
V2 = volume larutan encer (L)
M2 = konsentrasi larutan encer (M)
x = banyak pelarut yang ditambahkan (L) (Brown and Holme, 2014).
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

4. Jelaskan pengertian konsentrasi!

Konsentrasi larutan adalah suatu komposisi yang membandingkan jumlah zat terlarut
terhadap pelarut. Jenis kelarutan ada yang kecil ataupun besar, dan jika jumlah zat terlarut
melewati titik jenuh, zat itu akan mengendap di bawah larutan tersebut. Dalam suatu kondisi,
larutan dapat mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada dalam keadaan jenuh (Putri dkk.,
2017).

5. Jelaskan perbedaan dari molaritas, molalitas, normalitas, dan fraksi mol serta tuliskan rumusnya!

Jumlah dari mol dalam zat terlarut dalam satu liter larutan disebut dengan Molaritas. Pada
umumnya, konsentrasi larutan yang bersifat cair dan encer akan dinyatakan dalam satuan molar.
Rumus dari molaritas adalah : M = Mol zat terlarut (Widayani, 2018).
Liter larutan
Liter larutan Jumlah dari mol dalam zat terlarut dalam 1000 gram/ 1 kg zat pelarut disebut
dengan Molalitas. Perbedaan molalitas dan molaritas adalah dari jumlah volume larutan. Rumus
dari Molalitas adalah : m = mol terlarut x 1000 (Widayani, 2018).
Gram pelarut
Normalitas dapat diartikan sebagai jumlah dari mol-ekivalen zat terlarut per liter larutan.
Hubungan antara normalitas dengan molaritas yaitu pada asam basa, jumlah mol
proton/OHdigunakan untuk menetralisir suatu asam/basa. Sedangkan, pada redoks jumlah mol
electron digunakan untuk mengoksidasi atau mereduksi suatu unsur. Rumus dari normalitas
adalah :
N = M x Valensi (Widayani, 2018).

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumlah mol suatu komponen dengan jumlah total
seluruh komponen dalam satu larutan. Jumlah dari seluruh Fraksi Mol sama dengan 1. Rumus
dari Fraksi Mol adalah :
Xp = np Xt = nt (Widayani, 2018).
np + nt np + nt

6. Jelaskan pembuatan larutan dari padatan murni!

Padatan yang digunakan adalah padatan NaOH yang dilarutkan dengan Aquades hingga
menjadi larutan NaOH. Pada larutan NaOH, padatan NaOH menjadi zat terlarut dan Aquades
menjadi zat pelarutnya. Pada saat padatan NaOH dicampurkan dengan aquades, maka akan
terbentuk larutan NaOH yang tidak memiliki warna. Masukkan padatan NaOH yang telah
ditimbang ke dalam labu takar, lalu masukkan sedikit aquades lalu dihomogenkan. Setelah itu,
tambahkan kembali aquades hingga tanda batas. Jika memasukkan aquades hingga mencapai
tanda batas, maka konsentrasi dari larutan akan berubah (Hikmayanti dan Utami, 2019).
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

7. Jelaskan pengenceran dari larutan pekat H2SO4!

Asam sulfat merupakan salah satu asam mineral yang tergolong asam kuat. Rumus dari
senyawa ini adalah H2SO4. Asam sulfat murni tidak memiliki warna. Ada 3 tahap dalam
memproduksi asam sulfat, yang pertama adalah pembuatan Sulfure Dioxide. Proses ini
merupakan proses pembakaran sulfur dengan oksigen hingga menciptakan senyawa SO2. Yang
kedua adalah pembuatan Sulfure Trioxide. Proses ini mempertemukan SO2 dengan oksigen
dalam katalis V2O5 yang bertekanan sehingga menciptakan senyawa SO3. Dan tahap yang
ketiga adalah penyerapan SO3 dalam bentuk Asam Sulfat. Proses ini adalah proses diserapnya
SO3 terhadap H2O sehingga diperoleh senyawa H2SO4 (Haryanto, 2018).

Pengenceran dilakukan sesuai dengan rumus:


M1 x V1 = M2 x V2
Keterangan :
M1= Konsentrasi asam sulfat yang dibuat
V1= Volume asam sulfat yang dibuat
M2 = Konsentrasi asam sulfat
V2= Volume asam sulfat (H2SO4)

8. Sebutkan dan jelaskan bukti pengaplikasian larutan dalam teknologi pertanian (minimal 2)

Adapun bukti pengaplikasian larutan kimia dalam teknologi pertanian. Sebagai contoh,
larutan Ca(OH)2 digunakan dalam pengaplikasian di buah nanas. Tujuannya adalah untuk
mengetahui pengaruh perendaman dengan larutan kalsium hidroksida atau Ca(OH)2 terhadap
kualitas kripik nanas yang diproduksi dengan menggunakan vacuum frying (Asiah dan
Handayani, 2018).
Yang kedua adalah pengaplikasian larutan NaCHO3 pada ubi kayu. Tujuannya adalah
menurunkan kadar sianida pada pengolahan tepung ubi kayu. Pengaplikasian ini mampu
mempengaruhi permeabilitas dinding sel sehingga senyawa sianida dapat dikeluarkan dari
dalam sel (Hutami dan Harijono, 2014).
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

2. TINJAUAN PUSTAKA
1. NaCl

NaCl atau yang biasa disebut dengan Natrium Klorida adalah logam halida yang terdiri
dari natrium dan klorida dengan kemampuan penggantian natrium dan klorida. Ketika natrium
habis dalam tubuh, maka harus diganti guna menjaga osmositas intraseluler dan fungsi ginjal
normal. NaCl juga berperan sebagai emetik dan penghambat api (Leal and Tarsikka, 2017).

2. H2SO4

H2SO4 merupakan senyawa yang berminyak dan tak berwarna. Senyawa ini akan larut
dalam air jika dihomogenkan. Senyawa ini bersifat korosif terhadap logam dan jaringan.
Senyawa ini berfungsi untuk membuat pupuk, penyulingan minyak bumi dan lain – lain (Brown
and Holme, 2014).

3. Etanol 96%

Etanol adalah alkohol yang salah satu hidrogennya distubtitusi oleh gugus hidroksi.
Etanol berfungsi sebagai obat antiseptik, pelarut polar, dan disinfektan. Etanol merupakan
senyawa organik yang bersifat mudah menguap (Brown and Holme, 2014).

4. HCl 37%

HCl atau yang disebut dengan Asam Klorida merupakan larutan yang tak berwarna
dengan bau yang menyangat. HCl menghasilkan uap yang mengiritasi saluran pernapasan.
Senyawa ini terdiri dari hidrogen klorida dan gas yang dilarutkan di dalam air (Brown and
Holme, 2014).

5. Aquades

Aquades adalah air hasil penyulingan yang bersifat murni dalam laboratorium (terbebas
dari zat – zat pengotor). Fungsi dari Aquades adalah sebagai pelarut dan membersihkan alat-alat
laboratorium dari zat pengotor. Aquades diperoleh dengan cara destilasi, tujuan destilasi adalah
diperolehnya cairan murni dari cairan yang telah tercemar oleh zat terlarut, atau bercampur
dengan cairan lain yang memiliki titik didih yang berbeda. (Khotimah dkk., 2017).
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

3. DIAGRAM ALIR
1. Pembuatan 25 mL larutan NaCl 0,1 M

Hitung massa NaCl yang dibutuhkan

NaCl ditimbang dengan timbangan analitik sesuai yang dibutuhkan

Diletakkan dalam beaker glass


Aquades secukupnya

Dilarutkan

Dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran 25 mL

Ditambah hingga tanda batas

Dihomogenkan

Hasil
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

2. Pembuatan 10 mL larutan NaCl 500 ppm

Hitung massa NaCl yang dibutuhkan

NaCl ditimbang dengan timbangan analitik sesuai yang dibutuhkan

Diletakkan dalam beaker glass


Aquades secukupnya

Dilarutkan

Dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran 10 mL

Ditambah hingga tanda batas

Dihomogenkan

Hasil
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

3. Pembuatan 50 mL larutan gula 5% (b/v)

Siapkan gula pasir dan hitung massa gula yang dibutuhkan

Gula ditimbang dengan timbangan analitik sesuai yang dibutuhkan

Diletakkan dalam beaker glass


Aquades secukupnya

Diaduk hingga larut

Dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran 50 mL


Aquades

Ditambah hingga tanda batas

Dihomogenkan

Hasil
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

4. Pengenceran 10 mL larutan etanol 10% dari etanol 96% (v/v)

Siapkan larutan etanol 96%

Hitung volume etanol yang dibutuhkan dengan rumus pengenceran


Aquades

Dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran 10 mL

Ditambah hingga tanda batas

Dihomogenkan

Hasil
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

5. Pengenceran 100 mL larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37%

Hitung konsentrasi HCl 37%

Hitung volume HCl yang dibutuhkan dengan rumus pengenceran

Masukkan larutan HCl ke dalam beaker glass dan ambil dengan pipet ukur

Diletakkan sedikit aquades ke dalam labu ukur yang berukuran 100 mL

Larutan HCl 37%


Ditambahkan aquades hingga tanda batas

Dikocok hingga homogen

Hasil
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

4. DATA HASIL PENGAMATAN

Solute (zat terlarut) / satuan Solvent (pelarut) / satuan


Larutan Konsentrasi
(g/ml) (g/ml)

0,1 M 0,146 gram 25 ml


NaCl
500 ppm 0,005 gram 10 ml
Gula
5% 2,5 gram 50 ml
Etanol
10% 1,04 ml 8,96 ml
HCl
0,1 M 0,83 ml 99,17 ml
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

5. ANALISIS PROSEDUR
1. Jelaskan bagaimana cara membuat larutan dari bahan serbuk/padatan, yaitu 25 ml larutan NaCl
0.1 M!

Pada langkah pertama, menghitung massa NaCl sebesar 0,146 gram pada timbangan
analitik. Pada Langkah kedua, NaCl yang telah dihitung massanya dimasukkan ke gelas beaker
dan dilarutkan dengan aquades. Pada langkah ketiga, larutan NaCl dipindahkan ke gelas ukur
dengan volume 25 ml dengan menggunakan corong kaca. Selanjutnya, menambahkan aquades
pada larutan NaCl sampai batas volume. Dan langkah terakhir, larutan tersebut dihomogenkan
dan amati hasilnya.

2. Jelaskan bagaimana cara membuat larutan dari larutan pekatnya, yaitu 10 ml larutan etanol 10%
(v/v)!

Pertama, menyiapkan larutan etanol 10%. Kedua, menghitung volume etanol 10% sebesar
1,04 ml dengan rumus pengenceran. Lalu, etanol dipindahkan ke labu ukur 10 ml. Selanjutnya,
larutan etanol ditambahkan aquades hingga mencapai batas. Setelahnya, larutan tersebut
dihomogenkan dan amati hasilnya.

3. Jelaskan bagaimana cara pembuatan 100 ml larutan HCl 0.1 M dari larutan HCl 37%!

Langkah pertama, menghitung konsentrasi HCl 37%. Kedua, menghitung volume HCl
yang dibutuhkan yaitu sebesar 0,83 ml dengan rumus pengenceran. Ketiga, memasukkan larutan
HCl ke dalam gelas beaker dengan menggunakan pipet ukur. Selanjutnya, memasukkan sedikit
aquades ke dalam labu ukur yang memiliki ukuran 100 ml. Setelahnya, memasukkan larutan
HCl 37% ke dalam labu ukur dan menambahkan aquades hingga mencapai batas. Setelahnya,
kocok larutan tersebut hingga homogen dan amati hasilnya.

4. Bagaimana cara menghomogenisasikan larutan ? Dan kenapa harus dilakukan homogenisasi?

Dengan memasukkan larutan ke labu ukur dan menambahkan aquades, lalu dikocok
hingga larutan terlarut sempurna. Menghomogenkan larutan harus mempertahankan kestabilan
dari campuran senyawa yang dihomogenkan. Hal ini dilakukan untuk memperkecil ukuran
partikel dari suatu senyawa agar terhindar dari pemisahan partikel senyawa, contohnya pada
susu. Homogenisasi dilakukan agar mengurangi resiko pemisahan lemak susu pada masa
penyimpanan.
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

5. Mengapa pada proses pengenceran larutan, dilakukan penghitungan konsentrasi terlebih dahulu?

Perhitungan konsentrasi senyawa dilakukan agar kita tahu, seberapa banyak zat pelarut
yang dibutuhkan untuk melakukan pengenceran. Pengenceran sendiri dilakukan untuk
menurunkan konsentrasi dari suatu larutan. Biasanya, pengenceran dilakukan pada larutan yang
pekat agar larutan tersebut menjadi lebih encer.
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

6. PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan normalitas?

Normalitas dapat diartikan sebagai jumlah dari mol-ekivalen zat terlarut per liter larutan.
Hubungan antara normalitas dengan molaritas yaitu pada asam basa, jumlah mol
proton/OHdigunakan untuk menetralisir suatu asam/basa. Sedangkan, pada redoks jumlah mol
electron digunakan untuk mengoksidasi atau mereduksi suatu unsur (Widayani, 2018).

2. Apa perbedaan dari ppm dan ppb?

Ppm atau Part per Million (Bagian per Sejuta Bagian) merupakan satuan yang
dipergunakan untuk satuan yang berasal dari pecahan partikel yang sangat kecil. Sebagai contoh,
larutan dengan konsentrasi 21 ppm memiliki arti bahwa setiap 1 juta bagian larutan hanya ada
21 bagian zat terlarut. Secara singkat, ppm merupakan besaran konsentrasi yang encer yang
dilarutkan. Satuan berat zat terlarut yang digunakan adalah mg (Marisa dkk, 2021).

Ppb atau Part per Billion (Bagian per 1 Miliar Bagian) merupakan satuan yang digunakan
untuk menunjukkan kandungan pada suatu senyawa. Contohnya, dalam menunjukkan
kandungan garam pada air laut, dan sebagainya. Berbeda dengan ppm, pbb menggunakan
satuan μg sebagai satuan berat zat terlarutnya (Marisa dkk, 2021).

3. Bagaimana mengencerkan HCl pekat?

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung konsentrasi dari HCl terlebih
dahulu. Lalu, masukkan larutan HCl secara perlahan menggunakan pipet tetes ke dalam gelas
beaker yang sudah diisi aquades. Hal ini dilakukan agar larutan tidak menimbulkan panas yang
berlebih. Lalu aduk dan pindahkan larutan ke dalam labu ukur. Kemudian, menambahkan
aquades hingga mencapai batas dan dihomogenkan dengan dikocok (Nadirov and
Karamyrzayev, 2022).

4. Mengapa apabila ingin mengencerkan H2SO4 pekat, maka harus menambahkan H2SO4 ke dalam
aquades, bukan sebaliknya?

Pada pencampuran antara H2SO4 dan aquades akan terjadi panas jika H2SO4 dahulu
yang dimasukkan. Air akan mendidih dan memercikkan asam jika air ditambahkan ke asam.
kalor akan muncul di daerah dimana partikel air yang kurang rapat meneyentuh asam yang lebih
rapat. Selain itu, senyawa H2SO4 mempunyai sifat yang sangat korosif (Haryanto, 2018).
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

5. Bagaimana cara melakukan kalibrasi timbangan analitik sebelum digunakan untuk menimbang
bahan padat?

Pertama, menyiapkan dahulu timbangan analitik dan menyambungkan kepala kabel ke


stop kontak. Lalu, menekan tombol power untuk menghidupkan alat tersebut. Selanjutnya,
tunggu hingga muncul angka 0,000 pada layar timbangan analitik, dan membuka kaca penutup
untuk menimbang bahan yang diuji. Lalu, letakkan gelas arloji dan reset pengukuran dan
meletakkan bahan yang diuji ke atas gelas arloji. Setelahnya tutup kembali kaca penutup dan
amati hasilnya. kalibrasi pada timbangan memiliki tujuan untuk menguji kemampuan baca
timbangan, daya ulang pembacaan timbangan, penyimpangan dari nilai skala nominal,
pengaruh posisi pembebanan (Tirtasari, 2017).
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

7. HASIL DAN PERHITUNGAN


1. Berapa berat NaCl yang diperlukan untuk membuat 25 mL larutan NaCl 0,1 M?

Diketahui :
M = 0,1
Mr = 58,5
v = 25 mL
Ditanya : berat NaCl (gr)?
Jawab :
M = berat zat/Mr x 1000/v
0,1 = berat zat/58,5 x 1000/25
Berat zat = 0,146 gr

2. Berapa berat NaCl yang diperlukan untuk membuat 10 mL larutan NaCl 500 ppm?

Diketahui :
ppm = 500
v = 10 mL = 0,01 L
Ditanya : berat NaCl (gr)?
Jawab :
ppm = berat zat terlarut/v
500 = berat zat terlarut/10
Berat zat terlarut = 5 mg = 0,005 gr

3. Berapa volume HCl yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl
37%!

Diketahui :
Mr = 36,5
M = 0,1
v1 = 100 mL
Ditanya : volume HCl (mL)?
Jawab :
M HCl 37% = (10 x % x ρ)/Mr
= (10 x 37 x 1,19)/36,5
= 12,06
M1 x v1 = M2 x v2
0,1 x 100 = 12,06 x v2
10 = 12,06v2
v2 = 0,83 mL
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

4. Berapa berat gula yang diperlukan untuk membuat 50 mL larutan gula 5 % (b/v)?

Diketahui :
% gula = 5%
v = 50 mL
Ditanya = berat gula (gr)?
Jawab :
% b/v = berat zat terlarut/ 50 mL x 100%
5% = berat zat terlarut/50 mL x 100%
5% = 2gr
Berat zat terlarut = 2,5 gr

5. Berapa volume etanol yang diperlukan untuk membuat 10 mL larutan etanol 10% (v/v) (dari
larutan etanol 96%)?

Diketahui :
v1 = 10 mL
M1 = 10%
M2 = 96 %
Ditanya : volume etanol atau v2 (mL)?
Jawab :
M1 x v1 = M2 x v2
10 x 10 = 96 x v2
100 = 96v2
v2 = 1,04 mL
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

8. KESIMPULAN

Pengenceran larutan merupakan proses yang dilakukan untuk mengurangi konsentrasi


pada larutan. Tujuan dari pengenceran adalah mengencerkan zat/ senyawa yang pekat agar lebih
encer. Ada beberapa rumus yang digunakan dalam pengenceran, contohnya adalah molaritas,
ppm, rumus pengenceran, % b/v, % v/v dan lain – lain.
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, ada beberapa zat yang diuji. Zat tersebut
diantaranya adalah NaCl, etanol 10%, HCl 37% dan gula. Proses yang dilakukan adalah
mengukur konsentrasi dan berat dari zat – zat tersebut sesuai dengan kebutuhan lalu
memasukkan ke dalam gelas beaker untuk dilarutkan dengan aquades, lalu memindahkan ke
labu ukur dan menambahkan aquades hingga mencapai batas dan mengocoknya hingga
homogen. Perhitungan konsentrasi senyawa dilakukan agar kita tahu, seberapa banyak zat
pelarut yang dibutuhkan untuk melakukan pengenceran. Pengenceran sendiri dilakukan untuk
menurunkan konsentrasi dari suatu larutan. Biasanya, pengenceran dilakukan pada larutan yang
pekat agar larutan tersebut menjadi lebih encer.
DAFTAR PUSTAKA

Asiah, N. dan Handayani, D. 2018. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Perendaman dengan Larutan
Kalsium Hidroksida Terhadap Mutu Sensori Produk Vacuum Frying Buah Nanas. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan. 7(2): 78-82
Brown and Holme. 2014. Chemistry for Engineering Students (2). Belmont: Cengage Learning
Haryanto, J. 2018. Pengaruh Konsentrasi Larutan Elektrolit H2SO4 terhadap Tegangan dan Arus
Keluaran Aki Kering Bekas Setelah Ditambah Larutan Nanopartikel Perak. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Hikmayanti, M., dan Utami, L. 2019. Analisis Kemampuan Multiple Representasi Siswa Kelas XI
MAN 1 Pekanbaru Pada Materi Titrasi Asam Basa. Jurnal Riset Pendidikan Kimia. 9(1): 52-
57
Hutami, F. D. dan Harijono. 2014. Pengaruh Penggantian Larutan dan Konsentrasi NaHCO3
Terhadap Penurunan Kadar Sianida pada Pengolahan Tepung Ubi Kayu. Jurnal Pangan dan
Agroindustri. 2(4): 220-230
Khotimah, H., Anggraeni, E. W., dan Setianingsih, A. 2017. Karakteristik Hasil Pengolahan Air
Menggunakan Alat Destilasi. Jurnal Chemurgy. 1(2) : 34-38
Leal, A and Tarsikka, P. S. 2017. The Effect on Solubility and pH of Sodium Chloride Solution by
Magnetic Field. International Journal of Environment, Agriculture and Biotechnology
(IJEAB). 2(5): 2150-2515
Putri, L. M. A., Prihandono, T., dan Supriadi, B. 2017. Pengaruh Konsentrasi Larutan terhadap Laju
Kenaikan Suhu Larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika. 6(2): 147-153
Widayani, T. 2018. Penerapan Strategi Quiz Team untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Larutan Mata
Pelajaran Kimia pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Sangatta Selatan. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Eksakta. 4(4): 622-634
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Marisa, Carudin, dan Ramdani. 2021. Otomatisasi Sistem Pengendalian dan Pemantauan Kadar
Nutrisi Air Menggunakan Teknologi Nodemcu ESP8266 pada Tanaman Hidroponik. Jurnal
Teknologi Terpadu. 7(2): 127-134
Nadirov, R. and Karamyrzayev, G. 2022. Enchancing Synthetic Zinc Ferrite Hydrochloric Acid
Leaching by Using Isophropanol as a Solvent. Mining, Metallurgy & Exploration. 39: 1743-1751
Tirtasari, N. L. 2017. Uji Kalibrasi (Ketidakpastian Pengukuran) Neraca Analitik di Laboratorium
Biologi FMIPA UNNES. Indonesian Journal of Chemical Science. 6(2): 151-155
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai