Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK
ASISTEN

DEPARTEMEN TEKNIK BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
NAMA
NAMA NISRINA RIZA SABITHA
NIM
NIM 225100907111031
KELAS
KELAS O
KELOMPO
KELOMPOK O8
K

BAB 3
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

1. PRELAB
1. Jelaskan pengertian, fungsi, dan prinsip kerja dari larutan penyangga
Buffer atau larutan yang memiliki kemampuan untuk menahan perubahan pH ketika
ada asam atau basa yang ditambahkan ke dalam larutan. Salah satu larutan penyangga yang
bisa ditemukan adalah darah. Peran buffer adalah sebagai pengontrol pH. Misalkan pada
darah, buffer menjaga pH darah agar darah bisa berfungsi dengan baik di dalam system
metabolism. Prinsip kerjanya buffer jika suatu larutan ditambahkan dengan asam atau basa
kuat maka ada ion dari asam atau basa kuat tersebut yang dilepas (Ebbing, 2015)

2. Sebutkan dan jelaskan mekanisme kerja larutan penyangga yang ada di dalam tubuh manusia!
Larutan penyangga yang bisa ditemukan di dalam tubuh manusia seperti darah.
Derajat keasaman tersebut harus dipertahankan. Darah memiliki pH normal sekitar
antara 7,35–7,45. Perubahan yang terjadi pada pH dalam darah bisa memengaruhi kerja
enzim dan fungsi otak. Mekanisme larutan penyangga dalam darah dilakukan oleh dua sistem
organ yakni paru dan ginjal. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan
sebagai komponen asam. Paru akan melakukan pelepasan CO2 dan ginjal akan melepaskan
asam pada darah dengan mengeluarkan anion asam non-volatile. (Martini, 2012).

3. Jelaskan mekanisme kerja larutan buffer!


Mekanisme kerja buffer adalah dengan mempertahankan pH asam dan basa. Seperti
campuran asam asetat (CH₃COOH) dan natrium asetat (CH3COONa). Campuran tersebut
membentuk buffer asetat. Buffer dapat bekerja apabila konsentrasi asam/basa lemah dan
garam atau asam/ basa lemah dan asam/ basa konjugasi lebih besar dibanding jumlah ion H+
atau OH- yang ditambahkan. Ketika ion H+ atau OH- ditambahkan dari sumber eksternal,
campuran akan melakukan perlawanan/counter oleh zat dengan pH yang sama dengan zat
yang ditambahkan (Martini, 2012).

4. Sebutkan dan jelaskan jenis buffer berdasarkan komponen penyusunnya serta berikan contoh
minimal 2!
Buffer asetat adalah asam lemah yang dibuat dari CH3COOH dan CH3COONa
(Olivia, 2013). Buffer sitrat termasuk kedalam golongan buffer lemah karena berasal dari
asam lemah C₆H₈O₇ dan basa kuat atau basa konjugasinya NaHCO3 (Idamayanti, 2012).
Buffer fosfat termasuk kedalam buffer basa, karena merupakan hasil percampuran antar
KH2PO4 dengan NaOH (Ridlo, 2015). Buffer karbonat adalah jenis buffer yang berasal dari
percampuran larutan Na2CO3 dan NaHCO3 (Septiana, 2018).
NAMA
NAMA NISRINA RIZA SABITHA
NIM
NIM 225100907111031
KELAS
KELAS O
KELOMPO
KELOMPOK O8
K

5. Jelaskan pengertian dan rumus dari kapasitas buffer!


Buffer memiliki batasannya yang disebut dengan kapasitas buffer. Kapasitas buffer
adalah kapasitas maksimum buffer untuk bisa mempertahankan pH larutan. Penambahan
asam atau basa yang melebihi kapasitas menyebabkan buffer tidak dapat bekerja sehingga
larutan mengalami perubahan pH. Jumlah mol dan perbandingan mol dari komponen
penyangga mempengaruhi besar kapasitas buffer. (Martini, 2012). Berikut ini adalah rumus
kapasitas buffer menurut Gaffney (2018), pH = pKa + log [A-] / [HA].

6. Jelaskan prinsip kerja dari kertas lakmus dan pH meter!


Kertas lakmus adalah alat yang pendeteksi asam dan basa suatu larutan yang bersifat
kualitatif dan didasarkan oleh perubahan warna kertas tersebut. Prinsip kerjanya, kertas
lakmus yang sudah dicelupkan akan menyerap larutan lalu warna kertas akan berubah sesuai
dengan jenis zat jika asam kertas akan berubah sesuai dengan warna pH yang terdapat di
cover tempat lakmus (Jamaluddin, 2021). PH meter juga adalah alat yang bisa mengukur pH
dari larutan. Prinsip kerjanya terletak pada sensor probe, setelah mencelupkan elektrodenya
ke dalam larutan air yang diukur secara otomatis oleh jarum penunjuk atau angka digital
yang mana hasil akhirnya akan menunjukkan pada nilai pH larutan yang diukur (Mufida,
2020).

7. Tentukan pH larutan jika 100 mL larutan H2SO4 0,5M (Ka = 10’) dicampur dengan 100 mL dengan
larutan ClSO4 0,1 M!

Diketahui: MH₂SO₄ : 0, 5 M Ditanyakan: pH larutan


V H₂SO₄ : 100 mL
Ka H₂SO₄ : 10-5
MCl₂SO₄ : 0,1 M
VCl₂SO₄ : 100 mL
Jawab:
[H+] = Ka x [n H₂SO₄]/([n Cl₂SO₄]x ion)
= 10-5 x (100 x 0,5 M)/([100 x 0,1 M)] x 1)
= 10-5 x 50/10
= 5 x 10-5
pH = - log x [H+]
= - log x [5 x 10-5]
= 5 - log 5
= 4, 3010
NAMA
NAMA NISRINA RIZA SABITHA
NIM
NIM 225100907111031
KELAS
KELAS O
KELOMPO
KELOMPOK O8
K

2. TINJAUAN PUSTAKA
1. HCl
HCl atau nama lainnya asam klorida. HCl termasuk jenis asam kuat. Apabila
dicampur dengan larutan hasil percampuran tersebut adalah larutan penyangga (buffer). HCl
yang tercampur dalam air akan terionisasi sempurna sehingga membentuk ion H+ dan Cl-.
Ion H+ tersebut akan diubah menjadi asam lemah dan Cl- menjadi unsur tunggal (Sihaloho,
2013).

2. NaOH
NaOH atau nama lainnya Natrium Hidroksida dan caustic soda. NaOH merupakan
senyawa anorganik. NaOH berbentuk padatan putih. NaOH terdiri dari kation natrium Na⁺
dan anion hidroksida OH⁻. NaOH bisa menjadi salah satu zat dalam membuat buffer fosfat
yaitu dengan menambahnkannya dalam campuran KH2PO4 0,001 M dan KCl 0.01 M sedikit
demi sedikit (Hakim, 2018).

3. NaCl
NaCl (Natrium Klorida) adalah sejenis garam. Umumnya NaCl disebut dengan garam
dapur. NaCl disusun dari dua ion yaitu Na+ dan Cl-. Masing – masing ion tersebut berasal
dari NaOH dan HCl. Apabila NaCl dilarutkan dalam air, ion Na+ dan Cl- akan bergerak
bebas sebagai dua ion yang terpisah (Ebbing, 2015).

4. CH3COONa
Nama lain dari CH3COONa adalah sodium acetat. CH3COONa merupakan jenis
garam yang dibuat dari asam lemah dan basa kuat. CH3COONa terdiri dari dua ion yaitu Na+
dan CH3COO-. Kedua ion tersebut berasal dari campuran CH3COOH dan NaOH. Campuran
CH3COOH dan CH3COONa adalah salah satu jenis buffer asam (Sihaloho, 2013).

5. CH3COOH
CH3COOH memiliki nama lain yaitu asam asetat. CH3COOH adalah jenis dari asam
lemah. Ion CH3COOH berasal dari gabungan ion CH3COO- dan OH-. CH3COOH bila
dicampurkan dengan air akan membentuk CH3COO- dan H3O+ (Kusumaningrum, 2017).
CH3COOH bila ditambahkan dengan campuran CH3COONa maka akan membentuk buffer
asam (Sihaloho, 2013).

6. NH4OH
NH4OH atau disebut juga dengan Ammonia solution. NH4OH adalah jenis larutan
basa yang lemah. Jika NH4OH dicampur dengan NH4Cl bisa membentuk buffer basa.
Karena NH4OH yang merupakan basa lemah dan NH4Cl yang merupakan asam konjugasi
(Kusumaningrum, 2017).
NAMA
NAMA NISRINA RIZA SABITHA
NIM
NIM 225100907111031
KELAS
KELAS O
KELOMPO
KELOMPOK O8
K

7. NH4Cl

NH4Cl ialah senyawa anorganik dengan nama lain Ammonium chloride. NH4Cl
merupakan jenis garam yang dibentuk dari basa lemah NH4OH dan asam kuat HCl. Ion yang
terdapat di dalam NH4Cl yaitu ion NH4 + dan Cl-. Bila NH4Cl dicampurkan dengan air maka
kedua ion tersebut akan membentuk H3O+ dan NH3. NH4Cl akan membetuk buffer basa
lemah jika dicampurkan dengan NH4OH (Kusumaningrum, 2017).
NAMA
NAMA NISRINA RIZA SABITHA
NIM
NIM 225100907111031
KELAS
KELAS O
KELOMPO
KELOMPOK O8
K

3. DIAGRAM ALIR
1. Kalibrasi pH meter
1. Kalibrasi pH meter
Disiapkan pH meter dan larutan pH 7, pH 4,01 dan pH 10

Dihidupkan alat

Dibilas elektroda dengan aquades

Dikeringkan dengan tisu

Dicelupkan dalam larutan pH 7

Dipilih mode kalibrasi

Ditunggu selama 1-2 menit sampai pembacaan pH stabil

Diangkat dan dibilas elektroda dengan aquades

Dikeringkan dengan tisu

Dilakukan hal yang sama untuk larutan pH 4,01 kemudian larutan pH 10

Hasil
2. Pembuatan dan pengujian Larutan Buffer
2.1. Pembuatan dan pengujian Larutan Buffer NaC1 0,1 M

Disiapkan 70 mL larutan NaCl 0,1 M

Diukur pH nya (dengan pH meter & lakmus)

Diambil @20 ml pada 3 gelas beker

Beker I Beker II Beker III

20 mL larutan NaCl 0,1 20 mL larutan NaCl 0,1 20 mL larutan NaCl 0,1


M M M
10 mL larutan 10 mL larutan 20 mL larutan
HCl 0,01 M NaOH 0,01 M aquades
Dicampur Dicampur Dicampur

Diukur pH nya (dengan pH meter & lakmus)


NAMA
NAMA NISRINA RIZA SABITHA
NIM
NIM 225100907111031
KELAS
KELAS O
KELOMPO
KELOMPOK O8
K

2.2. Pembuatan dan pengujian Larutan Buffer CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1 M
35 mL CH3COOH 0,1 M + 35 CH3COONa 0,1 M

Dicampur

70 mL larutan campuran

Diukur pHnya (dengan pH meter & lakmus)

Diambil @20 ml pada 3 gelas beker

20 mL larutan campuran 20 mL larutan campuran 20 mL larutan campuran

10 mL larutan 10 mL larutan 20 mL larutan


HCl 0,01 M NaOH 0,01 M aquades
Dicampur Dicampur Dicampur

Diukur pH nya (dengan pH meter & lakmus)

2.3. Pembuatan dan pengujian Larutan Buffer NH4OH 0,1 M dan NH4C1 0,1 M
35 mL NH4OH 0,1 M + 35 NH4C10,1 M

Dicampur

70 mL larutan campuran

Diukur pHnya (dengan pH meter & lakmus)

Diambil @20 ml pada 3 gelas beker


NAMA NISRINA RIZA SABITHA
NIM 225100907111031
KELAS O
KELOMPOK O8

20 mL larutan campuran 20 mL larutan campuran 20 mL larutan campuran

10 mL larutan 10 mL larutan 20 mL larutan


HCl 0,01 M NaOH 0,01 M aquades

Dicampur Dicampur Dicampur

Diukur pH nya (dengan pH meter & lakmus)


NAMA
NAMA NISRINA RIZA SABITHA
NIM
NIM 225100907111031
KELAS
KELAS O
KELOMPO
KELOMPOK O8
K

4. DATA HASIL PENGAMATAN


1. Tulislah data hasil praktikum pada tabel berikut ini!
No Jenis Larutan pH Awal Penambahan Asam / pH Akhir
Buffer Basa
pH Meter Lakmus Larutan Jml ( ml ) pH Meter Lakmus
1 Garam NaCl 3, 47 Merah HCl 10 mL 2, 53 Merah
0,01 M 0,01 M
Merah
Merah Biru

Biru Merah

NaOH 10 mL 10, 82 Merah


Merah 0,01 M
Biru
Biru

Biru

Aquades 20 mL 6, 016 Merah

Merah
Biru

Biru

2 Buffer CH3COOH Merah HCl 10 mL 4, 998 Merah


Asetat 0, 1 M 5, 763 0,01 M
+ Merah
CH3COONa Merah Biru
0,1 M
Biru Merah
NaOH 10 mL 5, 681 Merah
0,01 M
Merah Merah
Biru

Merah
Aquades 20 mL 4, 49 Merah

Merah
Biru

Merah
NAMA NISRINA RIZA SABITHA
NIM 225100907111031
KELAS O
KELOMPOK O8

3 Buffer HCl 10 mL 9, 37 Merah


Salmiak 0,01 M
Biru
Biru

Biru

Merah NaOH 10 mL 9, 55 Merah


0,01 M
NH4OH Biru
0,1 M Biru Biru
+ 9, 56
NH4Cl Biru Biru
0,1 M
Aquades 20 mL 8, 39 Merah
Biru
Biru
Biru

Biru

2. Jelaskan hipotesis penelitian terhadap DHP yang telah kalian amati!

Sebelum melakukan percobaan dikumpulkan beberapa hipotesis. NaCl 0,01 M yang


merupakan campuran dan termasuk ke dalam jenis garam. NaCl memiliki pH awal 7. Bila
ditambahkan dengan 10 mL HCl 0,01 M, 10 mL NaOH 0,01 M, 20 mL aquades pH campuran
tidak akan mengalami perubahan yang signifikan. Sama halnya dengan campuran CH3COOH
0,1 M dan CH3COONa 0,1 M serta dari campuran NH4OH 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M.
Campuran CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1 M disebut juga dengan buffer asetat karena
bersifat asam. Campuran CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1 M memiliki pH dibawah 7.
Campuran NH4OH 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M bisa disebut juga dengan buffer salmiak karena
bersifat basa. Campuran NH4OH 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M memiliki pH di atas 7.
NAMA
NAMA NISRINA RIZA SABITHA
NIM
NIM 225100907111031
KELAS
KELAS O
KELOMPO
KELOMPOK O8
K

5. ANALISIS PROSEDUR
1. Jelaskan perubahan reaksi apabila suatu larutan penyangga diberi sedikit asam/basa? Dari
penambahan sedikit asam/basa, apa yang terjadi pada larutan penyangga tersebut?
Bila suatu larutan penyangga diberi sedikit larutan asam/basa maka larutan
penyangga tersebut akan berusaha untuk melakukan penetralan terhadap larutan asam/basa
tersebut. Didalam larutan penyangga terdapat sistem yang bisa menahan pH. Larutan
penyangga mengandung komponen asam yang mampu menahan kenaikan pH secara
berlebih dan komponen basa yang mampu menahan penurunan pH secara berlebih. Sehingga
larutan penyangga membutuhkan bentuk yang melalui reaksi antara asam lemah dan basa
konjugasinya serta basa lemah dan asam konjugasinya.

2. Sebutkan alat-alat apa saja yang digunakan dalam praktikkum larutan buffer yang telah anda
lakukan dan berikan kegunaannya berdasarkan yang ada di dalam video praktikum!
Beberapa alat yang digunakan selama praktikum adalah botol leher angsa, botol ini
digunakan untuk mengalirkan aquades dan membersihkan pH meter. PH meter adalah alat
yang digunakan untuk mengukur pH suatu larutan atau campuran. Selain pH meter, kertas
lakmus juga digunakan untuk menentukan campuran tersebut masuk kategori asam atau
basa. Gelas beaker digunakan selama praktikum sebagai wadah tempat campuran saat diukur
pH dan wadah tempat untuk mencampurkan asam/basa lemah dengan asam/basa
konjugasinya. Pipet volume digunakan untuk mengukur volume dari larutan asam/basa yang
akan digunakan. Ukuran dari pipet volume yang digunakan adalah 10 mL. Pipet volume
dipasangi dengan bulb agar memudahkan saat mengambil larutan.
3. Jelaskan mekanisme kalibrasi pada pH meter!
Banyak faktor yang mempengaruhi kesalahan pengukuran diantaranya bahan kimia,
peralatan, kondisi pengukuran dan lain-lain. Cara mengurangi resiko kesalahan adalah
dengan melakukan kalibrasi. Alat ukur seperti pH meter perlu dilakukan kalibrasi. Kalibrasi
mempengaruhi keakuratan pengukuran pH yang dilakukan pH meter. Kalibrasi pH meter
dilakukan dengan mencelupkan sensor pH ke dalam larutan standar yang memiliki pH
4,01(asam), 7,00 (netral), dan 10,00 (basa). Lalu sensor pH atau disebut juga dengan probe
harus dibersihkan dengan menggunakan aquades setelah dicelupkan ke dalam larutan
tersebut (Arief, 2020).

4. Apa yang menyebabkan kertas lakmus dapat berubah warna sesuai kondisi larutan? Bahan
penyusun apa yang menyebabkan perubahan warna pada kertas lakmus?
Terdapat dua warna kertas lakmus yaitu merah dan biru. Kedua warna tersebut bisa
berubah warna menjadi lawan dari warna sebelumnya (biru mennjadi merah dan sebaliknya)
apabila dicelupkan dalam larutan asam atau basa. Namun, tidak mengalami perubahan warna
jika berupa larutan garam/netral. Perubahan warna tersebut disebabkan oleh adanya reagen
MgO di dalam kertas lakmus. Reagen MgO adalah ikatan kovalen rangkap yang sangat kuat.
Contohnya jika dilakukan pengujian terhadap daging busuk kertas lakmus akan berubah
menjadi biru karena MgO akan berikatan dengan gas NH3 yang dikeluarkan daging busuk
(Dengen, 2015).
NAMA
NAMA NISRINA RIZA SABITHA
NIM
NIM 225100907111031
KELAS
KELAS O
KELOMPO
KELOMPOK O8
K

6. ANALISIS HASIL
1. Jelaskan nilai pH dan mekanisme kerja kertas lakmus pada pembuatan buffer NaCl 0,1 M
berdasarkan data hasil praktikum dan jelaskan apakah hasil tersebut sesuai dengan literatur!
Dalam percobaan, buffer NaCl 0,1 M awal mulanya memiliki pH 3,47. Sehingga bisa
dikatakan bahwa NaCl merupakan larutan asam. Namun, menurut Sutrisno, (2018), larutan
NaCl memiliki pH netral yaitu 7. Hal itu disebabkan NaCl merupakan hasil reaksi antara
asam kuat dan basa kuat. Konsep dari buffer itu sendiri juga adalah menahan pH agar tetap
sesuai dengan pH asal. Sehingga, apabila terdapat perbedaan pH larutan hanya mengalami
sedikit perubahan pH dengan perbedaan yang tidak begitu jauh. Oleh karena itu, kertas
lakmus biru tidak mengalami perubahan warna menjadi merah (Schalkhammer, 2012).

2. Jelaskan nilai pH dan mekanisme kerja kertas lakmus pada pembuatan buffer CH3COOH 0,1 M dan
CH3COONa 0,1 M berdasarkan data hasil praktikum dan jelaskan apakah hasil tersebut sesuai
dengan literatur!
Dalam percobaan pembuatan buffer CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1 M pH
sebelum ditambahkan HCl 0,01 M, NaOH 0,01 M, dan aquades adalah 5,763. Buffer
CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1 M adalah campuran dari asam lemah dan basa
konjugasi, sehingga termasuk kedalam buffer asetat. Menurut Yunitasari, (2013) jika Buffer
CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1 M ditambahkan dengan zat lain (penambahan
konsentrasi) maka zat akan bergeser ke arah lawan. Sehingga, ada kesetimbangan di sistem
penyangga. Oleh karena itu, pH dalam percobaan tidak mengalami perubahan yang jauh dari
pH semula dan kertas lakmus mengalami perubahan, dari berwarna biru menjadi merah.

3. Jelaskan nilai pH dan mekanisme kerja kertas lakmus pada pembuatan buffer NH3 0,1 M dan
NH4Cl 0,1 M berdasarkan data hasil praktikum dan jelaskan apakah hasil tersebut sesuai dengan
literatur!
Buffer NH3 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M adalah percampuran antara basa dan asam
konjugasi. Berikut rumus reaksinya menurut Yunitasari, (2013), NH3(aq) + H2O(l)
NH4 + (aq) + OH- (aq). Dalam hal ini, NH3 adalah basa sebagai akseptor proton bersifat
basa, sedangkan NH4Cl adalah asam konjugasi. Sehingga campuran tersebut bersifat basa
atau buffer salmiak. Buffer salmiak tentunya memiliki pH diatas 7 dan telah dibuktikan
melalui percobaan praktikum. Setelah penambahan zat asam, basa, dan garam perubahan
Buffer NH3 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M tidak terlalu besar sehingga sesuai dengan konsep
buffer. Oleh karena itu, terjadi perubahan pada kertas lakmus merah menjadi biru
(Yunitasari, 2013).
NAMA
NAMA NISRINA RIZA SABITHA
NIM
NIM 225100907111031
KELAS
KELAS O
KELOMPO
KELOMPOK O8
K

7. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil praktikum ialah buffer memiliki kemampuan
untuk menahan perubahan pH ketika ada asam atau basa yang ditambahkan ke dalam
larutan. Cara kerja larutan buffer ialah ketika ion H+ atau OH- ditambahkan dari sumber
eksternal, campuran akan melakukan perlawanan/counter supaya pH asli dari campuran
tetap atau hanya mengalami sedikit penurunan pH. Terdapat berbagai jenis buffer, 2
diantaranya adalah buffer asetat dan buffer salmiak. Buffer asetat adalah jenis buffer yang
bersifat asam, seperti campuran CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1 M. Sedangkan,
buffer salmiak adalah buffer yang bersifat basa, contohnya campuran NH4OH 0,1 M dan
NH4Cl 0,1 M. Sebelum melakukan percobaan dilakukan perhitungan pH terlebih dahulu
dengan menggunakan rumus:

[H+] = Ka x [n asam lemah]/([n basa konjugasi]x ion) lalu pH = - log x [H+]


Atau
pH = pKa + log [A-] / [HA].
(Gaffney, 2018)
Ebbing, D. D., and Gammon, S. D. 2015. General Chemistry (11th ed.). Boston, MA 02210, USA:
Cengage Learning.
Fitria, Priatmoko, S., dan Kasmui. 2016. Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Meminimalisasi
Miskonsepsi Siswa pada Materi Pokok Larutan Penyangga. Jurnal Inovasi Pendidikan
Kimia. 10(1): 1647.
Gaffney, J. S., and Marley, N. A. 2018. General Chemistry for Engineers. Amsterdam: Elsevier.
Idamayanti, D. 2012. Subtitusi Buffer Asam Borat oleh Asam Sitrat Lokal dalam Elektrolit Watts
untuk Elektroplanting Nikel pada Baja Karbon Rendah. STEMAN 2012. 3.
Jamaluddin, N. A. 2021. Desain dan Aplikasi Nanosensor Gula Darah Berbasis Nanopartikel Perak
Melalui Bioreduksi Daun Afrika. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Kusumaningrum, I. A., Ashadi, A., and Indriyanti, N. Y. 2017. Scientific Approach and Inquiry
Learning Model in the Topic. Journal of Physics. 4.
Martini, dan Rosyida, E. 2012. Derajat Keasaman (pH) Darah Selama Proses Latihan. Jurnal Ilmu
Keolahragaan. 49 - 51.
Mufida, E., Anwar, R. S., Khodir, R. A., dan dkk. 2020. Perancangan Alat Pengontrol pH Air
Untuk Tanaman Hidroponik Berbasis Arduino Uno. INSANtek – Jurnal Inovasi dan Sains
Teknik Elektro. 1(1): 13 - 14.
Olivia, L., Oktavia, B., dan Iryani. 2013. Optimasi Komposisi Fasa Gerak dan pH Buffer Asetat
Pada Analisa Zat Warna Sintetik Rhodamin B dan Ponceau 4R Menggunakan Metoda
HPLC. Chemistry Journal of State University of Padang. 2(2): 75.
Ridlo, A., Sedjati, S., dan Supriyantini, d. E. 2015. Aktivitas Anti Oksidan Fikosianin Dari
Spirulina Sp. Menggunakan Metode Transfer Elektron Dengan DPPH (1,1-difenil-2-
pikrilhidrazil). Jurnal Kelautan Tropis. 18(2): 59.
S, A. Hakim. 2018. Karakterisasi Urea dalam Larutan Buffer Menggunakan Enzim Urease Dengan
Metode Potensiometri. Prosiding Seminar Nasional SINASTEKMAPAN (E-Journal).1: 20.
Septiana, D. 2018. Modifikasi Kolom Monolit Berbasis Metakrilat Menggunakan Human Serum
Albumin untuk Pemisahan Senyawa Kiral. Tesis. Malang: Universitas Brawijaya.
Sihaloho, M. 2013. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memahami Konsep Larutan Buffer pada
Tingkat Makroskopis dan Mikroskopis. Jurnal Entropi. 494.
Arief, R., Hardianto, dan A. M. 2020. Rancang Bangun pH Meter Otomatis Menggunakan
ATMega16 Dalam Upaya Peningkatan Akurasi Pembacaan pH Larutan Senyawa Kimia.
Jurnal Teknik Elektro. 20(1): 64, 68.
Dengen, P. M. 2015. Perbandingan Uji Pembusukan dengan Menggunakan Metode Uji Postma, Uji
Eber, Uji H2S dan Pengujian Mikroorganisme pada Daging Babi di Pasar Tradisional
Sentral Makassar. Skripsi. Makassar : Universitas Hasanuddin.
Sutrisno, M. Muchson, H. R. Widarti, dkk. 2018. Miskonsepsi sifat keasaman larutan garam para
guru kimia dan rekonstruksi konseptualnya. Jurnal Pembelajaran Kimia. 3(2): 13 - 14.
Yunitasari, W., E. Susilowati, dan N. D Nurhayati. 2013. Pembelajaran Direct Instruction Disertai
Hierarki Konsep untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa pada Materi Larutan Penyangga
Kelas XI IPA Semester Genap SMA Negeri 2 Sragen Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal
Pendidikan Kimia (JPK). 2(3): 185 - 190.
Zhang, X., R., S. M., and Liu, J. 2012. Instantaneous and Quantitative Functionalization of Gold
Nanoparticles with Thiolated DNA Using a pH-Assisted and Surfactant-Free Route. Journal
of the American Chemical Society. 134(17): 5.

Anda mungkin juga menyukai