KIMIA DASAR
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
JURUSAN KEPANJANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
NAMA KEYSHA ALEA R
NIM 205100907111020
KELAS Y
BAB III KELOMPOK Y4
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
TUJUAN
• Memahami sifat larutan penyangga
• Membuat larutan buffer
• Mengukur pH larutan penyangga menggunakan pH meter
A. Pre –Lab
1. Jelaskan yang dimaksud dengan buffer?
Larutan buffer atau yang biasa dikenal dengan larutan penyangga merupakan suatu
larutan yang berfungsi sebagai penahan. Larutan ini bekerja dengan cara mempertahankan
nilai pH pada larutan dengan menambahkan sedikit zat yang mengandung asam atau basa,
serta dapat juga dengan cara pengenceran. Untuk larutan buffer sendiri merupakan
campuran yang terdiri dari asam lemah dengan basa konjugasinya ataupun campuran yang
terdiri dari basa lemah dan asam konjugasinya (Puteri, 2017).
3. Jelaskan mekanisme kerja beserta reaksi larutan penyangga karbonat dan fosfat dalam tubuh
manusia sehingga dapat mempertahankan nilai pH di tubuh manusia!
Di dalam tubuh manusia juga terdapat larutan penyangga. Larutan penyangga yang
berada di dalam tubuh manusia berfungsi untuk mempertahankan suatu nilai pH agar kerja
enzim dapat maksimal. Apabila enzim bekerja secara maksimal, maka reaksi dalam tubuh
dapat berjalan lancar. Beberapa contoh larutan penyangga yang ada di tubuh manusia ,
yaitu larutan penyangga karbonat dan fosfat. Untuk larutan penyangga karbonat sendiri,
bekerja dengan cara apabila melakukan sebuah penambahan zat asam, maka ion H+ akan
dinetralkan oleh basa konjugasinya, dan begitupun sebaliknya. Sedangkan larutan
penyangga fosfat merupakan campuran antara H2PO4- dan basa konjugasinya, yaitu
HPO42- yang berada pada sel dan kelenjar ludah. Untuk cara kerjanya untuk
mempertahankan nilai pH pun sama dengan cara kerja pada larutan penyangga karbonat
(Fastaqima, 2017).
6. Apa yang dimaksud dengan kapasitas larutan penyangga dan sebutkan 3 jenis buffer
berdasarkan kapasitasnya!
Kapasitas larutan buffer merupakan jumlah zat asam atau basa yang ditambahkan ke
larutan penyangga sebelum pH larutan tersebut berubah. Setiap larutan buffer, kapasitas
yang berbeda-beda. pH suatu larutan dapat dipertahankan atau tidak berubah apabila
kapasitas larutan buffer sudah maksimum. Oleh karena itu, larutan buffer terbagi menjadi
3 kelompok berdasarkan kapasitasnya, yaitu larutan buffer berkapasitas nol, larutan buffer
yang berkapasitas tak hingga dan juga larutan boper yang berkapasitas dibatasi sebanyak
n (Budiawati, 2019).
7. Jelaskan yang dimaksud dengan buffer asetat dan buffer salmiak beserta contohnya!
Buffer asetat adalah Buffer yang berasal dari pencampuran asam asetat dengan
Konjugasi nya. Contohnya CH3COOH denganCH3COONa . Buffer salimak adalah buffer
yang berasal dari pencampuran basa dengan konjugasi nya. Contohnya NH3 dengan
NH4OH (Watson, 2012).
B. TINJAUAN BAHAN ( ditinjau dari pH, sifat larutan, dan fungsi reagen)
1. HCl
HCL atau yang lebih dikenal dengan asam klorida memiliki pH 0.1 (1 N), 1.1 (0.1 N),
dan 2.02 (0.02 N). Untuk sifatnya sendiri, antara lain mudah menguap, berbau menyengat,
beracun apabila dihirup, iritasi pada mata, korosif, larut dalam air, alkohol, eter, dan
benzene. HCl ini dapat digunakan untuk menurunkan pH larutan (Suciati, 2011).
2. NaOH
NaOH atau yang dikenal juga sebagai soda kaustik, soda api atau sodium hidroksida
merupakan basa kuat. Biasa digunakan dalam bidang industri sebagai bahasa dalam proses
produksi. Tidak bisa terbakar meskipun reaksinya dengan metal amfoter seperti
aluminium, timah, seng dan menghasilkan gas nitrogen yang bisa menimbulkan ledakan.
NaOH juga digunakan untuk mengendapkan logam berat dan dalam mengontrol keasaman
air (Ashla, 2016).
3. NaCl
NaCl atau yang sering disebut dengan garam dapur. NaCl merupakan garam yang
dihasilkan dari basa kuat dan asam kuat sehingga garam yang dihasilkan bersifat netral.
NaCl atau garam dapur berbentuk padatan warna putih berbentuk kristal. Garam dapur
NaCl memiliki sifat karakteristik hidroskopis yang berarti mudah menyerap air, tingkat
kepadatan sebesar 0.8-0.9 dan titik lebur pada tingkat suhu 801 °. Larutan garam NaCl
dapat meningkatkan daya serap tanah terhadap air, mempertahankan permeabilitas dan
mengurangi plastisitas tanah ketika basah (Herman, 2015).
4. CH3COONa
CH3COONa atau biasa disebut sebagai natrium asetat tersusun dari asam lemah dan
basa kuat. Salah satu sifat yang dimiliki oleh larutan CH3COONa ini adalah mudah larut
dalam air. Untuk fungsinya sendiri, larutan CH3COONa sering digunakan dalam bidang
industri yang biasanya menetralkan zat asam dari suatu limbah (Sunarya, 2010).
NAMA KEYSHA ALEA R
NIM 205100907111020
KELAS Y
KELOMPOK Y4
5. CH3COOH
CH3COOH adalah asam asetat atau lebih dikenal sebagai asam cuka (CH3COOH)
adalah suatu senyawa berbentuk cairan, tak berwarna, berbau menyengat, memiliki rasa
asam yang tajam dan larut di dalam air, alkohol, gliserol, eter. Asam asetat adalah larutan
basa lemah berguna di bidang industri dan pangan. Memiliki titik didih 118.1 °C dalam
tekanan atmosfer (Hardoyo dkk., 2017).
6. NH3
NH3 atau sering disebut dengan amonia adalah senyawa yang dapat dijumpai dalam
bentuk gas dengan berbau tajam yang khas. Amonia bersifat kaustik yang dapat merusak
kesehatan. Amonia merupakan parameter kualitas air yang berperan penting pada
budidaya ikan. Amonia akan terakumulasi dalam sistem resirkulasi dan dapat mencapai
konsentrasi yang merugikan ikan jika terlalu berlebihan. Guna mengurangi amonia
dalam kolam dilakukan penambahan biofiltrsi ke sistem resirkulasi guna mengikat
amonia yang beracun (Norjanna dkk., 2015).
7. NH4Cl
Amonium klorida merupakan senyawa anorganik dengan rumus NH4Cl, berupa
garam kristal putih yang sangat mudah larut dalam air. Larutan Amonium klorida
bersifat asam lemah. Biasa digunakan dalam pembuatan batu baterai, pembersih solder,
obat batuk, pengeras salju, pupuk, dan lain lain. Amonium klorida selain terdapat di alam
juga dapat dibuat sendiri. Warna dari Amonium klorida putih berbentuk padatan dan
mudah larut dalam air (Rhaska, 2019).
NAMA KEYSHA ALEA R
NIM 205100907111020
KELAS Y
KELOMPOK Y4
C. Diagram Alir
1. Kalibrasi pH Meter
Merah
Biru jadi biru
Aquades 20 6,73
Merah jadi merah
Biru
CH3COOH
Merah Biru jadi merah
2 Asetat + 4,65 NaOH 10 4,57
Merah Merah jadi merah
CH3COONa
Merah
b. Jelaskan bagaimana cara kerja kalibrasi dan pengukuran pH larutan NaCl menggunakan
pH meter!
Tahap kalibrasi ini dilakukan agar meningkatkan akurasi dari pengukuran
menggunakan pH meter ataupun menguji kualitas sensor pada alat pemantau dan
pengendali pH. Langkah pertama yang harus dilakukan untuk melakukan kalibrasi dan
mengukur larutan salah satunya larutan NaCl, yaitu menyalakan pH meter sampai
sedikit panas lalu tekan ‘cal’ untuk mengkalibrasi. Selanjutnya, bilas elektroda
menggunakan aquades dan lanjut dikeringkan dengan tisu, lalu memasukkan bagian
elektroda ke dalam larutan. Kemudian akan terbentuk ion-ion yang mengitari elektroda
tersebut, lalu akan tertera nilai pH dari larutan yang diukur pada bagian display (Sudewa
dan Hadiatna, 2017).
b. Jelaskan nilai pH dan mekanisme kerja kertas lakmus pada pembuatan buffer
CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1 M berdasarkan data hasil praktikum dan jelaskan
apakah hasil tersebut sesuai dengan literatur!
Pembuatan buffer campuran dari CH3COOH dan CH3COONa yang merupakan
jenis buffer asetat termasuk ke dalam larutan penyangga yang baik mempertahankan pH
suatu larutan di kisaran nilai 5. Larutan ini memiliki pH awal sebesar 3,76. Untuk
mekanisme kerja kertas lakmus dalam pembuatan buffer CH3COOH 0,1 M dan
CH3COONa 0,1 M, yaitu menyiapkan terlebih dahulu buffer asetat dengan volume yang
sama ke dalam gelas beaker yang berbeda. Pada gelas beaker tambahkan larutan HCl
sebanyak 10 mL, lalu aduk sampai larutan tercampur rata. Kemudian pada gelas beaker
B tambahkan larutan NaOH sebanyak 10 mL juga, lalu aduk sampai larutan tercampur
rata. Pada gelas beaker C tambahkan aquades sebanyak 20 mL lalu aduk sampai larutan
tercampur rata. Selanjutnya masukan kertas lakmus pada masing-masing larutan dan
mengamati perubahan warnanya. Setelah diamati, ternyata perubahan yang terjadi
sesuai dengan literatur bahwa buffer asetat ini sangat baik dalam mempertahankan nilai
pH suatu larutan dan dari hasil yang diperoleh pada gelas beaker A, B, dan C semua
bersifat asam PH di bawah tujuh karena mengubah kertas lakmus biru dan merah
menjadi warna merah (Megawati dkk., 2013).
NAMA KEYSHA ALEA R
NIM 205100907111020
KELAS Y
KELOMPOK Y4
c. Jelaskan nilai pH dan mekanisme kerja kertas lakmus pada pembuatan buffer NH3 0,1
M dan NH4Cl 0,1 M berdasarkan data hasil praktikum dan jelaskan apakah hasil tersebut
sesuai dengan literatur!
pH buffer salmiak diukur dengan pH meter menunjukkan nilai 8,4 dan saat diuji
dengan kertas lakmus buat biru warnanya tetap biru dan kertas lakmus merah berubah
menjadi biru. Saat buffer salmiak dicampur dengan HCl, nilai pH menunjukkan angka
8,3 dan pengujian kertas lakmus biru dan merah tetap menunjukkan warna biru.
Sedangkan saat bersama minyak dicampurkan NaOH, nilai pH menunjukkan nilai 8,5
dan pengujian kertas lakmus biru dan merah tetap sama menjadi warna biru. Hasil
praktikum menunjukkan bahwa buffer salmiak dapat mempertahankan pH nya. Buffer
salmiak adalah salah satu jenis buffer yang bersifat basa memiliki nilai pH > 7
(Budiawati, 2019)
NAMA KEYSHA ALEA R
NIM 205100907111020
KELAS Y
KELOMPOK Y4
3. Pertanyaan
a. Sebanyak 100 mL larutan NH3 0,1 M (Kb = 10–5) dicampur dengan 100 mL larutan
NH4Cl 0,5 M. Hitunglah pH larutan tersebut!
Diket:
Kb = 10-5
V NH3 =100 ml n NH3= 0.1 x 100= 10
M NH3 = 0.1
V NH4Cl = 100 ml n NH4Cl= 0.5 x 100= 50
M NH4Cl = 0.5
Dit: pH?
Jawab=
[OH-]= Kb x (n NH3/ n NH4Cl)
= 10-5 x (10/50)
= 10-5 x (2 x 10-1)
= 2 x 10-6
pOH = log [OH-]
= 6-log 2
pH = 14 – pOH
= 14 – (6 – log 2)
= 8 + log 2
b. Tentukan pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan 100 mL larutan
CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL larutan NaCH3COO 0,1 M. (Ka CH3COOH = 1,8 ×
10–5)!
Diket:
Ka CH3COOH = 1,8 × 10–5
V CH3COOH =100 ml n CH3COOH = 0.1 x 100= 10
M CH3COOH = 0.1
V CH3COONa = 50 ml n CH3COONa = 0.1 x 50= 25
M CH3COONa = 0.1
Dit: pH?
Jawab:
[H+] = Ka x (n CH3COOH/ n CH3COONa).
= 1.8 x 10-5 x (10/5)
= 1.8 x 10-5 x 2
= 3.6 x 10-5
pH = 5 – log 3,6
NAMA KEYSHA ALEA R
NIM 205100907111020
KELAS Y
KELOMPOK Y4
KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum tentang larutan penyangga atau buffer, mahasiswa
diharapkan memahami sifat larutan penyangga, membuat larutan buffer, dan mengukur pH
larutan penyangga menggunakan pH meter. Adapun alat yang biasa digunakan dalam
praktikum larutan buffer yaitu gelas beaker, labu erlenmeyer, labu ukur, pipet tetes, kertas
pH, pH meter, dan gelas ukur. Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah NaCl,
buffer asetat dan salmiak, larutan NaOH, larutan HCl, dan aquades. Dari data hasil praktikum
yang telah diperoleh dengan menggunakan tiga larutan, yaitu NaCl, Buffer asetat, dan juga
buffer salmiak menggunakan penambahan larutan HCl, NaOH, dan aquades dengan
ketentuan volume masing – masing. Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan pH
meter kita dapat mengetahui nilai pH larutan dengan melalui tahap kalibrasi dan metode yang
benar. Selain itu, dapat diketahui juga sifat suatu larutan menggunakan uji dengan kertas
lakmus. Kertas lakmus biru dan merah akan menjadi merah apabila mengenai larutan yang
bersifat asam, serta kertas lakmus biru dan merah akan berubah menjadi biru apabila
mengenai larutan yang bersifat basa. Namun, apabila larutan tidak dapat mempertahankan
nilai pH, seperti hasil uji coba pada NaCl maka bisa dikatakan larutan tersebut tidak termasuk
larutan penyangga. Sedangkan buffer asetat dan buffer salmiak merupakan larutan
penyangga.
DAFTAR PUSTAKA
Ashla, Naelia Fathin. 2016. Pemanfaatan Ampas Tebu (Bagasse) sebagai Bahan Baku Pulping
dengan Proses Soda Menggunakan Natrium Hidroksida pada Alat Digester. Tugas Akhir.
Semarang: Universitas Diponegoro
Budiawati, Rini. 2019. Kimia Dasar. Bandung : Itenas
Chang, R. 2010. Chemistry 10th Edition. New York : McGraw-Hill
Fastaqima, Fina. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Kimia dengan Materi Pokok
Larutan Penyangga Berbasis Website sebagai Sumber Belajar Peserta Didik Kelas XI
SMAN 13 Semarang. SKRIPSI. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang
Hardoyo, Tjahjono, Agus E., Primarini, Dyah, dkk. 2017. Kondisi Optimum Fermentasi Asam
Asetat Menggunakan Acetobacter aceti B166. Jurnal Sains MIPA. 13(1): 17-20
Herman dan Willy Joetra. 2015. Pengaruh Garam Dapur (NaCl) Terhadap Kembang Susut
Tanah Lempung. Jurnal Momentum. 17(1): 13-20.
Maratusholihah N. F., Sri Rahayu, Fauziatul Fajaroh. 2017. Analisis Miskonsepsi Siswa SMA
Pada Materi Hidrolisis Garam dan Larutan Penyangga. Jurnal Pendidikan. 2(7): 919-
926
Norjanna F., Eko E., dan Qadar H. 2015. Reduksi Amonia Pada Sistem Resirkulasi dengan
Penggunaan Filter yang Berbeda. Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan.
4(1): 427-432
Puteri, Lili K.. 2017. Analisis Pemahaman Konsep Melalui Pembelajaran Inquiry Berbasis
Multi Representasi Pada Materi Buffer – Hidrolisis. SKRIPSI. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Negeri Semarang
Rainbolt, George W. dan Dwyer, Sandra L.. 2012. Critical Thinking : The Art of Argument.
United States of America : Clark Baxter
Rhaska, Gebby., dan Rahadian Zainul. 2019. Analisis Molekular Dan Transpor Ion Amonium
Klorida. Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Padang
Suciati. 2011. Perancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat dari NAtrium Klorida dan
Asam Fosfat Kapasitas 85.000 Ton/Tahun. SKRIPSI. Fakultas Teknik. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sunarya, Yayan. 2010. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: PT. Grafindo Media Pratama
Watson, D. 2012. Pharmaceutical Analysis 3rd Edition: a Textbook for Pharmacy Students
and Pharmaceutical Chemist. London: Churchill Livingstone.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Megawati, Ni M., Putra, A., Sibarani, J.. 2013. Pemanfaatan Arang Batang Pisang (Musa
Paradisiacal) untuk Menurunkan Kesadahan Air. Jurnal Kimia. Vol :7 No. 2 : 154 - 156
Sudewa, Banu dan Febrian Hadiatna. 2017. Evaluasi Sensor FIT0348 Sebagai Alat Ukur
Potential of Hydrogen pH Larutan. Jurnal Elektro Telekomunikasi Terapan : 570 –572
Sutrisno dkk. 2018. Miskonsepsi Sifat Keasaman Larutan Garam Para Guru Kimia dan
Rekontruksi dan Konseptualnya. Jurnal Pembelajaran Kimia. Vol. 3 No. 2 : 13 - 17
Wibowo, Rizky S. dan Muhamad Ali. 2019. Alat Pengukur Warna dari Tabel Indikator
Universal pH yang Diperbesar Berbasis Mikrokontroler Arduino. Jurnal Edukasi Elektro.
Vol. 3 No. 2 : 99 – 100