Laporan - O8 - Nisrina Riza Sabitha - 225100907111031 - KD2
Laporan - O8 - Nisrina Riza Sabitha - 225100907111031 - KD2
BAB 2
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN
1. PRELAB
1. Jelaskan pengertian larutan dan prinsip kerja dalam pembuatan larutan!
Larutan adalah suatu zat yang tersusun dari dua atau lebih zat dalam komposisi yang
bervariasi. Pembuatan larutan diawali dengan menentukan komposisi dari larutan tersebut,
karena sifat larutan dipengaruhi komposisinya. Selanjutnya, menentukan konsentrasi zat,
konsetrasi larutan menunjukan perbandingan antara zat terlarut dan pelarut. Semakin banyak
zat pelarut dibandingkan zat terlarut maka larutan tersebut akan semakin encer. Apabila zat
pelarut semakin sedikit, maka larutan akan semakin kental (Putri, 2017).
5. Jelaskan perbedaan dari molaritas, molalitas, normalitas, dan fraksi mol serta tuliskan
rumusnya!
Molaritas adalah mol zat terlarut yang dilarutkan dalam 1liter zat pelarut, rumusnya
adalah M=m/Mr x 1000/V (Haryanto, 2018). Molalitas adalah mol zat terlarut yang dibagi
oleh 1Kg massa pelarut rumusnya yaitu molality = moles of solute/kilograms of solvent.
Fraksi mol adalah perbandingan jumlah mol salah satu komponen larutan dengan jumlah mol
total komponen larutan tersebut. Berikut rumusnya, XA =moles of substance A/total moles of
solution (Ebbing, 2015). Normalitas adalah ekuivalen zat terlarut per liter larutan yang
mengandung zat terlarut rumusnya N = ek / V (Soebiyanto, 2017).
8. Sebutkan dan jelaskan bukti pengaplikasian larutan dalam teknologi pertanian (minimal 2)
Aplikasi larutan dalam teknologi pertanian yaitu, pengaruh larutan kapur sirih
Ca(OH)2 terhadap kualitas keripik pepaya yang diteliti oleh Yunus, Syam, dan Jamaluddin
(2017). Irisan pepaya direndam kedalam larutan kapur sirih sebelum digoreng sehingga
jaringan buah mengeras akibat reaksi kalsium dan pektin. Dan pengaruh dari larutan
NaHCO3 terhadap penurunan kadar sianida untuk pengolahan tepung ubi kayu yang diteliti
oleh Hutami dan Harijono (2014). Ubi kayu yang sudah dipotong direndam di larutan
NaHCO3 sehingga proses penurunan sidanida lebih cepat.
NAMA
NAMA NISRINA
NISRINARIZA
RIZASABITHA
SABITHA
NIM
NIM 225100907111031
225100907111031
KELAS
KELAS OO
KELOMPO O8
KELOMPOK O8
K
2. TINJAUAN PUSTAKA
1. NaCl
NaCl (Natrium Klorida) atau Sodium Klorida adalah sejenis garam. Pada umumnya
NaCl disebut sebagai garam dapur. NaCl terdiri dari dua ion yaitu Na+ dan Cl-. NaCl bila
dilarutkan di dalam air maka ion Na+ dan Cl- akan bergerak bebas sebagai dua ion yang
terpisah. Pergerakan ion tersebut dapat memberi arus listrik pada larutan (Ebbing, 2015).
2. H2SO4
H2SO4 memiliki nama lain yaitu asam sulfur. H2SO4 adalah sejenis asam kuat. H2SO4
memiliki pH 2.75. Elektrolit H2SO4 bisa mengisi wadah baterai asam timbal (Khairati, 2018).
Selain itu, H2SO4 juga bisa memengaruhi hasil fermentasi etanol, semakin banyak konsentrasi
H2SO4 maka kadar etanol akan semakin tinggi (Ratnasari, 2018).
3. Etanol 96%
Etanol adalah jenis kimia organik. Etanol memiliki rumus kimia yaitu, C₂H₆O. Etanol
96% adalah jenis alkohol yang biasa digunakan dibidang farmasi seperti anaesthetics,
antiseptics, obat, parfum dan deodorant. Contoh penggunaannya adalah untuk meningkatkan
nomor sel osteoblast trabekular vetebria pada tikus jantan (Ma’arif, 2019).
4. HC1 37%
HCL atau nama lainnya asam klorida. HCL termasuk jenis asam kuat. HCL 37
artinya teerdapat 37gram HCL dalam 100gram larutan. Sehingga HCL 37% adalah jenis
larutan HCL pekat. HCL 37% dapat mempengaruhi mikrostruktur dan nanopartikel Fe3O4
(Swastika, 2021).
5. Aquades
Aquades yaitu air yang terbuat dari proses penyulingan/destilasi. Aquades biasa
disebut dengan air murni. Aquades sering digunakan untuk membersihkan peralatan
laboratorium dari kotoran. Bahkan aquades juga bisa menjadi larutan pendeteksi kehamilan
pada kambing apabila dicampur dengan H2SO4 (Rohmayanti, 2018).
NAMA
NAMA NISRINA
NISRINARIZA
RIZASABITHA
SABITHA
NIM
NIM 225100907111031
225100907111031
KELAS
KELAS OO
KELOMPO O8
KELOMPOK O8
K
3. DIAGRAM ALIR
1. Pembuatan 25 mL larutan NaCl 0,1 M
0,1 M 0,146 g 25 mL
NaCl 0,005 g 10 mL
500 ppm
Gula 2,5 g 50 mL
5%
Etanol 1, 0416 mL 8, 9584 mL = 8, 96 mL
10%
HCl 0, 829 mL 99, 171 mL
0,1 M
NAMA
NAMA NISRINA
NISRINARIZA
RIZASABITHA
SABITHA
NIM
NIM 225100907111031
225100907111031
KELAS
KELAS OO
KELOMPO O8
KELOMPOK O8
K
5. ANALISIS PROSEDUR
1. Jelaskan bagaimana cara membuat larutan dari bahan serbuk/padatan, yaitu 25 ml larutan NaCl
0.1 M!
Hitung massa NaCl yang diperlukan dengan rumus moralitas. Selanjutnya, simpan
gelas arloji didalam timbangan analitik lalu kalibrasi timbangan hingga timbangan analitik
menunjukan angka 0. Setelah itu, NaCl diambil dengan dengan sendok spatula dan
dipindahkan ke gelas arloji. Setelah massa sesuai dengan hasil perhitungan NaCl bisa
dipindahkan dalam gelas beaker. Selanjutnya NaCl dilarutkan oleh aquades. Jika sudah larut,
larutan gula tersebut dipindahkan ke dalam labu ukur dengan bantuan corong, lalu
tambahkan aquades sampai batas yang ditandai dengan garis merah. Lalu labu ukur dikocok
sampai larutan menjadi homogen.
2. Jelaskan bagaimana cara membuat larutan dari larutan pekatnya, yaitu 10 ml larutan etanol 10%
(v/v)!
Hitung volume Ethanol pekat (Ethanol 96%) yang akan digunakan dengan rumus
pengenceran. Lalu, Ethanol 96% dipindahkan ke labu dengan ukuran 10mL menggunakan
pipet tetes. Selanjutnya, isi labu dengan aquades yang terus ditambahkan hingga larutan
mecapai garis batas berwarna merah. Setelah itu, tutup labu ukur lalu homogenkan aquades
dan etanol. Larutan yang sudah dihomogenkan tersebut adalah etanol yang telah mengalami
pengenceran sehingga kepekatannya berkurang menjadi 10%.
3. Jelaskan bagaimana cara pembuatan 100 ml larutan HC1 0.1 M dari larutan HCl 37%!
Cari konsentrasi HCl 37% lalu dilanjutkan dengan menghitung volume HCl 37%
yang dibutuhkan. Selanjutnya masukan HCl ke dalam beaker glass dengan menggunakan
pipet ukur agar volume sesuai dengan hasil perhitungan. Lalu tambahkan sedikit aquades ke
dalam labu ukur berukuran 100 mL. Hal ini dilakukan agar HCl yang bersifat korosif dan
bersuhu tinggi tidak merusak alat yang digunakan. Lalu tuang HCl dengan menggunakan
bantuan spatula, agar suhunya turun, ke dalam labu ukur 100 mL. Setelah itu, tambahkan
aquades hingga tanda batas berwarna merah. Hasil bisa dilihat setelah larutan dikocok hingga
homogen.
5. Mengapa pada proses pengenceran larutan, dilakukan penghitungan konsentrasi terlebih dahulu?
Proses pengenceran larutan adalah proses menambahkan pelarut kedalam larutan.
Semakin banyak pelarut yang ditambahkan maka larutan akan semakin encer. Tujuan dari
proses pengenceran adalah menurunkan konsentrasi larutan. Sehingga, penting untuk
mengetahui konsentrasi awal sebelum larutan diencerkan sesuai dengan konsentrasi yang
diminta. Selain itu, perhitungan konsentrasi juga bertujuan untuk mengetahui jumlah solvent
yang dibutuhkan untuk mengencerkan larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi.
NAMA
NAMA NISRINA
NISRINARIZA
RIZASABITHA
SABITHA
NIM
NIM 225100907111031
225100907111031
KELAS
KELAS OO
KELOMPO O8
KELOMPOK O8
K
6. PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan normalitas?
Normalitas adalah ekivalen zat terlarut per liter pelarut. Normalitas bisa disimbolkan
dengan N. Normalitas memiliki rumus yaitu, N = ek / V. Normalitas juga bisa didapatkan
dengan rumus, N = (mol zat terlarut x ekivalen)/volume larutan = Moralitas x ekivalen.
Ekivalen itu sendiri adalah satuan berat zat. Ekivalen bisa disebut dengan Grek atau
gramekivalen. Gramekivalen suatu zat bergantung dengan reaksi dari zat yang terkandung
dalam larutan (Soebiyanto, 2017).
4. Mengapa apabila ingin mengencerkan H 2SO4 pekat, maka harus menambahkan H 2SO4 ke
dalam aquades, bukan sebaliknya?
Asam sulfat merupakan bahan kima yang bersifat korosif. Sifat korosif asam adalah
sifat asam yang dapat merusak benda apa saja yang mengenainya, baik logam maupun non
logam. H 2SO4 juga adalah salah satu dari jenis asam kuat sehingga harus penanganannya
harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Hal ini bertujuan untuk mencegah reaksi yang tidak
diinginkan. Sehingga aquades harus dituang terlebih dahulu sebelum memasukan asam sulfat
pekat. Penanganan ini juga dilakukan untuk menurunkan suhu H2SO4 (Arita, 2015).
NAMA
NAMA NISRINA
NISRINARIZA
RIZASABITHA
SABITHA
NIM
NIM 225100907111031
225100907111031
KELAS
KELAS OO
KELOMPO O8
KELOMPOK O8
K
5. Bagaimana cara melakukan kalibrasi timbangan analitik sebelum digunakan untuk menimbang
bahan padat?
Kalibrasi adalah metode pengujian yang dilakukan dengan cara membandingkan alat
ukur yang akan digunakan dengan standar ukur. Jika suatu alat ukur sudah dikalibrasi maka
alat ukur tersebut sudah memenuhi kelayakan sehingga bisa digunakan. Mengkalibrasi
timbangan analitik dilakukan setelah timbangan dinyalakan. Setelah itu, kaca arloji ditaruh di
dalam kaca timbangan analitik. Lalu massa kaca arloji akan muncul di layar timbangan,
untuk menghilangkannya tekan tombol kalibrasi di sebelah kanan. Secara otomatis, angka di
layar timbangan akan menjadi 0 dan timbangan analitik bisa digunakan. Dengan kalibrasi,
alat ukur bisa terjaga kondisinya dan mengetahui penyimpangan dari alat ukur (Rahmah,
2022).
NAMA
NAMA NISRINA
NISRINARIZA
RIZASABITHA
SABITHA
NIM
NIM 225100907111031
225100907111031
KELAS
KELAS OO
KELOMPO O8
KELOMPOK O8
K
2. Berapa berat NaCl yang diperlukan untuk membuat 10 mL larutan NaCl 500 ppm?
Diketahui: VNaCl = 10mL Ditanyakan: massa NaCl
= 0, 01 L
ppmNaCl = 500 ppm
Jawab:
ppmNaCl = 500 m = 5 mg
= m/L m = 5/1000
500 = m/0, 01 m = 0,005 gr
m = 500/0, 01
mh
3. Berapa volume HCl yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl
37%!
Diketahui: M2 HCl = 0,1 M Ditanyakan: M1 HCl
V2 HCl = 100 mL V1 HCl
%1 = 37%
Jawab:
M1 HCl= (% x ρ x 10)/Mr V1M1 = V2M2
= (37 x 1,19 x 10)/36,5 V1 x 12,06 = 100 x 0,1
= 12,06 M V1 = 10/12,06
V1 = 0, 829 mL
4. Berapa berat gula yang diperlukan untuk membuat 50 mL larutan gula 5 % (b/v)?
5. Berapa volume etanol yang diperlukan untuk membuat 10 mL larutan etanol 10% (v/v) (dari
larutan etanol 96%)?
Diketahui: %1= 96% Ditanyakan: V1
%2= 10%
V2= 10 mL
Jawab:
%1 x V1 = %2 x V2
96% x V1 = 10% x 10 mL
V1 = (10% x 10 mL)/ 96%
V1 = 1, 0416 mL
NAMA
NAMA NISRINA
NISRINARIZA
RIZASABITHA
SABITHA
NIM
NIM 225100907111031
225100907111031
KELAS
KELAS OO
KELOMPO O8
KELOMPOK O8
K
8. KESIMPULAN
Dari praktikum materi kedua ini dapat disimpulkan bahwa larutan merupakan zat
yang tersusun dari dua atau lebih zat dalam komposisi yang bervariasi. Komponen penyusun
zat dibagi menjadi dua jenis yaitu zat terlarut dan pelarut. Sebelum pembuatan dan
pengenceran larutan, praktikan perlu menghitung beberapa hal yang diperlukan. Contohnya
jika ingin melakukan pembuatan 25 mL larutan NaCl 0,1 M maka harus menghitung massa
NaCl tersebut. Perhitungan yang dilakukan diantaranya perhitungan normalitas, moralitas,
molalitas, fraksi mol, ppm dan pbm. Selain itu, ada juga perhitungan untuk pengenceran
larutan. Setiap larutan memiliki zat terlarut dan pelarut yang berbeda. Berikut beberapa fasa
larutan dan satuan rumusnya, ada yang fasa-nya cair dan cair (v/v), ada yang padat dan cair
(b/v), dan ada juga yang padat dengan padat (b/b).
Burhan, M., and Aditama, A. P. 2019. Activity of 96% Ethanol Extract of Chrysomphyllum Cainito
L. in Increasing Vertebrae Trabecular Osteoblast Cell Number in Male Mice. Asian Journal
of Pharmaceutical Clinical Research. 12(1): 286-288.
Ebbing, D. D., and Gammon, S. D. 2015. General Chemistry (11th ed.). Boston, MA 02210, USA:
Cengage Learning.
Haryanto, J. 2018. Pengaruh Konsentrasi Larutan Elektrolit H2SO4 Terhadap Tegangan Dan Arus
Keluaran Aki Kering Bekas Setelah Ditambah Larutan Nanopartikel Perak.
Skripsi.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Hutami, F. D., dan Harijono. 2014. Pengaruh Penggantian Larutan dan Konsentrasi NaHCO3
Terhadap Penurunan Kadar Sianida pada Pengolahan Tepung Ubi Kayu. Jurnal Pangan dan
Agroindustri. 2(4): 220-221, 229.
Khairati, N., Amirullah, A. A., dan Susilo, R. D. 2018. Optimasi Kapasitas Baterai Dinamis Asam
Timbal (Redox Flow Battery). Jurnal SMARTICS. 4(2): 44-45.
Putri, L. M., Prihandono, T., & Supriadi, B. 2017. Jurnal Pembelajaran Fisika. Pengaruh
Konsentrasi Larutan Terhadap Laju Kenaikan. 6(2): 147-148.
Ratnasari, D., Hidayati, N. R., dan Dewi, N. K. 2018. Pengaruh Konsentrasi Asam Sulfat (H2SO4)
dan Lama Fermentasi Terhadap Kadar Bioetanol Serasah Lamun. Jurnal CHEESA. 1(1): 33.
Rohmayanti, N. I., Wulandari, A., Rifai, M., et al. 2018. Combination of Sulfuric Acid (H2SO4)
and Aquadest to Detect Goat Pregnancy. Scientific Journal.3(2): 65.
Soebiyanto, dan Darmawan, P. 2017. Meninjau Ulang Penggunaan Besaran Konsentrasi
Normalitas. Jurnal Biomedika. 10(1): 68.
Swastika, P. E., Hardheyanti, F., Prasetyowati, R., dkk. 2021. PENGARUH KONSENTRASI HCl
TERHADAP MIKROSTRUKTUR DAN SIFAT KEMAGNETAN NANOPARTIKEL
Fe3O4 YANG DISINTESIS DARI PASIR BESI PANTAI GLAGAH KULONPROGO.
Jurnal Sains Dasar. 10(1): 24.
Widayatno, T., Gupita, L. T., Imaswati, S., dkk. 2016. Recovery Logam Perak Dari Limbah Cair
Bekas Pencucian Foto Rontgen: Karakterisasi Elektrokimia. Jurnal Teknik Kimia. 15(1): 12
Yunus, R., Syam, H., dan Jamaluddin. 2017. Pengaruh Persentase dan Lama Perendaman Dalam
Larutan Kapur Sirih Ca(OH)2 Terhadap Kualitas Keripik Pepaya (Carica papaya L.) dengan
Vacuum Frying. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian. 3 (1): 223.
Arita, S., Sari, R. P., dan Liony, I. 2015. Purifikasi Limbah Spent Acid Dengan Proses Adsorpsi
Menggunakan Zeolit dan Bentonit. Jurnal Teknik Kimia. 21(4): 66.
Axelrad, D., Adams, K., Chowdhury, F., et al. 2013. America’s Children and the Environment (3
ed.). Scotts Valley: CreateSpace Independent Publishing Platform.
Hartutik. 2012. Metode Analisis Mutu Pakan. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Rahmah, F., dan F. F. 2022. Uji Kalibrasi Alat Ukur Massa pada Neraca Analitik Menggunakan
Metode Perbandingan Langsung. STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi).
7(1): 25.