ANALISA KONSENTRASI
Diajukan untuk Memenuhi Laporan Praktikum Kimia Analisa
Disusun Oleh :
Kelompok II (A4)
Analisa konsentrasi adalah kegiatan untuk menetukan dan menyelidiki kadar atau
jumlah zat pada larutan berdasarkan data untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya. Tujuan dari percobaan ini untuk menentukan kadar CO 2 pada air parit,
menentukan kadar NaOH pada air sabun, menetukan kadar NaCl pada air laut dan
untuk menentukan kadar %HCl pada air keran. Pada percobaan analisa
konsentrasi CO2 dalam air parit digunakan 5 ml air parit lalu ditambahkan 3 tetes
indikator PP dan dititrasi dengan NaOH terjadi perubahan warna dari bening
menjadi pink dengan kadar rata-rata sebesar 0,278 mg/L. Pada percobaan analisa
konsentrasi NaOH pada air sabun digunkaan 5 ml sampel ditambahkan 1 ml thio
dan dititrasi dengan HCl. Lalu dititrasi dengan metyl orange berubah warna
menjadi orange dan dititrasi kembali dengan HCl dengan kadar rata-rata sebesar
250,66 mg/L. Percobaan analisa konsentrasi NaCl dalam air laut menggunakan 5
ml air laut yang telah diencerkan dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditetesi
indikator K2CrO4 terjadi perubahan warna pada air laut menjadi berwarna kuning
yang disebabkan adanya kandungan kalium pada larutan tersebut. Lalu dilakukan
titrasi dengan AgNO3 dengan kadar rata-rata NaCl sebesar 0,4095 mg/L. Pada
percobaan analisa % HCl ini menggunakan 5 ml air keran dimasukkan dalam
erlenmeyer kemudian ditambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes dan dititrasi
dengan NaOH sebagai titran, terjadi perubahan warna larutan menjadi warna pink
dan didapat kadar rata-rata % HCl adalah 0,1825%
Kata Kunci : CO2, HCl, Kadar, Konsentrasi, Larutan, NaCl, NaOH dan
Titrasi.
BAB I
PENDAHULUAN
2.4 Titrasi
Titrasi adalah suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi juga dikenal
sebagai analisis volumetri, dimana zat yang akan dianalisis dibiarkan bereaksi
dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret dalam
bentuk larutan. Jenis-jenis titrasi dibedakan menjadi 4 yaitu:
2.4.1 Titrasi Redoks
Titrasi Reduksi oksidasi (redoks) adalah suatu penetapan kadar reduktor
atau oksidator berdasarkan atas reaksi oksidasi dan reduksi antara analit dengan
titran, dimana reduktor akan teroksidasi dan oksidator akan tereduksi. Analit yang
mengandung reduktor dititrasi dengan titran yang berupa larutan standar
dari oksidator atau sebaliknya. Secara umum terdapat tiga macam reaksi redoks :
1. Titrasi Iodin (Iodometri dan iodimetri)
Titrasi yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
titrasi langsung (iodimetri) dan titrasi tak langsung (iodomotri).
a. Titrasi langsung (iodimetri)
Iodimetri merupakan Metode Titrasi redoks yang melibatkan iodin
yang bereaksi secara langsung. Iodium merupakan oksidator yang relative
kuat dengan nilai potensial reaksi sebesar +0,535 V. Iodium akan
mereduksi senyawa–senyawa yang memiliki potensial reduksi lebih kecil
dibandingkan dengan iodium.
b. Titrasi tak langsung (iodometri)
Iodometri merupakan titrasi tidak langsung digunakan untuk
menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih
besar daripada sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat
oksidator seperti CuSO4.5H2O. Iodometri terjadi pada zat yang bersifat
oksidator seperti besi (III), tembaga (II), dimana zat ini akan mengoksidasi
iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Metode titrasi iodometri (tak
langsung) menggunakan larutan Na2S2O3 sebagai titran untuk menentukan
kadar iodium yang dibebaskan pada suatu reaksi redoks.
2. Titrasi permanganometri
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi
oleh kalium permanganate (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi
dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu.
2.6 NaOH
NaOH atau natrium hidroksida lebih dikenal juga sebagai soda api adalah
suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia NaOH. Senyawa ini merupakan
senyawa ionik yang berbentuk padatan putih yang tersusun dari kation natrium
(Na+) dan anion hidroksida (OH-). Natrium hidroksida merupakan basa dan alkali
yang sangat kaustik, mampu menguraikan protein pada suhu lingkungan biasa dan
dapat menyebabkan luka bakar bila terpapar.
2.7 NaCl
NaCl atau natrium klorida juga dikenal dengan garam dapur, atau halit
adalah senyawa kmia dengan rumus kimia NaCl, mewakili perbandingan 1:1 ion
natrium dan klorida. Dengan massa molar masing-masing 22,99 dan 35,45 g/mol
100g NaCl mengandung 39,34 g Na dan 60,66 g Cl. Senyawa ini adalah garam
yang paling memengaruhi salinitas laut dan cairan ekstraselular pada banyak
organisme multiseluler. Sebagai komponen utama pada garam dapur, NaCl sering
digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan. Sejumlah besar natrium
klorida digunakan dalam banyak proses industri, dan merupakan sumber utama
senyawa natrium dan klorin yang digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis
kimia lebih lanjut.
2.8 HCl
HCl atau asam klorida adalh larutan akuatik gas hidrogen klorida, ia
adalah asam kuat dan merupakan komponen utama dalam asam lambung.
Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus
ditangani dengan mewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang
sangat korosif. Senyawa ini sangat penting digunakan untuk berbagai tujuan,
seperti sebagai pereaksi dalam produksi massal senyawa kimia organik dan
kegunaan kecil lainnya meliputi penggunaan dalam pembersih rumah, produksi
gelatin, aditif makanan dan pengolahan kulit. Sekitar 20 juta ton gas HCl
diproduksi setiap tahun.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.2 Bahan-Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dalam analisa konsentrasi CO 2 ditunjukkan
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Analisa konsentrasi CO2 pada air parit.
No Cara Kerja Hasil Pengamatan Kadar CO2
1. 5 ml sampel + 3 tetes berwarna bening
Indikator PP
2. Titrasi dengan NaOH 0,1N berwarna pink
Run I = 0,3 ml kadar CO2 1 = 0,264
Run II = 0,35 ml Mg/l
Run III = 0,3 ml kadar CO2 2 = 0,308
Mg/l
kadar CO2 3 = 0,264
Mg/l
Rata-rata = 0,278 Mg/L
Sumber : (Praktikum Kimia Analisa, 2023)
Adapun hasil yang didapatkan dalam analisa konsentrasi NaOH
ditunjukkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Analisa konsentrasi NaOH dalam air sabun
No Cara Kerja Hasil Pengamatan Kadar NaOH
1. 5 ml sampel + thio 1 Hijau bening
ml
2. Titrasi dengan HCl 4N Hijau bening
Run I = 3,8 ml
Run II = 6,9 ml
Run III = 5,2 ml
3. Titrasi dengan berwarna orange
menggunakan
Metyl orange
4. Titrasi kembali berwarna merah
dengan HCl 4N Run I = 1,7 ml kadar NaOH 1 = 176
Run II = 3,1 ml Mg/L
Run III = 2,8 ml kadar NaOH 2 = 320
Mg/L
kadar NaOH 3 = 256
Mg/L
Rata-rata = 250,66 Mg/L
Sumber : (Praktikum Kimia Analisa, 2023)
Adapun hasil yang didapatkan dalam analisa konsentrasi NaCl ditunjukkan
pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Analisa Konsentrasi NaCl dalam air laut
No Cara Kerja Hasil Pengamatan Kadar NaCl
1. 10 ml sampel diencerkan menghasilkan warna
dengan 100 ml aquades dan kuning bening
diambil 5ml + 3 tetes Indikator
K2CrO4
2. Titrasi dengan AgNO3 0,1 N menghasilkan
endapan putih
Run I = 0,35 ml kadar NaCl 1 =
Run II = 0,35 ml 0,4095 Mg/L
kadar NaCl 2 =
0,4095 Mg/L
Sumber : (Praktikum Kimia Analisa, 2023)
Adapun hasil yang didapatkan dalam percobaan analisa % HCl
ditunjukkan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Analisa % HCl pada air keran
No Cara Kerja Hasil Pengamatan Kadar %HCL
1. 5 ml sampel + 3 tetes Indikator -berwarna bening
PP
2. Titrasi dengan NaOH 0,1 N berwarna pink Kadar% HCl 1 =
Run I = 0,25 ml
0,1825%
Run II = 0,25 ml
Kadar%HCl 2 =
0,1825%
Sumber : (Praktikum Kimia Analisa, 2023 )
4.2 Pembahasan
Pada percobaan analisa konsentrasi CO 2 pada air parit dibutuhkan air
sampel 5 ml lalu ditetesi dengan Indikator PP larutan air parit menjadi berwarna
bening, disebabkan oleh pengaruhnya tetesan dari Indikator PP yang memiliki
nilai Ph nya delapan, saat akan dititrasinya dengan menggunakan reagen NaOH
0,1 N mampu mengubah dari warna larutan yang bening menjadi pink. Standar
CO2 dalam air kira-kira sebesar 387 ppm. Didapat kadar CO 2 run 1 = 0,264 mg/L,
run 2 = 0,308 mg/L dan run 3 = 0,264 mg/L dengan kadar rata-rata 0,278 mg/L.
Tujuan dari penentuan kadar ini oleh pemerintah yaitu untuk keberlangsungan
organisme yang ada disungai dan jauh dari kata pencemaran air (Agoes Soegianto,
2018).
Pada analisa konsentrasi NaOH menggunakan sampel dari air sabun
dibutuhkan 5 ml air sampel dan ditambahkan thio 1 ml serta 3 tetes Indikator PP
sehingga akan membuat warna larutan berubah menjadi hijau bening, hal ini
dipengaruhi oleh Indikator PP dan thio, karena fungsi dari thio adalah untuk
katalisator yang dimana mempercepat hasil reaksi saat melakukan titrasi agar
tidak memakai larutan standar yang berlebih dan juga digunakan untuk
pengendapan, pemisahan dan analisis kuantitatif dalam larutan. Selain itu juga
berfungsi untuk membuat titik akhir titrasi sampel menjadi keruh, karena
reaksinya tersebut sebagai berikut :
Thio + HCl → SO2 + H2O………………………………………………
(4.1)
Larutan pun dititrasi dengan HCl 4N menghasilkan larutan keruh, karena reagen
yang digunakan bersifat asam, lalu diteteskan dengan Indikator Metyl Orange dan
larutan berubah menjadi orange dan saat dititrasi dengan HCl pada tahap kedua
mampu mengubah warna larutan menjadi merah yang menandakan bahwa larutan
tersebut bersifat asam kuat. Didapat kadar NaOH run 1 = 176 mg/L, run 2 = 320
mg/L dan run 3 = 256 mg/L dengan kadar rata-rata sebesar 250,66 mg/L.
Pada analisa NaCl menggunakan air laut dibutuhkan 5 ml air laut yang
sudah diencerkan dengan 100 ml aquades dengan ditambahkannya Indikator
K2CrO4 sebanyak 3 tetes menghasilkan warna kuning yang jernih, lalu saat
dititrasi dengan reagen AgNO3 menghasilkan endapan berwarna putih. Reaksi
pembentukannya adalah sebagai berikut :
NaCl + AgNO3 → AgCl + NaNO3........................................................(4.2)
Kadar NaCl run 1 = 0,4095 mg/L dan run 2 = 0,4095 mg/L dengan kadar rata-rata
0,4095 mg/L.
Pada percobaan analisa persen HCl didapatkan hasilnya berwarna bening
yang dipengaruhi oleh 5 ml air kran ditambahkan 3 tetes Indikator PP, saat
dititrasi dengan NaOH menghasilkan warna larutan menjadi pink. Didapatkan
kadar persen HCl run 1 = 0,1825% dan run 2 = 0,1825% dengan kadar rata-rata
sebesar 0,1825%, menandakan air keran tersebut dapat dikatakan layak
dikonsumsi karena masih masuk SNI yang dimana kadar %HCl ialah tidak lebih
dari 1%.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada percobaan analisa konsentrasi CO2 dalam air parit didapatkan kadar
rata-rata CO2 sebesar 0,278 Mg/L.
2. Pada percobaan analisa NaOH pada air sabun didapatkan kadar rata-rata
NaOH sebesar 250,66 Mg/L.
3. Pada percobaan analisa NaCl pada air laut didapatkan kadar rata-rata NaCl
sebesar 0,4095 Mg/L.
4. Pada percobaan analisa %HCl pada air keran didapatkan kadar rata-rata
%HCl sebesar 0,1825 %.
5.2 Saran
Pada percobaan analisa konsentrasi selanjutnya dapat menggunakan
larutan NH4OH sebagai titran untuk menggantikan larutan NaOH dan dapat
menggantikan sampel lain seperti air kolam ikan ataupun air tawar, sesuai dengan
titrasi asam kuat dan basa lemah.
DAFTAR PUSTAKA
= 0,264 Mg/L
A x N x BE
CO2 =
Volume Sampel x 1000
0,35 x 1 x 44
= 5 x 1000
= 0,308 Mg/L
A x N x BE
CO2 =
Volume Sampel x 1000
0,3 x 1 x 44
= 5 x 1000
= 0,264 Mg/L
Rata-rata = 0,278 Mg/L
= 176 Mg/L
( A +B) x N x BE
NaOH =
Volume Sampel x 1000
(6,9+3,1 ) x 4 x 40
= 5 x 1000
= 320 Mg/L
( A +B) x N x BE
NaOH =
Volume Sampel x 1000
(5,2+2,8 ) x 4 x 58,44
= 5 x 1000
= 256 Mg/L
Rata-rata = 250,66 Mg/L
= 0,4095 Mg/L
A x N x BE
NaCl =
Volume Sampel x 1000
0,35 x 0,1 x 58,5
= 5 x 1000
= 0,4095 Mg/L
Rata-rata = 0,4095 Mg/L
4. Analisa % HCl
A x N x BE
% HCl = x100 %
Volume Sampel x 1000
0,25 x 0,1 x 36 ,5
= 5 x 1000 x 100 %
= 0,1825 %
A x N x BE
% HCl = x100 %
Volume Sampel x 1000
0,2 5 x 0,1 x 36 ,5
= 5 x 1000 x 100 %
= 0,1825 %
Rata-rata = 0,1825%
LAMPIRAN D
GAMBAR ALAT
2 Gelas kimia
Pipet Tetes
6 Labu ukur
7 Gelas Ukur
LAMPIRAN B
TUGAS DAN PERTANYAAN