Anda di halaman 1dari 34

Laporan Praktikum

Fisika Dasar
Komponen Vektor

Nama: Rindy Tika Lestari (20219076)


Kelas : I – B
Kelompok praktek : D

AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI


BANDUNG
2020
KOMPONEN VEKTOR

I. Tujuan : menguraikan vektor menjadi dua buah vektor yang sebidang


II. Alat dan bahan
a. neraca pegas 3 buah
b. benang
c. kertas grafik
d. papan triplek
e. paku payung
f. busur derajat

III. Teori dasar

Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Dalam mempelajari fisika kita
mengenal besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar dan besaran vektor telah dijelaskan
pada materi sebelumnya. Pada materi ini kita mempelajari vektor posisi, vektor satuan dan
komponen vektor.
Jika kita ingin menyatakan letak atau posisi sebuah titik dalam suatu bidang datar, maka
kita membutuhkan suatu sistem koordinat (misalnya sumbu x dan sumbu y). Dengan O. Jika
koordinat P adalah (3,4), maka jarak OP haruslah sama dengan 5 cm dan posisi titik P terhadap
titik acuan O dapat dinyatakan sebagai vektor posisi yang dituliskan sebagai   (P).

Sebuah vektor satuan adalah vektor tak berdimensi yang didefinisikan mempunyai besar 1


dan menunjuk ke suatu arah tertentu. Dalam sistem koordinat biasanya digunakan lambang
khusus i, j, dan k untuk menyatakan vektor satuan dalam arah sumbu x, y, dan x positif berturut-
turut. Perhatikan bahwa i, j, dan k tidak harus terletak pada titik asal koordinat. Seperti
halnya vektor-vektor lain, vektor satuan dapat ditranslasikan ke mana saja dalam ruang koordinat,
asalkan arahnya terhadap sumbu koordinat tidak berubah.
Vektor Axi adalah hasil kali komponen Ax dengan vektor satuan i. Vektor ini adalah
vektor sejajar dengan sumbu x. Sehingga vektor A dapat ditulis sebagai jumlahan tiga vektor
yang masing-masing sejajar terhadap sumbu koordinat :
A = Axi + Ayj + Azk

Komponen sebuah vektor adalah proyeksi vektor itu pada garis dalam ruang yang
diperoleh dengan menarik garis tegak lurus dari kepala vektor tersebut ke garis tadi. Gambar
dibawah menunjukkan vektor A yang berada pada bidanh xy. Vektor ini mempunyai komponen
Ax dan Ay. Secara umum komponen-komponen ini dapat bernilai positif atau negatif. Jika θ
adalah sudut antara vektor A dengan sumbu x, maka :

Komponen Vektor A
Dimana A adalah besar dari vektor A, sehingga komponen-komponen vektor A dapat diperoleh :
Ax = A cos θ                    Ay = A sin θ
Tetapi jika kita telah mengetahui komponen Ax dan Ay, serta sudut θ, maka besar vektor A dapat
diperoleh dengan menggunakan teorema Pythagoras :

A = 
Dari pemabahasan diatas jelas bahwa vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah.

IV.Cara kerja
a. Siapkan benag dan diikat membentuk huruf Y seperti gambar berikut

b. Kaitkan neraca pegas pada tiap ujung tali sehingga membentuk gambar berikut.
c. Siapkan papan tripleks, tancapkan paku payung kemudian kaitkan dua neraca pegas
pada paku payung. Tarik neraca pegas ketiga sehingga dua neraca lainnya
membentuk sudut 900 (siku-siku).

F
F

a.Tandai titik sambungan benang yang membentuk sudut siku-siku dan titik lain pada
benang penghubung neraca pegas ketiga, kemudian buatlah garis seperti pada
gambar berikut.

b.catat hasil yag di tunjukan oleh neraca 1 sebagai F1 dan neraca 2 sebagai F2, catat
pula hasil yang di tunjukan oleh neraca 3 sebagai F3.
c.Ukurlah sudut α yaitu sudut antara vektor F dengan F1
d.Lakukan percobaan sebanyak 5 kali dengan merubah salah satu paku payung
( merubah-ubah sudut α.
e.Masukan data kedalam tabel
V. Data Hasil Pengamatan

Pengukuran dari gambar di atas

F1 F2 F3 F3 sin α
Pengukuran ke α F1 sin α F2 sin α
Newton Newton Newton
1 2,5 N 1,5 N 1,5 N 60o 2,18 1,3 1,31
2 2,4 N 1,5 N 1,6 N 60o 2,09 1,3 1,39
3 2,6 N 1,6 N 1,4 N 60o 2,26 1,39 1,22
4 2,5 N 1,5 N 1,6 N 60o 2,18 1,3 1,39
5 2,5 N 1,5 N 1,5 N 60o 2,18 1,3 1,31
Jumlah 12,5 7,6 7,6 10,89 6,59 6,62
Rata-rata 2,5 1,52 1,52 2,18 1,32 1,32
Ketidakpastian
2 1,22 1,22 1,74 1,05 1,06
pengukuran
Error 80 % 80.2 % 80,2 % 79,8% 79,5 % 80,3%
pengukuran =0,8 =0.8 =0,8 =0.79 =0,79 =0,8
Pengukuran dari video dengan sudut 30o

Pengukuran ke F1 F2 F3 α F1 sin α F2 sin α F3 sin α


Newton Newton Newton
1 2,2 N 0,9 N 1,2 N 30o 1,1 0,45 0,6
2 2N 1N 1,2 N 30o 1 0,5 0,6
3 2,3 N 0,9 N 1,4 N 30o 1,15 0,45 0,7
4 2,2 N 1,2 N 1,2 N 30o 1,1 0,6 0,6
5 2,3 N 1,2 N 1,2 N 30o 1,15 0,6 0,6
Jumlah 11 5,2 6,2 5,5 2,6 3,1
Rata-rata 2,2 1,04 1,24 1,1 0,52 0,62
Ketidakpastian 1,76 0,83 0,99 0,88 0,42 0,5
pengukuran
Error 80% 79,8% 79,8% 80% 80,7% 80,4 %
pengukuran =0,8 =0,79 = 0,79 =0,8 =0,8 =0.8
Pengukuran dari video dengan sudut 60o

Pengukuran ke F1 F2 F3 α F1 sin α F2 sin α F3 sin α


Newton Newton Newton
1 2,3 N 1,2 N 1,2 N 60o 2 1,04 1,04
2 2,2 N 1,3 N 1,3 N 60o 1,91 1,13 1,13
3 2,2 N 1,2 N 1,3 N 60o 1,91 1,04 1,13
4 2,2 N 1,1 N 1,4 N 60o 1,91 0,96 1,22
5 2,2 N 1,3 N 1,5 N 60o 1,91 1,13 1,31
Jumlah 11,1 N 6,1 N 6,7 N 9,64 5,3 5,83
Rata-rata 2,22 1,22 1,34 1,93 1,06 1,17
Ketidakpastian 1,78 0,98 1,07 1,54 0,85 0,93
pengukuran
Error 80,18 % 80,33 % 79,85 % 79,79 % 80,19 % 79,49 %
pengukuran =0,8 =0,8 = 0,79 =0.79 = 0,8 =0,79
Pengukuran dari video dengan sudut 90o

Pengukuran ke F1 F2 F3 α F1 sin α F2 sin α F3 sin α


Newton Newton Newton
1 2,2 N 1,5 N 1,5 N 90o 2,2 N 1,5 N 1,5 N
2 2,2 N 1,6 N 1,6 N 90o 2,2 N 1,6 N 1,6 N
3 2,3 N 1,5 N 1,6 N 90o 2,3 N 1,5 N 1,6 N
4 2,4 N 1,6 N 1,7 N 90o 2,4 N 1,6 N 1,7 N
5 2,3 N 1,6 N 1,6 N 90o 2,3 N 1,6 N 1,6 N
Jumlah 11,4 7,8 8 11,4 7,8 8
Rata-rata 2,28 1,56 1,6 2,28 1,56 1,6
Ketidakpastian 1,82 1,25 1,28 1,82 1,25 1,28
pengukuran
Error 79,82 % 80,13 % 80 % 79,82 % 80,13 % 80 %
pengukuran = 0,79 = 0,8 =0,8 =0,79 =0,8 =0,8
VI. Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan
1. Dari hasil pengukuran jika nilai sudut α di rubah-ubah apakah yang terjadi?
Jawaban : jika nilai sudut α di rubah-rubah dapat mempengaruhi hasil pengukuran yang
berubah-rubah juga, nilai rata-rata juga akan terpengaruh karena hasil dari peungukuran juga
berubah-rubah, nilai ketidak pastian juga akan terpengaruh karena hasil rata-rata juga ikut
berubah-rubah, termasuk juga persentase error juga akan terpengaruh karena ketidakpastian
dan rata-rata dari hasil pengukuran juga berubah-rubah. Karena semua nya saling terkait satu
sama lain jadi jika nilai sudut di rubah-rubah akan mempengaruhi semua dari hasil
pengukuran vector.

2. amatilah tabel data, adakah kecenderungan nilai yang sama? Tuliskan terdapat pada
bagian mana?
Jawaban : 1. Pada pengukuran dari video dengan sudut 90o hasil dari F1 sin α sama
dengan hasil pengukuran F1 karena hasil dari sin 90o adalah 1
sehinggga hasil nya juga sama
2. Pada pengukuran dari video dengan sudut 90o hasil dari F2 sin α sama
dengan hasil pengukuran F2 karena hasil dari sin 90o adalah 1
sehinggga hasil nya juga sama
3. Pada pengukuran dari video dengan sudut 90o hasil dari F3 sin α sama
dengan hasil pengukuran F3 karena hasil dari sin 90o adalah 1
sehinggga hasil nya juga sama
4. Pada pengukuran dari video dengan sudut 30o didapat kecenderungan
kesamaan pada pengukuran F3. Karena didapatkan hasil pengukuran F3
pada pengukuran ke1,ke 2, ke 4,dan ke 5 didapatkan hasil yang sama
yaitu 1,2 N
5. . Pada pengukuran dari video dengan sudut 60o didapat kecenderungan
kesamaan pada pengukuran F1. Karena didapatkan hasil pengukuran F1
pada pengukuran ke 2,ke 3, ke 4,dan ke 5 didapatkan hasil yang sama
yaitu 2,2 N
6. Pada pengukuran dari gambar dengan sudut 60o didapat kecenderungan
kesamaan pada pengukuran F2. Karena didapatkan hasil pengukuran F2
pada pengukuran ke 1,ke 2, ke 4,dan ke 5 didapatkan hasil yang sama
yaitu 1,5 N

3. Hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran V , kesalahan pengukuran (∆V) dan


V
perentase error perhitungan ( x100%) pada tiap-tiap data pengukuran. Gunakan
V
persamaan berikut:
Jawaban:
Pengukuran dari gambar
Pengukuran dari video dengan sudut 30o
Pengukuran dari video dengan sudut 60o

Pengukuran dari video dengan sudut 90o


VII. Diskusi dan Pembahasan

Dari percobaan pengukuran pada praktikum kali ini daidapat kan hasil pembahasan sebagai
beriku :
 Pada pengukuran dari gambar 60o didapatkan hasil rata-rata F1 adalah 2,5 , rata-rata F2
adalah 1,52 , rata-rata F3 adalah 1,52 , rata-rata F1 sin α adalah 2,18 , rata-rata F2 sin α
adalah 1,32 , rata-rata F3 sin α adalah 1,32

 Pada pengukuran dari gambar 60o didapatkan hasil ketidakpastian F1 adalah 2 ,


ketidakpastian F2 adalah 1,22 , ketidakpastian F3 adalah 1,22 , ketidakpastian F1 sin α
adalah 1,74 , ketidakpastian F2 sin α adalah 1,05 , ketidakpastian F3 sin α adalah 1,06

 Pada pengukuran dari gambar 60o didapatkan hasil persentase error F1 adalah 80% ,
persentase error F2 adalah 0,8, persentase error F3 adalah 0,8, persentase error F1 sin α
adalah 0,79, persentase error F2 sin α adalah 0,79 , persentase error F3 sin α adalah 0,8

 Pada pengukuran dari Video 30o didapatkan hasil rata-rata F1 adalah 2,2 , rata-rata F2
adalah 1,04 , rata-rata F3 adalah 1,24 , rata-rata F1 sin α adalah 1,1 , rata-rata F2 sin α
adalah 0,52 , rata-rata F3 sin α adalah 0,62

 Pada pengukuran dari Video 30o didapatkan hasil ketidakpastian F1 adalah 1,76 ,
ketidakpastian F2 adalah 0,83 , ketidakpastian F3 adalah 0,99 , ketidakpastian F1 sin α
adalah 0,88 , ketidakpastian F2 sin α adalah 0,42 , ketidakpastian F3 sin α adalah 0,5

 Pada pengukuran dari Video 30o didapatkan hasil persentase error F1 adalah 0,8 ,
persentase error F2 adalah 0,79, persentase error F3 adalah 0,79 , persentase error F1 sin α
adalah 0,8, persentase error F2 sin α adalah 0,8, persentase error F3 sin α adalah 0,8

 Pada pengukuran dari Video 60o didapatkan hasil rata-rata F1 adalah 2,22, rata-rata F2
adalah 1,22 , rata-rata F3 adalah 1,34 , rata-rata F1 sin α adalah 1,93 , rata-rata F2 sin α
adalah 1,06 , rata-rata F3 sin α adalah 1,17

 Pada pengukuran dari Video 60o didapatkan hasil ketidakpastian F1 adalah 1,78 ,
ketidakpastian F2 adalah 0,98 , ketidakpastian F3 adalah 1,07 , ketidakpastian F1 sin α
adalah 1,54 , ketidakpastian F2 sin α adalah 0,85 , ketidakpastian F3 sin α adalah 0,93

 Pada pengukuran dari Video 60o didapatkan hasil persentase error F1 adalah 0,8,
persentase error F2 adalah 0,8, persentase error F3 adalah 0,79 , persentase error F1 sin α
adalah 0,79, persentase error F2 sin α adalah 0,8 , persentase error F3 sin α adalah 0,79

 Pada pengukuran dari Video 90o didapatkan hasil rata-rata F1 adalah 2,28 , rata-rata F2
adalah 1,56, rata-rata F3 adalah 1,6 , rata-rata F1 sin α adalah 2,28, rata-rata F2 sin α
adalah 1,56 , rata-rata F3 sin α adalah 1,6

 Pada pengukuran dari Video 90o didapatkan hasil ketidakpastian F1 adalah 1,82 ,
ketidakpastian F2 adalah 1,25 , ketidakpastian F3 adalah 1,28 , ketidakpastian F1 sin α
adalah 1,82 , ketidakpastian F2 sin α adalah 1,25 , ketidakpastian F3 sin α adalah 1,28

 Pada pengukuran dari Video 90o didapatkan hasil persentase error F1 adalah 0,79 ,
persentase error F2 adalah 0,8, persentase error F3 adalah 0,8, persentase error F1 sin α
adalah 0,79, persentase error F2 sin α adalah 0,8 , persentase error F3 sin α adalah 0,8

VIII. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang saya dapatkan setelah melakukan praktikum vektor ini adalah sebagai
berikut.
1. Vektor dapat di uraikan menjadi dua buah vektor dengan mengalikannya dengan nilai sinus
sudut α yang di bentuk garis kerja vektor itu sendiri.
2. Hasil atau besar nilai vektor uraian tergantung pada nilai sinus sudut α.
3. Ketidakpastian pengukuran dalam praktikum dapat terjadi karena kesalahan pada sumber daya
manusia, keterbatasan alat dan lain-lain.
4. Data percobaan yang dilakukan dapat dinyatakan valid karena persentase error dari perhitungan
saya di bawah 1 yaitu antara 0,79 sampai 0,8.

IX. Daftar Pustaka

College Loan Consolidation. (2015). Vektor.[online].available at:


https://fisikazone.com/vektor/. [October 20,2020]
Laporan Praktikum
Fisika Dasar
Resultan Dua Vektor

Nama: Rindy Tika Lestari (20219076)


Kelas : I – B
Kelompok praktek : D

AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI


BANDUNG
2020
RESULTAN DUA VEKTOR

I. Tujuan : menemukan resultan dua buah vektor dalam bentuk rumus kosinus
II. Alat dan bahan
a. neraca pegas 3 buah
b. benang
c. kertas grafik
d. papan triplek
e. paku payung
f. busur derajat

III. Teori dasar


Dua buah vektor sebidang dapat dijumlahkan maupun dikurangkan dengan dengan
menggunakan rumus cosinus. Berikut ini akan diuraikan penjumlahan dan pengurangan vektor
dengan menggunakan rumus cosinus.
Perhatikan gambar berikut!

Dua buah vektor A dan B membentuk sudut α. Pada gambar sebelah kanan resultan


dari A + B = F dengan arah membentuk sudut β terhadap vektor A.
Besarnya vektor resultan : F = A + B dapat ditentukan dengan rumus cosinus:

sedangkan arah vektor resultan β

Berikut ini adalah contoh cara menentukan vektor resultan dua vektor dengan
menggunakan rumus cosinus. 

Resultan dua vektor : A + B = F


Dua vektor A dan B memiliki besar 3 m dan 4 m membentuk sudut α sebesar 60o.
Tentukan besar dan arah vektor resultannya F!

Dengan menggunakan persamaan untuk menentukan besar vektor resultan:

Sedangkan arah vektor resultan ditentukan:

Selisih dua vektor : A  -  B = F


Dua vektor A dan B memiliki besar 3 m dan 4 m membentuk sudut α sebesra 60o. Tentukan besar
dan arah vektor selisih F!
Resultan selisih dua vektor:
Besar sudut θ = 180o – 60o = 120o

Atau dengan cara mengganti tanda + dengan tanda – pada rumus karena selisih (pengurangan).

Sedangkan arah vektor selisih F


IV. Cara kerja
a. Siapkan benag dan diikat membentuk huruf Y seperti gambar berikut

b. Kaitkan neraca pegas pada tiap ujung tali sehingga membentuk gambar berikut.

c. Siapkan papan tripleks, tancapkan paku payung kemudian kaitkan dua neraca
pegas pada paku payung. Tarik neraca pegas ketiga, ikat pada paku payung. Catat

ketiga gaya tersebut, masukan ke dalam tabel. Lalu gambarkan garis penghubung
seperti pada gambar berikut.

α
F
F
d. ukurlah sudut α, yaitu sudut antara F1 dan F2.
Info: karena sistem dalam keadaan setimbang maka F3 = FR

F
1

FR α
F
3

F
2

e. lakukan percobaan sampai 5 kali dengan cara merubah-ubah tarikan pada neraca
ke tiga /F3.
f. Masukan data kedalam tabel
V. Data Hasil Pengamatan

1. Hasil pengukuran dari Video 30o

F1 F2 F3 FR
Pengukuran ke
(N) (N) (N) (N)
α F12 F22 Cos α 2F1 F2 Cos α F12 +F22
+2F1 F2 Cos α
1 2,2 N 0,9 N 1,2 N 3,02 N 30o 4,84 0,81 0,87 3,45 9,1
2 2N 1N 1,2 N 2,91 N 30o 4 1 0,87 3,48 8,48
3 2,3 N 0,9 N 1,4 N 3,11 N 30o 5,29 0,81 0,87 3,60 9,7
4 2,2 N 1,2 N 1,2 N 3,30 N 30o 4,84 1,44 0,87 4,59 10,89
5 2,3 N 1,2 N 1,2 N 3,40 N 30o 5,29 1,44 0,87 4,80 11,59
Jumlah 11 5,2 6,2 15,74 24,26 5,5 19,92 49,76
Rata-rata 2,2 1,04 1,24 3,15 4,85 1,1 3,98 9,95
Ketidakpastian 1,76 0,83 0,99 2,52 3,88 0,88 3,19 7,96
pengukuran
Error 80% 79,8% 79,8% 80 % 80 % 80 % 80,15 % 80 %
pengukuran = 0,8 =0,79 = 0,79 =0,8 =0.8 =0,8 =0,8 =0,8
Jika dimasukan dalam rumus yang sesuai dengan di video :
2. Hasil pengukuran dari Video 60o

F12 +F22
Pengukuran F1 F2 F3 FR
α F12 F22 Cos α 2F1 F2 Cos α +2F1 F2
ke (N) (N) (N) (N) Cosα

1 2,3 N 1,2 N 1,2 N 3,08 N 60o 5,29 1,44 0,5 2,76 9,49
2 2,2 N 1,3 N 1,3 N 3,06 N 60o 4,84 1,69 0,5 2,86 9,39
3 2,2 N 1,2 N 1,3 N 2,99 N 60o 4,84 1,44 0,5 2,64 8,92
4 2,2 N 1,1 N 1,4 N 2,91 N 60o 4,84 1,21 0,5 2,42 8,47
5 2,2 N 1,3 N 1,5 N 3,06 N 60o 4,84 1,69 0,5 2,86 9,39
Jumlah 11,1 N 6,1 N 6,7 N 15,1 N 24,65 7,47 13,54 45,66
Rata-rata 2,22 1,22 1,34 3.02 4,93 1,49 2,71 9,13
Ketidakpast 1,78 0,98 1,07 2,42 3,94 1,2 2,17 7,31
ian
pengukuran
Error 80,18 % 80,33 % 79,85 % 80,13 % 79,92% 80,54 % 80,07% 80,07%
pengukuran = 0,8 =0,8 = 0,79 =0,8 =0,79 = 0,8 =0,8 =0,8
Jika dimasukan dalam rumus yang sesuai dengan di video :
3. Hasil pengukuran dari Video 90o

Pengukuran F1 F2 F3 FR Cos F12 +F22


ke (N) (N) (N) (N)
α F12 F22 α
2F1 F2 Cos α
+2F1 F2 Cos α
1 2,2 N 1,5 N 1,5 N 2,66 90o 4,84 2,25 0 0 7,09
2 2,2 N 1,6 N 1,6 N 2,72 90o 4,84 2,56 0 0 7,4
3 2,3 N 1,5 N 1,6 N 2,75 90o 5,29 2,25 0 0 7,52
4 2,4 N 1,6 N 1,7 N 2,88 90o 5,76 2,56 0 0 8,32
5 2,3 N 1,6 N 1,6 N 2,80 90o 5,29 2,56 0 0 7,85
Jumlah 11,4 7,8 8 13,81 26,02 12,18 0 0 38,18
Rata-rata 2,28 1,56 1,6 2,76 5,20 2,44 0 0 7,64
Ketidakpast 1,82 1,25 1,28 2,21 4,16 1,95 0 6.11
ian
pengukuran
Error 79,82 % 80,13 % 80 % 80,07% 80% 79,92% ∞ 79,97 %
pengukuran =0,79 = 0,8 =0,8 =0,8 =0,8 =0,79 =0,79
Jika dimasukan dalam rumus yang sesuai dengan di video :
VI. Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan
1. Dari hasil pengukuran jika nilai F3 di rubah-rubah apakah yang terjadi?

Jawaban : jika menggunakan rumus yang ada di modul praktikum √ F12 +F22+2F1 F2 Cos α
perubahan dari F3 tidak berpengaruh terhadap hasil nya, tetapi jika menggunakan
rumus yang ada di video praktikum √ F22 +F32+2F2 F3 Cos α akan mempengaruhi
hasil dari rumus tersebut

2. amatilah tabel data, adakah kecenderungan membentuk pola tertentu? Tuliskan


terdapat pada bagian mana?

Jawaban : dalam table pengamatan ada kecenderungan dari hasil pengamatan yaitu:

 Jika menggunakan rumus yang ada di modul praktikum √ F12 +F22+2F1 F2 Cos α
, Hasil dari FR lebih besar dari F3 . dengan selisih yang cukup jauh.

 Jika menggunakan rumus yang ada dalam video Praktikum√ F22 +F32+2F2 F3
Cos α , Hasil dari FR ada yang lebih besar dari F1 , ada FR yang lebih kecil dari
F1 dan ada Fr yang sama dengan F1 . Tetapi selisih nya tidak jauh antara FR dan F1
.

3. Berdasarkan pola kecenderunagn yang ada, buatlah formula dalam bentuk persamaan
matematis (rumus)
Jawaban : Dari kecenderungan tersebut dapat di dapatkan persamaan matematis :
 Dari rumus yang ada di modul praktikum √ F12 +F22+2F1 F2 Cos α
FR > F3
 Dari rumus yang ada di video Praktikum √ F22 +F32+2F2 F3 Cos α
FR = F1
4. Hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran V , kesalahan pengukuran (∆V) dan
V
perentase error perhitungan ( x100%) pada tiap-tiap data pengukuran. Gunakan
V
persamaan berikut:
Jawaban :
 Perhitungan dari video dengan sudut 30o
 Perhitungan dari video dengan sudut 60o
 Perhitungan dari video dengan sudut 90o
X. Diskusi dan Pembahasan

Dari percobaan pengukuran pada praktikum kali ini didapat kan hasil pembahasan sebagai
beriku :
 Pada pengukuran ke 1 sudut 30o menggunakan rumus yang ada di modul praktikum
√ F12 +F22+2F1 F2 Cos α , di dapat kan hasil FR 3,02 N > F3 1,2 N
 Pada pengukuran ke 2 sudut 30o menggunakan rumus yang ada di modul praktikum
√ F12 +F22+2F1 F2 Cos α , di dapat kan hasil FR 2,91 N > F3 1,2 N
 Pada pengukuran ke 3 sudut 30o menggunakan rumus yang ada di modul praktikum
√ F12 +F22+2F1 F2 Cos α , di dapat kan hasil FR 3,11 N > F3 1,4 N
 Pada pengukuran ke 4 sudut 30o menggunakan rumus yang ada di modul praktikum
√ F12 +F22+2F1 F2 Cos α , di dapat kan hasil FR 3,30 N > F3 1,2 N
 Pada pengukuran ke 5 sudut 30o menggunakan rumus yang ada di modul praktikum
√ F12 +F22+2F1 F2 Cos α , di dapat kan hasil FR 3,40 N > F3 1,2 N
 Pada pengukuran ke 1 sudut 60o menggunakan rumus yang ada di modul praktikum
√ F12 +F22+2F1 F2 Cos α , di dapat kan hasil FR 3,08 N > F3 1,2 N
 Pada pengukuran ke 2 sudut 60o menggunakan rumus yang ada di modul praktikum
√ F12 +F22+2F1 F2 Cos α , di dapat kan hasil FR 3,06 N > F3 1,3 N
 Pada pengukuran ke 3 sudut 60o menggunakan rumus yang ada di modul praktikum
√ F12 +F22+2F1 F2 Cos α , di dapat kan hasil FR 2,99 N > F3 1,3N
 Pada pengukuran ke 4 sudut 60o menggunakan rumus yang ada di modul praktikum
√ F12 +F22+2F1 F2 Cos α , di dapat kan hasil FR 2,91 N > F3 1,4 N
 Pada pengukuran ke 5 sudut 60o menggunakan rumus yang ada di modul praktikum
√ F12 +F22+2F1 F2 Cos α , di dapat kan hasil FR 3,06 N > F3 1,5 N
 Pada pengukuran ke 1 sudut 90o menggunakan rumus yang ada di modul praktikum
√ F12 +F22+2F1 F2 Cos α , di dapat kan hasil FR 2,66 N > F3 1,5 N
 Pada pengukuran ke 2 sudut 90o menggunakan rumus yang ada di modul praktikum
√ F12 +F22+2F1 F2 Cos α , di dapat kan hasil FR 2,72 N > F3 1,6 N
 Pada pengukuran ke 3 sudut 90o menggunakan rumus yang ada di modul praktikum
√ F12 +F22+2F1 F2 Cos α , di dapat kan hasil FR 2,75 N > F3 1,6 N
 Pada pengukuran ke 4 sudut 90o menggunakan rumus yang ada di modul praktikum
√ F12 +F22+2F1 F2 Cos α , di dapat kan hasil FR 2,88 N > F3 1,7 N
 Pada pengukuran ke 5 sudut 90o menggunakan rumus yang ada di modul praktikum
√ F12 +F22+2F1 F2 Cos α , di dapat kan hasil FR 2,80 N > F3 1,6 N
 Pada pengukuran ke 1 sudut 30o menggunakan rumus yang ada di video praktikum
√ F22 +F32+2F2 F3 Cos α, di dapat kan hasil FR 2,03 N < F1 2,2 N (tetapi selisih nya
tidak terlalu jauh
 Pada pengukuran ke 2 sudut 30o menggunakan rumus yang ada di video praktikum
√ F22 +F32+2F2 F3 Cos α, di dapat kan hasil FR 2,12 N > F1 2 N (tetapi selisih nya
tidak terlalu jauh
 Pada pengukuran ke 3 sudut 30o menggunakan rumus yang ada di video praktikum
√ F22 +F32+2F2 F3 Cos α, di dapat kan hasil FR 2,23 N < F1 2,3 N (tetapi selisih nya
tidak terlalu jauh
 Pada pengukuran ke 3 sudut 30o menggunakan rumus yang ada di video praktikum
√ F22 +F32+2F2 F3 Cos α, di dapat kan hasil FR 2,03 N < F1 2,2 N (tetapi selisih nya
tidak terlalu jauh
 Pada pengukuran ke 4 sudut 30o menggunakan rumus yang ada di video praktikum
√ F22 +F32+2F2 F3 Cos α, di dapat kan hasil FR 2,3 N < F1 2,2 N (tetapi selisih nya
tidak terlalu jauh
 Pada pengukuran ke 5 sudut 30o menggunakan rumus yang ada di video praktikum
√ F22 +F32+2F2 F3 Cos α, di dapat kan hasil FR 2,3 N = F1 2,3 N
 Pada pengukuran ke 1 sudut 60o menggunakan rumus yang ada di video praktikum
√ F22 +F32+2F2 F3 Cos α, di dapat kan hasil FR 2,07 N < F1 2,3 N (tetapi selisih nya
tidak terlalu jauh
 Pada pengukuran ke 2 sudut 60o menggunakan rumus yang ada di video praktikum
√ F22 +F32+2F2 F3 Cos α, di dapat kan hasil FR 2,25 N > F1 2,2 N (tetapi selisih nya
tidak terlalu jauh
 Pada pengukuran ke 3 sudut 60o menggunakan rumus yang ada di video praktikum
√ F22 +F32+2F2 F3 Cos α, di dapat kan hasil FR 2,17 N dapat dibulatkan menjadi
FR 2,2 N = F1 2,2 N
 Pada pengukuran ke 4 sudut 60o menggunakan rumus yang ada di video praktikum
√ F22 +F32+2F2 F3 Cos α, di dapat kan hasil FR 2,17 N dapat dibulatkan menjadi
FR 2,2 N = F1 2,2 N
 Pada pengukuran ke 5 sudut 60o menggunakan rumus yang ada di video praktikum
√ F22 +F32+2F2 F3 Cos α, di dapat kan hasil FR 2,4N > F1 2,2 N (tetapi selisih nya
tidak terlalu jauh
 Pada pengukuran ke 1 sudut 90o menggunakan rumus yang ada di video praktikum
√ F22 +F32+2F2 F3 Cos α, di dapat kan hasil FR 2,12 N < F1 2,2 N (tetapi selisih nya
tidak terlalu jauh
 Pada pengukuran ke 2 sudut 90o menggunakan rumus yang ada di video praktikum
√ F22 +F32+2F2 F3 Cos α, di dapat kan hasil FR 2,26 N > F1 2,2 N (tetapi selisih nya
tidak terlalu jauh
 Pada pengukuran ke 3 sudut 90o menggunakan rumus yang ada di video praktikum
√ F22 +F32+2F2 F3 Cos α, di dapat kan hasil FR 2,19 N < F1 2,3 N (tetapi selisih nya
tidak terlalu jauh
 Pada pengukuran ke 4 sudut 90o menggunakan rumus yang ada di video praktikum
√ F22 +F32+2F2 F3 Cos α, di dapat kan hasil FR 2,33 N < F1 2,4 N (tetapi selisih nya
tidak terlalu jauh
 Pada pengukuran ke 5 sudut 90o menggunakan rumus yang ada di video praktikum
√ F22 +F32+2F2 F3 Cos α, di dapat kan hasil FR 2,26 N dapat dibulatkan menjadi
FR 2,3 N = F1 2,3 N

XI. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang saya dapatkan setelah melakukan praktikum vektor ini adalah sebagai
berikut.
 Vektor dapat di uraikan menjadi dua buah vektor dengan mengalikannya dengan nilai sinus
sudut α yang di bentuk garis kerja vektor itu sendiri.
 Hasil atau besar nilai vektor uraian tergantung pada nilai sinus sudut α.
 Ketidakpastian pengukuran dalam praktikum dapat terjadi karena kesalahan pada sumber daya
manusia, keterbatasan alat dan lain-lain.
 Data percobaan yang dilakukan dapat dinyatakan valid karena persentase error dari perhitungan
saya di bawah 1 yaitu antara 0,79 sampai 0,8.
 Hasil dari resultan vektor dipengaruhi oleh hasil pengukuran
 Dari kecenderungan tersebut dapat di dapatkan persamaan matematis :
1. Dari rumus yang ada di modul praktikum √ F12 +F22+2F1 F2 Cos α
FR > F3
2. Dari rumus yang ada di video Praktikum √ F22 +F32+2F2 F3 Cos α
FR = F1

XII. Daftar Pustaka

Wahyu. (2014). MENENTUKAN RESULTAN DUA VEKTOR DENGAN RUMUS COSINUS.


[online].available at:
http://asyik-fisika.blogspot.com/2014/12/menentukan-resultan-dua-vektor-dengan_4.html.
[October 20,2020]

Anda mungkin juga menyukai