Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

ANALISIS KUALITATIF: ANALISIS KATION

Disusun Oleh:

Nama : Rindy Tika Lestari

NPM : 20219076
Kelas : 1B Reguler sore

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI
2020
ANALISIS KUALITATIF: ANALISIS KATION

A. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat melakukan
analisis kualitatif untuk identifikasi kation Pb2+, Ag+, Hg2+, Cu2+, Cd2+, Al3+, Co2+, Ca2+
dan Ba2+.

B. Teori Dasar
Analisis merupakan suatu bidang ilmu kimia yang mempelajari tentang
identifikasi suatu spesies, penentuan komposisi, dan elusidasi strukturnya (Khopkar,
1990). Berdasarkan tujuannya, analisis kimia dapat diklasifikasikan menjadi analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengidentifikasi
suatu spesies dan elusidasi struktur spesies tersebut (W. Haryadi, 1990). Analisis
kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah dan komposisi suatu spesies. Bila
ditinjau dasar analisisnya maka dapat analisis digolongkan menjadi analisis
konvensional (analisis kimia) yang berdasarkan reaksi kimia dan analisis modern
(analisis instrumental) yang berdasarkan pengukuran sifat fisik suatu spesies. Pada
umumnya analisis konvensional relatif lama, langkah rumit, sensitivitas rendah,
berdasar reaksi kimia, jangkauan luas, konsentrasi analit relative besar, tepat, teliti,
praktis, tidak perlu dilakukan standarisasi.

Analisis kualitatif membahas tentang pengidentifikasian za-zat yang terdapat


dalam suatu sampel. Tujuan utama analisis kualitatif adalah memisahkan dan
mengidentifikasi sejumlah unsur. (Underwood;210)
Analisa kation, merupakan suatu bagian dari analisis ion yang dibagi menjadi
analisis kation dan anion, untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation. Kation di
klasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap
reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik,
dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation dan dapat juga memisahkan
golongan-golongan ini untuk pemeriksaan secara selektif.

Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari
klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan
berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia. (G,Shelva: 351)
Penggolongan kation berdasarkan persamaan & perbedaan sifat thd sekelompok
pereaksi tertentu : HCl, H2S, (NH4)2S, (NH4)CO3, dibedakan menjadi kation
golongan I, II, III, IV, dan V seperti pada tabel 2. Sistematika pemisahan kation dapat
dilihat pada lampiran.
Tidak
Membentuk endapan
GOL. KATION membentuk
dengan
endapan dengan
Cl- yg tak larut dlm
I Hg22+, Ag+, Pb2+
HCl encer

Hg2+, Cu2+, Bi3+, Cd2+, H2S suasana HCl


HCl encer atau
II As , As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+,
3+
0,3M (endapan
Cl- encer
Sn4+ S2 )

- HCl encer atau H2S suasana netral


2+ 2+ 2+ 3+
Co , Ni , Fe , Fe , Cr , 3+ Cl- encer atau amoniakal
III - H2S suasana
Al3+, Zn2+, Mn2+ (NH4OH),
HCl 0,3M (endapan S2-)

- HCl encer atau


Cl- encer
- H2S suasana (NH4)2CO3 suasana
IV Ca2+, Sr2+, Ba2+ HCl 0,3M NH4Cl atau netral
- H2S suasana atau tidak asam
netral atau
amoniakal

- Basa kuat : Mg(OH)2


(s)
- HCl encer atau
- Na-
Cl- encer
heksanitrokobaltat
- H2S suasana
HCl 0,3M (III) : K3Co(NO2)6
Mg2+, K+, Na+, NH4+ - H2S suasana
- Mg-
V netral atau
(Kation golongan sisa) amoniakal uranilasetat:NaMg(
- (NH4)2CO3 UO2)3 (CH3COO)9
suasana NH4Cl - Na-
atau netral atau heksanitrokobaltat
tidak asam
(III) :
(NH4)3 Co(NO2)6

Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut, maka
setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua kelompok campuran yang
massa masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat
pengidentifikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula
dan berbeda sifat fisiknya (Harjadi; 58).
Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis, umumnya dilakukan
dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi (pemastian).
1. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari
larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara
sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih
berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok
kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa
kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang
lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik
untuk satu kation
2. Identifikasi (pemastian) kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan
melakukan uji menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit
mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kation. Oleh karena itu umumnya
dilakukan terlebih dahulu penggolongan kation. Sebelum dilakukan pengendapan
golongan dan reaksi identifikasi kation dengan cara basah cuplikan padat harus
dilarutkan dahulu.

C. Alat dan Bahan

No. Nama Alat/Bahan Jumlah


1 Tabung reaksi 17 buah
2 Rak tabung reaksi 1 buah
3 Pipet tetes 7 buah
4 CaCl2.2H2O 0,1 M secukupnya
5 KI 0,1 M secukupnya
6 KOH 0,1 M secukupnya
7 CuSO4 0,1 M secukupnya
8 H2SO4 0,1 M secukupnya
9 Kawat Nikrom 1 buah
10 (NH4)2CO3 0,1 M secukupnya
11 Ba(NO3)2 0,1 M secukupnya
12 AgNO3 0,01 M secukupnya
13 CH3COOH 0,1 M secukupnya
14 K4[Fe(CN)6] 0,1 M secukupnya
15 K2CrO4 0,5M secukupnya
16 KSCN 0,1 M secukupnya
17 Pb(NO3)2 0,1 M secukupnya
18 HCl 1 M secukupnya
19 HgCl2 0,1 M secukupnya
20 FeSO4 secukupnya
21 FeCl3 secukupnya
22 Pembakar spirtus 1 buah
D. Prosedur Praktikum
a) Identifikasi Kation Golongan I
a. Uji untuk kation Pb2+
1. Tabung 1, Pb(NO3)2 ditambahkan HCl 1M (panas/dingin), lalu diamati perubahan
yang terjadi pada larutan tersebut jika terbentuk endapan putih, sampel positif
mengandung Pb2+.
2. Tabung 2, Pb(NO3)2 ditambahkan larutan KI 0,1M, lalu diamati perubahan yang
terjadi pada larutan tersebut jika terbentuk endapan panasi, maka akan
terbentuk endapan kuning setelah dingin, sampel positif mengandung Pb2+.
b. Uji untuk kation Ag+
1. Tabung 2, AgNO3 ditambahkan dengan beberapa tetes KI 0,1 M, lalu diamati
perubahan yang terjadi pada larutan tersebut jika terbentuk endapan kuning
muda, sampel positif mengandung Ag+.

b) Identifikasi Kation Golongan II


a. Identifikasi Kupri (Cu2+)
1. Tabung 1, CuSO4 ditambahkan larutan KOH/NaOH, lalu diamati perubahan
yang terjadi pada larutan tersebut jika terbentuk endapan biru. Bila dipanasi
menjadi endapan hitam, sampel positif mengandung Cu2+.
2. Tabung 2, CuSO4 ditambahkan karutan KI, lalu diamati perubahan yang terjadi
pada larutan tersebut jika terbentuk endapan putih dengan warna larutan coklat,
sampel positif mengandung Cu2+.
3. Tabung 3, CuSO4 ditambahkan beberapa tetes CH3COOH 0,1 M kedalam sampel,
kemudian tambahkan beberapa tetes larutan K4[Fe(CN)6] 0,1 M, lalu diamati
perubahan yang terjadi pada larutan tersebut jika terdapat endapan coklat
kemerahan, sampel positif mengandung Cu2+.
4. Tabung 4, CuSO4 ditambahkan beberapa tetes larutan KSCN 0,1 M, lalu diamati
perubahan yang terjadi pada larutan tersebut jika terbentuk endapan hitam
tembaga (II) tiosianat, sampel positif mengandung Cu2+.
b. Uji untuk kation Hg2+
1. Tabung 1, HgCl2 ditambahkan larutan KI 0,1 M tetes pertetes, lalu diamati
perubahan yang terjadi pada larutan tersebut jika terbentuk endapan merah,
sampel positif mengandung Hg2+ .

C) Identifikasi Kation Golongan III


a. Identifikasi Besi (Fe3+)
1. Tabung 1, sampel FeCl3 ditambahkan setetes larutan K4Fe(CN)6, lalu diamati
perubahan yang terjadi pada larutan tersebut jika terbentuk warna biru tua sampel
positif mengandung Fe3+
2. Tabung 2, sampel FeCl3 ditambah KSCN 2M, lalu diamati perubahan yang terjadi
pada larutan tersebut jika terbentuk larutan merah sampel positif mengandung
Fe3+
b. Identifikasi Besi (Fe2+)
1. Tabung 1, sampel FeSO4 ditambahkan setetes larutan K4Fe(CN)6 , lalu diamati
perubahan yang terjadi pada larutan tersebut jika terbentuk warna biru muda maka
sampel positif mengandung Fe2+.
2. Tabung 2, sampel FeSO4 ditambah KSCN 2M, lalu diamati perubahan yang
terjadi pada larutan tersebut jika terbentuk larutan coklat kekuningan maka
sampel positif mengandung Fe2+.

b) Identifikasi Kation Golongan IV


a. Identifikasi Kalsium (Ca2+)
1. Tabung 1, sampel CaCl2 ditambahkan (NH4)2CO3, 0,1 M beberapa tetes, lalu
diamati perubahan yang terjadi pada larutan tersebut jika terbentuk endapan
amorf putih, sampel positif mengandung Ca2+.
2. Tabung 2, sampel CaCl2 ditambahkan larutan H2SO4 encer, lalu diamati
perubahan yang terjadi pada larutan tersebut jika terbentuk endapan putih,
sampel positif mengandung Ca2+.

b. Identifikasi Barium (Ba2+)


1. Tabung 1, Ba(NO3)2 ditambahkan larutan (NH4)2CO3, lalu diamati perubahan
yang terjadi pada larutan tersebut jika terbentuk endapan putih, kemudian
tambahkan CH3COOH encer akan larut kembali sampel positif mengandung
Ba2+.
2. Tabung 2, Ba(NO3)2 ditambahkan larutan H2SO4 encer, lalu diamati perubahan
yang terjadi pada larutan tersebut jika terbentuk endapan putih sampel positif
mengandung Ba2+.
3. Tabung 3, Ba(NO3)2 ditambahkan beberapa tetes K2CrO4 0,5M, lalu diamati
perubahan yang terjadi pada larutan tersebut jika terbentuk endapan kuning,
sampel positif mengandung Ba2+.

c) Identifikasi Kation Golongan V


a. Identifikasi Kalium (K +)
1. Dengan uji nyala K+ dengan kawat nikrom, dengan memasukan kawat nikrom
kedalam larutan kalium , lalu di panaskan di atas spirtus, lalu diamati ada kah
perubahan warna nyala lembayung kemerahan yang khas pada Bunsen, yang
menandakan sampel positif mengandung K+.
E. Hasil Pengamatan

a. Golongan I
Perubahan Kandungan
Perlakuan
Sebelum Setelah Kation

Ada
Cairan kandungan
PbNO3+HCl
bening kation
Pb2+
Cairan dengan
endapan berwarna
putih

Ada
PbNO3+KI
Cairan kandungan
bening kation
Pb2+

Cairan dengan
endapan berwarna
kuning

Ada
Cairan kandungan
AgNO3+KI
bening kation
Ag+

Cairan dengan
endapan berwarna
kuning muda
b. Golongan II
Perubahan Kandungan
Perlakuan
Sebelum Setelah Kation

Ada
Cairan biru kandungan
CuSO4 + KOH kation
bening
Cairan dengan Cu2+
endapan berwarna
biru
Jika di panas kan
endapan akan
berubah menjadi
hitam

Ada
Cairan biru kandungan
CuSO4 + KI kation
bening
Cu2+
Cairan dengan
endapan berwarna
putih kecoklatan
Ada
CuSO4 + CH3COOH + Cairan biru kandungan
K4[Fe(CN)6] bening kation
Cu2+

Cairan dengan
endapan berwarna
coklat kemerahan

Karena tidak
terbentuk
endapan hitam
tembaga
Kemungkinan
adanya
kesalahan
Cairan biru
CuSO4 + KSCN karena
bening
minimnya
pereaksi yang
tersedia dan
alat bahan
Cairan hijau
yang kurang
dengan endapan
bagus
putih kehijauan

Ada
Cairan kandungan
HgCl2 + KI
bening kation
Hg2+

Cairan dengan
endapan merah
c. Golongan III
Perubahan Kandungan
Perlakuan
Sebelum Setelah Kation

Ada
Cairan
kandungan
FeCl3 + K4Fe(CN)6 orange/jingga
kation
bening
Fe3+
Cairan dengan
warna biru tua

Ada
Cairan
kandungan
FeCl3 + KSCN orange/jingga
kation
bening
Fe3+

Cairan dengan
warna merah
kehitaman

Ada
Cairan kandungan
FeSO4+ K4Fe(CN)6
bening kation
Fe2+

Cairan dengan
warna biru
Ada
Cairan kandungan
FeSO4 + KSCN
bening kation
Fe2+
Cairan coklat
kekuningan /
merah bata

d. Golongan IV

Perubahan Kandungan
Perlakuan
Sebelum Setelah Kation

CaCl2 + (NH4)2CO3
Cairan bening

Cairan dengan
sedikit endapan
berwana putih Ada
kandungan
kation
Ca2+

CaCl2 + (NH4)2CO3 +
CH3COOH

Endapan larut
Cairan dengan
kembali dan cairan
sedikit endapan
menjadi bening
berwana putih
kembali
Ada
kandungan
CaCl2 + H2SO4 Cairan bening kation
Ca2+
Cairan dengan
sedikit endapan
berwana putih

Ba(NO3)2 + (NH4)2CO3 Cairan bening

Cairan dengan
sedikit endapan
berwana putih
Ada
kandungan
kation
Ba2+.

Ba(NO3)2 + (NH4)2CO3
+ CH3COOH
Cairan dengan
sedikit endapan Endapan larut
berwana putih kembali dan cairan
menjadi bening
kembali
Ada
kandungan
Ba(NO3)2 + H2SO4 Cairan bening
kation
Ba2+
Cairan dengan
sedikit endapan
berwana putih

Ada
kandungan
Ba(NO3)2 + K2CrO4 Cairan bening
kation
Ba2+
Cairan dengan
endapan berwarna
kuning

e. Golongan V

Kandungan
Perubahan
Perlakuan Kation
Sebelum Setelah

Kawat nikrom
di masukan
kedalam
Ada
larutan kalium
kandungan
kemudian di
kation
bakar
Sebelum dilakukan K+
menggunakan
spirtus pembakaran tidak ada
Setelah dibakar
perubahan warna pada
terdapat nyala
kawat
logam kemerahan
atau jingga pada
kawat nikrom
F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan mempelajari tentang analisis kualitatif .
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam
larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi
diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan
untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.Regensia golongan yang dipakai
untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida,
ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Dari praktikum ini kita dapat mengetahui ciri khas dari sampel-sampel jika
ditambahkan pereaksi. Ciri khas tertentu diantaranya:
1. Golongan I: Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II: Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan
ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini
membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal.
Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini
membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium
klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-
regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation
golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.

G. Reaksi kimia
 PbNO3+HCl→Pb(Cl)2 + 2HNO3
Perubahan: larutan dengan endapan berwarna putih
 PbNO3+KI→ KNO3 + PbI2
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna kuning
 AgNO3+KI→ AgI + KNO3
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna kuning muda
 CuSO4 + KOH→ Cu(OH)2 + K2SO4
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna biru
 CuSO4 + KI→ Cu2I2 + I2 + K2SO4
Perubahan : larutan coklat dengan endapan putih
 CuSO4 + CH3COOH + K4[Fe(CN)6]
Perubahan : larutan dengan endapan coklat kemerahan
 CuSO4 + KSCN→ Cu(SCN)2 + K2SO4
Perubahan : larutan dengan endapan hitam tembaga
 HgCl2 + KI→ HgI2 + KCl
Perubahan : larutan dengan endapan merah
 FeCl3 + K4Fe(CN)6→ Fe4(Fe(CN)6)3 + KCl
Perubahan : larutan berwarna biru tua
 FeCl3 + KSCN→ Fe(SCN)3 + KCl
Perubahan : larutan berwarna merah
 FeSO4+ K4 Fe(CN)6→ K2SO4 + Fe2Fe(CN)6
Perubahan : larutan berwarna biru
 FeSO4 + KSCN→ K4(Fe(SCN)6) + K2SO4
Perubahan : larutan coklat kekuningan
 CaCl2 + (NH4)2CO3→ CaCO3 + 2NH4Cl
Perubahan : larutan dengan endapan amorf putih
 CaCl2 + H2SO4→ CaSO4 + 2HCl
Perubahan : larutan dengan endapan putih
 Ba(NO3)2 + (NH4)2CO3→ BaCO3 + 2NH4NO3
Perubahan : larutan dengan endapan putih
 Ba(NO3)2 + (NH4)2CO3 + CH3COOH
Perubahan : endapan akan larut kembali dan larutan bening Kembali
 Ba(NO3)2 + H2SO4→ BaSO4 + 2HNO3
Perubahan : larutan dengan endapan putih
 Ba(NO3)2 + K2CrO4→ 2KNO3 + BaCrO4
Perubahan : larutan dengan endapan kuning

H. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini didapat kan hasil penelitian:
 PbNO3+HCl
Perubahan: dari larutan bening menjadi larutan dengan endapan
berwarna putih
 PbNO3+KI
Perubahan : dari larutan bening menjadi larutan dengan endapan
berwarna kuning
 AgNO3+KI
Perubahan : dari larutan bening larutan dengan endapan berwarna
kuning muda
 CuSO4 + KOH
Perubahan : dari larutan biru bening menjadi larutan dengan endapan
berwarna biru
 CuSO4 + KI
Perubahan : dari larutan biru bening menjadi larutan coklat dengan
endapan putih
 CuSO4 + CH3COOH + K4[Fe(CN)6]
Perubahan : dari larutan biru bening menjadi larutan dengan endapan
coklat kemerahan
 CuSO4 + KSCN
Perubahan : dari larutan biru bening menjadi larutan dengan endapan
putih kehijauan yang seharusnya menjadi larutan dengan endapan
berwarna hitam tembaga
 HgCl2 + KI
Perubahan : dari larutan bening menjadi larutan dengan endapan merah
 FeCl3 + K4Fe(CN)6
Perubahan : dari larutan orange/jingga bening menjadi larutan berwarna
biru tua
 FeCl3 + KSCN
Perubahan : dari larutan orange/jingga bening menjadi larutan berwarna
merah
 FeSO4+ K4 Fe(CN)6
Perubahan : dari larutan bening menjadi larutan berwarna biru
 FeSO4 + KSCN
Perubahan : dari larutan bening menjadi larutan coklat kekuningan
 CaCl2 + (NH4)2CO3
Perubahan : dari larutan bening menjadi larutan dengan endapan amorf
putih
 CaCl2 + H2SO4
Perubahan : dari larutan bening menjadi larutan dengan endapan putih
 Ba(NO3)2 + (NH4)2CO3
Perubahan : dari larutan bening menjadi larutan dengan endapan putih
 Ba(NO3)2 + (NH4)2CO3 + CH3COOH
Perubahan : dari larutan dengan endapan putih menjadi larutan bening
kembali karena endapan larut kembali
 Ba(NO3)2 + H2SO4
Perubahan : dari larutan bening menjadi larutan dengan endapan putih
 Ba(NO3)2 + K2CrO4
Perubahan : dari larutan bening menjadi larutan dengan endapan kuning
 Kawat nikrom di masukan kedalam larutan kalium kemudian di bakar
menggunakan spiritus, yang Sebelum dilakukan pembakaran tidak ada
perubahan warna pada kawat, menjadi terdapat nyala logam kemerahan
atau jingga pada kawat nikrom
Perbedaan hasil perubahan yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa
kesalahan yaitu, minimnya pereaksi yang tersedia, dan alat bahan yang kurang
bagus. Sehingga menghasilkan perubahan larutan yang tidak semestinya.

I. Pertanyaan
1. Tuliskanlah rumus kimia dan nama zat kimia yang digunakan pada praktikum
ini sesuai IUPAC!
Jawaban :
Nama zat Gambar
No. Rumus kimia
kimia
1 CaCl2.2H2O Kalsium klorida
anhidrat

2 KI Kalium Iodida
Nama zat Gambar
No. Rumus kimia
kimia
3 KOH Kalium
hidroksida

4 CuSO4 Tembaga(II)
sulfat

5 H2SO4 Asam sulfat

6 (NH4)2CO3 Ammonium
carbonate

7 Ba(NO3)2 Barium nitrat

8 AgNO3 Perak nitrat

9 CH3COOH Asam asetat

10 K4[Fe(CN)6] Kalium
heksasianidofer
at (II)

11 K2CrO4 Kalium Kromat


Nama zat Gambar
No. Rumus kimia
kimia
12 KSCN Kalium
tiosianat

13 Pb(NO3)2 Timbal(II)
nitrat
Lead (II) nitrate

14 HCl

Asam klorida

15 HgCl2 Raksa (II)


klorida
Raksa diklorida

16 FeSO4 Fero sulfat


Besi(II) sulfat

17 FeCl3 Iron (III)


Chloride
Iron Trichloride

2. Tuliskanlah reaksi kimia yang terlibat pada praktikum identifikasi kation ini
beserta dengan perubahan warna yang dihasilkan!
Jawaban :
 PbNO3+HCl→Pb(Cl)2 + 2HNO3
Perubahan: larutan dengan endapan berwarna putih
 PbNO3+KI→ KNO3 + PbI2
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna kuning
 AgNO3+KI→ AgI + KNO3
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna kuning muda
 CuSO4 + KOH→ Cu(OH)2 + K2SO4
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna biru
 CuSO4 + KI→ Cu2I2 + I2 + K2SO4
Perubahan : larutan coklat dengan endapan putih
 CuSO4 + CH3COOH + K4[Fe(CN)6]
Perubahan : larutan dengan endapan coklat kemerahan
 CuSO4 + KSCN→ Cu(SCN)2 + K2SO4
Perubahan : larutan dengan endapan hitam tembaga
 HgCl2 + KI→ HgI2 + KCl
Perubahan : larutan dengan endapan merah
 FeCl3 + K4Fe(CN)6→ Fe4(Fe(CN)6)3 + KCl
Perubahan : larutan berwarna biru tua
 FeCl3 + KSCN→ Fe(SCN)3 + KCl
Perubahan : larutan berwarna merah
 FeSO4+ K4 Fe(CN)6→ K2SO4 + Fe2Fe(CN)6
Perubahan : larutan berwarna biru
 FeSO4 + KSCN→ K4(Fe(SCN)6) + K2SO4
Perubahan : larutan coklat kekuningan
 CaCl2 + (NH4)2CO3→ CaCO3 + 2NH4Cl
Perubahan : larutan dengan endapan amorf putih
 CaCl2 + H2SO4→ CaSO4 + 2HCl
Perubahan : larutan dengan endapan putih
 Ba(NO3)2 + (NH4)2CO3→ BaCO3 + 2NH4NO3
Perubahan : larutan dengan endapan putih
 Ba(NO3)2 + (NH4)2CO3 + CH3COOH
Perubahan : endapan akan larut kembali dan larutan bening kembali
 Ba(NO3)2 + H2SO4→ BaSO4 + 2HNO3
Perubahan : larutan dengan endapan putih
 Ba(NO3)2 + K2CrO4→ 2KNO3 + BaCrO4
Perubahan : larutan dengan endapan kuning

3. Jelaskanlah bagaimana bentuk dari endapan amorf putih?


Jawaban :
Partikel-partikel dari zat amorf tersebut tidak mempunyai bentuk
tertentu dan tidak permanen. Bentuk zat ini akan lebih cepat pada
proses ketika absorpsi terjadi. Zat amorf memiliki kelarutan yang tinggi di
banding dengan bentuk kristal.

4. Jelaskanlah bagaimana teknik penegasan kation dengan cara uji nyala?


Jawaban :
Kawat nikrom dibersihkan dengan menggosoknya menggunakan kertas pasir,
lalu dibakar. Dilakukan berulang-ulang sampai nyala Bunsen pada pembakaran
kawat tersebut tidak memberikan warna nyala khusus. Celupkan ujung kawat
pada sampel/larutan sampel, bakar dan amati warna nyala. Percobaan diulangi
untuk sampel lain setelah kawat dibersihkan.

5. Jelaskanlah bagaimana teknik yang baik dan tepat dalam mencium aroma/ uap
dari suatu larutan?
Jawaban :
Cara membaunya yaitu dengan mendekatkan bau tersebut kehidung kita
dengan menggunakan tangan yang menyalurkan bau lewat oksigen atau
dengan cara di kipas menggunakan tangan.
J. Daftar Pustaka
 Padmaningrum, Regina Tutik.2010. "DASAR-DASAR ANALISIS KIMIA ". Dalam
makalah pada Kegiatan “Pembinaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMA/MA Kota
Yogyakarta” pada tanggal 17-20 Mei 2010 di FMIPA UNY. Hal:1-4.
https://scholar.google.co.id/

 Baso,Fajrul.2011.”Kation Anion”. Dalam Academia.edu.Hal:4-6.


https://www.academia.edu/

Anda mungkin juga menyukai