KIMIA DASAR
Disusun Oleh:
NPM : 20219076
Kelas : 1B Reguler sore
A. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat melakukan
analisis kualitatif untuk identifikasi kation Pb2+, Ag+, Hg2+, Cu2+, Cd2+, Al3+, Co2+, Ca2+
dan Ba2+.
B. Teori Dasar
Analisis merupakan suatu bidang ilmu kimia yang mempelajari tentang
identifikasi suatu spesies, penentuan komposisi, dan elusidasi strukturnya (Khopkar,
1990). Berdasarkan tujuannya, analisis kimia dapat diklasifikasikan menjadi analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengidentifikasi
suatu spesies dan elusidasi struktur spesies tersebut (W. Haryadi, 1990). Analisis
kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah dan komposisi suatu spesies. Bila
ditinjau dasar analisisnya maka dapat analisis digolongkan menjadi analisis
konvensional (analisis kimia) yang berdasarkan reaksi kimia dan analisis modern
(analisis instrumental) yang berdasarkan pengukuran sifat fisik suatu spesies. Pada
umumnya analisis konvensional relatif lama, langkah rumit, sensitivitas rendah,
berdasar reaksi kimia, jangkauan luas, konsentrasi analit relative besar, tepat, teliti,
praktis, tidak perlu dilakukan standarisasi.
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari
klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan
berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia. (G,Shelva: 351)
Penggolongan kation berdasarkan persamaan & perbedaan sifat thd sekelompok
pereaksi tertentu : HCl, H2S, (NH4)2S, (NH4)CO3, dibedakan menjadi kation
golongan I, II, III, IV, dan V seperti pada tabel 2. Sistematika pemisahan kation dapat
dilihat pada lampiran.
Tidak
Membentuk endapan
GOL. KATION membentuk
dengan
endapan dengan
Cl- yg tak larut dlm
I Hg22+, Ag+, Pb2+
HCl encer
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut, maka
setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua kelompok campuran yang
massa masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat
pengidentifikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula
dan berbeda sifat fisiknya (Harjadi; 58).
Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis, umumnya dilakukan
dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi (pemastian).
1. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari
larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara
sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih
berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok
kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa
kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang
lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik
untuk satu kation
2. Identifikasi (pemastian) kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan
melakukan uji menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit
mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kation. Oleh karena itu umumnya
dilakukan terlebih dahulu penggolongan kation. Sebelum dilakukan pengendapan
golongan dan reaksi identifikasi kation dengan cara basah cuplikan padat harus
dilarutkan dahulu.
a. Golongan I
Perubahan Kandungan
Perlakuan
Sebelum Setelah Kation
Ada
Cairan kandungan
PbNO3+HCl
bening kation
Pb2+
Cairan dengan
endapan berwarna
putih
Ada
PbNO3+KI
Cairan kandungan
bening kation
Pb2+
Cairan dengan
endapan berwarna
kuning
Ada
Cairan kandungan
AgNO3+KI
bening kation
Ag+
Cairan dengan
endapan berwarna
kuning muda
b. Golongan II
Perubahan Kandungan
Perlakuan
Sebelum Setelah Kation
Ada
Cairan biru kandungan
CuSO4 + KOH kation
bening
Cairan dengan Cu2+
endapan berwarna
biru
Jika di panas kan
endapan akan
berubah menjadi
hitam
Ada
Cairan biru kandungan
CuSO4 + KI kation
bening
Cu2+
Cairan dengan
endapan berwarna
putih kecoklatan
Ada
CuSO4 + CH3COOH + Cairan biru kandungan
K4[Fe(CN)6] bening kation
Cu2+
Cairan dengan
endapan berwarna
coklat kemerahan
Karena tidak
terbentuk
endapan hitam
tembaga
Kemungkinan
adanya
kesalahan
Cairan biru
CuSO4 + KSCN karena
bening
minimnya
pereaksi yang
tersedia dan
alat bahan
Cairan hijau
yang kurang
dengan endapan
bagus
putih kehijauan
Ada
Cairan kandungan
HgCl2 + KI
bening kation
Hg2+
Cairan dengan
endapan merah
c. Golongan III
Perubahan Kandungan
Perlakuan
Sebelum Setelah Kation
Ada
Cairan
kandungan
FeCl3 + K4Fe(CN)6 orange/jingga
kation
bening
Fe3+
Cairan dengan
warna biru tua
Ada
Cairan
kandungan
FeCl3 + KSCN orange/jingga
kation
bening
Fe3+
Cairan dengan
warna merah
kehitaman
Ada
Cairan kandungan
FeSO4+ K4Fe(CN)6
bening kation
Fe2+
Cairan dengan
warna biru
Ada
Cairan kandungan
FeSO4 + KSCN
bening kation
Fe2+
Cairan coklat
kekuningan /
merah bata
d. Golongan IV
Perubahan Kandungan
Perlakuan
Sebelum Setelah Kation
CaCl2 + (NH4)2CO3
Cairan bening
Cairan dengan
sedikit endapan
berwana putih Ada
kandungan
kation
Ca2+
CaCl2 + (NH4)2CO3 +
CH3COOH
Endapan larut
Cairan dengan
kembali dan cairan
sedikit endapan
menjadi bening
berwana putih
kembali
Ada
kandungan
CaCl2 + H2SO4 Cairan bening kation
Ca2+
Cairan dengan
sedikit endapan
berwana putih
Cairan dengan
sedikit endapan
berwana putih
Ada
kandungan
kation
Ba2+.
Ba(NO3)2 + (NH4)2CO3
+ CH3COOH
Cairan dengan
sedikit endapan Endapan larut
berwana putih kembali dan cairan
menjadi bening
kembali
Ada
kandungan
Ba(NO3)2 + H2SO4 Cairan bening
kation
Ba2+
Cairan dengan
sedikit endapan
berwana putih
Ada
kandungan
Ba(NO3)2 + K2CrO4 Cairan bening
kation
Ba2+
Cairan dengan
endapan berwarna
kuning
e. Golongan V
Kandungan
Perubahan
Perlakuan Kation
Sebelum Setelah
Kawat nikrom
di masukan
kedalam
Ada
larutan kalium
kandungan
kemudian di
kation
bakar
Sebelum dilakukan K+
menggunakan
spirtus pembakaran tidak ada
Setelah dibakar
perubahan warna pada
terdapat nyala
kawat
logam kemerahan
atau jingga pada
kawat nikrom
F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan mempelajari tentang analisis kualitatif .
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam
larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi
diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan
untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.Regensia golongan yang dipakai
untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida,
ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Dari praktikum ini kita dapat mengetahui ciri khas dari sampel-sampel jika
ditambahkan pereaksi. Ciri khas tertentu diantaranya:
1. Golongan I: Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II: Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan
ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini
membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal.
Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini
membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium
klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-
regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation
golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.
G. Reaksi kimia
PbNO3+HCl→Pb(Cl)2 + 2HNO3
Perubahan: larutan dengan endapan berwarna putih
PbNO3+KI→ KNO3 + PbI2
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna kuning
AgNO3+KI→ AgI + KNO3
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna kuning muda
CuSO4 + KOH→ Cu(OH)2 + K2SO4
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna biru
CuSO4 + KI→ Cu2I2 + I2 + K2SO4
Perubahan : larutan coklat dengan endapan putih
CuSO4 + CH3COOH + K4[Fe(CN)6]
Perubahan : larutan dengan endapan coklat kemerahan
CuSO4 + KSCN→ Cu(SCN)2 + K2SO4
Perubahan : larutan dengan endapan hitam tembaga
HgCl2 + KI→ HgI2 + KCl
Perubahan : larutan dengan endapan merah
FeCl3 + K4Fe(CN)6→ Fe4(Fe(CN)6)3 + KCl
Perubahan : larutan berwarna biru tua
FeCl3 + KSCN→ Fe(SCN)3 + KCl
Perubahan : larutan berwarna merah
FeSO4+ K4 Fe(CN)6→ K2SO4 + Fe2Fe(CN)6
Perubahan : larutan berwarna biru
FeSO4 + KSCN→ K4(Fe(SCN)6) + K2SO4
Perubahan : larutan coklat kekuningan
CaCl2 + (NH4)2CO3→ CaCO3 + 2NH4Cl
Perubahan : larutan dengan endapan amorf putih
CaCl2 + H2SO4→ CaSO4 + 2HCl
Perubahan : larutan dengan endapan putih
Ba(NO3)2 + (NH4)2CO3→ BaCO3 + 2NH4NO3
Perubahan : larutan dengan endapan putih
Ba(NO3)2 + (NH4)2CO3 + CH3COOH
Perubahan : endapan akan larut kembali dan larutan bening Kembali
Ba(NO3)2 + H2SO4→ BaSO4 + 2HNO3
Perubahan : larutan dengan endapan putih
Ba(NO3)2 + K2CrO4→ 2KNO3 + BaCrO4
Perubahan : larutan dengan endapan kuning
H. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini didapat kan hasil penelitian:
PbNO3+HCl
Perubahan: dari larutan bening menjadi larutan dengan endapan
berwarna putih
PbNO3+KI
Perubahan : dari larutan bening menjadi larutan dengan endapan
berwarna kuning
AgNO3+KI
Perubahan : dari larutan bening larutan dengan endapan berwarna
kuning muda
CuSO4 + KOH
Perubahan : dari larutan biru bening menjadi larutan dengan endapan
berwarna biru
CuSO4 + KI
Perubahan : dari larutan biru bening menjadi larutan coklat dengan
endapan putih
CuSO4 + CH3COOH + K4[Fe(CN)6]
Perubahan : dari larutan biru bening menjadi larutan dengan endapan
coklat kemerahan
CuSO4 + KSCN
Perubahan : dari larutan biru bening menjadi larutan dengan endapan
putih kehijauan yang seharusnya menjadi larutan dengan endapan
berwarna hitam tembaga
HgCl2 + KI
Perubahan : dari larutan bening menjadi larutan dengan endapan merah
FeCl3 + K4Fe(CN)6
Perubahan : dari larutan orange/jingga bening menjadi larutan berwarna
biru tua
FeCl3 + KSCN
Perubahan : dari larutan orange/jingga bening menjadi larutan berwarna
merah
FeSO4+ K4 Fe(CN)6
Perubahan : dari larutan bening menjadi larutan berwarna biru
FeSO4 + KSCN
Perubahan : dari larutan bening menjadi larutan coklat kekuningan
CaCl2 + (NH4)2CO3
Perubahan : dari larutan bening menjadi larutan dengan endapan amorf
putih
CaCl2 + H2SO4
Perubahan : dari larutan bening menjadi larutan dengan endapan putih
Ba(NO3)2 + (NH4)2CO3
Perubahan : dari larutan bening menjadi larutan dengan endapan putih
Ba(NO3)2 + (NH4)2CO3 + CH3COOH
Perubahan : dari larutan dengan endapan putih menjadi larutan bening
kembali karena endapan larut kembali
Ba(NO3)2 + H2SO4
Perubahan : dari larutan bening menjadi larutan dengan endapan putih
Ba(NO3)2 + K2CrO4
Perubahan : dari larutan bening menjadi larutan dengan endapan kuning
Kawat nikrom di masukan kedalam larutan kalium kemudian di bakar
menggunakan spiritus, yang Sebelum dilakukan pembakaran tidak ada
perubahan warna pada kawat, menjadi terdapat nyala logam kemerahan
atau jingga pada kawat nikrom
Perbedaan hasil perubahan yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa
kesalahan yaitu, minimnya pereaksi yang tersedia, dan alat bahan yang kurang
bagus. Sehingga menghasilkan perubahan larutan yang tidak semestinya.
I. Pertanyaan
1. Tuliskanlah rumus kimia dan nama zat kimia yang digunakan pada praktikum
ini sesuai IUPAC!
Jawaban :
Nama zat Gambar
No. Rumus kimia
kimia
1 CaCl2.2H2O Kalsium klorida
anhidrat
2 KI Kalium Iodida
Nama zat Gambar
No. Rumus kimia
kimia
3 KOH Kalium
hidroksida
4 CuSO4 Tembaga(II)
sulfat
6 (NH4)2CO3 Ammonium
carbonate
10 K4[Fe(CN)6] Kalium
heksasianidofer
at (II)
13 Pb(NO3)2 Timbal(II)
nitrat
Lead (II) nitrate
14 HCl
Asam klorida
2. Tuliskanlah reaksi kimia yang terlibat pada praktikum identifikasi kation ini
beserta dengan perubahan warna yang dihasilkan!
Jawaban :
PbNO3+HCl→Pb(Cl)2 + 2HNO3
Perubahan: larutan dengan endapan berwarna putih
PbNO3+KI→ KNO3 + PbI2
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna kuning
AgNO3+KI→ AgI + KNO3
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna kuning muda
CuSO4 + KOH→ Cu(OH)2 + K2SO4
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna biru
CuSO4 + KI→ Cu2I2 + I2 + K2SO4
Perubahan : larutan coklat dengan endapan putih
CuSO4 + CH3COOH + K4[Fe(CN)6]
Perubahan : larutan dengan endapan coklat kemerahan
CuSO4 + KSCN→ Cu(SCN)2 + K2SO4
Perubahan : larutan dengan endapan hitam tembaga
HgCl2 + KI→ HgI2 + KCl
Perubahan : larutan dengan endapan merah
FeCl3 + K4Fe(CN)6→ Fe4(Fe(CN)6)3 + KCl
Perubahan : larutan berwarna biru tua
FeCl3 + KSCN→ Fe(SCN)3 + KCl
Perubahan : larutan berwarna merah
FeSO4+ K4 Fe(CN)6→ K2SO4 + Fe2Fe(CN)6
Perubahan : larutan berwarna biru
FeSO4 + KSCN→ K4(Fe(SCN)6) + K2SO4
Perubahan : larutan coklat kekuningan
CaCl2 + (NH4)2CO3→ CaCO3 + 2NH4Cl
Perubahan : larutan dengan endapan amorf putih
CaCl2 + H2SO4→ CaSO4 + 2HCl
Perubahan : larutan dengan endapan putih
Ba(NO3)2 + (NH4)2CO3→ BaCO3 + 2NH4NO3
Perubahan : larutan dengan endapan putih
Ba(NO3)2 + (NH4)2CO3 + CH3COOH
Perubahan : endapan akan larut kembali dan larutan bening kembali
Ba(NO3)2 + H2SO4→ BaSO4 + 2HNO3
Perubahan : larutan dengan endapan putih
Ba(NO3)2 + K2CrO4→ 2KNO3 + BaCrO4
Perubahan : larutan dengan endapan kuning
5. Jelaskanlah bagaimana teknik yang baik dan tepat dalam mencium aroma/ uap
dari suatu larutan?
Jawaban :
Cara membaunya yaitu dengan mendekatkan bau tersebut kehidung kita
dengan menggunakan tangan yang menyalurkan bau lewat oksigen atau
dengan cara di kipas menggunakan tangan.
J. Daftar Pustaka
Padmaningrum, Regina Tutik.2010. "DASAR-DASAR ANALISIS KIMIA ". Dalam
makalah pada Kegiatan “Pembinaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMA/MA Kota
Yogyakarta” pada tanggal 17-20 Mei 2010 di FMIPA UNY. Hal:1-4.
https://scholar.google.co.id/