Gambar 1.

Diagram Alir Pemisahan Kation ke dalam 5 Golongan

Ag+, Pb2+, Hg22+, Hg2-, Cu2+, SbO+, Sn2+, Mn2+, Fe2+, Fe3+, Co2+, Ni2+,
Al3+, Cr3+, Zn2+, Ba2+, Ca2+, Mg2+, K+, Na+, NH4+

HCl 6 M dingin

Golongan I Hg2+, Cu2+, SbO+, Sn2+, Mn2+, Fe2+,

Hg2Cl2, PbCl2, AgCl Fe3+, Co2+, Ni2+, Al3+, Cr3+, Zn2+,
P,Ba2+, Ca2+, Mg2+, K+, Na+, NH4+

HCl 6 M, H2O2 3%, NH3 6M,

CH3C(S)NH2, pH = 0,5

Golongan II PO43-, Cr2O72-, NO3-, SO42-, (NO2)-

HgS, PbS, CuS, Sb2S3, SnS2
HCl dididihkan, NH3 6M,
CH3C(S)NH2, pH = 7

Golongan III Ba2+, Ca2+, Mg2+, K+, Na+, NH4+

MnS, FeS, NiS, ZnS, Al(OH)3, Cr(OH)3
CH3COOH 6M, uapkan, HNO3 15
M, uapkan, NH3, (NH4)2CO3, pH
= 7,5

Golongan IV Golongan V
CaCO3, BaCO3 Mg2+, K+, Na+, NH4+
Gambar 2. Diagram Alir untuk Pemisahan dan Identifikasi Kation Golongan I

Ag+, Pb2+, Hg22+

HCl 6 M dingin Prosedur 1

Endapan putih: PbCl2, Hg2Cl2, AgCl Larutan

H2O, didihkan (Prosedur 2)

Endapan: Hg2Cl2, AgCl Larutan Pb2+

NH3 6 M berlebih (prosedur 4) Bagi 2 bagian (Prosedur 3)

H2SO4 3M K2CrO4 0,1 M

Hg dan HgNH2Cl [Ag(NH3)2]+
PbSO4 (s) PbCrO4
Endapan hitam/kelabu
HCl 6 M sampai asam
(Prosedur 5)

AgCl(s)
Endapan putih
Gambar 3. Diagram Alir untuk Pemisahan Kation Golongan II yang Diawali dari
Larutan Ion-Ion dari Pemisahan Kation Golongan I

Pb2+, Hg2+, Cu2+, Sb2+, Sn2+, Sn4+

HCl 6 M dingin, H2O2 3%, didihkan, atur

keasaman dengan HCl, CH3C(S)NH2 (Prosedur 1)

HgS(s), PbS(s), CuS(s), Sb2S3(s), Larutan untuk analisis golongan

SnS2(s) selanjutnya

NH3 15 M, CH3C(S)NH2, panaskan (Prosedur 2)

HgS(s), PbS(s), CuS(s) [SbS2]-, [SnS3]2-

H2O, HNO3 6 M, hangat (Prosedur 3) CH3COOH 6 M

(Prosedur 10)

Sb2S3(s), SnS2(s), S(s)

HgS(s), S(s) Pb2+, Cu2+
H2O, HCl 12 M hangat
HNO3 16 M, H2SO4 3 M,
(Prosedur 11)
HCl 12 M uapkan,
Uapkan dinginkan + H2O
(Prosedur 4) (Prosedur 6)
S(s) [SbCl4]-, [SnCl6]2-

Bagi 2 bagian
S(s) [Hg(Cl)4]2- PbSO4(s) Cu2+ (H+)
NH3 6 M
Al, saring
H2O CH3COOH 6M
dalam HgCl2
NaOH 6M Na2S2O3
(Prosedur 13)
(Prosedur 7) (Prosedur 12)
Bagi 2 bagian
(Prosedur 5) Sb2OS2(s) Hg2Cl2(s)

Residu [Pb(OH)4]2- Sb3+ positif Sn2+ positif

CH3COOH 6 M NH3 6M (berlebih)

K2CrO4 0,1 M (Prosedur 8)
Cu SnCl2 0,1 M
[Cu(NH3)4]2+
Hg(l) Hg2Cl2(s) + Hg(l) PbCrO4(s)
Hg2+ positif Pb2+ positif CH3COOH 6M
Bagi 2 bagian
(Prosedur 9)
C5H5N 0,1 M
K4[Fe(CN)6](s)
NH4NCS

Cu2[Fe(CN)6](s) Cu(NC5H5)2(NCS)2(s)
Gambar 4. Diagram Alir Analisis Kation Golongan III. Larutan Awal Berasal dari
Pemisahan Kation Golongan II

Mn2+, Fe2+, Fe3+, Co2+, Ni2+, Al3+, Cr3+, Zn2+

HCl didihkan, NH4, NH3 berlebih (Prosedur 1)

Mn2+, Fe(OH)2, Fe(OH)3, [Co(NH3)6]2+, [Ni(NH3)6]2+, Al(OH)3, Cr(OH)3, [Zn(NH3)4]2+

CH3C(S)NH2, panaskan (Prosedur 2)/(NH4)2S

MnS(s), FeS(s), Fe2S3(s), CoS(s), NiS(s), ZnS(s), Al(OH)3, Cr(OH)3 Larutan untuk analisis
golongan selanjutnya
HCl 12 M (Prosedur 2)

Mn2+, Fe2+, CoS(s), NiS(s), Al3+, Cr3+, Zn2+

HNO3 15 M, H2O2 (Prosedur 2)

S(s) Mn2+, Fe3+, Co2+, Ni2+, Al3+, Cr3+, Zn2+

Fe(OH)3(s), Ni(OH)2(s), Co(OH)2(s), MnO2(s) [Al(OH)4]-, CrO42-, [Zn(OH)4]2-

HNO3 15 M, H2O2 3% (Prosedur 4)

Mn2+, Fe3+, Co2+, Ni2+ Halaman berikutnya

KClO3(s), panaskan (Prosedur 5)

MnO2(s) Fe3+, Co2+, Ni2+

HNO3 6M NH3 berlebih
NaNO3 0,1M (Prosedur 7)
Panaskan
(Prosedur 6)

Mn2+ Fe(OH)3 [Co(NH3)6]2+, [Ni(NH3)6]2+

NaBiO3(s) HCl 6 M
HNO3, Bagi 2 bagian
panaskan (Prosedur 8) KNO2, H+ HCl, NaF
(Prosedur 6) CH3COOH
(Prosedur 9) Etanol-eter HDMG
NH4NCS(s) (Prosedur 10)
K3[Co(NO2)6](s) (Prosedur 9)
-
NaBiO3(s) MnO4
[Co(NCS)4]2- [Ni(DMG)2](s)
K4[Fe(CN)6] KCNS

KFe[Fe(CN)6](s) [Fe(NCS)]2+
 [Al(OH)4]-, CrO42-, [Zn(OH)4]2-

HCl 6 M
(Prosedur 11)

[Al(OH)4]-, Cr2O72-, Zn2+

Al(OH)3(s) CrO42-, [Zn(NH3)4]2+

HCl 6 M, uapkan

Al3+
BaCrO4(s) [Zn(NH3)4]2+
Aluminium HNO3, amil
CH3C(S)NH2
CH3COONa 4 M alkohol
Panaskan
CH3COOH 4 M H2O2 3%
(Prosedur 16)
(Prosedur 13) (Prosedur 15)

Cr2O72- ZnS(s)

HCl
Endapan merah
Al3+ positif Zn2+
Gambar 5. Diagram Alir Analisis Kation Golongan IV

Ba2+, Ca2+, (NH4)+

HNO3 15 M, uapkan, panaskan residu,
HCl 6 M, H2O (Prosedur 1)

Ba2+, Ca2+, H+
NH3 6M, (NH4)2CO3 3M (Prosedur 2)

BaCO3(s), CaCO3(s) Larutan untuk analisis selanjutnya

CH3COOH 6M, Panaskan
(Prosedur 3)

Ba2+, Ca2+, (H+, CH3COO-)

CH3COONH4 3M,
K2Cr2O7 0,1M, Panaskan
(Prosedur 4)

BaCrO4(s) Ca2+, (H+, Cr2O72-)

HCl 12M, Uji nyala NH3 6M, (NH4)2CO3 3M
(Prosedur 5) (Prosedur 6)

Nyala kuning
kehijauan
CaCO3(s) Cr2O72-
Ba2+ positif
HNO3 6M, Panaskan
(Prosedur 7)

Ca2+, H+
NH3 6M, (NH4)2C2O4 0,1M
(Prosedur 7)

CaC2O4(s)
HCl 12M, Uji nyala
(Prosedur 8)

Nyala merah
terang
Ca2+ positif
Gambar 6. Diagram Alir Pemisahan dan Identifikasi Kation Golongan V

NH4+, Mg2+, K+, Na+

Bagi menjadi 2 bagian

NaOH 6M, hangatkan jangan NH3 6M, (NH4)2CO3 3M

mendidih (Prosedur 1) (Prosedur 2)

NH3(g)
Karbonat Mg2+, K+, Na+, (NH4+)
hidroksida
golongan I Bagi menjadi 2 bagian

C2H5OH, Na2HPO4 0,1M HNO3 16M, uapkan,

(Prosedur 3) panaskan residu
(Prosedur 5)
MgNH4PO4.6H2O(s)

Residu N2O(g)
HCl 6M
p-nitrobenzena CH3COOH 6M
azoresorsinol (Prosedur 6)
NaOH 6M
(Prosedur 4) Mg2+, K+, Na+

Danau biru Bagi menjadi 2 bagian

Mg2+ positif

Na[B(C6H5)4] C2H5OH 0,25M

(Prosedur 7) HZn(UO2)3CH3COOH . 9H2O
(Prosedur 8)

K[B(C6H5)4] Na HZn(UO2)3CH3COOH . 9 H2O

+
K positif
Na+ positif
Kimia analisis kualitatif bertujuan mengidentifikasi atau menegenal komponen (kation atau
anion) yang dikandung dalam suatu meteri (sampel). Analisis kualitatif dapat dilakukan
pada bermacam-macam skala. Dalam analisis makro kuantitas zat yang digunakan
adalah 0,5 – 1 gr dan volume larutan yang diambil untuk analisis sekitar 10 mL.
Analisis semi mikro adalah kurang dari 0,05 gr dan volumenya sekitar 1 mL. Analisis
mikro adalah 0,01 gr atau kurang. Reaksi kimia dilakukan dengan: pemanasan, uji
kereaktifan, uji nyala dan lain-lain. Reaksi biasanya dilakukan dengan serangkaian
reaksi yang berlangsung ditandai dengan terbentuknya endapan, pembebasan gas,
perubahan warna dan lain-lain.

1.5. Reaksi – reaksi kation

Untu tujuan analisis kualitatif sistematis kation diklarifikasikan atas lima golongan,
berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia. Kelima golongan
kation dan ciri-cirigolongan ini adalah sebagai berikut:
Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer, yang
termasuk golongan ini adalah timbal (II), Merkurium (I), dan perak .
Golongan II : Kation golongan ini tidak beraksi dengan HCl encer, tetapi membentuk
endapan dengan H2S dalam suasana asam minimal encer. Ion golongan ini
adalah Merkurium (II), Tembaga, Bismuth, Cadmium, Arsenik (III),
Arsenik (V), Stibium (III), Stibium (V), Timah (II), dan Timah (IV)
Golongan III : Kation golongan ini tidak beraksi dengan HCl encer dan H 2S, tetapi
membentuk endapan dengan (NH4)S dalam susana netral. Kation golongan
ini adalah Kobalt (II), Nikel (II), Besi (II), Besi (III), Kromium (III),
Aluminium, zink dan Mangan (II).
Golongan IV : Kation golongan ini tidak beraksi dengan reagensia golongan I, II dan III.
Kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya
ammonium klorida, yang termasuk golongan ini adalah Kalsium,
Strontium dan barium.
Golongan V : Kation –kation umum yang tidak beraksi dengan reagensia golongan I,
II, III dan IV. Kation ini meliputi ion-ion Mg, Na, K, NH 4, Lithium dan
Hidrogen.

1.6. Reaksi Pengenal Kation

a. Golongan I : Timbal (II), Merkurium (II) dan Perak (I)
Peraksi : HCl encer

* Reaksi ion Timbal (II)

1. asam klorida encer Pb+2 + 2Cl-  PbCl2 (s)
2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral Pb+2 + H2S  PbS (s) + 2H+
3. Amonium Hidroksida Pb+2 + 2NH3 + 2H2O  Pb(OH)2(s) + 2NH4+

* Reaksi ion Mekurium (I)

1. Asam Klorida encer Hg2+2 + 2Cl-  Hg2Cl2 (s)
2. Dinatrium hidrogen fosfat Hg22+ + HPO42-  Hg2HPO4
3. Kalium nitrit Hg22+ + NO2 - + H2O  2Hg(s) + NO3 - + 2H+

* Reaksi perak (I)

1. asam klorida encer : Ag+ + Cl-  AgCl(s)
2. Kalium iodida : Ag+ + I-  AgI (s)
3. Kalium sianida : Ag+ + CN- AgCN(s)

b. Golongan II : Merkurium(II), Tembaga, Bismuth, Cadmium, Arsenik(III), Arsenik(V),

Stibium(III), Stibium(V), Timah(II), Timah(III) dan Timah(IV)

* Reaksi Merkurium (II)

1. hidrogen sulfide : 3Hg2+ + 2Cl- + 2H2S Hg3S2Cl2 + 4H+
Hg3S2Cl2(s) + H2S 3HgS(s) + 2H+ + 2Cl-

2. Natrium hidroksida: Hg2+ + 2OH-  HgO(s) + H2O

3. Larutan ammonia : Hg2++ NO3 - + 4NH3 + H2O HgO.Hg(NH2)NO3(s)+3NH4+

* Reaksi tembaga
1. Hidrogen sulfide : Cu2+ + H2S  CuS(s) + 2H+

2. Natrium hidroksida dalam larutan dingin Cu2+ + 2OH-  Cu(OH)2

3. Besi : Cu2+ + Fe  Fe2+ + Cu

* Reaksi bismuth
1. Hidrogen sulfide :2Bi3+ + 3H2S  Bi2S3 + 6H+

2. Larutan ammonia : Bi3++ NO3- + 2NH3 + 2H2O Bi(OH)2NO3 + 2NH4+

3. Kalium sianida : Bi3+ + 3H2O + 3CN-  Bi(OH)3 + 3HCN

* Reaksi kadmium
1. Hidrogen sulfide : Cd2+ + H2S  CdS(s) + 2H+

2. Larutan Amonia : Cd2+ + 2NH3 + 2H2O  Cd(OH)2 (s) + 2NH+4

3. Natrium hidroksida : Cd2+ + 2OH-  Cd(OH)2(s)

* Reaksi arsenik (III)

1. Hidrogen sulfida : 2As3+ + 3H2S As2S3(s) + 6H+

2. Perak nitrat : AsO3-3 + 3 Ag+  Ag3AsO3

3.Kalium tri-iodida (larutan iod dalam kalium iodide): As3 3- + I3-+H2OAsO43-+3I-+2H+
* Reaksi arsenik (V)
1. Hidrogen sulfide : AsO43- + H2S  As33- + S(s) + H2O
2AsO33- + 3H2S + 6H+  As2S3(s) + 6H2O

2. Larutan perak nitrat : AsO43- + 3 Ag+  Ag3AsO4(s)

3. Larutan uranil asetat : As43- + UO22+ + NH+ UO2NH4AsO4(s)

* Reaksi stibium (III)

1. Hidrogen sulfide 2Sb3+ + 3H2S  Sb2S3(s) + 6H+
2. Larutan Natrium hidroksida 2Sb3+ + 6OH-  Sb2O3(s) + 3H2O
3. Kawat besi 2Sb3+ + 3Fe  2Sb(s) + 3Fe2+
* Reaksi stibium (V)
1. Hidrogen sulfide 2Sb5+ + 5H2S  Sb2S5(s) + 10H+
2. Air Sb5+ + 4H2O ↔ H3SbO4(s) + 5H+
3. Zink 2Sb5+ + 5Zn(s)  2Sb(s) + 5Zn2+
* Reaksi timah (II)
1. Larutan merkurium (II) Sn2+ + Hg2Cl2  HgCl2(s) + Sn4+ + 2Cl-
2. Larutan natrium hidroksida, larut dalam alkali berlebih Sn2+ + 2OH- ↔ Sn(OH)2
3. Hidrogen sulfide Sn2+ + H2S  SnS(s) + 2H+
* Reaksi timah (IV)
1. Hidrogen sulfida Sn4+ + 2H2S  SnS2(s) + 4H+
2. Larutan natrium hidroksidaSn4+ + 4OH-  Sn(OH)4(s)
3. Larutan merkurium (II) klorida tidak ada endapan.

c. Golongan III : Kobalt (II), Nikel (II), Besi (II), Besi (III), Kromium (III), Aluminium,
zink dan Mangan (II).

* Reaksi kobalt (II)

1. Larutan natrium hidroksida dalam keadaan dingin Co2+ + OH- + NO3-  Co(OH)NO3(s)
2. Larutan ammonium sulfide Co2+ + S2-  CoS(S)
3. Larutan kalium sianida Co2+ + 2CN-  Co(CN)2(S)
* Reaksi nikel (II)
1. Larutan natrium hidroksida Ni2+ + 2OH-  Ni(OH)2(s)
2. Larutan ammonium sulfida Ni2+ + S2-  NiS(s)
3. Larutan kalium sianida Ni2+ + 2CN-  Ni(CN)2(s)

* Reaksi besi (II)

1. Larutan ammonium sulfidaFe2+ + S2- FeS(s)
2. Larutan kalium heksasianofarat (II) dalam keadaan tanpa udara
Fe2+ + 2K+ + [Fe(CN)6]4-  K2Fe[Fe(CN)6](s)
3. Larutan kalium sianida Fe2+ + 2CN-  Fe(CN)2(s)
* Reaksi besi (III)
1.Larutan ammonia Fe3+ + 3NH3 + 3H2O  Fe(OH)3(s) + 3NH4+
2. Larutan natrium hidrtoksidaFe3+ + 3OH- Fe(OH)3(s)
3+
3. Larutan amonium sulfida 2Fe + H2S 2Fe2+ + 2H+ + S(s)

* Reaksi kromium (III)

1. Larutan natrium hidroksida: Cr3+ + 3OH-  Cr(OH)3(s)
2. Larutan natrium karbonat : 2Cr3+ + 3CO2-3 + 3H2O  2Cr(OH)3(s) + 3CO2
3. Larutan ammonium sulfide : 2Cr3+ + 3S2- + 6H2O  2Cr(OH)3(s) + 3H2S(g)

* Reaksi aluminium (III)

1. Larutan ammonium sulfide : 2Al3+ + 3S2- + 6H2O 2Al(OH)3 + H2S
3+ -
2. Larutan natrium hidroksida :Al + 3OH Al(OH)3
3+ 2-
3. Larutan natrium fosfat : Al + HPO 4 ↔ AlPO4 + H+

* Reaksi zink
1. Larutan ammonium sulfide : Zn2+ + S2- ZnS
2+
2. Hidrogen sulfide : Zn + H2S ↔ ZnS + 2H+
2+ -
3. Larutan natrium hidroksida : Zn + 2OH ↔ Zn(OH)2

* Reaksi mangan (II)

1. Larutan natrium hidroksida : Mn2+ + 2OH-  Mn(OH)2(s)
2. Larutan amonium sulfide : Mn2+ + S2-  MnS(s)
3. Kalium periodat :2Mn2+ + 5IO-4 + 3H2O  2MnO4+ + 5IO-3 + 6H+

Golongan IV : Kalsium, Strontium dan barium

* Reaksi Barium
1. Larutan amonium karbonat : Ba2+ + CO32-  BaCO3(s)
2. Larutan amonium oksalat : Ba2+ + (COO)22- ↔ Ba(COO)2(s)
3. Asam sulfat encer : Ba2+ + SO42-  BaSO4(s)

* Reaksi strontium
1. Larutan ammonia Tidak ada endapan
2. Larutan amonium karbonat : Sr2+ + CO32-  SrCO3(s)
3. Asam sulfat encer : Sr2+ + SO42-  SrSO4

* Reaksi kalsium
1. Larutan ammonia Tidak ada endapan
2. Kalsium sulfat jenuh Tidak terbentuk endapan
3. larutan amonium oksalat Ca2+ + (COO)2-2 Ca(COO)2

Golongan V : Magnesium, natrium, kalium dan amonium

* Reaksi magnesium
1. Larutan natrium karbonat Endapan putih bervolume besar
2. Larutan natrium hidroksida : Mg2+ + 2OH- Mg(OH)2
2+
3. Larutan amonia : Mg + 2NH3 + 2H2O Mg(OH)2 + 2NH+4

* Reaksi kalium
1. Larutan asam perklorat K+ + ClO-4 KClO4
2. Uji kering, Senyawa-senyawa kalium, sebaiknya klorida mewarnai nyala bunsen yang tak
cemerlang menjadi lembayung (lila)
3.Uji natrium tetrafenilboron K+ + [B(C6H5)4]- K[B(C6H5)4]-

* Reaksi natrium
1. Larutan asam kloroplatinat, asam tartarat. Tidak ada endapan dengan garam natrium
2. Uji kering, Nyala bunsen yang tak cemerlang akan diwarnai kuning kuat oleh uap garam
natrium
3. Larutan uranil magnesium asetat Na+ + Mg2+ + 3UO2+2 + 9CH3COO- 
NaMg(UO2)3(CH3COO)9
* Reaksi amonium
1. Larutan natrium hidroksidaNH4+ + OH-  NH3 + H2O
+ 2- -
2. Reagensia nessler NH4 + 2[HgI4] + 4OH  HgO.Hg(NH2)I + 7I- + 3H2O
3. Asam heksakloroplatinat (IV) 2NH4+ + [PtCl6]2-  (NH4)2 [PtCl6]

A. Penjelasan Istilah :-
B. Ilustrasi kasus :-
C. Pengalaman belajar :
Mahasiswa menggali info