Anda di halaman 1dari 27

Analisa Gugus

Fungsi Kelompok 3
Percobaan III
Anggota

Tarisa Maharani Fira Khairunisa Muhammad Azimi


03031282025017 03031282025047 Kurniawan
03031282025039

Andyka Raihan
Yessica Sirait Khairunnisa Inda Rousulli
Rahmanda
03031282025045 03031282025055 03031282025069

Liyana Dwi Apriani Jhordy Nathannael Kurnilah Azzahra


03031282025071 03031282025075 03031282025079
Analisa Gugus Fungsi
Gugus Fungsi adalah kedudukan kereaktifan kimia
dalam molekul satu kelompok senyawa dengan gugus
fungsi tertentu menunjukan gejala reaksi yang sama.
Sesuai kesamaan gejala reaksi tersebut, maka dapat
dikelompokan pada pengelompokan senyawa (Fessenden,
1986).
Beberapa gugus fungsional sering ditemui pada
senyawa organik adalah alcohol, aldehid, keton, asam
karboksilat, ester, dan benzene. Beberapa diantaranya
dapat menghasilkan turunan senyawa seperti fenol, amina,
dan amida. Setiap gugus yang memiliki sifat berbeda
tentunya akan mempunyai reaksi yang berbeda pada suatu
indikator. Oleh karena itu, zat tertentu dapat digunakan
sebagai indikator untuk menunjukkan adanya suatu gugus
secara kualitatif (Elizabeth, 2010).
Alkohol dan
Alkohol dan Fenol termasuk senyawa yang
Fenol
memiliki gugus fungsi yang sama, yaitu
hidroksil (-OH). Perbedaannya pada alkohol
gugus hidroksil terikat pada atom karbon
tetrahedral, sedangkan pada fenol gugus
hidroksil terikat pada karbon yangmenjadi
bagian langsung dari cincin aromatik
(Wahyuningrum, 2014).

Fenol adalah senyawa


yang memiliki sebuah Alkohol biasa disebut juga
gugus hidroksil yang Alkanol merupakan
terikat langsung pada senyawa yang mengandung
cincin benzena. gugus fungsi –OH.
Aldehid dan
Aldehid dan Keton memiliki struktur dan
Keton
reaksi yang menyangkut gugus fungsi
penting dalam kimia organik yaitu gugus
karbonil (C=O).

Pada Aldehid, sedikitnya suatu atom hidrogen terikat pada


karbon dalam gugus karbonil.

Pada Keton, atom karbon pada gugus karbonil terikat pada


dua gugus hidrokarbon.

Perbedaan kedua gugus ini dengan gugus alkohol dan eter


adalah adanya ikatan rangkap antara atom C dengan atom O.
Asam Karboksilat, Amina dan
Amida
Asam Amida
Amina
Karboksil
Amida adalah suatu jenis senyawa
at Amina merupakan senyawa kimia yang dapat memiliki dua
organik dan gugus fungsional yang pengertian, yaitu:
Asam Karboksilat memiliki isinya terdiri senyawa nitrogen  Gugus fungsional organik yang
gugus fungsi karboksil atom dengan pasangan sendiri. memiliki gugus karbonil (C=O)
(–COOH) yang namanya yang berikatan dengan satu atom
diperoleh dari nama dua gugus Klasifikasi amina, didasarkan atas Nitrogen.
penyusunnya yaitu gugus jumlah atom H dalam NH3 yang  Suatu bentuk anion Nitrogen.
karbonil (C=O) dan gugus digantikan oleh gugus alkil (Aril): Amida juga adalah senyawa yang
alkohol (–OH)  Amina primer (R-NH2) ditemukan dari asam karboksilat
 Amina sekunder (R2-NH) dengan mengganti gugus OH menjadi
 Amina tersier (R3-N) gugus NH2.
Amida dengan kelompok NH2 bisa
didehidrasi dengan sebuah nitril.
Dengan demikian, rumus umum untuk
amida adalah:
R-CO-NH2..
Alat dan Bahan
Alat Bahan
 tabung reaksi  butanol , 2-butanol, t-butil alkohol

 gelas ukur  fenol


 pipet tetes  formaldehid, benzaldehid
 penangas air  aseton, benzofenon
 asam karboksilat, asam benzoat
 asetanilida
 piridin
 anilin, metil anilin, n,n-dimeti anilin
 reagen lucas
 reagen tollens
 fehlng A dan fehling B
 natrium nitroprusida
 FeCl3
 Ammonia, HCl (p), NaHCO3, NaOH
01
Alkohol dan Fenol
Uji Lucas
1ml etanol/2-butanol/t-butyl alcohol/fenol

• Masing-masing dimasukkan ke tabung reaksi.


• Tambahkan 0,5ml reagen lucas.
• Buka tutup tabung dan diamkan 5 menit.

• Bila belum ada perubahan.

Penangas
Hasil
air
 • 600 selama 15 menit.

Hasil
Pembahasan dan Kesimpulan Uji
LucasUji Lucas dilakukan untuk membedakan alkohol primer,
sekunder, dan tersier dengan pereaksi Lucas campuran dari
ZnCl2 dan HCl pekat. ZnCl2 berfungsi sebagai katalis untuk
memercepat reaksi antara senyawa yang memiliki gugus
alkohol dengan HCl. Pada alkohol tersier terbentuk R3CCl
yang menghasilkan kekeruhan dalam waktu singkat,
sedangkan pada alkohol sekunder terbentuk R2CHCl yang
membutuhkan waktu relatif lebih lama (±5 menit) untuk
membentuk kekeruhan.
Pada uji Lucas kita bisa membadakan antara alcohol
primer, sekunder, dan tersier.
Uji Besi (III) Klorida
10 tetes
  5 tetes
klorofom
10 tetes sampel
Ditambahkan
Dimasukkan ke dalam
tabung reaksi

campuran 2 tetes piridin

Ditambahkan

Hasil
Pembahasan dan Kesimpulan Uji Besi (III)
Klorida
Uji ini dilakukan untuk mendeteksi adanya gugus fenol dengan hasil
reaksi warna ungu. Pereaksi yang digunakan adalah FeCl3.
Jika hasil percobaan tidak didapatkan warna ungu pada sampel, Hal
ini bisa dikarenakan pereaksi telah rusak atau adanya kontaminan pada
kontrol positif sehingga tidak bisa didapatkan hasil yang sesungguhnya. Bila
diasumsikan pereaksi tidak rusak dan pada kontrol positif didominasi
kesalahan praktikan, maka sampel tidak mengandung fenol.
Identifikasi tersebut sekaligus menguatkan dugaan bahwa pada uji
Lucas tidak ditemukan gugus alkohol. Maka dari dua uji Lucas dan FeCl3
dapat diidentifikasi bahwa kedua sampel tidak memiliki gugus alkohol
maupun fenol sehingga sesuai dengan kenyataan struktur sesungguhnya
pada sulfanilamid dan air.
Pada Uji Besi (III) klorida, kita bisa mengidentifikasi gugus fenol
dengan hasil reaksi berwarna ungu.
Uji Keasaman

5 tetes sampel

• Dimasukkan 5 tetel aquadest di masing-masing


tabung reaksi.
• Diaduk dengan pengaduk kaca.
• Tentukan pH

Hasil
Pembahasan dan Kesimpulan
Uji Keasaman
Uji ini digunakan untuk alkohol dan fenol. Pada uji keasaman,
diperoleh Ph alcohol lebih tinggi disbanding Ph fenol. Hal ini sesuai
dengan teori yang mengatakan bahwa fenol lebih asam dibandingkan
dengan alkohol.
Fenol berubah warna jadi ungu kehitaman.
02
Aldehid dan Keton
Uji Tollens

5 tetes sampel

• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.


• Tambahkan 2ml pereaksi tollens.

Penagas air

• 5 menit

Hasil
Pembahasan dan Kesimpulan Uji Tollens
Uji tollens dengan cara direaksikan dengan pereaksi tollens dan
ditandai dengan terbentuknya kristal kaca/ warna perak. Pereaksi Tollens
sering disebut sebagai perak amoniakal, merupakan campuran dari AgNO3
dan amonia berlebihan. Gugus aktif pada pereaksi Tollens adalah Ag2O
yang bila tereduksi akan menghasilkan endapan perak.
Aldehid adalah larutan yang mudah sekali dioksidasi dengan menggunaknan
Uji Tollens dibanding Keton. Sifat inilah yang dimanfaatkan untuk dapat
membedakan Aldehid dengan Keton. Apabila suatu sampel direaksikan
dengan pereaksi tollens kemudian dipanaskan dan muncul endapan cermin
perak pada dinding tabung reaksi maka dapat dikatakan bahwa sampel
itu merupakan salah satu dari senyawa aldehid.
Benzaldehid dan formaldehid setelah di panaskan muncul endapan
perak yang berarti benzaldehid dan formaldehid merupakan senyawa
aldehid.
Uji Legal Rothera
5 tetes sampel
 • Masing-masing dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
• Diberi label pada setiap tabung.
• Setiap tabung ditambahkan 2 tetes na-nitro-
prusida 4% dan 1 tetes .
Hasil

• Keton.

Merah ungu
Pembahasan dan Kesimpulan
Uji Legal Rothera
Pada Percobaan Uji Legal Rothera, pada benzofenon tidak
terbentuk warna yang tidak disebabkan kesalahan praktikum di dalam
praktikum yang tidak mencairkan benzofenon terlebih dahulu
sehingga benzofenon tersebut masih berbentuk padatan.
Pada benzaldehid dan formaldehid menghasilkan
menghasilkan warna kuning yang berarti mengandung aldehid.
Pada suatu aseton dihasilkan warna ungu yang berarti
mengadung gugus keton.
03
Asam Karboksilat,
Amina dan Amida
Uji Bikarbonat
1ml sampel

 • Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.


• Ditambahkan beberapa tetes 5%

Hasil

• Terbentuk gelembung
udara

Adanya gugus Tidak ada gugus


karboksilat karboksilat
Pembahasan dan
Kesimpulan Uji Bikarbonat
Uji ini dilakukan untuk menentukan keberadaan gugus karboksil pada
senyawa. Hasil positif menunjukkan adanya gelembung karbon
dioksida yang merupakan hasil sampingan dari reaksi substitusi antara
gugus karboksilat dengan NaHCO3.
Reaksi gugus karboksilat dengan NaHCO3 menghasilkan gelembung
CO2. Senyawa CH3COOH dan C6H5COOH ketika ditambahkan
NaHCO3 menghasilkan gelembung udara sebagai hasil reaksi antara
gugus karboksil dengan NaHCO3.
Sedangkan keempat sampel menunjukkan hasil yang negatif. Hasil
percobaan menunjukkan keempat sampel yaitu: Asetanilida, Anilin,
Metil Anilin, dan n,n-dimetil anilin tidak mengandung gugus karboksil
karena gas karbondioksida tidak terbentuk.
 
 
Uji Korek Api
Sampel HCL

• 2 tetes.

larutan

• Dimasukkan batang korek api.

Hasil

• Korek api tidak kuning. • Korek api berwarna kuning.

Adanya gugus Tidak ada gugus


karboksilat karboksilat
Pembahasan dan
Kesimpulan Uji Korek Api
Amina akan mengalami reaksi substitusi dengan alkil halida
menghasilkan garam amina . Amina mengakami reaksi asilasi denagn
ester. anhidrid asam, atau halida asam menghasilkan amida. Alkil
amin lebih basa dibandingkan ammonia. Perbedaannya terletak pada
gugus metil dibandingkan atom hydrogen. Pada umumnya, gugus
pemberu elektron menaikkan kebasaan amin, dan gugus penarik
elektron, menurunkan kebasaannya. Reaksi dengan amonia akan
menghasilkan amin sekunder, tersier, atau garam ammonium
kuartener. sedangkan amin aromatik merupakan basa yg lebih lemah
dibanding amin alifatik atau ammonia.
 Uji Pelepasan
1ml larutan NaOH

• Panaskan campuran 100mg zat dalam 1ml


larutan NaOH 10%.
• Tempatkan kertas lakmus pada ujung tabung
reaksi.

Hasil
• Kertas lakmus yang berubah warna
menjadi biru dan tercium bau ammonia
artinya terdapat gugus amida
 
Pembahasan dan Kesimpulan
Uji Pelepasan
Identifikasi amida dengan menguji kelarutannya di dalam air,
menunjukkan bahwa senyawa amida tidak larut sedangkan senyawa
urea larut, walaupun sedikit mengendap.
Identifikasi amida dengan hidrolisis dengan alkalli
menunjukkan bahwa asetamida merupakan suatu senyawa basa yang
dapat mendonorkan pasangan elektron dari atom nitrogennya.
Sedangkan pada urea yang direaksikan dengan NaOH ini dipanaskan
memiliki bau sifat tajam dan bau amis.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai