Tata nama senyawa hidrokarbon awal mulanya bersifat ilustratif, yaitu hanya menandakan asal
– usul atau sifat asli dari senyawanya. Beberapa senyawa dinamai dengan nama sahabat atau
nama penemu senyawa itu. Nama semacam itu disebut sebagai nama trivial atau nama
lazim. Contoh tata nama senyawanya seperti “asam barbiturat” yang berasal dari nama wanita
Barbara, “asam formiat” yang berasal dari bahasa latin yang berarti semut.
Kemudian, untuk memudahkan dalam tata nama senyawa hidrokarbon. Pada akhir abad ke-19
para ilmuan kimia memutuskan untuk membuat sistem tata nama senyawa hidrokarbon yang
disebut dengan nama Janewa atau lebih dikenal sebagai Sistem IUPAC.
1. Tata Nama Alkana Rantai Lurus
Sistem tata nama IUPAC didasarkan pada nama alkana rantai lurus. IUPAC adalah
singkatan dari International Union of Pure and Applied Chemistry, sebuah organisasi yang
bertanggung jawab dalam perkembangan tata nama kimia. Sepuluh struktur dan tata nama
alkana rantai lurus atau deret homolog alkana yang menjadi acuan Sistem IUPAC adalah
sebagai berikut:
Strutktur Nama
CH3 – Metil
CH3CH2 – Etil
CH3CH2CH2 – Propil
CH3CH2CH2CH2 – Butil
CH3CH2CH2CH2CH2 – Pentil
Mengapa kedua struktur di atas memiliki nama yang sama? Padahal strukturnya terlihat
berbeda! Untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kita lihat dulu prosedur umum dalam tata
nama alkana bercabang:
1. Carilah rantai utama yaitu rantai yang terpanjang (bisa lurus atau bengkok) yang
nantinya akan menjadi rantai induk. Kemudian namai rantai tersebut.
2. Berilah nomor pada rantai utama yang dimulai dari ujung yang paling dekat dengan
cabang (cabang harus mendapat nomor paling kecil)
3. Kenali cabang itu dan posisinya pada rantai induk (misal pada atom C ke 2 atau ke 3)
4. Penamaan dimulai dari nomor cabang diikuti nama cabang dan nama rantai induk
(contohnya: 2-metilheksana dimana angka 2 merupakan posisi rantai cabang, metil
merupakan nama cabang, dan heksana merupakan rantai induk).
5. Jika ada dua struktur cabang (misal: metil dan etil) penamaan dilakukan sesuai abjad.
Contohnya:
6. Jika dua cabang atau lebih yang melekat merupakan gugus alkil yang sama (contohnya:
2 gugus metil atau 2 gugus etil) maka tata nama gugus-gugus tersebut digabung
menjadi satu. Sebagai contoh, “dimetil” berarti terdapat 2 gugus metil, “trimetil” berarti
terdapat 3 gugus metil, “tetrametil” jika terdapat 4 gugus metil dan seterusnya. Contoh:
Strutktur Nama
– NO2 Nitro
–F Fluoro
– Cl Kloro
– Br Bromo
–I Iodo
Contoh penerapan gugus fungsional pada senyawa hidrokarbon adalah sebagai berikut: