Anda di halaman 1dari 10

Hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon yang paling sederhana.

Hidrokarbon hanya terdiri dari


unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Walaupun hanya terdiri dari 2 jenis unsur, hidrokarbon merupakan
suatu kelompok senyawa yang besar. Penggolongan hidrokarbon umumnya berdasarkan bentuk rantai
karbon dan jenis ikatannya. Berdasarkan bentuk rantai karbonnya, hidrokarbon digolongkan kedalam
hidrokarbon alifatik, alisiklik, dan aromatik. Hidrokarbon alfiatik adalah hidrokarbon rantai terbuka,
sedangkan hidrokarbon alisiklik dan aromatic memiliki rantai lingkar (cincin). Rantai lingkar pada
hidrokarbon aromatic berikatan konjugat, yaitu ikatan tunggal dan rangkap yang tersusun selang seling.
Contohnya adalah benzene. Semua hidrokarbon siklik yang tidak termasuk aromatic digolongkan
kedalam hidrokarbon alisiklik. Hidrokarbon alisiklik dan aromatic mempunyai sifat sifat yang berbeda
nyata. Sifat hidrokarbon alisiklik lebih mirip dengan hidrokarbon alifatik. Nama alisklik itu menyatakan
adanya rantai lingkar tetapi sifatnya menyerupai senyawa alifatik. Senyawa hidrokarbon siklik adalah
senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping.
Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan aromatik. senyawa alisiklik yaitu senyawa
karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup. Contoh senyawa hidrokarbon alisiklik antara lain:
siklopropana, siklobutana.

Marzuki, Ismail. dkk. (2010). Kimia dalam Keperawatan. Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan: Pustaka
As Salam.

Senyawa hidrokarbon alisiklik adalah senyawa golongan alifatik dengan ujung


rantai karbon tertutup. Contohnya sikloheksana dan sikloheksena.
Senyawa siklik adalah senyawa organik yang memiliki rantai karbon tertutup
atau melingkar atau membentuk cincin. Senyawa siklik terbagi menjadi
empat jenis, yaitu :

- Senyawa Alisiklik

Senyawa alisiklik adalah senyawa organik dengan struktur cincin berikatan


tunggal. Senyawa alisiklik setidaknya memiliki cincin beranggotakan
tiga atau lebih atom karbon. Senyawa alisiklik terdiri atas dua jenis, yaitu
sikloalkana (tipe alkana) dan sikloalkena (tipe alkena). Sikloalkana
merupakan siklik jenuh, sedangkan sikloalkena merupakan siklik tak jenuh.
Sikloalkana Dan Sikloalkena

Sikloalkana adalah senyawa alkana dengan rantai karbon yang membentuk


satu cincin. Sikloalkena adalah senyawa alkena dengan rantai karbon
membentuk satu cincin. Yang membedakan antara sikloalkana dan
sikloalkena adalah ikatan rangkap dua di dalam cincin yang dimiliki oleh
sikloalkena.
 Rumus sikloalkana adalah atau CnH2n (rumus ini sama dengan rumus alkena)
atau CnH2(n+1-g), di mana n adalah jumlah atom C, sedangkan g adalah jumlah
cincin. Sikloalkana disebut juga naftena.

Rumus sikloalkena sama dengan rumus alkuna, yaitu CnH2n-2.

Penamaan sikloalkana mirip dengan senyawa alkana alifatik, hanya saja


mendapat awalan siklo-. Begitu pun dengan penamaan sikloalkena mirip
dengan senyawa alkena alifatik, hanya saja mendapat awalan siklo-.

Untuk lebih jelas mengenai tata nama senyawa sikloalkana, sikloalkena dan
sikloalkadiena dapat dipelajari dalam artikel Tata Nama Sikloalkana,
Sikloalkena Dan Sikloalkadiena

Contoh :
Jika cincin memiliki tiga atom karbon dengan ikatan tunggal disebut
siklopropana dan seterusnya.
Jika cincin memiliki tiga atom karbon dengan ikatan rangkap dua disebut
siklopropena dan seterusnya.

*Sikloalkana dengan jumlah atom karbon lebih dari 20 disebut sikloparafin.

Bentuk cincin sikloalkena sama dengan bentuk cincin pada sikloalkana,


hanya saja jika digambarkan sikloakena terdapat garis lurus di dalam
cincinnya yang mana letaknya bisa saja berpindah-pindah sesuai nama
senyawanya.

Berikut ini 8 nama sikloalkana beserta bentuk cincinnya :


Berikut ini 8 nama sikloalkena beserta bentuk cincinnya :

Tata Nama Sikloalkana, Sikloalkena Dan


Sikloalkadiena
Tata Nama Sikloalkana

1. Jika terdapat satu substituen (percabangan) dengan jumlah atom C yang


lebih pendek, maka cincin dianggap sebagai rantai induk. Dengan kata lain,
tidak perlu dilakukan penomoran.
Contoh :

Etilsiklopentana

2. Jika terdapat dua substituen pada cincin yang mengikat atom karbon dari
cincin yang berbeda, maka dilakukan penomoran dari cabang yang terdekat.

Aturan penamaannya menjadi : nomor alkil + nama alkil + nama sikloalkana.

Contoh :     
1,2 dimetilsiklopentana

3. Jika terdapat dua subtituen pada cincin yang mengikat atom karbon dari
cincin yang sama, penomoran tetap dilakukan, hanya saja penomorannya
terlihat sama.

Contoh : 1,1 dimetilsikloheksana

Keterangan : Maksud penamaan di atas adalah 2 gugus alkil mengikat atom


C yang sama pada cincin, yaitu atom C pertama.

4. Jika terdapat substituen lebih dari satu dengan substituen yang berbeda,
maka penamaannya sesuai dengan urutan abjad. Penomoran dimulai dari
atom C yang terikat dengan substituen yang memiliki jumlah atom C lebih
sedikit.

Contoh :

4-etil-1,1-dimetilsikloheksana
5. Jika pada satu substituen, jumlah atom C lebih banyak daripada jumlah atom
C pada cincin, maka substituen menjadi rantai induk dan diberi penomoran
pada atom C yang terdekat dengan substituen.

Aturan penamaannya menjadi : nomor alkil + nama sikloalkana + nama alkil.

Contoh :

1-siklopentsiklooktana

Keterangan : Atom C dari substituen yang terikat pada cincin adalah pada
atom C pertama, sehingga diberi angka 1 pada penamaan. Berbeda jika
atom C dari substituen yang terikat pada cincin adalah atom C ketiga, maka
diberi angka 3 pada penamaan.

Dengan kata lain, penomoran pada substituen senyawa siklik yang dijadikan
rantai induk sama seperti penomoran rantai induk pada senyawa
hidrokarbon alifatik.

Nama siklopent- didapat dari bentuk cincinnya. Nama siklooktana didapat


dari gugus alkilnya. Gugus alkil oktana CH3(CH2)6CH3, tetapi karena gugus
alkil merupakan alkana yang telah kehilangan satu atom H setelah berikatan
dengan atom C lain, maka menjai CH2(CH2)6CH3.

Hal ini secara langsung menyatakan bahwa nama rantai induk selalu
diletakkan di akhir.
6. Jika sikloalkana mengikat substituen pada dua atau lebih atom karbon,
maka diberi awalan cis atau trans. Penomoran dimulai dari atom karbon
pada cincin yang terdekat dengan substituen. Apabila kedua substituen
terletak pada sisi yang sama, maka diberi awalan cis. Apabila kedua
substituen terletak pada sisi yang berseberangan, maka diberi awalan trans.

Aturan penamaannya : cis atau trans + nomor alkil + nama alkil-sikloalkana.

Contoh :

cis-1,3-dimetilsikloheksana

Keterangan : Gambar struktur sikloalkana di atas memiliki substituen pada


sisi yang sama, sehingga diberi awalan cis. Substituen terikat pada atom C
ke-1 dan ke-3, sehingga mendapat nama 1,3-dimetil.

Jika letak kedua gugus metil berseberangan (maksudnya satu di atas dan
satu di bawah), maka termasuk Isomernya trans.

7. Jika sikloalkil terikat pada rantai induk alkana alifatik, penamaan gugus
alkil mendapat awalan siklo-, seperti siklopropil, siklobutil, siklopentil,
sikloheksil dan seterusnya. Urutan tata namanya sama seperti pada alkana
alifatik.

Contoh :

3-metil-3-siklobutilpentana

Keterangan : Bentuk sikloalkil adalah butil, sehingga mendapat nama


siklobutil. Gugus metil terikat pada atom C ketiga dari rantai induk. Gugus
siklobutil juga terikat pada atom C ketiga dari rantai induk. Karena rantai
induk memiliki 5 atom C, sehingga mendapat nama pentana.

Tata Nama Sikloalkena Dan Sikloalkadiena

1. Penamaan sikloalkena diberi penomoran meskipun tidak memiliki


substituen yang mana ikatan rangkap harus mendapat nomor terkecil.
Biasanya hanya terdapat nomor/angka 1.
Contoh 1-siklobutena

Keterangan : Pada nama senyawa tersebut di atas tidak terdapat nama


gugus alkil, maka senyawa tersebut tidak memiliki substituen, tetapi tetap
mendapat penomoran.

2. Jika ikatan rangkap lebih dari satu dilakukan penomoran yang mana ikatan
rangkap kedua harus mendapat nomor terkecil. Maksudnya, perputaran
penomorannya dari ikatan rangkap yang pertama ke arah ikatan rangkap
yang kedua. Dan karena ikatan rangkap lebih dari satu, maka penamaan
mendapat akhiran –diena, seperti halnya pada senyawa alkadiena alifatik.

3. Jika sikloalkena memiliki substituen, penomoran dimulai dari ikatan


rangkap, bukan dari atom C yang berikatan dengan substituen. Tetapi,
peputaran penomorannya ke arah substituen, sehingga substituen mendapat
nomor terkecil.

Tata namanya sama seperti sikloalkana atau senyawa hidrokarbon alifatik


yang mana nama substituen diletakkan di awal.

Contoh : 3-metil-1-sikloheksena

4. Jika ikatan rangkap terikat di luar cincin, maka mendapat awalan ensiklo-.
Dan disebut sebagai gugus eksosiklik. Contoh: metilensikloheksana

Keterangan :
Senyawa memiliki satu substituen, yaitu metil.

Ikatan rangkapnya terdapat di luar, jika digambarkan ikatan rangkap akan


sejajar dengan substituen.

Nama sikloheksana adalah karena cincin mengandung 6 atom karbon.

5. Jika ikatan rangkap lebih dari satu dan memiliki substituen, maka
penomoran dimulai dari ikatan rangkap pertama ke arah ikatan rangkap
kedua, sehingga ikatan rangkap kedua mendapat nomor terkecil.
Contoh :

 5-metil-1,3-sikloheksadiena

Anda mungkin juga menyukai