Tata nama senyawa adalah sebuah aturan yang digunakan untuk memberikan nama pada
senyawa-senyawa kimia. Tata nama senyawa kimia didasarkan pada aturan IUPAC. Sedangkan
dasar tata nama senyawa kimia organik meliputi tata nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna.
Adapun tata nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna adalah sebagai berikut:
3. Tata nama alkana dengan struktur yang memiliki cabang lebih dari satu mengikuti aturan
sebagai berikut:
Jika terdapat cabang yang sama dalam rantai induk alkana, tata nama cabang alkana
disebutkan dengan awalan di- untuk 2 cabang, tri- untuk 3 cabang, tetra- untuk 4 cabang,
dan seterusnya.
Jika terdapat cabang yang berbeda dalam rantai induk alkana, tata nama cabang
disebutkan berdasarkan urutan abjad.
Gugus alkil yang bercabang atau terikat pada atom karbon primer, sekunder, tersier, dan
kuarterner diberi nama khusus. Contohnya:
Tata nama senyawa alkena tidak jauh berbeda dengan tata nama senyawa alkana. Hanya saja
yang membedakan antara keduanya yaitu terdapatnya ikatan rangkap dua pada senyawa alkena.
Sehingga tata nama senyawa alkena di beri akhiran -ena.
Secara umum, tata nama senyawa alkena mengikuti aturan sebagai berikut:
1. Alkena rantai lurus, penomoran rantai induk dimulai dari ujung yang paling dekat dengan
ikatan rangkap 2. Contohnya:
dari senyawa alkena di atas dapat kita lihat bahwa dalam rantai induk terdapat 5 atom karbon di
mana, terdapat ikatan rangkap 2 pada atom karbon nomor 2 dan 1 cabang metil pada rantai
karbon nomor 4. Sehingga tata nama senyawa tersebut adalah: 4-metil-2-pentena.
Tata nama senyawa alkuna pada prinsipnya sama saja dengan tata nama senyawa alkena. Yang
membedakan hanyalah akhiran -ena pada alkena diganti dengan akhiran -una. Intinya, jika
rangkap 2 (alkena) akhirannya -ena, jika rangkap 3 (alkuna) akhirannya -una. Perhatikan contoh
tata nama senyawa alkuna berikut ini: