• Ribosom terdiri dari asam ribonukleat (disingkat RNA) dan protein. Asam ribonukleat berasal dari nucleolus, tempat dimana ribosom disintesis dalam sel. Ribosom terdiri atas dua sub unit yaitu sub unit besar darn sub unit kecil. Kedua sub unit ini akan berfusi jika proses translasi berlangsung. Sub unit ribosom dinyatakan dengan satuan S (Svedberg) yang merupakan nama penemunya, satuan ini menunjukkan kecepatan pengendapan pada saat sub unit tersebut disentrifugasi • Dalam sel, ribosom berada di dua area sitoplasma. Beberapa ribosom ditemukan tersebar dalam sitoplasma yang disebut sebagai ribosom bebas. Sedangkan ribosom lain yang menempel pada retikulum endoplasma disebut ribosom terikat. Permukaan retikulum endoplasma dimana terdapat ribosom menempel disebut retikulum endoplasma kasar (RER). • Letak ribosom ada yang bebas, ada juga yang menempel di retikulum endoplasma besar. Ribosom akan terikat dengan RE besar ketika ribosom akan mensintesis protein. Ribosom kadang disebut organel dan sedikit dibatasi penyebutannya karena sifatnya yang partikulat dan terkadang digambarkan sebagai “membran sel bebas”. • Dalam sel, ribosom berada di dua wilayah. Beberapa ribosom ditemukan tersebar di sitoplasma (disebut sebagai ribosom bebas), sementara ribosom yang lain melekat pada retikulum endoplasma (RE) dan disebut ribosom terikat • tidak ada perbedaan antara ribosom bebas (di sitoplasma) dan ribosom yang menempel pada RE. Keduanya memiliki struktur dan fungsi yang sama. Hanya tempatnya saja yang berbeda. • fungsi utama ribosom, ribosom berperan dalam penyusunan asam amino untuk membentuk protein tertentu, yang pada gilirannya sangat penting untuk aktivitas sel. • Seperti yang anda ketahui tentang pembentukan, sintesisi atau produksi protein. Pertama asam deoksiribonukleat (DNA) menghasilkan RNA (RNA messenger atau mRNA) pada proses transkripsi DNA, setelah itu kode genetik dari mRNA diterjemahkan menjadi protein oleh ribosom. • Lebih tepatnya, urutan untuk penyusunan asam amino selama sintesis protein ditentukan dalam mRNA. mRNA disintesis dalam nukleus kemudian diangkut ke sitoplasma untuk proses sintesis protein. • Dalam sitoplasma, dua subunit ribosom mengikat sekitar polimer mRNA dan protein sintesis dengan bantuan RNA transfer (tRNA) sesuai dengan kode genetik. Seluruh proses sintesis protein ini juga disebut sebagai dogma sentral. • Biasanya, protein yang disintesis oleh ribosom bebas digunakan dalam sitoplasma itu sendiri. Sementara molekul protein yang diproduksi oleh ribosom terikat diangkut membran sel. Mengingat fungsi utama dari ribosom yaitu sintesis protein, dapat dimengerti bahwa sel tidak dapat berfungsi tanpa ribosom • Kita dapat membagi translasi, sintesis rantai polipeptida menjadi tiga tahap : inisiasi, elongasi dan terminasi • tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom. Pertama, sub unit ribosom kecil mengikatkan diri pada mRNA dan tRNA inisiator khusus. Sub unit ribosom kecil melekat pada segmen leader pada ujung 5’(upstream) dari mRNA. Pada arah downstream dari mRNA terdapat kodon inisiasi, AUG, yang memberikan sinyal dimulainya proses translasi. tRNA inisiator yang membawa asam amino metionin, melekat pada kodon inisiasi. • Penyatuan mRNA, tRNA inisiator, dan sub unit ribosom kecil diikuti oleh perlekatan subunit ribosom besar, menyempurnakan proses inisiasi translasi • Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino ditambahkan satu peratu pada asam amino pertama. • Pengenalan kodon : kodon mRNA pada tempat A dari ribosom membentuk ikatan hydrogen dengan anti kodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. • Pembentukan ikatan peptida : molekul rRNA dari subunit ribosom besar, berfungsi sebagai ribozim, mengkatalis pembentukan ikatan peptide yang menggabungkan polipeptida memanjang dari tempat P keasam amino yang baru tiba di tempat A. pada tahap ini polipeptida memisahkan diri dari tRNA tempat perlekatannya semula, dan asam amino pada ujung karboksilnya berikatan pada asam amino yang dibawa oleh tRNA ditempat A. • Translokasi : tRNA itempat A, sekarang terikat pada polipeptida yang sedang tumbuh, di translokasikan ketempat P. saat RNA berpindah tempat, antikodonnya tetap berikatan dengan hydrogen pada kodon mRNA, mRNA bergerak bersama-sama dengan anti kodon ini dan membawa kodon berikutnya untuk ditranslasi di tempat A. sementara itu tRNA yang tadinya berada pada tempat P ke tempat E dan dari tempat ini keluar dari ribosom. • Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga kodon stop mencapai tempat A di ribosom. Triplet basa yang istimewa ini yaitu UAA, UAG, UGA, tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan transasi. Suatu protein yang disebut sebagai faktor pelepas langsung mengikatkan diri pada kodon stop ditempat A. faktor pelepas ini menyebabkan penambahan molekul air, bukan asam amino, pada rantai polipeptida. Reaksi ini menghidrolisis polipeptida yang sudah selesai ini dari tRNA yang berada ditempat P, melepaskan polipeptida dari ribosom. Sisa-sisa penyusunan translasi kemudian terpisah- pisah. • Ribosom sangat penting bagi pertumbuhan sel dan kelangsungan hidup. Sampai saat ini, diyakini bahwa mutasi pada ribosom atau faktor biogenesis ribosom akan mematikan, karena sifat penting dari kompleks ini. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, sejumlah penyakit biogenesis ribosom telah ditemukan. Ini tetap menjadi tantangan di lapangan untuk menjelaskan mekanisme molekuler yang mendasarinya. • Ribosomopathies merupakan gangguan disfungsi ribosom. Mutasi bawaan pada RPS19 dan kesalahan pengkodean protein ribosom menyebabkan Diamond- Blackfan anemia , gangguan yang ditandai oleh hipoplasia, anemia makrositik. Mutasi pada gen lain yang diperlukan untuk biogenesis ribosom normal dapat mengakibatkan sindrom bawaan yang langka, misalnya sindrom Schwachman - Diamond , dyskeratosis congenita , dan sindrom Treacher Collins. Pada bab ini kami akan menjelaskan mengenai Diamond blackfan anemia saja • Diamond-Blackfan Anemia (DBA), awalnya digambarkan oleh Josephs dalam ulasan anemia pada bayi dan anak yang kemudian dikategorikan dalam Diamond dan Blackfan sebagai hipoplasia anemia bawaan. kejadian ini diperkirakan 4 sampai 5 kasus per juta kelahiran hidup , dan ada 595 pasien yang terdaftar di Diamond- Blackfan Anemia Registry Amerika Utara ( A. Vlachos , Schneider Anak Rumah Sakit , Divisi Hematologi / Onkologi , komunikasi tertulis pribadi, Januari 2010). Diamond Blackfan Anemia (DBA) adalah penyakit yang langka ditandai dengan tidak adanya atau pengurangan jumlah prekursor eritroid dalam sumsum tulang. Sekitar 40% dari pasien DBA menunjukkan berbagai kelainan bentuk pada gen somatik yang sebagian besar terjadi di daerah cephalic tetapi di beberapa kasus juga terjadi di tangan, saluran urogenital, dan jantung. • 25% dari penderita Diamond Blackfan-Anemia (DBA) mengalami mutasi pada al el dari gen yang mengkode protein ribosom s19 (RPS19). RPS19 adalah salah satu dari 32 protein yang membentuk subunit ribosom kecil (40s) bersama 18s-rRNA. RSP19 adalah protein penting pada ribosom. Dalam banyak kasus mutasi, telah teridentifikasi bahwa Diamond Blackfan-Anemia (DBA) disebabkan mutasi missense ke mutasi n onsense atau dari delesi parsial ke delesi sempurna pada 1 alel. Beberapa mutasi missense mempengaruhi stabilitas dan transpor intraseluler pada RSP19. Meskipun Diamond -Anemia Blackfan (DBA) merupakan penyakit genetik yang melibatkan mutasi ribosom pada autosom, penyakit ini juga memperlihatkan gejala kelainan pada sumsu tulang belakang, meliputi dyskeratosiscongenita, cartilage-hairhypoplasia,dan Shwachman-Diamond syndrome. RPS 19 juga berperan penting dalam proses translansi, hal ini ditunjukkan dalam keterlibatannya pada subunit 40s dengan faktor inisiasi translansi eIF2α.