Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik
dan terdapat ditetumbuhan (tetapi ini tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari
hewan). Asam amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik
biasanya tidak digolongkan sebagai alkaloid. Dan dengan prinsip yang sama, senyawa netral
yang secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk digolongan ini.
(id.wikipedia.org/wiki/Alkaloid)
1. Sifat umum alkaloid :
Alkaloid tidak larut atau sukar larut didalam air, tetapi alkaloid yang berada dalam bentuk
garam biasanya mudah larut dalam air.
Alkaloid bebas (yang bersifat basa) biasanya larut dalam eter, CHCl3 atau pelarut organik
lainnya, tapi garamnya tidak larut. Sifat kelarutan ini digunakaan sebagai dasar untuk
isolasi & pemurnian alkaloid
Kebanyakan alkaloid berbentuk kristal padat, beberapa berbentuk amorf. Alkaloid yang
berbentuk cair tidak mempunyai atom O dalam molekulnya. Garam alkaloid tidak sama
bentuk kristalnya dan, bentuk kristal ini berguna untuk identifikasi secara mikroskopik.
Ikatan N dalam alkaloid biasanya berada dalam bentuk amin primer, sekunder, tersier,
kuartener, amonium hidroksida dan semua ikatan N ini bersifat basa. Alkaloid umunya
mempunyai sepasang elektron sunyi yang dapat mengikat proton secara kovalen sehingga
membentuk garamnya yang umumnya larut dalam air. (Rogers MF, Wink M. 1998).
Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang memiliki lebih dari 1 atom N
seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Atom N ini dapat berupa amin primer, sekunder
maupun tertier yang semuanya bersifat basa (tingkat kebasaannya tergantung dari struktur
molekul dan gugus fungsionalnya) Kebanyakan alkaloid yang telah diisolasi berupa padatan
kristal tidak larut dengan titik lebur yang tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Sedikit
alkaloid yang berbentuk amorf dan beberapa seperti; nikotin dan koniin berupa cairan.
Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang kompleks, species aromatik
berwarna (contoh berberin berwarna kuning dan betanin berwarna merah). Pada umumnya, basa
bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut organik, meskipun beberapa pseudo alkaloid dan proto
alkaloid larut dalam air. Garam alkaloid quartener sangat larut dalam air.
1
Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan elektron pada
nitrogen. Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan elektron,
sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan senyawa lebih
bersifat basa. Hingga trietilamin lebih basa daripada dietilamin dan senyawa dietilamin lebih
basa daripada etilamin. Sebaliknya, bila gugus fungsional yang berdekatan bersifat menarik
elektron (contoh; gugus karbonil), maka ketersediaan pasangan elektron berkurang dan pengaruh
yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan sedikit asam. Contoh ; senyawa yang
mengandung gugus amida.
Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi,
terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil dari reaksi ini sering berupa Noksida. Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi dapat menimbulkan berbagai persoalan
jika penyimpanan berlangsung dalam waktu yang lama. Pembentukan garam dengan senyawa
organik (tartarat, sitrat) atau anorganik (asam hidroklorida atau sulfat) sering mencegah
dekomposisi. Itulah sebabnya dalam perdagangan alkaloid lazim berada dalam bentuk garamnya
Read more: http://sandy-permana.webnode.com/news/laporan-praktikum-kimia-farmasi-analitiki-alkaloid/
Create your own website for free: http://www.webnode.com
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia Organik. Bina
Aksara. Jakarta.
Underwood, A. L, 2002. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta :Erlangga
Rogers MF, Wink M. (1998). Alkaloid: biokimia, ekologi, dan obat-obatan aplikasi. Plenum
Press. Plenum Press. pp. 23
Dinkes. 1995, Farmakope Indonesia Edisi lV, Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Vogel, 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro, edisi ke 5. PT.
Kalman Media Pustaka. Jakarta
I. ANALISIS PENDAHULUAN
A.. PEMERIKSAAN ORGANOLEPTIS
Dalam cara ini suatu zat dapat dikenal berdasarkan sifat-sifat fisikanya, yaitu menggunakan
panca indera, meliputi warna, rasa, bau, dan bentuk dengan dilihat, diamati, diraba kehalusannya
dengan ujung jari, dibau, dan dirasakan
Contoh:
Warna
Putih : Putih sekali Lidokain, teofilin, kafein
Putih agak kekuningan Vit B1, B2, metampiron, aminofilin
Putih kusam sulfamerazin
Putih agak kebiruan papaverin
Agak putih INH, parasetamol, sulfadiazine, Ca glukonat
Mengkilat: Putih agak mengkilat asam benzoat
Putih sekali agak mengkilat nikotinamid
Agak putih, mengkilat sulfaguanidin
Kekuningan: Kloramfenikol, tetrasiklin
Coklat muda: Kinin tanas
Kebiruan: Prometazin
Rasa
Tidak berasa: sulfaguanidin, sulfadiazin, talkum
Pahit: Sangat pahit kloramfenikol, kinin, heksamin, prometazin (agak
tebal)
Pahit VitB2, B6,kafein,teofilin,aminofilin,efedrin, parasetamol
Sedikit pahit metampiron, as. Benzoate, sulfamerazin, sulfatiazol
Zat uji dipanaskan dan dipijarkan di dalam cawan porselin hingga diperoleh sisa. Hal-hal yang
perlu diamati:
1. Warna mula-mula
2. Warna saat meleleh (terjadi asap)
3. Warna sisa pijar
4. Bau yang muncul, contoh:
Wangi : Kafein
B. GUGUS PEREDUKSI
Zat uji + reagen Fehling I dan II (1 : 1) endapan tembaga oksida berwarna merah bata
Contoh: Positif pada suhu kamar : Vit C (asam askorbat)
Positif setelah pemanasan : INH, gula pereduksi.
Positif setelah dihidrolisis dengan asam: sakarosa
C. GUGUS ALDEHIDA
Zat uji + reagen Schiff warna dari merah hingga ungu
D. GUGUS FENOL
Zat uji + FeCl3 warna dari merah hingga ungu
Contoh: Positif pada suhu kamar : pirazolon, tetrasiklin
Positif setelah dipanaskan : asetosal, nipagin
Zat uji + larutan naftol dalam alkohol + H2SO4 pekat lewat dinding cincin violet
2. Reaksi Aldokondensasi
Zat uji + NaOH dipanaskan warna kuning
3. Reaksi Kuprifil
Zat uji dalam suasana alkali (NaOH) + larutan CuSO4 biru atau violet
B. GOLONGAN FENOL / SALISILAT
1. Zat uji + FeCl3 ungu biru (fenol dan salisilat)
Catt: Jika ditambah etanol warna tetap salisilat
Jika ditambah 2 volume etanol terjadi warna kuning fenol
2. Zat uji + metanol + asam sulfat pekat dipanaskan bau gondopuro
C. GOLONGAN ANILIN / TURUNAN AMIN AROMATIK
1. Reaksi Isonitril
Zat uji + kloroform, NaOH dan etanol dipanaskan bau busuk dari isonitril
2. Reaksi Indofenol
Zat uji + ammonia, Na-hipoklorit, dan fenol dipanaskan warna hijau biru pemanasan lebih
lanjut merah
D. GOLONGAN SULFONAMIDA
1. Reaksi Ehrlich
Zat uji + DAB HCl kuning sampai jingga
Catt: Kuning sitrun : sulfamezatin, sulfadiazine, sulfamerasin ; Kuning: elkosin
Jingga : sulfaguanidin ; Kuning tua: sulfanilamid
2. Reaksi Korek Api
Zat uji + HCl encer celupkan batang korek api jingga intensif sampai kuning
Zat uji + 2 ml metanol + H 2SO4 pekat didihkan bau metil asetat encerkan dengan akuades
bau lebih tajam
Zat uji + etanol + H2SO4 pekat didihkan setelah dingin + akuades hingga penuh bau etil
asetat (menunjukkan adanya asetat)
3. SALIPIRIN
Zat uji + DAB HCl warna rose
Zat uji + FeCl3 warna ungu kuat hampir hitam
Zat uji + reagen Mayer endapan putih
Zat uji + reagen Zwikker B amati warna
B. TURUNAN ANILIN
1. PARASETAMOL
Zat uji + 10 ml akuades + 1 tetes FeCl3 biru violet
Zat uji + 1 ml NaOH 3N panaskan setelah dingin + 1 ml asam sulfanilat + beberapa tetes
NaNO2 warna merah
Zat uji + 1 ml HCl panaskan 3 mrnit + 10 ml akuades setelah dingin + 1 tetes K 2Cr2O7
warna violet yang tidak berubah menjadi merah (bandingkan dengan fenasetin)
C. TURUNAN PIRAZOLON
1. METAMPIRON
Zat uji + reagen Mayer endapan putih kuning
Zat uji + HCl encer + FeCl3 warna biru diamkan merah tak berwarna
Zat uji + 1 ml AgNO3 warna ungu dengan endapan perak metalik
Reaksi kristal dengan K4Fe(CN)6 amati kristal di bawah mikroskop
2. ANTIPIRIN
Zat uji + reagen Mayer endapan putih
Zat uji + FeCl3 merah darah + H2SO4 encer kuning
Zat uji + beberapa tetes NaNO2 + H2SO4 encer hijau intensif
Zat uji + DAB HCl warna rose lama
Reaksi kristal dengan asam pikrat amati kristal di bawah mikroskop
Zat uji pada drupple plate + alkohol hingga larut + 2-3 tetes reagen Parri + 1 tetes amonia pekat
warna ungu tua
Zat uji + 2 tetes alkohol + 2 tetes reagen Zwikker B panaskan terbentuk kristal ungu amati
di bawah mikroskop
Zat uji + 2 tetes NaOH jika perlu panaskan untuk melarutkan + HCl encer amati kristal di
bawah mikroskop
200 mg zat uji + 10 ml NaOH didihkan gas yang membirukan lakmus merah
Zat uji + 1 ml H2SO4 pekat panaskan perlahan setelah dingin + NaNO2 (bandingkan dengan
luminal)
Zat uji + 5 ml air + beberapa tetes NaOH + 1 ml asam sitrat (bandingkan dengan luminal)
G. ANTIBIOTIKA
1. TETRASIKLIN HCl
Zat uji + H2SO4 pekat warna merah ungu encerkan warna kuning tua
Zat uji + reagen Marquis warna merah anggur
2. KLORAMFENIKOL BASA
Zat uji + metanol + CaCl2 + serbuk Zn panaskan di atas waterbath 10 menit tuang filtrat pada
tabung lain + kristal Na-asetat + benzoil klorida 2 tetes kocok 1 menit + beberapa tetes FeCl 3
+ HCl encer warna merah ungu
Zat uji + HCl pekat + serbuk Zn panaskan setelah dingin + DAB HCl 2 tetes warna orange
Reaksi kristal dengan aseton-air amati kristal di bawah mikroskop
H. ANTIHISTAMIN
1. CHLORPHENILAMINE MALEAT (CTM)
Reaksi kuprifil positif
Zat uji + reagen Marquis warna kuning
Reaksi kristal dengan aseton-air amati kristal di bawah mikroskop
2. PROMETAZIN
Zat uji + HNO3 pekat warna merah cherry diamkan merah tua panaskan warna merah
magenta
Larutan di atas + 1 tetes kalium bikromat warna merah terang
I. TURUNAN PIRIDIN
1. ISONIAZID (INH)
Zat uji + Cu-asetat + KCNS warna hijau kuning
Zat uji + CuSO4 warna biru lama-lama biru muda
Zat uji + AgNO3 endapan putih coklat
2. NIKOTINAMID
Zat uji + akuades + sianogen bromida + 1 ml anilin endapan kristal merah segera menjadi kuning
emas
Reaksi kristal dengan Dragendorf amati kristal di bawah mikroskop
Zar uji pada drupple plate + FeCl3 warna merah coklat
Zat uji + Cu-asetat + KCNS warna hijau
3. PIPERAZIN SITRAT
Reaksi kristal dengan Dragendorf amati kristal di bawah mikroskop
Zar uji pada drupple plate + nikotinamid + asam asetat glasial aduk warna violet
Zat uji + akuades + larutan HgCl2 + 8 tetes H2SO4 pekat didihkan dalam keadaan panas +
KMnO4 warna violet hilang, timbul endapan putih
J. ANESTESI LOKAL
1. BENZOKAIN
Reaksi Diazo: Zat uji + HCl 2N + 1 ml air + NaNO 2 + teteskan -naftol dalam NaOH endapan
jingga lalu merah jika -naftol diganti -naftol warna endapan merah ungu
Zat uji + 1 ml asam asetat + asam pikrat jenuh panaskan setelah dingin terbentuk kristal
panaskan lagi makan kristal larut setelah dingin terbentuk kristal lagi
Zar uji pada drupple plate + DAB HCl amati warna
Zat uji + asam asetat + asam sulfat pekat panaskan bau etil asetat
Reaksi iodoform : Zat uji + ammonia, Na-hipoklorit, dan fenol dipanaskan warna hijau biru
pemanasan lebih lanjut merah
10 mg zat uji + 5 ml akuades + 2-3 tetes asam nitrat + 10 tetes AgNO 3 endapan putih + amonia
endapan larut
Zat uji + 2-3 ml NaOH didihkan bau amonia
3. LIDOKAIN HCl
Reaksi kristal dengan asam pikrat amati kristal di bawah mikroskop
Zat uji + 1 ml alkohol + 0,5 ml reagen Parri + 2 tetes HCl pekat gojog warna hijau cerah dan
kristal halus amati kristal di bawah mikroskop
Zat uji pada drupple plate + DAB HCl amati warna ( tes negatif) menjadi positif bila lidokain
dihidrolisa dahulu dengan asam
50 mg Zat uji + 5 ml akuades + 1 ml asam nitrat + 1 ml AgNO 3 cuci endapan yang terbentuk
dengan akuades larutkan dalam amonia berlebih
K. ALKALOID XANTIN
1. REAKSI UMUM
Reaksi Murexide : Zat uji pada drupple plate + 1,5 ml H 2O2 + 5 tetes H2SO4 pekat panaskan di
atas waterbath hingga kering sisa + beberapa tetes amonia 6N warna merah ungu
Reaksi Murexide : Zat uji pada drupple plate + serbuk KClO 3 + 5 tetes HCl pekat panaskan di
atas waterbath hingga kering sisa + beberapa tetes amonia 6N warna merah ungu
3. TEOBROMIN
Zat uji pada obyek glass + 2 tetes asam nitrat panaskan + 1 tetes AgNO 3 amati kristal di
bawah mikroskop
Zat uji pada obyek glass + 2 tetes HCl panaskan + 2 tetes larutan sublimat terbentuk kristal
roset amati kristal di bawah mikroskop
Zat uji pada obyek glass + 2 tetes HCl + reagen Dragendorf panaskan jika perlu amati kristal
di bawah mikroskop
Zat uji + 2 ml amonia 10 % gojog diamkan (bandingkan dengan turunan xantin lain)
Larutan jenuh zat uji + larutan iod tidak terjadi endapan coklat (bandingkan dengan turunan
xantin lain)
Zat uji pada drupple plate + serbuk Cu asetat + 1 tetes air warna violet (bandingkan dengan
turunan xantin lain)
4. TEOFILIN
Zat uji + 2 ml amonia 10 % gojog diamkan (bandingkan dengan turunan xantin lain)
10 mg zat uji + 10 ml air yang mengandung 0,5 ml HCl encer + 5 tetes kalium ferrisianida
endapan kuning jeruk amati kristal di bawah mikroskop (bedakan dengan alkaloid opium lain)
Zat uji pada obyek glass + 1 tetes HCl + 1-2 tetes sublimat amati kristal di bawah mikroskop
(bedakan dengan alkaloid opium lain)
Amati warna serbuk langsung di bawah sunar UV (bedakan dengan alkaloid opium lain)
10 mg zat + 5 ml H2SO4 encer panaskan + 1-2 tetes FeCl3 warna violet setelah dingin +
1 tetes asam nitrat pekat warna merah
2. MORFIN
10 mg zat uji + 10 ml air yang mengandung 0,5 ml HCl encer + 5 tetes kalium ferrisianida
endapan kuning jeruk amati kristal di bawah mikroskop (bedakan dengan alkaloid opium lain)
Identifikasi Ca positif
barbital
Posted on April 3, 2011 by sayacintafarmasi
Barbital adalah suatu golongan obat tidur yang mempunyai inti hasil kondensasi ester etil dari
asam dietilmalonal dan ureum. Barbital (barbiturat) digunakan sebagai obat hipnotik, sedative,
antikonvulsan, dan anastetik dengan sifat nonselektif. Barbiturat bersifat lipofil, sukar larut
dalam air tetapi mudah dalam pelarut-pelarut nonpolar seperti minyak dan kloroform. Karena
sifat lipofiliknya, barbiturat mudah menembus SSP dan daya hipnotiknya juga diperkuat. Dengan
meningkatnya sifat lipofilik ini maka efeknya dan lama kerjanya dipercepat.
Barbital merupakan derivat dari asam barbiturate. Asam barbiturat merupakan hasil reaksi
kondensasi antara urea dengan asam malonat melalui eliminasi 2 molekul air.
II.2 Sifat-sifat Umum
Sifat-sifat umum senyawa barbital antara lain :
1. Barbital mempunyai asam berbasa satu yang sangat lemah, asam barbiturate dapat dalam
bentuk keto dan bentuk enol, bentuk enol ini yang menyebabkan bereaksi asam dan dapat
diionisasi. Oleh karena itu barbital larut dalam alkali. Tetapi garam-garam Na nya tidak
stabil dalam air terutama sekali pada pemanasan, dalam air akan terhidrolis. Oleh karena
mudah terhidrolisa maka garamnya dalam air tidak boleh disimpan lama.
2. Asam barbiturate sukar larut dalam air, mudah larut dalam eter, kloroform, dan etil asetat
3. Mudah mengadakan sublimasi, hasil sublimasi dapat dipakai untuk mengidentifikasi
barbital, terutama jika sublimasi dalam keadaan vacuum.
4. Barbital mempunyai titik lebur yang tajam, tetapi titik lebur ini sulit digunakan untuk
identifikasi karena titik lebur tiap zat berdekatan.
Misal : TL Luminal : 173 174 C
TL Prominal : 174 176 C
Adapun barbital banyak digunakan untuk:
1. Sebagai obat tidur : Dalam dosis yang banyak
2. Sebagai sedativ : Dalam dosis yang sedikit
3. Sebagai obat antikonvulsif
4. Sebagai obat anastetika,narcose pendek
II.3 Penggolongan Senyawa Barbital
Penggolongan barbiturat disesuaikan dengan lama kerjanya, yaitu:
Barbiturat kerja panjang (6 jam)
Contohnya: Fenobarbital digunakan dalam pengobatan kejang
Barbiturat kerja singkat ( 3 jam )
Contohnya: Pentobarbital, Sekobarbital, dan Amobarbital yang efektif sebagai sedatif dan
hipnotik
Barbiturat kerja sangat singkat ( 2-4 jam)
Contohnya: Tiopental, yang digunakan untuk induksi intravena anestesia.
II.4 Isolasi
Pengisolasian senyawa barbital dapat dilakukan dengan beberapa cara :
1. 1. Pengocokan dengan Eter Suasana Asam
Cara ini pertama kali dikembangkan oleh Stass Otto yakni dengan jalan mengasamkan dengan
asam tartat, tarik dengan eter. Untuk memurnikan maka larutan eter cuci dengan larutan soda,
asamkan. Kocok lagi dengan eter, lapisan eter uapkan sehingga terdapat kristal daripada
Barbital.Guna penambahan asam adalah bentuk keto tidak larut dalam air tetapi larut dalam
pelarut organik. Bentuk enol larut dalam air tapi tidak larut dalam pelarut organik. Dengan ionion H (penambahan asam) maka sesuai dengan hukum kimia maka keseimbangan bergeser
kekiri. Jadi senyawa tersebut berada dalam bentuk yang tidak terdisosiasi yang dapat ditarik
dengan eter. Menurut Rulhmann dan A. Burgin sebagai ganti asam batu anggur atau asam tartat
dapat dipakai H2SO4 0,5 N pH 1 untuk mengasamkan larutan.
Menurut penyelidikan Y Buchi dan X Pertia, pemurnian daripada lapisan eter dengan larutan
soda memang dapat menarik kuantitatif dari Barbital kecuali Pentotal. Oleh karena itu Y Buchi
dan Pertia mengusulkan identifikasi yang lebih baik sehingga semua barbital tertarik.
Caranya ialah larutan Barbital diasamkan dengan asam tartat hingga pH nya 2,05. Dimana
konsentrasi asam tartat 2 2,5% dari larutan Barbital. Cairan ini dikocok dengan eter, lapisan
eter pisahkan dan cuci dengan larutan Na2CO3 2% dengan pH 10,85. Larutan soda asamkan,
kocok dengan eter, lapisan eter kumpulkan dan pisahkan. Keringkan dengan Na2SO4 eksikatus.
Lapisan eter uapkan sehingga diperoleh kristal dari barbital.
1. 2. Cara Tembaga Pyridin (Zwikker)
Barbital larutkan dalam campuran tembaga pyridin. Tambahkan beberapa tetes CuSO4 (campur
4 ml CuSO4 10% + 1 ml pyridin + 5 ml air). Maka barbital akan mengendap, endapan disaring
cuci berturut-turut dengan air yang mengandung piridin dengan spiritus 70% akhirnya eter.
Endapan + asam encer sehingga kristal kembali diuraikan menjadi barbital yang akan dipisahkan
bila dikocok dengan eter atau kloroform. Lapisan eter bila diuapkan akan terdapat barbital dan
dapat dilakukan reaksi identifikasi selanjutnya.
1. 3. Cobalt Calcium Compleks (Cara Pesez)
Campuran barbital dilarutkan dalam methanol, tambahkan beberapa tetes pereaksi Cobalt Nitrit
10% dan CaCl2 10%, basakan maka barbital akan mengendap. Endapan dikumpul dan
dicentrifius. Setelah mengendap cuci dengan methanol, asamkan sehingga barbital akan memisah
dari endapan, tarik dengan eter, kloroform, uapkan hingga mengkristal dan dilakukan
identifikasi.
1. 4. Sublimasi Mikro
Cara ini juga dipakai untuk memurnikan hasil isolasi dari campuran barbital yang telah
tercampur zat kotoran. Hasil sublimasi dipengaruhi oleh suhu, tinggi ring sublimasi, dan lama
sublimasi diadakan.
II.5 Identifikasi Barbital
Dalam pengidentifikasian suatu senyawa, dalam hal ini adalah senyawa Barbital digolongkan
dengan 2 cara, yaitu:
KIMIA
FISIKA
Identifikasi dengan Titik Leleh, Kromatografi Lapis Tipis, Kromatografi Gas, dan
spektrofotometer IR
Berikut ini akan dijabarkan mengenai semua proses reaksi identifikasi dari senyawa Barbital,
secara garis besarnya, reaksi identifikasi terbagi atas:
1. A. REAKSI UMUM
PEREAKSI
HASIL REAKSI
1. REAKSI
PARRI
Parri
Warna
Prinsip:
Vanillin
Warna,
Zwikker (campuran CuSO4 dan piridin)
Warna, Endapan
Biuret (CuSO4 + NaOH)
Warna
Iodoform
Endapan, Bau
Xanthydrol
Endapan
Formaldehide
Warna
Buchi-Pertia
Endapan, Kristal
Resorsinol
Warna
Merkuri
Endapan
pembentukan senyawa kompleks antara barbital dengan senyawa Co dalam MeOH bebas air.
Barbital dalam Metanol murni + 2 tetes CoCl2 dalam asam asetat 1% dan 2 tetes NH4OH warna
ungu
Pertama kali ditemukan oleh Parri tahun 1935 dengan:
Veronal + H2SO4 (p) + Naftol ungu intensif
Modifikasi oleh Potjewijd
Barbiturat dilarutkan dalam spiritus fortior + CoCl2 + 1 tts NH4OH (p) ungu
Modifikasi oleh Marshall
Barbital dalam lingkungan asam (eter atau kloroform), pisahkan lapisan eter dan kloroform,
uapkan residu taruh di atas kertas saring yang kering + beberapa tetes larutan Co(NO3) 2 1%
dan MeOH absolut . Kertas saring kering taruh di atas uap amoniak warna ungu merah.
Identifikasi ini tidak spesifik karena memberikan hasil positif berwarna ungu juga kepada
beberapa sulfa, theophyllin, asam camphoricum, theobromin, dan asam pthalat. Barbital yang
negatif ialah Pseudobarbital, Adalin, Bromural, Sodormid, Sulfonal
1. 2. REAKSI ZWIKKER
Reaksi kompleks barbital, Cu piridin.
Modifikasi:
Komponen basa digunakan piridin atau isopropilamin
Pelarut digunakan kloroform (CHCl3)
Cara:
Larutkan zat dalam 1 ml campuran (1 bagian piridin/1 bagian isopropilamin dalam 9 bagian
CHCl3) + I ml CuSO4 1% dalam air kocok diamkan
Hasil:
Zat + CHCl3 + reagen (Co(NO3) 2 0,01M dalam metanol) + 0,25 ml isobutilamin 1M dalam
CHCl3 ungu
1. 4. PENGENDAPAN DENGAN REAGEN MILLON
50 mg zat dalam air/aseton + 4 ml pereaksi endapan
Umumnya akan memberikan endapan dengan garam Hg-(Nitrat, Asetat, Sulfat) tetapi tidak
mengendap dengan HgCl 2
1. B. REAKSI TERHADAP SUBSTITUEN BARBITAL
1. LASSAIGNE (adanya halogen dan belerang)
Zat dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam tabung reaksi kering, masukkan Na, masukkan
sedikit lagi zat pijar 30 larutkan dalam etanol
Pemeriksaan S:
1/3 filtrat asamkan dengan HNO3 panaskan hingga mendidih + 5 tts lar AgNO3 5% endapan
(Cl-, Br-,I-)
Membedakan Cl-, Br-,IAgCl, AgBr, dan AgI + amoniak AgCl larut, AgBr dan AgI mengendap
1. 2. BEILSTEIN TEST (adanya gugus halogen: F, Br)
Pijar dengan kawat Cu memberikan nyala hijau (Cu-halogenida yang menguap)
1. 3. ADANYA GUGUSAN TAK JENUH
Larutan zat dalam KOH, teteskan pada objek glass + kristal amonium fosfat endapan
4. REAKSI Cu, Fe, dan Br Kompleks
Zat + pereaksi pada objek glass panaskan kristal
5. REAKSI BAUCHARDAT
Zat + pereaksi bauchardat kristal (veronal, luminal, ruonal)
6. REAKSI dengan AQUA BROM
Larutkan zat dalam KOH + 1 tetes aqua brom kristal (phenodorm, veronal)
7. REAKSI dengan AgNO3
Larutan zat dalam AgNO3 5% + amoniak hingga endapan larut
8. AQUA BARIT
Zat padat + 1 tetes aqua barit kristal (dial)
II.6 Identifikasi Turunan Senyawa Barbital
1. ALLONAL
Sinonim : isopral + pyramidon
Pemerian : bubuk berwarna kuning, pahit
Reaksi
Isopral : +
Pyramidon : +
Reaksi kristal :
Dragendorf
Bouchardat
Fe-kompleks
Cu-kompleks
2. AMYTAL
Sinonim :Asam ethylisoamylbarbiturat
BM : 228,27
Pemerian : kristal agak putih
TL : 156-1580C
Kelarutan : dalam air : (1:1300); ethanol (1:5); chloroform (1:7); ether (1:6)
Fungsi
: Hypnotik
Reaksi
: Larutan dalam air yang jenuh bereaksi asam terhadap lakmus (memberi warna
merah terhadap lakmus)
Reaksi kristal :
Fe-kompleks
Cu-kompleks
Sublimasi
3. APROBARBITAL
Sinonim : Isopral
Rumus molekul : C10H14N2O3
BM : 210,23
Pemerian : Kristal putih, agak pahit, higroskopis, TL : 1400C
Larutan jenuh dalam air : asam
Kelarutan : hampir tidak larut dalam air, larut dalam alkohol, CHCl3, eter, aseton, asam asetat
glasial, alkali hidroksida
Fungsi
:Sedative, hipnotik
Reaksi :
Zat dapat mereduksi KMnO4 dan Aqua Brom (warna menjadi hilang)
Reaksi kristal :
o Cu-kompleks
o Fe-kompleks
o Sublimasi
o NaOH + NH4 fosfat
4. DIAL
Sinonim : Allobarbital, 5,5 asam diallylobarbiturat
Rumus molekul : C10H12N2O3
BM : 208,21
Pemerian : kristal agak pahit
TL : 171-173 0C
pH: larutan jenuh bereaksi asam terhadap lakmus
Kelarutan :dalam air (1:300) : air mendidih (1:50) : etanol (1:20); ether (1:20); sangat larut
dalam etanol panas, larut dalam aseton, ethylasetat
Fungsi
: Hypnotik sedative
Reaksi :
Reaksi kristal :
o NaOH + Asam asetat glasial
o Fe-kompleks
o Sublimasi
o Cu-Kompleks
o Larutan jenuh+NaOH +(NH4)3PO4
o Fe-Komplek
o Zat +Aqua Barit keping-keping, lama-lama jarum
1. 5. DIPHENYLHYDANTOIN-Na
6. EVIPAN
Sinonim : asam N-methylcyclohexanyl methyl barbiturat, Hexobarbital
Struktur molekul : C12H16N2O3
BM : 235,26
Pemerian : kristal prisma, tak berasa
TL 145-1470C
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, alkali karbonat; larut dalam methanol, ethanol, ether,
CHCl3, aseton, benzen, basa.
Fungsi
: Sedative hipnotik
Reaksi :
Fungsi
Reaksi :
: Anastetik
Reaksi Parri : +
Reaksi kristal :
a. Wagenaar
b. Aseton air
8. LUMINAL
Sinonim : asam phenylaethylobarbiturat, gardenal
BM : 232,23
Rumus molekul : C12H12N2O3
Pemerian :Bentuk garam Ba, kristal dengan 3 fase berbeda, rasa agak pahit
Kelaruan : air (1:1000), ethanol (1:8), CHCl3 (1:40), ether (1:13), benzen (1:700), larut dalam
alkali hidroksida dan karbonat
TL : 174-178
pH : asam
Fungsi
:antikonvulsan, hipnotik sedativ
Reaksi :
a. Sublimasi
b. Wagenaar
c. Fe-kompleks
d. Cu-kompleks
e. Bi-kompleks
f.NH4 fosfat
9. NEMBUTAL
Sinonim : ethylmethylbuthylbarbiturat Na, pentobarbital Na
Rumus molekul : C11H17N2O3Na
Pemerian : butir kristal/bubuk putih, rasa agak pahit
Kelarutan : mudah larut dalam alkohol, air, praktis tidak larut dalam ether
Larutan bereaksi alkalis terhadap lakmus dan phenolphtalein
Larutan dalam air mudah terurai, tak boleh disimpan dan disterilkan.
Fungsi
: Hipnotik, sedatif
Reaksi :
Reaksi kristal :
a. Fe-kompleks
b. Cu-kompleks
c. larutan dalam NaOH 0,1 N sampai jenuh +NH4 fosfat
10. OLTHOPHAN
Pemerian : kristal putih, rasa agak pahit
Reaksi :
Reaksi kristal :
a. Fe-kompleks
b. Sublimasi
c. NaOH/HAc
c. Bi-kompleks
d. Cu-kompleks
11. Orthal Na
Sinonim: etil hexenil barbiturat Na, hexetal sodium
Berat molekul: 262, 29
Rumus molekul: C12H19NNaO3
Rumus bangun:
Karakteristik:
pH: basa
Kelarutan: sangat larut dalam air, larut dalam etanol, tak larut dalam eter dan benzene,
larutan dalam air bereaksi alkalis terhadap lakmus, larutan dalam air tidak stabil kalau
didiamkan.
Reaksi
Reaksi kristal:
Cu kompleks
Fe kompleks
(NH4)H2PO4
12. Pentothal Na
Sinonim: Thiopental Na
Nama IUPAC: [5-etil-4,6-diokso-5-(pentan-2-il)-1,4,5,6-tetrahidropirimidin-2-il]sulfanid
sodium
Berat molekul: 264,33
Rumus molekul:C11H17N2O2SNa
Rumus bangun:
Karakteristik:
pH: 12,5
Kelarutan: larut dalam air dan alcohol, tidak larut dalam eter, benzene dan petroleum eter,
larutan dalam air jika didiamkan terurai dan jika dipanaskan terjadi endapan.
Larutan 2,5 % b/v dalam air bereaksi alkalis kuat dengan pH 10,5.
Pentothal Na steril adalah campuran penthotal Na steril (91,7 %) dengan Na2CO3 anhidrid
(Na2CO3 sebagai dapar (60mg/g Na thiopental).
13. Persedon
Sinonim: 3,3-dietil-2,4-dioxotetrahidropiridin.
Berat molekul: 167,20
Rumus molekul: C9H13NO2
Rumus bangun:
Karakteristik:
TL: 92-93C
pH: asam
Reaksi:
Reaksi Kristal:
o Fe kompleks
o Cu kompleks
14. Panodorm
Sinonim: siklodorm, siklobarbitalum, heksamalum
Berat molekul: 236,26
Rumus molekul: C12H16N2O3
Rumus bangun:
Karakteristik:
TL: 171-174C
Kelarutan: sedikit laut dalam air, cukup larut dalam air panas (mendidih).
Reaksi:
Reaksi Kristal:
Kompleks Bi
Kompleks Cu
Kompleks Fe
Dragendorf
15. Prominal
Sinonim: asam 5-etilmetil-5-fenilbarbiturat
Berat molekul: 246,26
Rumus molekul: C13H14N2O3
Rumus bangun:
Karakteristik:
TL: 176C
Dalam tabung reaksi + H2SO4 (p) + zat + formalin (di WB) merah anggur
Reaksi Kristal:
(NH4)H2PO4
16. Rutonal
Sinonim: asam 5-metil-5-fenilbarbiturat
Berat molekul: 218,21
Rumus molekul: C11H10N2O3
Rumus bangun:
Karakteristik:
TL: 226C
pH: basa.
Kelarutan: tidak larut dalam air, larut dalam alcohol, eter dan alkali.
Parri (+)
Reaksi Kristal:
Kompleks Fe
Kompleks Cu
Cu amoniak
17. Serdomid
Sinonim: allysisopylacetluerum
Berat molekul: 184,23
Rumus molekul: C9H16N2O2
Rumus bangun:
Karakteristik:
TL: 194C
Kelarutan: larut dalam 3 liter air, larut dalam 210 ml air mendidih, dalam alcohol 1:10,
dalam eter 1:75.
Sedatif.
Reaksi:
18. Soneril
Sinonim: neocal, butetal, butobarbitalum.
Berat molekul: 212,34
Rumus molekul: C10H16N2O3
Rumus bangun:
Karakteristik:
TL: 124-127C
Kelarutan: larut dalam etanol (1:5), tak larut dalam petroleum eter, dalam air (1:250),
dalam kloroform (1:3).
Reaksi:
Reaksi Kristal:
o Sublimasi
o Wagenaar
o Kompleks Cu
o Kompleks Fe
o Aseton air
o Kompleks Bi
19. Veronal
Sinonim: asam dietilobarbiturat, barbital, barbiton.
Berat molekul: 184,19
Rumus molekul: C8H12N2O3
Rumus bangun:
Karakteristik:
TL: 188-192C
Kelarutan: larut dalam air, air mendidih, alkohol amilalkohol, piridin, anilin, niirobenzen,
dalam kloroform (1:75).
Reaksi:
Reaksi Kristal:
Sublimasi
Kompleks Cu
Kompleks Fe
Kompleks Bi
NaOH + (NH4)H2PO4
1. Tetrasiklin:
Zat + H2SO4 pkt: merah ungu, jika + air kuning tua
Zat + pereaksi Marquis: merah anggur
Zat + pereaksi Nessler coklat hitam
Zat + aquabrom end. Kuning
Zat + amonium molibdat biru hitam
2. Kloramfenikol
Zat + NaOH kemudian dipanaskan orange merah
Zat + cuprifill biru tua, jika dipanaskan endapan merah bata
Zat + pereaksi Nessler endapan abu-abu
3. Ampisilin
Larutan + zat dalam alkohol + H2SO4 + resorsin, dipanaskan kuning
hijau
Larutan zat dalam alkohol + larutan tembaga nitrat amoniakal, panaskan
hijau kuning tua
4. Streptomisin sulfat
Zat + H2SO4 coklat merah
Zat + pereaksi Nessler abu-abu hitam
Larutan zat dalam aseton + HCl encer berlebih + beberapa tetes FeCl3
ungu
Sublimasi: batang panjang / jarum
5. Eritromisin
Zat + H2SO4 coklat merah
Zat + pereaksi Nessler abu-abu hitam
Larutan zat dalam aseton + HCl encer berlebih : jingga yang berubah
menjadi merah keunguan, jika + CHCl3 kemudian dikocok lapisan CHCl3
ungu
Sulfonamida adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan secara sistemik untuk pengobatan
dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia. Sulfonamida merupakan kelompok obat penting
pada penanganan infeksi saluran kemih (ISK).
Infeksi saluran kemih (ISK) hampir selalu diakibatkan oleh bakteri aerob dari flora usus.
Penyebab infeksi bagian bawah atau cystitis ( radang kandung) adalah pertama kuman gram
negatif. Pada umumnya, seseorang dianggap menderita ISK bila terdapat lebih dari 100.000
kuman dalam 1 ml urin.
Sulfonamida berupa kristal putih yang umumnya sukar larut dalam air, tetapi garam natriumnya
mudah larut. Rumus dasarnya adalah sulfanilamide. Berbagai variasi radikal R pada gugus amida
(-SO2NHR) dan substitusi gugus amino (NH2) menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia dan
daya antibaktreri sulfonamida.
Rumus umum Sulfonamida
Pemakaian
1. Kemoterapeutikum : Sulfadiazin, Sulfathiazol
2. Antidiabetikum : Nadisa, Restinon, dll.
3. Desinfektan saluran air kencing : Thidiour
4. Diuretikum : Diamox
Sifat-Sifat
Bersifat amfoter, karena itu sukar dipindahkan dengan cara pengocokan yang digunakan dalam
analisa organik.
Kelarutan
1. Umumnya tidak larut dalam air, tapi adakalanya akan larut dalam air
anas. Elkosin biasanya larut dalam air panas dan dingin.
2. Tidak larut dalam eter, kloroform, petroleum eter,
3. Larut baik dalam aseton, kecuali Sulfasuksidin, Ftalazol dan Elkosin.
4. Sulfa-sulfa yang mempunyai gugus amin aromatik tidak bebas akan
mudah larut dalam HCl encer. Irgamid dan Irgafen tidak larut dalam
HCl encer.
5. Sulfa-sulfa dengan gugusan aromatik sekunder sukar larut dalam HCl,
misalnya septazin, soluseptazin, sulfasuksidin larut dalam HCl, akan
tetapi larut dalam NaOH.
Zat + HCl encer lalu kedalamnya dicelupkan korek api, maka timbul warna jingga sampai jingga
kuning.
Asam sulfanilat : kuning
1. Reaksi Diazotasi : untuk amin aromatik primer
Zat + 2 tetes HCl 2 N + 1 ml air + NaOH/NaNO2 dan teteskan larutan 0,1 g beta-naftol dalam 2
ml NaOH, endapan jingga kemudian merah darah.
Bila penggunaan beta-naftol diganti dengan alfa naftol, maka endapan akan berwarna merah
ungu.
Gratisin : kekeruhan jingga kuning
Negatif : sulfasuksidin, thalazol, septazin
1. Reaksi Erlich dengan p-DAB-HCl : reaksi yang umum dengan
amin aromatik.
Pereaksi : 1 gram p-DAB, 10 ml HCl, tambahkan aquades hingga 100 ml.
Cara melakukan reaksi:
Zat padat pada plat tetes + 2 tetes pereaksi kuning jingga
Kuning sitrun : Sulfametazin, Sulfadiazin, Sulfamerazin, Gratisin
Kuning : Elkosin
Kuning tua : Thazalol, Sulfanalamid
Jingga : Sulfaguanidin
1. Reaksi dengan CuSO4
Larutan CuSO4 dalam air yang encer
Reaksi ini diberikan oleh sulfa yang heterosiklik dalam NaOH dengan CuSO4 endapan dan
warna
Cara melakukan reaksi:
Zat dalam tabung reaksi + 2 ml air dipanaskan sampai mendidih + NaOH 2 tetes, setelah dingin
+ 1 tetes HCl encer sampai netral atau asam lemah lihat warna yang terjadi.
Hijau : Elkosin, Globuoid, Eucacil, Sulfapyridin
Ungu : Sulfadiazin, Sulfasuksidin, Sulfatiazol
Putih : Irgafen, Sulfanalamid
1. Reaksi Indophenol
Khusus untuk gugus amin aromatik dengan tempat para yang kosong.
Cara melakukan reaksi:
Panaskan zat 100 mg dalam tabung reaksi + 2 cc air sampai mendidih lalu segera + 2 tetes NaOH
dan 2 ml kaporit + 1 tetes fenol liquafectum segera. Amati perubahan warna yang terjadi.
1. Peraksi Roux
Pereaksi : Na Nitroprusida 10 ml, aquadest 100 ml, NaOH 2 ml, dan KMnO4 5 ml.
Na-Nitroprusid dilarutkan dalam air lalu tambahkan NaOH kemudian tambahkan KMnO4, terjadi
endapan. Saring ke dalam botol berwarna coklat.
Cara melakukan reaksi:
Zat padat diletakkan diatas plat tetes lalu + 1 tts pereaksi lalu diaduk dengan batang pengaduk.
Dilihat perubahan warna yang terjadi.
Gratisin : coklat
Nadisan : coklat-ungu-coklat
Perubahan warna
o Sulfadiazin : jingga
o Sulfaguanidin : ungu
o Sulfanalamid : ungu
o Sulfatiazol : coklat merah
o Membebaskan H2S
Elkosin Na Sulfamezatin
Septazin Na Sulfamerazin
Soluseptazain Na Sulfathiazol
Sulfamerazain Na Sulfadiazin
Ultraseptyl Sulfamezatin
Sulfatiazol Na-Irgamid
Melepaskan NH3
o Lucosil
o Sulfapyridin
o Melepaskan gas SO2
Sulfaguanidin
Sulfanalmid
Sulfathiazol
1. Sublimasi
Untuk beberapa sulfa yakni: Sulfadiazin, Sulfamerazin, Sulfamezatin, Thalazol, Elkosin.
1. Reaksi Kristal
Aseton air
Alkohol air
Dragendorf
Bouchardat
Eder
Asam pikrat 1 % dalam air
Asam pikrolon
Mayer
Fe kompleks
Cu kompleks
p-DAB-HCl
Asam sikikowolframat
AuBr3
PtCl
Asam dliitur
Cara rowen
Cara aseton-air
Dalam tabung reaksi zat dilarutkan dengan aseton lalu disaring filtratnya, tambahkan air
secukupnya. Larutan ditetesklan di kaca objek, lihat kristal yang terjadi.
Reaksi-Reaksi Identifikasi
a.
Reagen
Panaskan 0,1 g koniferil alkohol sampai melebur (T.L. 74oC) larutkan dalam 3
mL etanol dan diencerkan dengan etanol ad 10 mL.
Metode
Teteskan larutan sampel pada kertas saring, tambahkan 1 tetes reagen dan
diberi uap HCl.
Indikasi
Warna jingga mengindikasikan adanya amin aromatik primer yang terikat
secara langsung pada cincin benzen.
1. b. Tembaga sulfat
Metode 1
Larutkan sampel dalam 0,1 M NaOH dan tambahkan 1% (b/v) larutan tembaga sulfat sampai
larutan berubah sempurna.
Indikasi
Timbul warna hijau, biru atau cokelat mengindikasikan adanya sulfonamida.
1. c. Tes KoppanyiZwikker
Larutan 1% (b/v) kobalt nitrat dalam etanol.
Metode
Larurkan sampel dalam 1 mL etanol, tambahkan 1 tetes reagen diikuti dengan 10 mikroL larutan
pirolidin dan campuran diaduk.
Indikasi
Warna ungu diberikan oleh senyawa yang mengandung struktur berikut:
1. Imida, dimana C=O dan NH terikat dalam cincin (misalnya barbiturat,
glutetimida, oksipenisatin, dan sakarin)
2. Sulfonamida dan senyawa lain dengan gugus sulfamil (-SO2NH2) bebas
dalam cincin (misalnya klopamida, furosemida, sulfanilamida, thiazida)
atau dengan (-SO2NH2) yang terikat pada cincin benzen dengan cincin
yang lain seperti pirazin, piradazin, piridin, atau pirimidin (misalnya
sulfafurazol, dan sulfametoksazol) struktur sulfadiazin dan
sulfadimetoksin memberikan warna pink atau merah-violet.
Tidak ada respon mengindikasikan adanya senyawa dengan atom nitrogen yang tersubstitusi.
Respon anomali diberikan oleh parametadion dan theofilin (violet), dan tidak adanya respon
pada sikloserin, idoxuridin, mefenitoin, niridazol, riboflavin.
d.
Reagen
Untuk menjenuhkan larutan merkuri nitrat, tambahkan serbuk
natrium bikarbonat sampai menghasilkan gas dan endapan
terbentuk berwarna kuning. Endapan kemudian berubah warna
menjadi cokelat muda. Reagen harus dibuat segar, kocok sebelum
digunakan dan jangan disimpan melebihi 1 jam.
Metode
Larutkan sampel dalam etanol, tambahkan 1 tetes reagen yang keruh, kocok dan amati selama 2
menit. Blanko negatif yang hanya mengandung etanol dan reagen harus disertai.
Indikasi
Warna abu-abu gelap atau hitam mengindikasikan adanya cincin imida atau sulfonamida dengan
cincin tambahan. Kecepatan dan intensitas reaksi bervariasi antarsenyawa. Intensitas reaksi
imida berikut menurun dengan urutan:
barbiturat,bemegrid,fenitoin>beneperidol,sikloserin,pimozid>glutetimida,oksifensatin>sakarin,
sulfinpirazon.
Dalam hal sulfonamida: suksinil sulfatiazol, sulfamoksol, sulfanilamida, sulfasomidin, dan
sulfatiazol. Klorpropamid dan tolbutamind memberikan respon lemah.
Pemerian: Serbuk kristal putih. Pada pemanasan serbuk kering dapat berubah menjadi ungu-biru
dan kadang memproduksi anilin dan amonia. Titik didih sekitar 165.
Kelarutan: 1:170 dalam air, 1:37 dalam etanol dan 1:5 dalam aseton, praktis tidak larut dalam
kloroform dan eter, larut dalam HCl dan larutan hidroksida alkali
Konstanta disosiasi: pKa10.6 (20).
Koefisien Partisi: Log P(oktanol/air), 0.6.
Reaksi
Reaksi Warna
Koniferil Alkoholoranye;
Tembaga Sulfat (Metode 1)biru;
KoppanyiZwikker Testbiru-ungu;
Merkuri Nitrathitam
1. 2. Sulfasomidin (Elkosin)
Rumus Struktur C12H14N4O2S
Sinonim: Sulfaisodimerazin; Sulfaisodimidin; Sulfasomidin; Sulfasomidin.
Sulfadimetilpirimidin yang biasa digunakan yaitu sulfasomidin dan terkadang digunakan
sulfadimidin.
Nama Dagang: Aristamid; Domain; Elkosin; Elkosil; Elkosin(e).
Nama Kimia:4-Amino-N-(2,6dimetil4pirimidinil)benzensulfonamid
BM 278.3
Rumus Bangun
Pemerian: kristal atau hablur putih atau krem-putih yang lambat laun menjadi gelap jika
terpapar cahaya.
Titik Lebur: 243C
Kelarutan: larut dalam air, kloroform dan eter, sukar larut dalam etanol dan aseton, larut dan
asam mineral encer dan larutan hidroksi alkali.
Konstanta Disosiasi: pKa 7,5 (27).
Koefisien Partisi: Log P (oktanol/air) 0.3
Reaksi
1. a. Reaksi Warna
Koniferil alkoholoranye
Merkuri nitrathitam
Asam Nitratkuning
1. b. Reaksi Roux
Pereaksi dan cara pereaksi lihat di atas.
Hasil: ungu coklat hitam hitam kotor
1. c. Reaksi Erlich
Pereaksi dan cara reaksi lihat di atas.
Hasil: Kuning (+) Elkosin
1. d. Reaksi korek api
Zat + HCl encer lalu kedalamnya dicelupkan korek api, maka timbul warna jingga sampai jingga
kuning. Asam sulfanilat : Kuning
1. e. Indofenol
Pereaksi dan cara reaksi: lihat di atas
Hasil: Coklat
1. f. Reaksi Vanilin
Sublimasi
Mayer
Etanol-air
Dragendorf
Aceton-air
1. 3. Sulfamethizol
Rumus Struktur C9H10N4O2S2
Sinonim: Sulfametilthiadiazol.
Nama Dagang : Famet; Luco-Oph; Lucosil; Methazol; Renisul; Rufol; Salimol; Sulfapyelon;
Thidicur; Thiosulfil; Urolex; Urolucosil.
Nama Kimia: 4-Amino-N-(5metil1,3,4thiadiazol2yl)benzenesulfonamide
BM 270.3
Rumus Bangun
Pemerian: Kristal tak berwarna atau putih hingga krem-serbuk kristal putih.
Titik lebur 208 C.
Kelarutan: larut 1:2000 air, 1:30 etanol, 1:40 metanol, 1: 10 hingga 1:13 dari aseton, 1:1370 eter,
dan 1:2800 kloroform, larut dalam larutan alkali hidroksida dan larut dalam asam mineral.
Zat + 2 tts HCl 2 N dan air : + NaOH dan teteskan larutan 0,1 g beta-naftol dalam 2 ml NaOH,
endapan jingga kemudian merah darah. Kalau yang dipakai alfa naftol : merah ungu.
1. g. Pirolisa : coklat + gas SO2
2. h. Zat + NaOH + air + CuSO4 hijau-hitam
3. i. Reaksi Kristal
1. pDAB-HCl
2. Aseton-air
3. Dragendorf
4. C. Sulfonamida Medium Acting
5. 1. Reaksi-Reaksi Identifikasi
1. f. Tembaga sulfat
e.
Reagen : Panaskan 0,1 g koniferil alkohol sampai melebur (T.L. 74oC) larutkan
dalam 3 mL etanol dan diencerkan dengan etanol ad 10 mL.
Metode : Teteskan larutan sampel pada kertas saring, tambahkan 1 tetes
reagen dan diberi uap HCl.
(+) : Warna jingga mengindikasikan adanya amin aromatik primer yang
terikat secara langsung pada cincin benzen.
Metode : Larutkan sampel dalam 0,1 M NaOH dan tambahkan 1% (b/v) larutan tembaga sulfat
sampai larutan berubah sempurna.
(+) : Timbul warna hijau, biru atau cokelat mengindikasikan adanya sulfonamida.
1. g. Tes KoppanyiZwikker
Reagen : Larutan 1% (b/v) kobalt nitrat dalam etanol.
1. Sulfonamida
Metode : Larutkan sampel dalam 1 mL etanol, tambahkan 1 tetes reagen diikuti dengan 10
mikroL larutan pirolidin dan campuran diaduk.
(+) : Warna ungu, yang mengandung strukutur berikut :
1. Imida, (misalnya barbiturat, glutetimida, oksipenisatin, dan sakarin)
h.
Rumus Bangun
Pemerian
Putih, putih kekuningan, atau pink hampir putih berbentuk kristal atau hablur, lambat laun
menjadi gelap jika terpapar cahaya.
Reaksi Warna :
Reaksi Kristal
Asam Pikrat, bouchardat, dragendorf, aseton air
1. 3. Sulfamethoksazol
Rumus Bangun
Pemerian
.Kristal putih sampai putih-kekuningan.
Reaksi Warna
Reaksi Kristal
Fe complex, sublimasi ,aseton-air, asam pikrat
1. 4. Sulfafenazole
Rumus Bangun
Pemerian
Serbuk kristal putih. Ketika dipanaskan bubuk menjadi cokelat; ketika dipanaskan lebih jauh,
akan menghasilkan asap kekuningan yang berbau sulfur dioksida.
Reaksi Warna
Reaksi Kristal
Fe complex, sublimasi ,aseton-air, asam pikrat
1. 5. Sulfamerazin
Rumus Bangun
Pemerian
Putih atau putih kekuningan serbuk kristal yang lambat laun akan menjadi gelap jika terpapar
cahaya.
Reaksi Warna
Reaksi Kristal
Sublimasi, aseton-air, asam pikrat, dragendorf, bouchardat, Fe complex.
1. D. Sulfonamida Long Acting
1. 1. Sulfamethoksipiridazin
Rumus Bangun
Pemerian
Serbuk Kristal putih sampai kekuningan, tidak berbau, tidak berasa.
Reaksi
Reaksi warna
1. Reaksi dengan CuSO4
Caranya: zat dalam tabung reaksi +2ml air dipanaskan sampai mendidih + NaOH 2 tetes, setelah
dingin + 1 tetes CuSO4 + 1 tetes HCl encer ad netral atau asam lemah (indicator congored, tetap
warna merah) coklat kehijauan
1. Reaksi dengan AgNO3 hitam
2. Reaksi dengan HNO3kuning
1. 2. Sulfadoksin
Rumus Bangun
Pemerian
Serbuk kristal putih.
Reaksi
Reaksi warna
1. 3. Sulfametoprazin
Rumus Bangun
Pemerian
Serbuk kristal putih sampai kekuningan.
Reaksi
Reaksi warna
Pemerian
Serbuk kristal putih sampai kekuningan.
Reaksi
Reaksi warna
1. 1. Sulfasetamid
Rumus Bangun
Pemerian
Bubuk Kristal putih, kuning muda, tak berbau, rasa asam keasinan lemah
Reaksi
1. a. Reaksi Roux
Sulfacetamid (di atas plat tetes) + 1 tetes pereaksi Roux, aduk dengan batang pengaduk warna
hijau zamrud
1. b. Reaksi Erlich dengan p-DAB-HCl
Sulfacetamid (di atas plat tetes) + 1-2 tetes p-DAB-HCl warna hijau tua segera menjadi kuning
jingga
1. c. Reaksi dengan KBrO3
Sulfacetamid + 1mL H2SO4 4N + 1 tetes KBrO3 jenuh kuning jingga-coklat tua
1. d. Reaksi Indophenol
Panaskan zat 50-100 mg dalam tabung reaksi + 2ccair sampai mendidih lalu segera tambahkan 2
tetes NaOH dan 2 ml Kaporit + 1 tetes fenol liq. Segar hijau tua segera
1. e. Esterifikasi
Zat + etanol + H2SO4 pekat etil asetat (bau cutex)
1. f. Reaksi dengan CuSO4
Zat dalam tabung reaksi + 2 mL air dipanaskan hingga mendidih + 2 tetes NaOH, setelah dingin
+ 1 tetes CuSO4 + 1 tetes HCl encer sampai netral atau asam lemah (indicator congo red, tetap
merah) negatif (tidak terbentuk endapan)
1. g. Pyrolisa
Zat warna kuning, bau aniline + NH3
Zat + HCl sulfanilamide (lakukan tes sulfanilamide)
1. h. Reaksi Kristal
v 10mg zat + 1ml HCL 0,5N + CuO ammoniak lihat mikroskop
v Dengan p-DAB-HCl
v Dengan aseton-air
v Dengan asam pikrat
v Sublimasi
1. 2. Sulfadikramid
Rumus Bangun
Pemerian
Serbuk putih, tidak berbau, tidak berasa
Reaksi
1. a. 10 mg zat + 2 tetes NaOH 0,1N + 1 tetes KMnO 4 0,01N
warna hilang
2. b. Reaksi Vanillin
1 tetes H2SO4 + beberapa kristal vanillin, campurkan + zat, panaskan di atas nyala api kecil
hijau tua (dilihat di bawah dasar putih)
1. d. Reaksi Kristal
Zat + resorcin + H2SO4 pekat, dipanaskan, + NaOH + air warna jingga berfluoreseensi
hijau.Bila ditambah asam, warna hilang.Bila kemudian ditambah basa, warna timbul kembali.
1. f. Fluoresensi hijau
2. g. Reaksi dengan Cu2SO4
Zat dalam tabung reaksi + 2 ml air dipanaskan hingga mendidih, + NaOH 2 tetes, setelah dingin
+ 1 tetes CuSO4 + 1 tetes HCl encer sampai netral atau asam lemah (indikator congo red, tetap
merah) warna hijau abu-abu.
1. h. Reaksi Kristal
Aseton air
Fe kompleks
Sublimasi
1. 2. Phtalilsulfathiazol
Rumus Bangun
Pemerian
Bubuk putih, kuning putih, tidak berbau, rasa pahit lemah.
Reaksi
1. a. Reaksi ROUX
Zat (diatas plat tetes) + 1 tetes pereaksi ROUX, aduk dengan batang pengaduk warna hijau
kuning kotor.
1. b. Reaksi dengan KBrO3
Zat + 1 ml h2SO4 4N + 1 tetes KBrO3 jenuh tidak berwarna.
1. e. Reaksi INDOPHENOL
Akan memberi hasil negatif (tidak terjadi perubahan warna/tidak berwarna)
1. f. Reaksi UMBELLIFERON
Zat + resorcin + H2SO4 pekat, dipanaskan, + NaOH + air warna kuning berfluoresensi hijau.
Bila ditambah asam, warna hilang. Bila kemudian ditambah basa, warna timbul kembali.
1. g. Reaksi kristal
Dragendorf
Aseton air
Asam pikrat
Asam pikrolon
Fe kompleks
Sublimasi
.2013.https://sayacintafarmasi.wordpress.com/2011/04/03/sulfonamida/
barbital
Posted on April 3, 2011 by sayacintafarmasi
Barbital adalah suatu golongan obat tidur yang mempunyai inti hasil kondensasi ester etil dari
asam dietilmalonal dan ureum. Barbital (barbiturat) digunakan sebagai obat hipnotik, sedative,
antikonvulsan, dan anastetik dengan sifat nonselektif. Barbiturat bersifat lipofil, sukar larut
dalam air tetapi mudah dalam pelarut-pelarut nonpolar seperti minyak dan kloroform. Karena
sifat lipofiliknya, barbiturat mudah menembus SSP dan daya hipnotiknya juga diperkuat. Dengan
meningkatnya sifat lipofilik ini maka efeknya dan lama kerjanya dipercepat.
Barbital merupakan derivat dari asam barbiturate. Asam barbiturat merupakan hasil reaksi
kondensasi antara urea dengan asam malonat melalui eliminasi 2 molekul air.
II.4
Isolasi
Cara ini pertama kali dikembangkan oleh Stass Otto yakni dengan jalan mengasamkan dengan
asam tartat, tarik dengan eter. Untuk memurnikan maka larutan eter cuci dengan larutan soda,
asamkan. Kocok lagi dengan eter, lapisan eter uapkan sehingga terdapat kristal daripada
Barbital.Guna penambahan asam adalah bentuk keto tidak larut dalam air tetapi larut dalam
pelarut organik. Bentuk enol larut dalam air tapi tidak larut dalam pelarut organik. Dengan ionion H (penambahan asam) maka sesuai dengan hukum kimia maka keseimbangan bergeser
kekiri. Jadi senyawa tersebut berada dalam bentuk yang tidak terdisosiasi yang dapat ditarik
dengan eter. Menurut Rulhmann dan A. Burgin sebagai ganti asam batu anggur atau asam tartat
dapat dipakai H2SO4 0,5 N pH 1 untuk mengasamkan larutan.
Menurut penyelidikan Y Buchi dan X Pertia, pemurnian daripada lapisan eter dengan larutan
soda memang dapat menarik kuantitatif dari Barbital kecuali Pentotal. Oleh karena itu Y Buchi
dan Pertia mengusulkan identifikasi yang lebih baik sehingga semua barbital tertarik.
Caranya ialah larutan Barbital diasamkan dengan asam tartat hingga pH nya 2,05. Dimana
konsentrasi asam tartat 2 2,5% dari larutan Barbital. Cairan ini dikocok dengan eter, lapisan
eter pisahkan dan cuci dengan larutan Na2CO3 2% dengan pH 10,85. Larutan soda asamkan,
kocok dengan eter, lapisan eter kumpulkan dan pisahkan. Keringkan dengan Na2SO4 eksikatus.
Lapisan eter uapkan sehingga diperoleh kristal dari barbital.
Barbital larutkan dalam campuran tembaga pyridin. Tambahkan beberapa tetes CuSO4 (campur
4 ml CuSO4 10% + 1 ml pyridin + 5 ml air). Maka barbital akan mengendap, endapan disaring
cuci berturut-turut dengan air yang mengandung piridin dengan spiritus 70% akhirnya eter.
Endapan + asam encer sehingga kristal kembali diuraikan menjadi barbital yang akan dipisahkan
bila dikocok dengan eter atau kloroform. Lapisan eter bila diuapkan akan terdapat barbital dan
dapat dilakukan reaksi identifikasi selanjutnya.
Campuran barbital dilarutkan dalam methanol, tambahkan beberapa tetes pereaksi Cobalt Nitrit
10% dan CaCl2 10%, basakan maka barbital akan mengendap. Endapan dikumpul dan
dicentrifius. Setelah mengendap cuci dengan methanol, asamkan sehingga barbital akan memisah
dari endapan, tarik dengan eter, kloroform, uapkan hingga mengkristal dan dilakukan
identifikasi.
1. 4. Sublimasi Mikro
Cara ini juga dipakai untuk memurnikan hasil isolasi dari campuran barbital yang telah
tercampur zat kotoran. Hasil sublimasi dipengaruhi oleh suhu, tinggi ring sublimasi, dan lama
sublimasi diadakan.
KIMIA
FISIKA
Identifikasi dengan Titik Leleh, Kromatografi Lapis Tipis, Kromatografi Gas, dan
spektrofotometer IR
Berikut ini akan dijabarkan mengenai semua proses reaksi identifikasi dari senyawa Barbital,
secara garis besarnya, reaksi identifikasi terbagi atas:
1. A. REAKSI UMUM
PEREAKSI
HASIL REAKSI
Parri
Warna
Vanillin
Warna,
Warna, Endapan
Warna
Iodoform
Endapan, Bau
Xanthydrol
Endapan
Formaldehide
Warna
Buchi-Pertia
Endapan, Kristal
Resorsinol
Warna
Merkuri
Endapan
1. REAKSI
PARRI
Prinsip: pembentukan senyawa kompleks antara barbital dengan senyawa Co dalam MeOH
bebas air.
Barbital dalam Metanol murni + 2 tetes CoCl2 dalam asam asetat 1% dan 2 tetes NH4OH warna
ungu
Pertama kali ditemukan oleh Parri tahun 1935 dengan:
Veronal + H2SO4 (p) + Naftol ungu intensif
Modifikasi oleh Potjewijd
Barbiturat dilarutkan dalam spiritus fortior + CoCl2 + 1 tts NH4OH (p) ungu
Modifikasi oleh Marshall
Barbital dalam lingkungan asam (eter atau kloroform), pisahkan lapisan eter dan kloroform,
uapkan residu taruh di atas kertas saring yang kering + beberapa tetes larutan Co(NO3) 2 1%
dan MeOH absolut . Kertas saring kering taruh di atas uap amoniak warna ungu merah.
Identifikasi ini tidak spesifik karena memberikan hasil positif berwarna ungu juga kepada
beberapa sulfa, theophyllin, asam camphoricum, theobromin, dan asam pthalat. Barbital yang
negatif ialah Pseudobarbital, Adalin, Bromural, Sodormid, Sulfonal
1. 2. REAKSI ZWIKKER
Zat + CHCl3 + reagen (Co(NO3) 2 0,01M dalam metanol) + 0,25 ml isobutilamin 1M dalam
CHCl3 ungu
Zat dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam tabung reaksi kering, masukkan Na, masukkan
sedikit lagi zat pijar 30 larutkan dalam etanol
Pemeriksaan S:
1/3 filtrat asamkan dengan HNO3 panaskan hingga mendidih + 5 tts lar AgNO3 5% endapan
(Cl, Br,I)
Membedakan Cl, Br,I
AgCl, AgBr, dan AgI + amoniak AgCl larut, AgBr dan AgI mengendap
1. 2. BEILSTEIN TEST (adanya gugus halogen: F, Br)
1. D. REAKSI WARNA
1. SALISILDEHID-H2SO4
0,01 g zat + Iml H2SO4 (p) + beberapa tetes salisildehid 1% dalam spiritus, panaskan di WB
merah frambos (dial)
2. FURFUROL-H2SO4
Zat dalam H2SO4 (p) + larutan furfurol 5% dalam spiritus, panaskan di WB ungu (Phanodorm,
Medomin), merah coklat (Thiobarbital, Pentotal)
3. FENOL-H2SO4
Merah rosa (Phanodorm, Kemithal, Evipan), jingga Cydopal
4. PIPERONAL-H2SO4
0,5% piperonal dalam alkohol + zat berwarna
5. NITRASI menurut RANWEZ
10 mg zat + 10ml HNO3 /H2SO4 (p), panaskan 10 di air mendidih, dinginkan, encerkan dengan
air kuning dan endapan + NH4OH berlebih kuning
1. E. REAKSI KRISTAL
1. SUBLIMASI
Veronal, Luminal, Phenodorm, Allonal, Difenil hidantion
2. REAKSI NaOH dengan ASAM ASETAT
Larutan zat dalam BaOH/KOH asamkan dalam asam asetat kristal yang diawali dengan
adanya tetes minyak warna hijau
3. REAKSI PENGENDAPAN dengan FOSFAT
Larutan zat dalam KOH, teteskan pada objek glass + kristal amonium fosfat endapan
1. ALLONAL
Sinonim : isopral + pyramidon
Isopral : +
Pyramidon : +
Reaksi kristal :
Dragendorf
Bouchardat
Fe-kompleks
Cu-kompleks
2. AMYTAL
Sinonim :Asam ethylisoamylbarbiturat
BM : 228,27
Pemerian : kristal agak putih
TL : 156-1580C
Kelarutan : dalam air : (1:1300); ethanol (1:5); chloroform (1:7); ether (1:6)
Fungsi
: Hypnotik
Reaksi
: Larutan dalam air yang jenuh bereaksi asam terhadap lakmus (memberi warna
merah terhadap lakmus)
Reaksi kristal :
Fe-kompleks
Cu-kompleks
Sublimasi
3. APROBARBITAL
Sinonim : Isopral
:Sedative, hipnotik
Reaksi :
Zat dapat mereduksi KMnO4 dan Aqua Brom (warna menjadi hilang)
Reaksi kristal :
o
Cu-kompleks
Fe-kompleks
Sublimasi
4. DIAL
Sinonim : Allobarbital, 5,5 asam diallylobarbiturat
BM : 208,21
Pemerian : kristal agak pahit
TL : 171-173 0C
pH: larutan jenuh bereaksi asam terhadap lakmus
Kelarutan :dalam air (1:300) : air mendidih (1:50) : etanol (1:20); ether (1:20); sangat larut
dalam etanol panas, larut dalam aseton, ethylasetat
Fungsi
: Hypnotik sedative
Reaksi :
Reaksi kristal :
o
Fe-kompleks
Sublimasi
Cu-Kompleks
Fe-Komplek
1. 5. DIPHENYLHYDANTOIN-Na
BM : 274,25
Pemerian : bubuk kristal putih , rasa seperti sabun, pahit menggigit, tidak berbau, agak
higroskopik,terpapar udara akan menyerap CO2 dan melepaskan difenylhydantoin
Kelarutan : dalam air ( 1:66) tetapi larutan keruh kecuali ditambah alkali hingga pH 11,7; larut
dalam 10,5 ml ethanol; tidak larut dalam eter dan kloroform, mudah terdisosiasi oleh asam lemah
seperti CO2 dengan mengurai diphenylhydantoin
Fungsi :Anticonvulsant, antiepilepsis
Reaksi :
6. EVIPAN
Sinonim : asam N-methylcyclohexanyl methyl barbiturat, Hexobarbital
: Sedative hipnotik
Reaksi :
Reaksi kristal :
7. KEMITHAL
Sinonim : 5-allyl-5 (2-cyclohexenal)-2-thiobarbiturat Na
Rumus molekul : C13H16N2O2Sna
BM : 287,36
Pemerian : Bubuk kuning pucat, agak pahit, higroskopis
TL : 148-156
Kelarutan : larut dalam air
Fungsi
: Anastetik
Reaksi :
Reaksi Parri : +
Reaksi kristal :
a. Wagenaar
b. Aseton air
8. LUMINAL
Sinonim : asam phenylaethylobarbiturat, gardenal
BM : 232,23
Rumus molekul : C12H12N2O3
Pemerian :Bentuk garam Ba, kristal dengan 3 fase berbeda, rasa agak pahit
Kelaruan : air (1:1000), ethanol (1:8), CHCl3 (1:40), ether (1:13), benzen (1:700), larut dalam
alkali hidroksida dan karbonat
TL : 174-178
pH : asam
Fungsi
Reaksi :
Reaksi kristal :
a. Sublimasi
b. Wagenaar
c. Fe-kompleks
d. Cu-kompleks
e. Bi-kompleks
f.NH4 fosfat
9. NEMBUTAL
Sinonim : ethylmethylbuthylbarbiturat Na, pentobarbital Na
: Hipnotik, sedatif
Reaksi :
Reaksi kristal :
a. Fe-kompleks
b. Cu-kompleks
c. larutan dalam NaOH 0,1 N sampai jenuh +NH4 fosfat
10. OLTHOPHAN
Pemerian : kristal putih, rasa agak pahit
Reaksi :
Reaksi kristal :
a. Fe-kompleks
b. Sublimasi
c. NaOH/HAc
c. Bi-kompleks
d. Cu-kompleks
11. Orthal Na
Sinonim: etil hexenil barbiturat Na, hexetal sodium
Berat molekul: 262, 29
Rumus molekul: C12H19NNaO3
Rumus bangun:
Karakteristik:
pH: basa
Kelarutan: sangat larut dalam air, larut dalam etanol, tak larut dalam eter dan
benzene, larutan dalam air bereaksi alkalis terhadap lakmus, larutan dalam
air tidak stabil kalau didiamkan.
Reaksi
Reaksi kristal:
Cu kompleks
Fe kompleks
(NH4)H2PO4
12. Pentothal Na
Sinonim: Thiopental Na
Nama IUPAC: [5-etil-4,6-diokso-5-(pentan-2-il)-1,4,5,6-tetrahidropirimidin-2-il]sulfanid
sodium
Berat molekul: 264,33
Rumus molekul:C11H17N2O2SNa
Rumus bangun:
Karakteristik:
pH: 12,5
Kelarutan: larut dalam air dan alcohol, tidak larut dalam eter, benzene dan
petroleum eter, larutan dalam air jika didiamkan terurai dan jika dipanaskan
terjadi endapan.
Larutan 2,5 % b/v dalam air bereaksi alkalis kuat dengan pH 10,5.
13. Persedon
Sinonim: 3,3-dietil-2,4-dioxotetrahidropiridin.
TL: 92-93C
pH: asam
Reaksi:
Reaksi Kristal:
o
Fe kompleks
Cu kompleks
14. Panodorm
Sinonim: siklodorm, siklobarbitalum, heksamalum
Berat molekul: 236,26
Rumus molekul: C12H16N2O3
Rumus bangun:
Karakteristik:
TL: 171-174C
Kelarutan: sedikit laut dalam air, cukup larut dalam air panas (mendidih).
Reaksi:
Reaksi Kristal:
Kompleks Bi
Kompleks Cu
Kompleks Fe
Dragendorf
15. Prominal
Sinonim: asam 5-etilmetil-5-fenilbarbiturat
Berat molekul: 246,26
Rumus molekul: C13H14N2O3
Rumus bangun:
Karakteristik:
TL: 176C
Dalam tabung reaksi + H2SO4 (p) + zat + formalin (di WB) merah anggur
Reaksi Kristal:
(NH4)H2PO4
16. Rutonal
Sinonim: asam 5-metil-5-fenilbarbiturat
Berat molekul: 218,21
Rumus molekul: C11H10N2O3
Rumus bangun:
Karakteristik:
TL: 226C
pH: basa.
Kelarutan: tidak larut dalam air, larut dalam alcohol, eter dan alkali.
Reaksi:
Parri (+)
Reaksi Kristal:
Kompleks Fe
Kompleks Cu
Cu amoniak
17. Serdomid
Sinonim: allysisopylacetluerum
Berat molekul: 184,23
Rumus molekul: C9H16N2O2
Rumus bangun:
Karakteristik:
TL: 194C
Kelarutan: larut dalam 3 liter air, larut dalam 210 ml air mendidih, dalam
alcohol 1:10, dalam eter 1:75.
Sedatif.
Reaksi:
18. Soneril
Sinonim: neocal, butetal, butobarbitalum.
Berat molekul: 212,34
Rumus molekul: C10H16N2O3
Rumus bangun:
Karakteristik:
TL: 124-127C
Kelarutan: larut dalam etanol (1:5), tak larut dalam petroleum eter, dalam air
(1:250), dalam kloroform (1:3).
Reaksi:
Reaksi Kristal:
o
Sublimasi
Wagenaar
Kompleks Cu
Kompleks Fe
Aseton air
Kompleks Bi
19. Veronal
Sinonim: asam dietilobarbiturat, barbital, barbiton.
Berat molekul: 184,19
Rumus molekul: C8H12N2O3
Rumus bangun:
Karakteristik:
TL: 188-192C
Kelarutan: larut dalam air, air mendidih, alkohol amilalkohol, piridin, anilin,
niirobenzen, dalam kloroform (1:75).
Reaksi:
Reaksi Kristal:
Sublimasi
Kompleks Cu
Kompleks Fe
Kompleks Bi
NaOH + (NH4)H2PO4