Anda di halaman 1dari 18

INTERAKSI SEDIAAN

SOLID DENGAN EKSIPIEN

STABILITAS OBAT
KELOMPOK 2

ANISA ROSDIANA
INTAN MERITA

260110130003
260110130004

NUJAIMAH R. SHOLEH
ORYZA SATIVA S.

260110130005
260110130006

PENDAHULUAN
Kombinasi dua bahan aktif atau lebih atau dengan eksipien dapat
menyebabkan terjadinya transformasi dan interaksi secara fisika
maupun kimiawi.
Interaksi antar bahan dalam sediaan obat dapat menyebabkan
terbentuknya hasil urai baru (new impurities), masalah dalam
sediaan dan proses manufaktur, perubahan sifat sifat fisikokimia
bahan obat (seperti stabilitas, kelarutan, profil laju disolusi, derajat
kristalinitas dan higroskopisitas).

Eksipien seperti yang diketahui dapat memfasilitasi administrasi,


memodulasi pelepasan komponen zat aktif, menstabilkan, dan
mencegah degradasi oleh lingkungan.
Kebanyakan eksipien tidak memiliki efek farmakologi secara
langsung, tetapi eksipien dapat meningkatkan sifat sifat yang
berguna dalam formulasi.
Interaksi fisik dan kimia antara obat dan eksipien dapat
memengaruhi sifat kimia, stabilitas dan bioavailabilitas obat, dan
konsekuensi berupa keefektifan terapi dan keamanan

J E N I S I N T E R A K S I O B AT
DENGAN EKSIPIEN
Interaksi Fisik
Tidak selalu melibatkan perubahan kimia, memungkinkan
komponen dalam formulasi untuk mempertahankan struktur
molekul, melibatkan perubahan disolusi, solubilitas, tingkat
sedimentasi
Interaksi Kimia
Zat aktif farmasi (API) dan eksipien bereaksi satu sama lain
membentuk senyawa yang tidak stabil. Umumnya interaksi ini
memiliki efek merusak formulasi maka jenis interaksi ini harus
dihindari

Contoh Interaksi
fisika
Kompleksasi:
Siklodekstrin (Pati) + Obat
(Hidrofob) mengalami
kompleksasi akan
meningkatkan
bioavailibilitas obat
Adsorpsi: Indometasin +
kaolin meningkatkan
disolusi dan bioavailibilitas,
Tertrasiklin dan kalsium
karbonat menurunkan
disolusi
Dispersi padat : Ibuprofen+
Polietilen Glikol menyebabkan
berat molekul Berubah,
Povidone + Asam stearat
dalam kapsul menyebabkan
disolusi menurun

Contoh Interaksi
Kimia
Oksidasi

Isomerisasi
Hidrolisis
Fotolisis

INTERAKSI OBAT
DENGAN EKSIPIEN

1. LAKTOSA
Laktosa merupakan pereduksi disakarida dan reaksi dengan obat
yang mengandung kelompok amino telah dilaporkan mengalami
reaksi Maillard.
contoh: aminofilin, obat bronkodilator berisi cincin purin yang
berpasangan dengan etilendiamin
Inkompatibilitas yang terjadi karena adanya reaksi Maillard ini
menyebabkan perubahan warna dari sediaan
Reaksi Maillard sendiri dapat dicegah dengan mengurangi
aktivitas air di formulsi dan pengemasan yang tepat.

2 . D C P D ( D I KA L S I U M
D I H I D R AT E M C O M P R E SS )
Dipakai sebagai filler tablet, namun memiliki
inkompatibilitas dengan beberapa obat bersifat asam
dan garam sodium.
contoh, obat antitumor beta-lapachone sensitif
pada pH basa dan saat diformulasikan dengan DCPD
akan menyebabkan terjadinya degradasi obat karena
adanya perubahan entalpi di suhu yang rendah.

3. SELULOSA
digunakan sebagai pengisi dan disintegran pada tablet,
juga dapat digunakan sebagai bahan pengikat
laju degradasi enalapril maleat dipercepat dengan
adanya selulosa
Contoh lain, obat diuretik triklormetiazid stabil pada fase
solid di keadaan yang lembab, namun saat dibuat dalam
bentuk tablet tidak stabil pada kondisi yang sama.
Degradasinya dipercepat dengan penambahan
hidroksipropilselulosa.

4. P E G / P O LI E TI LE N G LI KOL
Dapat digunakan sebagai binder
menyebabkan degradasi pada obat seperti ibuprofen atau aspirin
Aspirin mengalami degradasi dengan beberapa tingkat PEG
karena adanya trans-esterifikasi untuk membentuk asam salisilat
dan PEG terasetilasi.
Kecepatan dekomposisinya lebih besar dibandingkan dengan
basis lemak yang lain seperti cocoa butter.
Obat lain yang memiliki interaksi dengan PEG yaitu ketoprofen,
ibuproksam dan kalsiium fosfomisin.

5. KITOSAN
Kitosan dapat dijadikan disintegran dalam sediaan padat dan
meningkatkan disolusi obat.
dijadikan disintegran dalam sediaan padat dan meningkatkan
disolusi obat.
menghambat pelepasan NSAID sodium diklofenak dari matriks
tablet pada pH rendah, kemungkinan karena adanya pembentukan
kompleks antara sodium diklofenak dan gugus amino terionisasi
dari polimer kationik kitosan.
memiliki interaksi dengan piroksicam.

6. POVIDON / PVP
sebagai binder dalam formulasi tablet
cukup inkompatibel dengan berbagai macam API. Misalnya pada obat
anti hipertensi, atenolol dan PVP menunjukkan perubahan substansi di
thermogram dari campuran obat eksipien .
interaksi ini dipercepat atau dimediasi oleh molekul air bebas dari PVP.
Selain atenolol, PVP juga berinteraksi dengan indometasin, ketoprofen,
temazepam, dan ibuproksam.
Karena PVP diproduksi dari polimerisasi radikal bebas dari Nvinilpirolidon menggunakan hidrogen peroksida sebagai inisiator, maka
PVP selalu mengandung peroksida yang tidak terekasikan dan mungkin
dapat mengoksidasi API.

D A F TA R PU S TA KA
Bharate,
Barate,
Bajaj.
2010.
Interactions
And
Incompatibilities of Pharmaceutical Excipients With
Active Pharmaceutical Ingredients: A Comprehensive
Review. Journal Excipient and Food Chem., 1 (3): 1-24
Patel P, Ahir K, Manami L. 2015. Drug-Excipient
compatibility studies: First step for dosage form
development. The Pharma Innovation Journal 2015;
4(5): 14-20.

Anda mungkin juga menyukai