Anda di halaman 1dari 5

PROSEDUR KERJA BAKU

ORIGINAL
QUALITY CONTROL FARMASI
No Dokumen 05/D/D10/012
Metode Pengujian Bahan Tambahan
No Revisi 06
Gula (Sukrosa)
Berlaku Efektif 02.10.17
C112H22O11 ; BM 342,30
Halaman 1 dari 5

LEMBAR PENGESAHAN

Dibuat Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal


Puri Ramadhani Staf Analis Fisika Kimia 27.09.17
Oleh

Disetujui Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal


Chusnul Huda, Apt. Kepala Departemen QC Farmasi 27.09.17
Oleh

R. Edy Purwanto, Apt. Kepala Departemen QA Farmasi 27.09.17

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal


Disahkan Ita Tresnowati, Apt. QMR 29.09.17
Oleh

SEJARAH REVISI

Revisi Tanggal Halaman Paragraf Alasan


ke
00 01.04.06 - - Baru
01 01.07.07 - - Penyesuaian prosedur
02 15.06.09 - - Penyesuaian prosedur
03 10.02.12 2 - Perubahan syarat pH gula impor
04 26.03.13 Mulai hal 2 - Melengkapi keterangan pada organoleptis, kelarutan dan identifikasi
05 03.03.16 Mulai hal 2 - Penyesuaian dengan FI V 2014
06 02.10.17 5 - Peniadaan identifikasi batas cemaran mikroba (point 4.9)

1. TUJUAN
Prosedur Kerja Baku Metode Pengujian Bahan Tambahan Gula (Sukrosa) dibuat untuk menetapkan
kesesuaian dengan persyaratan identitas yang tertera dalam Farmakope atau kompendia resmi lainnya.

2. RUANG LINGKUP DAN BATASAN


Prosedur Kerja Baku ini berlaku sebagai pedoman dalam melakukan pengujian bahan tambahan Gula
(Sukrosa) di Departemen QC Farmasi PT. Balatif.

3. PENANGGUNG JAWAB
Kepala Departemen QC Farmasi
PROSEDUR KERJA BAKU
ORIGINAL
QUALITY CONTROL FARMASI
No Dokumen 05/D/D10/012
Metode Pengujian Bahan Tambahan
No Revisi 06
Gula (Sukrosa)
Berlaku Efektif 02.10.17
C112H22O11 ; BM 342,30
Halaman 2 dari 5

4. PROSEDUR
4.1. Organoleptis
Diuji secara visual :
Bentuk : hablur atau massa hablur atau berbentuk kubus
Warna : putih atau tidak berwarna
Bau : tidak berbau
Rasa : manis
4.2. Kelarutan
4.2.1. Sangat mudah larut dalam air : 1 gr sampel dilarutkan dalam 1 ml air terbentuk larutan jernih.
4.2.2. Lebih mudah larut dalam air mendidih : 1 gr sampel dalam dengan 10 ml air mendidih terbentuk
larutan jernih.
4.2.3. Sukar larut dalam etanol : 1 gr sampel dilarutkan dalam 1000 ml etanol, terbentuk larutan jernih.
4.3. Identifikasi.
4.3.1. Gula Rafinasi :
312,5 gr Gula + Asam sitrat 3,125 gr + Na Benzoat 1,25 gr + Na Siklamat 0,3125 gr + air panas
250 ml  aduk hingga larut sempurna.
Ukur :
4.3.1.1. Viskositas :
4.3.1.1.1. Pasang spindle 1 pada alat Viskometer LVDVE 230.
4.3.1.1.2. Atur kecepatan berputar spindle pada 100 rpm.
4.3.1.1.3. Letakkan larutan yang akan diperiksa pada kondisi suhu 60ºC-70ºC
dibawah spindle (larutan dimasukkan dalam gelas ukur ± 250 ml).
4.3.1.1.4. Jalankan alat dengan menekan tombol “motor on” keatas.
4.3.1.1.5. Tunggu sampai angka viskositas terlihat pada display stabil, catat.
4.3.1.1.6. Syarat : 10 – 25 cp.
4.3.1.2. BJ :
4.3.1.2.1. Timbang piknometer 10 ml kosong dan tutupnya, catat bobotnya.
4.3.1.2.2. Masukkan larutan gula (suhu 20°C) ke dalam piknometer 10 ml tersebut
sampai penuh dan tutup, kemudian timbang bobotnya dan catat.
4.3.1.2.3. Hitung Bj gr/ml = bobot piknometer isi larutan gula – bobot piknometer
kosong / 10.
4.3.1.2.4. Syarat : 1,20 – 1,40 g/ml.
PROSEDUR KERJA BAKU
ORIGINAL
QUALITY CONTROL FARMASI
No Dokumen 05/D/D10/012
Metode Pengujian Bahan Tambahan
No Revisi 06
Gula (Sukrosa)
Berlaku Efektif 02.10.17
C112H22O11 ; BM 342,30
Halaman 3 dari 5

4.3.1.3. pH :

4.3.1.3.1. Nyalakan alat pH meter Crison dengan menekan tombol on/off  “Φ” 
EC measure.
4.3.1.3.2. Pilih chanel 2 untuk pH dengan menekan” ⊃ ”sampai muncul pH
measure.
4.3.1.3.3. Masukkan elektroda ke larutan gula yang akan diperiksa (suhu 20°C).
4.3.1.3.4. Tekan ”√ ”  proses pengukuran berjalan ditandai dengan simbol pH
berkedip-kedip.
4.3.1.3.5. Proses pengukuran selesai bila simbol pH sudah tidak berkedip lagi.
4.3.1.3.6. Catat hasil pengukuran.
4.3.1.3.7. Syarat : 5,0 – 8,0.
4.3.1.4. Kadar Gula
4.3.1.4.1. Buka tutup refraktometer, teteskan 1 tetes larutan gula di atas kaca pada
alat refraktometer
4.3.1.4.2. Tutup refraktometer pelan-pelan, tidak boleh ada gelembung saat
memasang tutupnya
4.3.1.4.3. lihat kadar gula yang ditunjukkan alat, cata hasilnya.
4.3.1.4.4. Syarat : 50 % - 70 %.
4.3.1.5. Kejernihan (harus jernih tidak berwarna)
4.3.1.5.1. Masukkan larutan gula ke dalam beaker gelas 200 ml, amati secara visual
kejernihannya.
4.3.1.5.2. Larutan gula harus putiih jernih sampai kuning jernih dan tidak ada
partikel-partikelnya.
4.3.2. Gula Lokal :
500 gr Gula + air panas 250 ml  aduk hingga larut sempurna  ukur Viskositas, BJ, pH dan
kadar gula dengan cara seperti pada pengukuran gula impor.
Syarat viskositas : 20 – 40 cp  spindle 1 ; 100 rpm
BJ : 1,30 – 1,40 g/ml
pH : 5,0 – 7,0
Kadar gula : 60 – 70 %
PROSEDUR KERJA BAKU
ORIGINAL
QUALITY CONTROL FARMASI
No Dokumen 05/D/D10/012
Metode Pengujian Bahan Tambahan
No Revisi 06
Gula (Sukrosa)
Berlaku Efektif 02.10.17
C112H22O11 ; BM 342,30
Halaman 4 dari 5

4.4. Sisa Pemijaran


Sisa pemijaran tidak lebih dari 0,05 %, lakukan dengan cara :
4.4.1. Pijarkan krus pada suhu 600° ± 50° selama 30 menit, dinginkan dalam desikator dan timbang
seksama.
4.4.2. Timbang seksama 5 gr zat ke dalam krus, basahkan dengan 1 ml H2SO4 P, kemudian panaskan
hingga mengarang sempurna, dinginkan.
4.4.3. Basahkan residu dengan 1 ml H2SO4 P, panaskan hati-hati sampai tak terbentuk asap putih,
pijarkan pada suhu 600° ± 50° sampai residu habis terbakar, dinginkan dalam desikator.
4.4.4. Timbang seksama krus berisi zat yang telah dipijarkan.
4.4.5. Hitung sisa pemijaran : bobot krus berisi zat yang telah dipijarkan dikurangi bobot krus
kosong.
4.4.6. Jika jumlah sisa yang diperoleh lebih dari batas yang ditetapkan, basahi lagi dengan H2SO4 P
dan pijarkan lagi seperti cara sebelumnya selama 30 menit, sehinga perbedaan penimbangan dua
berturut-turut tidak lebih dari 0,5 mg atau hingga persen dari sisa memenuhi batas pada
monografi.
4.5. Klorida
Tidak lebih dari 35 bpj. Lakukan dengan cara sebagai berikut :
Pada 2,0 gr zat tambahkan 20 ml air dan 13 ml asam nitrat encer LP dan hangatkan perlahan jika
perlu, sampai tidak lagi melarut. Encerkan hingga 100 ml, saring jika perlu. Pada 50 ml larutan ini,
tambahkan 1 ml perak nitrat LP  larutan tidak lebih keruh dari yang dihasilkan oleh 0,10 ml asam
klorida 0,02 N.
Cara pembuatan asam nitrat encer P (10 %) : Encerkan 105 ml asam nitrat P denganair hingga 1000 ml
air.
Cara pembuatan perak nitrat LP : Larutkan 17 gr perak nitrat P dalam air hingga 1000 ml.
4.6. Sulfat
Tidak lebih dari 60 bpj. Lakukan dengan cara sebagai berikut :
Larutkan 5,0 gr zat dalam 5 ml air dan 5 ml asam klorida encer P, encerkan dengan air hingga 100 ml,
saring jika perlu. Pada 20 ml filtrat, tambahkan 1 ml asam klorida encer P, encerkan dengan air hingga
50 ml. Tambahkan 1 ml barium klorida LP  larutan tidak lebih keruh dari yang dihasilkan oleh 0,3
ml asam sulfat 0,020 N.
Cara pembuatan asam klorida encer P (10 %) : Buat campuran 226 ml asam klorida P dengan air
secukupnya hingga 1000 ml.
Cara pembuatan barium klorida LP : Larutkan 12 gr barium kloridaP dalam air hingga 100 ml.
PROSEDUR KERJA BAKU
ORIGINAL
QUALITY CONTROL FARMASI
No Dokumen 05/D/D10/012
Metode Pengujian Bahan Tambahan
No Revisi 06
Gula (Sukrosa)
Berlaku Efektif 02.10.17
C112H22O11 ; BM 342,30
Halaman 5 dari 5

4.7. Kalsium
Pada 10 ml larutan (1 dalam 10) tambahkan 1 ml amonium oksalat LP  larutan tetap jernih selama
minimal 1 menit.
Cara pembuatan amonium oksalat LP : Larutkan 3,5 gr amonium oksalat P dalam air hingga 100 ml.
4.8. Logam
Kandungan timbal tidak lebih dari 5 bpj.

5. DOKUMEN RUJUKAN
Farmakope Indonesia Edisi V tahun 2014, halaman 1120.

Anda mungkin juga menyukai