PERCOBAAN 6
SISTEM ENDOKRIN
Disusun Oleh:
Kelompok/shift : 7/E
Asisten : .Dina Rosdiana Sari,S.Farm
1439 H/2017 M
PERCOBAAN 5
I. Tujuan Percobaan
- Menjelaskan struktur sel dan jaringan yang menyusun sistem saraf.
- Menjelaskan anatomi dan fungsi otak.
- Menjelaskan anatomi spinalis cordata berserta fungsinya.
- Menjelaskan anatomi dan fungsi sistem saraf tepi
- Menjelaskan fungsi panca indera dan kaitannya dengan sistem saraf.
Alat:
Pipet tetes, kartu snellen, garpu tala, stopwatch, penutup mata, penutup
hidung, penutup telingan, buku tes buta warna isihara.
III. Prosedur
3.1. Penglihatan
3.1.1. Refleks akomodasi
Diukur pupil matan dan diamati adanya perbedaan pupil mata
di bawah sinar biasa dan sinar terang (menggunakan lampu senter).
Kemudian, diukur pupil mata jika mata melihat objek pada jarak 5
meter maupun 20 meter.
3.1.2. Titik dekat
Difokuskan mata pada objek ( misal pensil atau batang
pengaduk) berjarak 1 meter. Perlahan lahan gerakan objek mendekati
mata sampai objek terlihat berganda. Kemudian, digerakkan kembali
menjauh sampai objek tampak lagi sebagai objek tunggal. Jarak ini
disebut titik dekat untuk akomodasi.
3.2. Pendengaran
Dipukulkan sebuah garpu tala dengan frekuensi 512 cps pada mulut.
Garpu tala digigit di antara gigi dan bibir terbuka. Orang dengan
pendengaran normal akan melokalisir suara terdengar seakan dari posisi
median. Penderita tuli konduktif pada salah satu telingan akan mendengar
lebih jelas pada telinga tersebut. Penderita tuli perseptif pada slah satu
telinga akan mendengar suara lebih jelas pada telingan yang normal.
3.3. Pengecapan
3.4. Penciuman
Mata ditutup dengan penutup mata, kemudian diciumkan kamfer
pada salah satu lubang hidung (lubang hidung yang lain ditutup). Bila
kamfer dicium terus menerus, catat waktu yang diperlukan sampai tak
dapat lagi terdeteksi bau tersebut. Waktu yang diperoleh merupakan waktu
adaptasi. Kemudian dibedakan / mengenali bau minyak permen dan
minyak cengkeh dengan mata di tutup.
3.5. Peliput
Pada bagian anterior dari lengan bawah dan pada telapak tangan
digambarkan suatu daerah dengan luas sekitar 2 cm2 yang terdiri dari 20
kotak dengan menggunakan pulpen seperti contoh berikut
4.1.Data Pengamatan
4.1.1. Penglihatan
a). Refleks akomodasi
Pupil mata berukuran 0,4 mm pada sinar biasa. Pada jarak 20
cm pupil mata berukuran 0,3 mm, dan pada jarak 5 meter pupil
mata berukuran 0,34 mm.
b). Titik dekat
Objek terlihat ganda pada jarak 13 cm dan objek kembali jelas
pada jarak 18 cm.
c). Ketajaman penglihatan
d= 3,05
D= 3,05
d
V=
D
3,05
=
3,05
=1
d). Penglihatan binokular
Memasukan benang kedalam lubang jarum dengan 2 mata
terbuka membutuhkan waktu 8 detik. Memasukan benang ke
dalam lubang jarum dengan salah satu mata ditutup membutuhkan
waktu 1 menit 30 detik.
e). Uji buta warna
Ketika dilakukan uji ishihara terjawab semua dan benar semua.
4.1.2. Pendengaran (Uji Ketulian)
- Telinga tidak di tutup: Getaran suara terdengar di kedua
telinga
- Telinga di tutup sebelah: Getaran suara terdengar pada salah
satu telinga yaitu pada telinga yang di tutup.
4.1.3. Pengecapan
- Distribusi reseptor kecap
a. Larutan kinin sulfat 0,1% = semua pahit tapi ujung lidah
lebih terasa pahit
b. Larutan sukrosa 5% = semua manis tapi ujung lidah dan
lidah sebelah kanan lebih terasa manis
c. Larutan asam asetat 1% = semua terasa asam tapi ujung
lidah lebih terasa asam
d. Larutan natrum klorida 10% = semua terasa sangat asin tapi
ujung lidah lebih terasa asin
- Nilai ambang rasa
a. kinin 0,000008 M = terasa sangat pahit
b. sukrosa 0,01 M = terasa manis
c. asam klorida 0,0009 M = tidak terasa
d. natrim klorida 0,01 M = terasa asin
4.1.4. Penciuman
- Adaptasi penciuman (satu lubang hidung ditutup) pada
kamfer: 29,16 detik
- Pada analisis membedakan /mengenali bau,Subjek dapat
membedakan bau minyak permen atau minyak cengkeh.
4.1.5. Peliput
S,D,T S,D S S S
S,D,T S,D S S S
S S S S S
Telapak Tangan
S S,D S S S
S,D,P,T S S S S,D
Lengan Bawah
4.2. Tugas
Jawaban:
A. Dendrit
B. Badan sel
C. Akson
D. Selubung myelin
E. Sel schwan
F. Nodus ranvier
G. Nukleus sel schwan
H. Terminal akson
Jawaban:
A. Lobus frontal
B. Lobus temporal
C. Medula Oblangata
D. Spinal Cordata
E. Cerebellum
F. Lobus ocipital
G. Lobus pariental
H. Korteks sematosensori
I. Korteks Sematotrop
c. Tuliskanlah bagian-bagian yang ditunjuk pada gambar
medulla spinalis:
Jawaban:
C. Serviks
T. Toraks
L. Lumbar
S. Sakral
- Sklera: sklera adalah bagian putih mata yang mengelilingi kornea. Hal ini
terdiri dari jaringan berserat, dan memberikan perlindungan kepada bagian
dalam mata.
- Kornea: membantu dalam memfokuskan cahaya pada retina.
- (Aqueous Humor): cairan transparan bening yang mengisi ruang antara
kornea dan lensa mata dan memasok nutrisi dan oksigen ke bagian-bagian
ini.
- Iris adalah cincin otot di bagian tengah mata, yang membantu dalam
mengatur jumlah cahaya yang memasuki mata dengan mengontrol ukuran
pupil.
- Pupil: adalah sebuah lubang di tengah iris di mana cahaya melewati dan
jatuh pada lensa mata.
- Lensa Mata: membantu dalam memfokuskan cahaya pada retina. Lensa
mata mampu mengubah bentuknya sehingga memungkinkan kita untuk
melihat objek dekat dan jauh.
- Otot siliari: adalah jaringan berbentuk cincin yang memegang dan
mengontrol pergerakan lensa mata, dan karena itu, membantu dalam
mengendalikan bentuk lensa.
- Humor vitreous: Bertindak sebagai pengisi dan mencakup ruang antara
lensa mata dan retina. Serta memberikan perlindungan kepada lensa.
- Retina: untuk mengubah cahaya yang jatuh di atasnya menjadi impuls
listrik yang dapat dikirim ke otak.
- Saraf optik: berfungsi sebagai kabel yang menghubungkan mata ke otak.
Saraf optik ini membantu dalam transmisi sinyal dari retina ke pusat visual
otak.
- Spot kuning atau Makula: untuk penglihatan pembacaan kita, dan
membantu kita untuk melihat obyek yang tepat di depan kita.
- Kelopak mata: membantu dalam perlindungan dan pelumasan mata kita.
Serta membantu dalam mengendalikan jumlah cahaya yang jatuh ke mata
kita.
Sebagian besar lidah terdiri atas otot-otot, terdapat dua jenis otot pada lidah
yaitu otot intrinsik lidah dan otot ekstrinsik lidah
Jawaban:
Pada saat cahaya diarahkan kemata dengan jarak dekat, pupil mata
menjadi mengecil. Hal tersebut dapat terjadi karena daya akomodasi
mata diatur melalui saraf parasimpatis, perangsangan saraf
parasimpatis menimbulkan kontraksi otot siliaris yang selanjutnya
akan mengendurkan gligamen lensa dan meningkatkan daya bias.
ketika cahaya mengenai mata, sinyal saraf terbentuk dan dikirimkan
ke otak untuk memberikan pesan tentang keberadaan cahaya dan
kekuatan cahaya. Lalu otak mengirim balik sinyal dan memerintahkan
sejauh mana otot disekitar iris harus mengerut.
Jawaban:
Akomodasi adalah kemampuan lensa di dalam mata untuk
mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot siliar. Akibat
akomodasi, daya pembiasan lensa yang mencembung bertambah kuat.
Kekuatan akan meningkat sesuai dengan kebutuhan, makin dekat
benda makin kuat mata harus berakomodasi. Saraf yang berperan
dalam percobaan titik dekat adalah saraf simpatik.
Jawaban:
Jawaban:
Jawaban:
Jawaban:
Jawaban:
Lama kelamaan bau kamfer tidak lagi terasa menyengat karena pada
mekanisme penciuman ada sel granul yang berperan dalam proses
inhibisi sel mitral (proses adaptasi).
Jawaban:
V. Pembahasan
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan
serta terdiri dari jaringan saraf. Sistem saraf dalam tiga cara utama :
1. Input sensorik. Sistem saraf menerima sensai atau stimulus melalui resptor,
yang terletak di tubuh naik eksternal maupun internal.
2. Aktivitas integrative. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik
yang menjalar disepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis uang
kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus sehingga
respons terhadap informasi bias terjadi
3. Output motorik. Impuls dari ptak dan medulla spinalis memperoleh
respons yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh, yang disebut sebagai
efektor. (Sloane,Ethel.2004)
5.1. Penglihatan
i. Refleks akomodasi
Pada percobaan ini objek terlihat ganda pada jarak 13 cm dan kembali
terlihat tunggal pada jarak 18 cm. Hal ini terjadi akibat adanya daya
akomodasi lensa yang memfokuskan bayangan pada retina. Jika
berakomodasi, maka benda pada jarak yang berbeda-beda akan terfokus pada
retina. Akomodasi adalah kemampuan lensa di dalam mata untuk
mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot siliar. Akibat akomodasi,
daya pembiasan lensa yang mencembung bertambah kuat. Kekuatan akan
meningkat sesuai dengan kebutuhan, makin dekat benda makin kuat mata
harus berakomodasi. (Anthony, 1983)
Ganbar 1 Gambar 2
Pada gambar 1 jika orang yang buta warna parsial akan dapat
membaca angka tersebut, karena orang yang buta warna parsial hanya tidak
dapat membedakan antara warna hijau dengan merah dan antara warna hijau
dengan biru. Sedangkan untuk orang buta warna total maka tidak akan bisa
membaca angka tersebut karena orang yang buta warna total tidak memiliki
sel kerucut merah, hijau dan biru sehingga warna yang bisa di lihat hanya
warna hitam dan putih. Pada gambar yang ke 2 baik orang dengan buta warna
parsial maupun buta warna total maka tidak dapat membaca angka tersebut
karena warna pada gambar 2 sudah lebih banyak dibandingkan dengan
gambar 1. (Agusta, 2012)
5.2. Pendengaran
selaput gendang.
Tulang pendengaran.
Mekanisme Pendengaran:
dengan cara Uji Weber. Prinsip Uji Weber adalah membandingkan hantaran
bunyi pada telinga kanan dan kiri. Pada pengujian ini dilakukan dengan
bantuan garpu tala dengan frekuensi 512 cps pada lutut, garpu tala yang
dengan bibir terbuka. Suara yang dihasilkan terdengar di kedua telinga sama.
Tetapi pada saat praktikan sukarelawan menutup salah satu telinga sebelah
praktikan tidak normal (tuli konduktif). Hal ini dapat disebabkan kelainan di
pendengaran masih baik, dapat terjadi pada orang dengan infeksi telinga
Ada berbagai macam gangguan di telinga, salah satu nya Tuli. Tuli
(Pearce, 2009:335)
5.3. Pengecapan
Lidah adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat
kimia larutan. Lidah memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh
lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada lidah
karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu adalah
papilla pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap merupakan
kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil-bintil lidah. Papilla agak
kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan pada permukaan lidah. Di dalam
papila terdapat banyak kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bagian
berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong dan
sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor (Pearce, 2009: 310).
Fisiologi pengecapan:
Terdapat 4 tipe rasa dasar pada lidah yaitu asam, asin, manis, dan
pahit. Seluruh rasa ini dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah. Rasa
manis dan rasa asin dirasakan pada ujung lidah, asam pada samping lidah dan
pahit pada daerah sekitar papilla sirkumvalata. Keempat rasa ini dikenal
dengan istilah sensasi rasa primer. Selain itu, ada rasa kelima yang telah
teridentifikasi yakni umami yang dominan ditemukan pada glutamate (Marya,
2002).
1. Rasa Manis
Gula atau pemanis buatan tidak langsung masuk sel rasa, tetapi
memicu dulu perubahan di dalam sel. Senyawa tersebut akan terikat reseptor
pada permukaan sel rasa yang digandeng dengan molekul G-protein.
Dinamakan G-protein karena untuk aktivitasnya protein ini diatur oleh Guanin
Trifosfat (Irianto, 2012). Beberapa jenis zat kimia yang menyebabkan rasa ini
meliputigula, glikol, alkohol, aldehida, keton, amida, ester, asam amino, asam
sulfonat, asam halogen, dan garam anorganik dari timah hitam dan berilium.
Hampir semua zat yang menyebabkan rasa manis merupakan zat kimia
organik, satu-satunya zat anorganik yang menimbulkan rasa manis merupakan
garam-garam tertentu dari timah hitam dan berillium (Guyton, 2001).
2. Rasa Asam
Ion hidrogen dalam larutan dapat menyebabkan sensasi rasa asam. Ion
ini bereaksi terhadap sel rasa dalam tiga cara yaitu, dapat masuk ke dalam sel
secara langsung, memblokir kanal ion kalium pada mikrovili, dan mengikat
kanal bukaan di mikrovili, sehingga ion-ion positif dapat masuk dalam sel rasa.
Muatan positif ini akan berakumulasi dan mendorong terjadinya depolarisasi
yang dapat melepaskan neurotransmitter dan menyalurkan sinyal ke otak
(Irianto, 2012).
3. Rasa Asin
Garam dapur atau Natrium Klorida (NaCl) adalah satu contoh dari
garam yang dapat menimbulkan sensasi rasa asin. Ion natrium masuk melalui
kanal ion pada mikrovili bagian apikal, atau lewat kanal pada basolateral (sisi)
sel rasa, hal inilah yang akan membangunkan sel rasa tersebut (Irianto 2012).
Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan garam lainnya karena
beberapa jenis garam juga mengeluarkan rasa lain di samping rasa asin
(Guyton, 2001).
4. Rasa Pahit
Seperti rasa manis, rasa pahit tidak disebabkan suatu jenis agen kimia.
Pembagian kelas zat yang sering menyebabkan rasa pahit adalah zat organik
rantai panjang yang berisi nitrogen dan alkaloid yang terdiri dari banyak obat
yang digunakan dalam kedokteran seperti kuinin, kafein, strikmin, dan nikotin
(Irianto 2012), misalnya kuinin, zat ini bereaksi melalui G-protein bersama
reseptor dan second messenger. Namun, hanya second messenger yang mampu
mendorong pelepasan ion kalsium dari retikulum endoplasma. Depolarisasi
pun terjadi akibat terakumulasinya ion kalsium, dan terjadi juga pelepasan
neurotransmitter (Guyton, 2001).
5. Rasa Umami
Umami berasal dari bahasa Jepang yang berarti “Meaty” atau
“Savory” (enak, sedap, lezat). Rasa umani ditimbulkan oleh glutamat, yaitu
asam amino yang banyak terdapat pada protein daging dan ikan. Zat ini
bereaksi melalui G-protein bersama reseptor atau second messenger. Namun,
belum diketahui tahapan antara second messenger dan pelepasan
neurotransmiter (Irianto2012)
b. Suhu makanan
c. Penyakit
Pada penyakit kencing manis dan ginjal serta radiasi dapat pula
menyebabkan xerostomia. Xerostomia merupakan keadaan dimana mulut
kering akibat produksi kelenjar saliva berkurang (Guyton, 2001).
Dari hasil uji pengecapan yang telah dilakukan, didapat hasil pada uji
distribusi reseptor kecap larutan kinin 0,1% terasa pahit di semua bagian lidah
terutama bagian ujung lidah. Menurut literatur, lokasi reseptor untuk rasa pahit
berada di pangkal lidah sedangkan praktikan merasakan rasa pahit yang kuat di
ujung lidah karena penetesan sample pertama kali dilakukan di ujung lidah
sehingga rasa pahit lebih terasa. Hal ini juga disebabkan karena lidah yang
belum mengalami adaptasi rasa sehingga rasa pada bagian lidah yang
diteteskan lebih awal terasa lebih pahit.
Pada uji nilai ambang rasa, rasa pahit, manis, dan asin sudah terasa
namun untuk rasa asam tidak terasa padahal larutan uji yang digunakan
merupakan larutan yang memiliki nilai ambang rasa lidah pada rata-rata orang.
Hal yang menyebabkan rasa asam tidak terasa adalah kebiasaan praktikan yang
suka atau sering memakan makanan yang asam sehingga lidah sudah terbiasa
dengan rasa asam yang kuat. Jadi, saaat ditetesi larutan asam dengan
konsentrasi yang rendah, rasa asam sudah tidak terasa lagi.
5.4.Penciuman
Mekanisme alat indera pembau/penciuman adalah rangsang bau
berupa gas yang berasal dari lingkungan sekitarnya, meransang indera pembau
di dalam rongga hidung. Selanjutnya rangsang bau tersebut bergerak diterima
oleh lender pembau dan diteruskan ke gelembung pembau, kemudian bergerak
melalui berkas saraf menuju otak untuk ditafsirkan.(Guyton, 1983)
Zat ini dapat larut dalam lendir hidung, sehingga terjadi pengikatan
zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang
menjalar ke akson-akson. Beribu-ribu akson bergabung menjadi suatu bundel
yang disebut saraf I otak (olfaktori). Saraf otak ke I ini menembus lamina
cribosa tulang ethmoid masuk ke rongga hidung kemudian bersinaps dengan
neuron-neuron tractus olfactorius dan impuls dijalarkan ke daerah pembau
primer pada korteks otak untuk diinterpretasikan.( Pearce, 2009)
Reseptor Penciuman:
5.5. Peliput
Sistem peliput meliputi kulit, turunana kulit (seperti kuku, keleknjar,
dan rambut) serta beberapa jenis reseptor khusus. Sistem ini sering kali
mencakup bagian system organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut,
bulu, sisik, kuku, kelenjar keringant dan produknya. Kata kulit berasal dari
bahasa latin “integumentum” yang berarti penutup.(Pearce. 1979)
Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh manusia. Kulit sangat sensitif
terhadap pengaruh lingkungan sekitar, seperti panas matahari, debu, dan
asap knalpot. Kulit yang sebenarnya yaitu lapisan penutup yang umumnya
terdiri dua lapisan utama, letaknya sebelah luar dari jaringan ikat kendur yang
meliputi otot dan struktur permukaan lain. Sedangkan derivateintegumen yaitu
struktur tertentu yang secara embryogenetik berasal dari salah satu ataukedua
lapisan kulit sebenarnya. Struktur ini dapat berupa struktur yang lunak,
seperti kelenjar eksresi, tetapi dapat juga berupa struktur keras dari kulit ini,
dinamakan eksoskelet. Kulit dibagi menjadi 3 bagian: bagian terluar disebut
epidermis, bagian tengah mesodermis,dan dan tekanan. Subcutan merupakan
indera peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin,
sakit.(Pearce. 1979)
VI. Kesimpulan
Prasetya.
Puspa Swara.
ECG.
EGC.
Slone, ethel. 2004. Anantomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.