Anda di halaman 1dari 20

PEMERIKSAAN SPIROMETRI

dr. Mayang Setyaningsih, M.Biomed


Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran Unika Soegijapranata
PENGENALAN

- Paru merupakan organ yang berperan dalam proses ventilasi dan


difusi gas.
- Ventilasi merupakan proses pertukaran gas antara udara atmosfer
dan paru, sedangkan difusi merupakan proses pertukaran gas dari
alveoli ke kapiler pulmonal.
- Tes fungsi paru merupakan beberapa tes yang dapat menilai kerja
paru → salah satunya menggunakan SPIROMETRI
- Spirometri dapat mengukur volume inhale dan exhale individu,
berapa banyak udara yang tertahan di paru, berapa cepat udara
mengalir keluar dari paru, dan seberapa baik paru dapat
memasukkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida

2
• Pemeriksaan spirometri tidak hanya digunakan untuk menentukan diagnosis tetapi juga untuk menilai beratnya
obstruksi, restriksi, dan efek dari pengobatan.
• Ada beberapa penderita yang tidak menunjukkan adanya keluhan namun pada pemeriksaan spirometri menunjukkan
adanya obstruksi atau restriksi. Hal ini dapat dijadikan sebagai peringatan awal terjadinya gangguan fungsi paru yang
mungkin dapat terjadi sehingga kita dapat menentukan tindakan pencegahan secepatnya.
• Sehingga indikasi dari spirometri:
1. Menilai status faal paru yaitu menentukan apakah seseorang mempunyai faal paru normal, hiperinflasi,
obstruksi, restriksi atau bentuk campuran.
2. Menilai manfaat pengobatan yaitu menentukan apakah suatu pengobatan memberikan perubahan terhadap
nilai faal paru
3. Evaluasi penyakit yaitu menilai laju perkembangan penyakit terdapat perbaikan atau perubahan nilai faal paru
4. Menentukan prognosis yaitu meramalkan kondisi penderita selanjutnya dengan melihat nilai faal paru yang
ada
5. Menentukan toleransi tindakan bedah
6. Menentukan apakah seseorang mempunyai risiko ringan, sedang atau berat pada tindakan bedah
7. Menentukan apakah dapat dilakukan tindakan reseksi paru
3
- Spirometri adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur
volume dan kapasitas paru selama bernafas
- Menggunakan alat bernama spirometer, sedangkan hasil
pengukurannya bernama spirogram
- Spirometri merupakan modalitas pertama untuk skrining awal
gangguan paru
- Yang digunakan sebagai dasar penghitungan fungsi paru adalah
pengukuran tidal volume, minute ventilation, alveolar ventilation
rate, inspiratory reserve volume, expiratory reserve volume, and
FEV.
- Volume lain yang bisa dilihat adalah dead space, residual volume,
and minimal volume.

4
VOLUME DAN KAPASITAS PARU-PARU

1. Tidal volume
 jumlah udara yang masuk dan keluar paru pada
pernafasan normal
 Saat istirahat, manusia dewasa normal bernafas
sebanyak rata-rata 12x/menit, dan setiap inhalasi
dapat menghirup 500mL udara kedalam paru-paru
 Volume pada saat 1 kali pernafasan ini yang disebut
Tidal Volume (TV)
 Jika TV dilakukan selama beberapa kali dalam 1 menit,
maka disebut sebagai Minute Ventilation (MV)
 Sehingga MV adalah volume total inhalasi dan
exhalasi udara setiap menit = RR x TV ( 12x/menit x
500mL = 6 L/menit)
-
5
 TV setiap orang berbeda-beda, tergantung pada usia, jenis kelamin, tinggi, dan berat
badan.
 Pada kenyataannyam tidak seluruh TV masuk ke alveoli dan melakukan pertukaran
oksigen
 Pada orang dewasa, hanya 70% (350ml) yang masuk ke zona respirasi pada sistem
pernafasan (bronkiolus dan alveolar), sisanya 30% (150ml) menempati ruang-ruang
anatomi di saluran nafas (anatomic dead space) dan tidak aktif melakukan pertukaran
oksigen → hal ini menimbulkan akibat bahwa minute ventilation (MV) tidak dapat
digunakan
 Yang banyak digunakan adalah alveolar ventilation rate, yaitu volume udara per
menit yang mencapai zona respirasi. Sehingga jika dihitung maka alveolar ventilation
rate = 12x/menit x 350 mL = 4200 ml

6
2. Inspiratory Reserve Volume (IRV)
 volume gas maksimal yang dapat
diinspirasi setelah inspirasi tidal
 Saat bernafas dalam, seseorang bisa
menghirup nafas lebih dari 500 mL
(TV)
 Udara inspirasi tambahan ini bisa
mencapai 3100mL di pria dan 1900
mL di Wanita
 IRV + TV = Inspiratory Capacity

7
3. Expiratory Reserve Volume (ERV)
 Volume udara maksimal yang dapat
diekspirasi setelah ekspirasi tidal
 Saat seseorang mengeluarkan udara
(exhalasi ) lebih dari 500 mL (TV)
 Udara expirasi tambahan ini pada pria
sebanya 1200 mL dan pada wanita
sebanyak 700 mL

8
4. Forced ExpiratoryVolume in 1 second (FEV1)
 Yaitu volume udara yang dapat dikeluarkan oleh paru-
paru selama 1 detik dengan usaha sekuatnya setelah
melakukan inspirasi maksimal
 FEV1 akan menurun jika terjadi obstruksi saluran nafas,
mial pada PPOK karena peningkatan resistensi aliran
udara

5. Residual Volume (RV)


 Yaitu udara yang masih tertinggal di dalam paru,
walaupun setelah melakukan ERV
 RV pada pria sebanyak 1200 mL dan pada Wanita
sebanyak 1100m
 RV diperlukan supaya paru tidak kolaps melawan
tekanan intrapleural
 RV tidak dapat dihitung sengan spirometri

9
6. Vital Capacity (VC)

 yaitu jumlah udara yang dapat di ekpirasi


kuat setelah inspirasi kuat
 Hasil penjumlahan dari inspiratory
reserve volume + tidal volume +
expiratory reserve volume
 VC = IRV + TV+ ERV

10
7. Inspiratory capacity
IC = TV + IRV
8. Functional residual capacity
FRC = ERV+RV
9.Total lung capacity
TLC = VC + RV

11
B. PARAMETER DINAMIS

 Parameter yang dibahas sebelumnya merupakan parameter statis (volume dan kapasitas paru)
 Selain parameter statis, spirometri dapat juga menilai parameter dinamis yang meliputi
forced vital capacity (FVC), forced expiratory volume in 1 second (FEV1), FEV1 /FVC ratio, force
expiratory volume in 25-75% (FEV25-75%).
 FVC merupakan jumlah udara yang dikeluarkan dengan kecepatan penuh dan selama ekspirasi
dalam setelah inspirasi maksimal. Normalnya adalah 80% -120%. FVC di bawah normal
mengindikasikan adanya suatu penyakit restriktif.
Forced vital capacity adalah volume gas yang dapat dikeluarkan dengan sekuat-kuatnya dan secepat-
cepatnya setelah suatu inspirasi maksimal. Pengukuran dilaksanakan dengan forced expiratory effort
maksimal di mana penderita diminta dengan sekuat-kuatnya dan secepat-cepatnya mengeluarkan
vital capacity- nya.
Penderita dengan obstruksi saluran napas dan peningkatan resistensi aliran udara ekspirasi (misalnya
asma dan emfisema) untuk mengeluarkan seluruh vital capacity nya memerlukan waktu 25 - 30
detik, sedangkan pada orang normal hanya 3 detik
12
 Forced Expiratory Volume (FEV1) yaitu jumlah udara yang
dapat dikeluarkan sebanyak-banyaknya dalam 1 detik pertama
pada waktu ekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal. Hasilnya
dikatakan normal jika nilai minimum nya adalah 75% dari FVC. FEV
menyatakan adanya resistensi pada jalan nafas medium dan besar.
Parameter FEV1masih merupakan salah satu parameter yang
penting, terutama pada laboratorium yang mempunyai fasilitas yang
kurang lengkap.
Kelemahan dari FEV1:
1) Diperlukan pengertian yang baik dari penderita yang diperiksa
sehingga tes ini bisa dilakukan semaksimal mungkin;
2) FEV1 hanya bisa mendeteksi kelainan di saluran pernapasan
besar, tidak bisa mendeteksi adanya kelainan di saluran
pernapasan kecil
 FEV1 dapat membedakan antara kelainan restriksi dan obstruksi. Pada
restriksi nilai absolut FEV1 menurun dan nilai relatif FEV1/VC normal.
Sedangkan pada obstruksi, terjadi penningkatan tahanan jalan napas
sehingga nilai FEV1 dan ratio FEV1/VC akan menurun.
13
 FEV25-75% merupakan aliran ekspirasi yang digambarkan dalam kurva landai antara manuver FVC 25
ke 75%. Penurunan FEV25-75% menunjukkan adanya obstruksi pada saluran nafas yang kecil. Pada
beberapa kasus, penurunan FEV25-75% akan lebih dahulu terdeteksi dibandingkan penurunan FEV1.
 Maximal Voluntary Ventilation (MVV) disebut juga dengan Maximal Breathing Capacity(MBC)
adalah volume maksimal yang dihirup selama 1 menit dengan usaha/ voluntary effort.
• Disini penderita diminta untuk menghirup dan menghembuskan napas sedalam-dalamnya dan
secepat-cepatnya selama kurang lebih 10-30 detik dengan eksplorasi selama satu menit akan
didapatkan MBC.
• Penderita diminta bernapas dalam dan cepat, dengan RR 40-60 /menit selama satu menit akan
didapatkan MBC. Nilainya sangat dipengaruhi oleh perubahan compliance dan resistensi saluran
napas.
• MVV secara umum pararel dengan FEV yang digunakan untuk menilai konsistensi internal dan
mengukur kerjasama pasien. Jika hasil dari MVV didapatkan rendah pada pasien yang dapat diajak
bekerjasama, maka kemungkinan terdapat kelainan neuromuskular.
• Pada keadaan obstruksi dan retriksi didapatkan penurunan MVV / MBC.
• Pada restriksi, VC dan MVV turun dalam presentasi yang hampir sama, sedangkan pada
obstruksi penurunan MVV lebih jelas dari VC

14
Forced Expiration Volume Ratio
 Harga persen dari perbandingan : FEV1/ FVC Volume ekspirasi paksa dalam 1 detik cepat sebagai
presentase dari kapasitas vital paksa. Hasil volume udara ekspirasi pasien pada 1 detik sebagai persentase
dari volume total dari udara pada saat ekspirasi

15
16
17
18
KESIMPULAN

• Pemeriksaan spirometri merupakan salah satu


pemeriksaan untuk mengetahui apakah fungsi
paru normal atau tidak.
• Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan
spirometri statis dan dinamis.
• Pemeriksaan statis meliputi volume tidal, IRV,
IC, ERV, dan VC.
• VC merupakan pemeriksaan yang bermakna
karena mengetahui fungsi pengembangan paru
yang akan dilengkapi dengan pemeriksaan
dinamis selanjutnya
• Pemeriksaan dinamis yang bermakna meliputi
ratio FEC1/FVC dan FEF25-75%.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai