Anda di halaman 1dari 3

Spirometri

Spirometri merupakan suatu pemeriksaan yang menilai fungsi terintegrasi mekanik


paru, dinding dada dan otot-otot pernapasan dengan mengukur jumlah volume udara
yang dihembuskan dari kapasitas paru total (TLC) ke volume residu.8
Tujuan tes spirometri:
a. mengukur volume parusecara statis dan dinamik
b. menilai perubahan atau gangguan pada faal paru

Prinsip spirometri adalah mengukur kecepatan perubahan volume udara di paru-paru


selama pernafasan yang dipaksakan atau disebut forced volume capacity (FVC).
Prosedur yang paling umum digunakan adalah subyek menarik nafas secara maksimal
dan menghembuskannya secepat dan selengkap mungkin.  Nilai FVC dibandingkan
terhadap nilai normal dan nilai prediksi berdasarkan usia, tinggi badan dan
jeniskelamin. 8

Indikasi Spirometri Indikasi spirometri dibagi dalam 4 manfaat, yaitu:

1. Diagnostik : evaluasi individu yang mempunyai gejala, tanda, atau hasil


laboratorium yang abnormal; skrining individu yang mempunyai risiko penyakit
paru; mengukur efek fungsi paru pada individu yang mempunyai penyakit paru;
menilai risiko preoperasi; menentukan prognosis penyakit yang berkaitan dengan
respirasi dan menilai status kesehatan sebelum memulai program latihan. 8
2. Monitoring : menilai intervensi terapeutik, memantau perkembangan penyakit
yang mempengaruhi fungsi paru, monitoring individu yang terpajan agen berisiko
terhadapfungsiparu dan efeksampingobat yang mempunyai toksisitas pada paru. 8
3. Evaluasi kecacatan/kelumpuhan : menentukan pasien yang membutuhkan program
rehabilitasi, kepentingan asuransi dan hukum.8
4. Kesehatan masyarakat : survey epidemiologis (skrining penyakit obstruktif dan
restriktif) menetapkan standar nilai normal dan penelitian klinis.8

Sebelum dilakukan spirometri, terhadap pasien dilakukan anamnesa, pengukuran


tinggi badan dan berat badan. Pada spirometer terdapat nilai prediksi untuk orang
Asia berdasarkan umur dan tinggi badan. Bila nilai prediksi tidak sesuai dengan
standar Indonesia, maka dilakukan penyesuaian nilai prediksi menggunakan
standar Indonesia. Volume udara yang dihasilkan akan dibuat presentase
pencapaian terhadap angka prediksi. Spirometri dapat dilakukan dalam bentuk
social vital capacity (SVC) atau forced vital capacity (FVC). Pada SCV, pasien
diminta bernafas secara normal 3 kali (mouthpiece sudah terpasang di mulut)
sebelum menarik nafas dalam-dalam dan dihembuskan secara maksimal. Pada
FVC, pasien diminta menarik nafas dalam-dalam sebelum mouth piece
dimasukkan ke mulut dan dihembuskan secara maksimal. 8

Pengukuran fungsi paru yang dilaporkan :

1. Forced vital capacity (FVC) adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara
paksa setelah inspirasi secara maksimal, diukur dalam liter.8
2. Forced Expiratory volume in one second (FEV1) adalah jumlah udara yang
dapat dikeluarkan dalam waktu 1 detik, diukur dalam liter. Bersama dengan
FVC  merupakan indikator  utama fungsi paru-paru. 8
3. FEV1/FVC merupakan rasio FEV1/FVC. Pada orang dewasa sehat nilainya
sekitar 75% - 80%.8
4. Peak Expiratory Flow (PEF), merupakan kecepatan pergerakan udara keluar
dari paru-paru pada awal ekspirasi, diukur dalam liter/detik. 8
5. FEF 50% dan FEF 75%, optional, merupakan rata-rata aliran (kecepatan) udara
keluar dari paru-paru selama pertengahan pernafasan (sering disebut juga
sebagai MMEF (maximal mid-expiratory flow).8

Interpretasi hasil 8
Faal Paru Normal :
 VC dan FCV > 80% dari nilai prediksi
 FEV1 > 80% dari nilai prediksi
 Rasio FEV1/FVC > 70%
Gangguan Faal Paru Restriksi :
 VC atau FVC < 80% dari nilai prediksi
Gangguan Faal Paru Obstruksi :
 FEV1 < 80% dari nilai prediksi
 Rasio FEV1/FVC < 70%

Bentuk spirogram adalah hasil dari spirometri. Beberapa hal yang menyebabkan
spirogram tidak memenuhi syarat:
1. Terburu-buru atau penarikan nafas yang salah
2. Batuk
3. Terminasi lebih awal
4. Tertutupnya glottis
5. Ekspirasi yang bervariasi
6. Kebocoran

Setiap pengukuran sebaiknya dilakukan minimal 3 kali. Kriteria hasil spirogram


yang reprodusibel (setelah 3 kali ekspirasi) adalah dua nilai FVC dan FEV1 dari 3
ekspirasi yang dilakukan menunjukkan variasi/perbedaan yang minimal (perbedaan
kurang dari 5% atau 100 mL).8

Oksimetri

Oksimetri  atau pulse oximetri adalah sebuah tes yang cepat dan non invansif
untuk mengukur kadar saturasi oksigen dalam darah. Alat ini juga bisa dimanfaatkan
untuk mengetahui cacat jantung bawaan. Pemeriksaan ini lebih mudah dan
sederhana dibandingkan dengan pemeriksaan ultrasound (USG) di mid-trimester
atau pemeriksaan rutin setelah bayi lahir.9

Anna Uyainah ZN, Zulkifli Amin, Feisal Thufeilsyah(2014) Spirometri. Ina J Chest Crit and
Emerg Med. Vol. 1, No. 1

Uyainah, A., Amin,Z., & Thufeilsyah, F. 2015. Spirometri.

Suryowinoto, A., Hamid, A., & Desmalasa, A. F. 2017. DETEKSI DINI PENYAKIT
PERNAFASAN ASMA DENGAN PEAK EXPIRATORY FLOW METER BERBASIS
MICROCONTROLLER. Jurnal Mikrotek, 2

Anda mungkin juga menyukai