Oleh
PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN STIKes
MERCUBAKTIJAYA PADANG 2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT berkat
rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini banyak keraguan yang penulis hadapi, namun
berkat dorongan semua pihak, makalah ini dapat diselesaikan.Maka pada kesempatan
ini penulisi ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
Ibu Elmiyasna dan Meria Kontesa sebagai Dosen Pembimbing mata kuliah Konsep
Dasar Keperawatan yang telah mengarahkan dan memberikan masukan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dan yang teristimewa sekali ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya dan rasa hormat yang tak terhingga penulis sampaikan
kepada keluarga yang telah memberikan kasih sayang, motivasi, semangat dan doa
yang tulus kepada penulis untuk menuntut ilmu.
Penulis sangat senang dalam menerima kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalahl ini. Akhir kata penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis dan bagi
pembaca selanjutnya.
Peneliti
i
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Dosen (baik secara pe-orangan maupun kelompok), laboratorium, jurusan,
serta pusat penelitian, juga dapat melaksanakannya sesuai dengan bentuk kegiatan
pengabdian yang sesuai dengan apa yang sudah dikaidahkan. Mahasiswa memiliki
peran istimewa dibandingkan golongan akademik lainnya. Mahasiswa juga memiliki
kebebasan dalam “bergerak” karena belum terikat kepentingan -kepentingan individu
2 yang dimana dapat dengan mudahnya melunturkan idealisme mereka. Ketika
mahasiswa yang turun ke masyarakat, mereka seharusnya dapat menjadi contoh atau
representasi dari individu yang memiliki pemikiran dan niat yang tulus dimata
masyarakat. Dari identitas tersebut, secara tersirat dapat dinjelaskan bahwa
mahasiswa mempunyai tangung jawab secara intelektual, sosial, dan moral kepada
masyarakat. peran mahasiswa dapat disebut sebagai agent of change, social control
dan, iron stock dalam masyarakat (Yusron Alhaddad: 2016) :
2
Lalu Kuliah sebagai jenjang pendidikan yang tertinggi ini kerap dijadikan
sebagai pilihan prioritas sebagian pelajar yang telah menyelesaikan jenjang
belajarnya di SMA. Belajar dalam universitas atau perguruan tinggi semacamnya
akan sangat berbeda sekali dengan belajar dalam lingkungan sekolah menengah.
Mahasiswa selalu dituntut untuk bersikap cepat tanggap, luwes, sopan, dan juga
adaptif pastinya. Tidak lupa dibantu oleh alat - alat elektronik yang canggih sehingga
mempermudah mahasiswa dalam mengerjakan tugas-tugas perkuliahan (Andri
Imanudin: 2015 ). Dengan dibekali fasilitas yang sudah mumpuni, karena, mahasiswa
sudah terbiasa, cenderung untuk menyepelakanya, karena tentu saja teknologi sudah
memanjakan kebutuhan manusia. Namun tetap Mahasiswa tidak bisa lepas dari
teknologi untuk keperluan sehari-harinya. Ilmu yang diterima oleh Mahasiswa dibagi
menjadi 2, yaitu akademik dan non akademik. Kata akademis sebenarnya menuju ke
ranah ilmiah yang tentu saja berkaitan erat dengan ilmu pengertahuan yang
didasarkan dari teori-teori yang telah diuji kebenarannya secara objektif. non
akademik adalah kebalikan dari pengertian akademik. Pengertian non akademik
adalah kemampuan yang tidak ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan yang
bersifat ilmiah. Sederhananya, pengertian akademik adalah kemampuan yang
diperoleh dari hal-hal yang bersifat di luar ilmiah dan jauh dari teori-teori.
B. Rumusan Masalah
Dari beberapa uraian latar belakang di atas rumusan masalah dapat
dirumuskan “Menjelaskan Implementasi Pendidikan Karakter di Perguruan
Tinggi Melalui Tridharma Perguruan Tinggi”?.
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah didapatkan adapun tujuan dari
makalah ini adalah menjelaskan implementasi pendidikan karakter di
perguruan tinggi melalui tridarma perguruan tinggi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Tiga poin ini dapat dikatakan sebagai tiga pilar pola pikir menjadi kewajiban
mahasiswa maupun sivitas akademika di kampus. Artinya, siapapun yang menjadi
bagian dari sivitas akademika harus menanamkan dan menerapkan tiga pilar tersebut.
Sehingga implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi tidak hanya dibebankan kepada
mahasiswa. Dosen pun ikut dalam pengimplementasiannya.
Pengertian Tridharma
Tri Dharma berasal dari Bahasa Sansekerta. Tri berarti tiga dan Dharma
berarti kewajiban.
Maka Tri Dharma adalah tiga kewajiban yang ada dalam perguruan tinggi. Tiga
kewajiban yang dimaksud adalah pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
Setiap komponen yang ada di perguruan tinggi yakni sivitas akademika mempunyai
tanggung jawab untuk mewujudkan dan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
4
Hal ini diperkuat dengan adanya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang ini berbunyi: perguruan tinggi
berkewajiban menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Tri Dharma Perguruan Tinggi juga dapat
didefinisikan sebagai tujuan yang harus dicapai perguruan tinggi.
Seperti yang telah disinggung sedikit. 3 poin dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi
adalah sebagai berikut.
Tiga poin dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut mempunyai pengertian dan
ruang lingkupnya sendiri-sendiri. Mari kita mulai bahas poin yang pertama.
5
1. Pendidikan dan Pengajaran
6
Selain itu, penelitian juga bisa digunakan untuk menjawab persoalan atau
masalah yang ada di masyarakat selama ini karena penelitian selalu dipengaruhi oleh
adanya kebutuhan dalam proses pembangunan. Untuk itu, mahasiswa dan dosen
didorong untuk menumbuhkan semangat dalam meneliti. Selalu merasa ingin tahu
dan menciptakan hal baru. Ada dua jenis penelitian yaitu penelitian terapan dan
penelitian terhadap ilmu-ilmu dasar. Penelitian dasar bertujuan untuk mengatasi
masalah yang sedang terjadi. Sedangkan penelitian ilmu-ilmu dasar bertujuan untuk
menjawab kebutuhan di masa depan.
Kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi ini membuka ruang kepada mahasiswa
maupun dosen untuk berkontribusi secara langsung dan nyata. Mereka bersosialisasi
dengan masyarakat secara langsung. Harapan, masyarakat merasakan langsung
dampak positif dari ilmu pengetahuan dan teknologi melalui program-program yang
diadakan oleh sivitas akademika.
7
Di lain sisi, sivitas akademika juga mampu memahami permasalahan sosial
dan kebutuhan masyarakat. Sehingga terjalin komunikasi dua arah secara langsung di
antara keduanya.
Contoh program pengabdian kepada masyarakat yakni Kuliah Kerja Nyata (KKN),
bina desa, penyuluhan, bakti sosial, hingga memberikan bimbingan belajar kepada
anak-anak.
Saat ini implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi masih belum sesuai dengan
target. Masih banyak celah dan kekurangan. Namun perguruan tinggi terus berbenah.
Memberikan dukungan dan dorongan agar sivitas akademika mengimplementasikan
Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan baik.
Tri Dharma diciptakan untuk menjadi acuan dalam menjalankan semua kegiatan
yang dilangsungkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasilaakan
memegang peran yang sangat penting dalam rangka perwujudan Tri Darma
Perguruanakan memegang peran yang sangat penting dalam rangka perwujudan Tri
Darma PerguruanTinggi.
8
Keterkaitan antara Pancasila dengan perwujudan Tri Darma Perguruan Tinggi
yaitu:
1. Sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Mahyaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sila ini akan mendasari setiap tingkah lakua Esa. Sila ini akan
mendasari setiap tingkah lakumahasiswa. Mahasiswa yang ber-Ketuhanan
atau memahami agama tidak akan berperilaku mahasiswa Jika mahasiswa
tidak berperilaku menyimpang, maka otomatis proses pendidikannya tidak
akan terganggu, sehingga nantinya akan bisa melakukan otomatis proses
pendidikannya tidak akan terganggu.
9
4. Sila Keempat yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Mahasiswa yang yang memahami memahami sila ini akan akan
mengedepankan musyawarah ketika terdapat banyak pendapat yang masuk
mengenai suatumasalah. Sehingga tidak ada lagi demonstrasi yang
berujung pada kerusuhan yang bisa menimbulkan korban.
5. Sila kelima yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Suatu keadilan akan tercipta ketika dilandaskan pada pancasila.
10
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari kesimpulan diatas yaitu mahasiswa adalah penentu dari kemajuan atau
kemerosotan bangsa, memberikan makna bahwa kita sebagai mahasiswa
meninggalkan semua perbuatan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang mahasiswa,
apalagi kita dituntut untuk bisa mewujudkan ketiga poin Tri Darma Perguruan
Tinggi. Tri Darma Perguruan Tinggi juga akan terwujud jika kita melandaskan
semua perbuatan kita berdasarkan Pancasila.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://penerbitbukudeepublish.com/pengertian-tri-dharma-perguruan-tinggi/
https://www.scribd.com/document/360295324/Makalah-Tri-Darma-Perguruan-
Tinggi-docx
http://repository.unika.ac.id/17086/2/13.13.0047%20YOSHUA%20GIRI%20PERDA
NA%20%285.47%29.BAB%20I.pdf.
Soegito A.T,dkk.2013.Pendidikan Pancasila.Semarang:Pusat Pengembangan
MKU/MKDK Universitas Negeri Semarang.