Anda di halaman 1dari 14

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe

rtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyu
iopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
MAKALAH
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
KERAJAAN SRIWIJAYA
zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
K
bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
E
L
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe
O
M
rtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyu
P
O
iopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
K
Nama kelompok 3 :
1. HESTIN
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
2. EMI HIDAYAH
3. NANANG PRADIYATNO
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
4. RETI SINTA

zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe
rtyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopa
KATA PENGANTAR

puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, atas berkat dan
rahmatnya, sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah
dengan judul “Kerajaan Sriwijaya”. makalah ini kami susun guna untuk
memenuhi tugas sekolah untuk menambah guna mengetahui tentang
kesejarahan nusantara.
kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran membangun sangat kami harapkan. untuk perbaikan
dimasa medatang.
DAFTAR ISI

kata pengantar………………………………….

daftar isi…………………………………………….

bab I PENDAHULUAN……………………………
A. latar belakang…………………………..
B. rumusan masalah…………………….
C. tujuan……………………………………………

bab II PEMBAHASAN…………………………………………………

A. historiografi……………………………
B. sumber sejarah…………………….
C. kehidupan ekonomi……………………
D. masa kejayaan………………………….
E. masa kemunduran…………………………

bab III PENUTUP……………………………………………

A. kesimpulan……………………………………….
B. saran……………………………………..

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sriwijaya didirikan pertama kali pada abad ke-7 dengan raja pertama
bernama Dapunta Hyang. Bukti fisik berupa kronik berita Cina memberitahu
bahwa pada tahun 682 Masehi atau abad ke-6 ada seorang pendeta Budha
dari Tiongkok yang ingin memperdalam agamanya di tanah India.
Sebelum keberangkatan resminya, ia harus sudah menguasai bahasa
Sansekerta, karena itulah pendeta bernama I-Tsing tersebut
mempelajarinya dulu selama setengah tahun di Sriwijaya. Kronik ini
sekaligus memberi sinyal bahwa ternyata pada zaman dulu, Sriwijaya sudah
menjadi pusat keagamaan yang mumpuni di kawasan Asia Tenggara.
Bahkan I-Tsing juga berhasil menerjemahkan kitab-kitab agama Budha ke
bahasa nenek moyangnya setelah mempelajari secara mendalam agama
Budha di Sriwijaya.
Bukti yang kedua ini memperkuat teori awal pendirian Kerajaan
Sriwijaya di abad ke-7. Sebuah prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang
dinamai Kedukan Bukit memiliki angka 683 Masehi. Di tahun tersebut
Sriwijaya sedang dipimpin oleh seorang raja bernama Dapunta Hyang yang
sedang berusaha memperluas wilayah. Ia menyiapkan bala tentara sampai
jumlah 20.000 orang. Penaklukan ini membuahkan hasil setelah 8 hari
bertempur di medan perang..

B. RUMUSAN MASALAH
1. bagaiman sejarah berdirinya kerajaan SRIWIJAYA?
2. dimana lokasi kerajaan sriwijaya?
3. salah satu sumber kerajaan sriwijaya?
4. apa saja bukti-bukti peninggalan kerajaan sriwijaya?
5. bagaimana hubungan regional dan luar negeri lerajaan sriwijaya?

C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan
tujuan untukmengetahui:
1.Letak kerajaan sriwijaya
2.Kehidupan sosial Kerajaan Sriwijaya?
3.Apa sebab-sebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Historiografi

Nama kerajaan : SRIWIJAYA

Ibu kota : Palembang

Bahasa : Melayu Kuno, sansekerta

Agama : Hindu-budha

Pemerintahan : Monarki

1) Sejarah : a. didirikan pada tahun 600-an M

b. invasi majapahit tahun 1.300-an M

c. mata uang : koin emas dan perak

2) Lokasi kerajaan : sangat strategis yaitu berdekatan dengan jalur perdagang


antar bangsa yakni selat malaka.

B. Sumber Sejarah

Sumber-sumber sejarah yang mendukung keberadaan kerajaan sriwijaya berasal


dari berita asing dan prasasti-prasasti. diabawah ini salah satu sumber sejarah
kerajaan sriwijaya.

 sumber dari luar negeri


1. sumber china
kunjungan i-sting seorang penziarah budha dari china pertmama kali
pada tahun 671 M. Dalam catatanya di sebutkan bahwa saat itu
terdapat lebih dari seribu orang pendeta budha dari sriwijaya, aturan
dan upacara para pendeta budha tsb sama dengan aturan dan upacara
yang di lakukan oleh para pendeta budha di pusat ajaran agama budha
india. i-sting tinggal selama 6 bulan di sriwijaya untuk belajar bahasa
sansekerta, setela itu ia berangkat ke nalandia, india.

2. Sumber Arab
orang-orang arab menyebut kerajaan sriwijaya dengan sribuza, zabay
atau zabaq. mas’udi, seorang sejarawan arab klasik menulis catatan
tentang sriwijaya pada tahun 955 M. Dalam catatan itu digambarkan
sriwijaya merupakan sebuah kerajaan besar dengan tentara yang sangat
banyak.

 sumber local atau dalam negeri


1. parasasti kota kapur
merupakan prasasti yang paling tua, bertarik 682 M.menceritakan
tentang kisah perjalanan suci dapunta hyang dari minana dengan
perahu, bersama dua laksa atau 20.000 tentara dan 200 peti perbekalan.

2. parasasti kedukan bukit


pasasti berangka tahun 683 M itu meyebutkan bhawa raja sriwijaya
bernama dapunta hyang yang membawa 20.000 ten tara berhasil
menundukkan minangatamwan.

3. prasasti talang tuo


prasasti berangka tahun 684 M menyebutkan tentang pembuatan
taman srikesetra atas perintah Raja Dapunta Hyang.

C. kehidupan ekonomi kerajaan sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim terbesar di Nusantara, yang berdiri


sejak abad ke-7.
Sebagai kerajaan maritim, kehidupan perekonomian Sriwijaya banyak
bergantung dari pelayaran dan perdagangan laut.

Pada masa kejayaannya, kerajaan yang berpusat di tepian Sungai Musi


atau sekitar Kota Palembang, Sumatera Selatan, ini pengaruhnya melebihi
kawasan Nusantara.

Kerajaan Sriwijaya bahkan berhasil menguasai perdagangan nasional dan


internasional.

 Kerajaan Sriwijaya kehidupan ekonominya berkembang pesat berkat


letaknya yang sangat strategis. Lokasinya yang berada di tepi Sungai Musi
dan tidak jauh dari Selat Malaka membuat Sriwijaya berada di daerah
lintasan pelayaran dan perdagangan internasional.
Pada masa itu, aktivitas perdagangan antara India dan China
melalui Selat Malaka sangat ramai, yang membawa keuntungan bagi
Kerajaan Sriwijaya. Pasalnya, para pedagang asing dari dua negeri tersebut
senantiasa singgah di pelabuhan Sriwijaya untuk menambah bekal air
minum dan perbekalan makanan.
Tidak jarang pula, kapal-kapal yang singgah tersebut melakukan
aktivitas perdagangan. Para pedagang asing yang singgah dapat
menukarkan aneka porselen, tembikar, kain katun dan sutra, dengan
barang dagangan penduduk Sriwijaya yang mayoritas hidup di sektor
perdagangan pula.

D. Masa kejayaan kerajaan sriwijaya


Masa kejayaan kerajaan Sriwijaya sudah sangat jelas bisa diterangkan.
Negara mana yang tidak kaya dengan menguasai selat-selat strategis dan
menjadi penguasa tunggal jalur perdagangan internasional. Inilah sumber
kekayaan Sriwijaya.

Selat Malaka dan Selat Sunda merupakan dua selat internasional yang tidak
pernah sepi dari kapal. Hanya bermodalkan kekuatan armada militernya,
Sriwijaya berani menerapkan sistem bea cukai yang sampai sekarang
dipakai juga oleh Pemerintah Indonesia. Fungsi dan peran armada militer
dalam perekonomian Sriwijaya sangat besar. Tanpa adanya jaminan
keselamatan, para saudagar Arab dan Tiongkok pasti memilih selat lain
sebagai jalur transportasinya. Apalagi sampai memutuskan menetap
sementara atau selamanya. Hal ini banyak terjadi karena selain Sriwijaya
elok dan berharta, kehidupan bisnisnya akan dilindungi oleh para militer
Sriwijaya.
Kesuksesan tidak bisa dipandang dari banyaknya harta saja, Sriwijaya
dan para petingginya menyadari benar kalimat tersebut. Sehingga kerajaan
maritim ini mengembangkan juga kebesaran agama Budha. Selain dengan
cara mendirikan sangga –kelompok belajar- untuk memperdalam
Buddhisme, Sriwijaya juga sudah menyiapkan banyak guru spiritual Budha.
Baik seorang pendeta atau hanya orang yang mendapatkan kelebihan.
Guru agama Budha yang paling tersohor di Sriwijaya yaitu
Sakyakirti. Fakta yang mengejutkan lain ditemukan di daerah-daerah dekat
Palembang yang menjadi titik pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya.
Diduga ada candi yang lebih besar dari Borobudur pernah diciptakan oleh
kerajaan ini. Namun sampai sekarang hanya arcanya saja yang ditemukan.
Selain itu, ditemukan juga beberapa batu bertulis ‘ziarah yang berhasi’ di
daerah Telaga Batu. Kenyataan ini menguatkan Sriwijaya sebagai kerajaan
yang religius.
Peninggalan lain yang masih bisa dilihat langsung oleh generasi
kita berupa candi. Candi-candi yang dibangun bercorak agama Budha.
Misalkan candi Muaratakus yang dibangun di Riau dan Biaro Bahal di
Sumatera Utara. Kedua candi ini menjadi candi yang terkenal sebagai bekas
kejayaan Sriwijaya karena memang tidak banyak candi yang ditemukan di
Sumatera.
Pada tahun 860 Masehi, prasasti Nalanda yang berada di India
menyeret nama Sriwijaya sebagai nama kerajaan internasional yang sangat
peduli dengan pendidikan. Masa keemasan ini semakin meningkatkan
pamor Balaputeradewa yang saat itu menjadi Raja Sriwijaya. Dalam prasasti
tersebut, Balaputeradewa disebutkan mendirikan asrama pelajar Sriwijaya
yang diperuntukkan anak dari Sriwijaya yang sedang menuntut ilmu di
Nalanda, India. Tempat itu sudah banyak menghasilkan para pendeta yang
dapat mengayomi orang banyak. Pada zaman itu, India dan Benggala
tempat beradanya perguruan Nalanda sedang dipimpin oleh Raja
Dewapaladewa.
Puncak keemasan diperoleh Sriwijaya setelah berjuang dalam
hitungan abad. Sriwijaya memperoleh kejayaan ini di abad ke-8 dan ke-9.
Hingga pada akhirnya, kejayaan tersebut harus diakhiri pada abad ke-11.
Balaputeradewa yang berhasil membawa Sriwijaya mencapai kejayaan itu
sebenarnya adalah anak dari Raja Samarattungga. Seorang keturunan
Dinasti Syailendra dari bumi Jawa yang memberikan peninggalan berupa
candi Borobudur kepada anak cucunya.
Di masa pemerintahan Balaputeradewa ini agama Budha benar-
benar menunjukkan progressnya. Ada banyak orang yang bermaksud
menjadi murid spiritual seorang biksu besar bernama Dharmakirti.

E. Masa kemunduran kerajaan sriwijaya


Ada banyak faktor yang menyebabkan berhenti berkibarnya nama
Sriwijaya. Kebanyakan faktor tersebut melemahkan Sriwijaya perlahan-
lahan. Kekuatan militer yang sudah berlapis-lapis pada ujungnya tidak
berdaya juga.

Awalnya militer Sriwijaya kalah telak dengan sebuah kerajaan di India


Selatan. Kerajaan ini bernama Cola dengan pemimpin Rajendra Cola I.
Orang tersebut telah melepaskan kekuasaan atas kapal dan segala jenis
transit yang memakan biaya dan cukai.

Keadaan diperparah dengan banyaknya kerajaan kecil yang melepaskan diri


dari pengaruh Sriwijaya. Semuanya membuat Sriwijaya benar-benar
kehilangan sumber pendapatan dari pelabuhan yang ditransiti kapal
barang. Serangan ekspedisi pamalayu yang menjadi bagian sejarah kerajaan
singasari kemudian benar-benar menghancurkan kejayaan Sriwijaya.
Ditambah lagi dengan penerusnya, pembuat sejarah kerajaan majapahit
yang menghilangkan beberapa bekas kejayaan Sriwijaya.

 Bukti-bukti peninggalan kerajaan sriwijaya

 Prasasti Kota Kapur

Prasasti yang ditinggalkan oleh kerajaan Sriwijaya adalah prasasti Kota


Kapur yang ditemukan pada tahun 1892. Penemuan bukti pertama mengenai
kerajaan Sriwijaya ini terjadi di Desa Kota Kapur, Kabupaten Bangka, Kepulauan
Bangka Belitung oleh JK Meulen. Jejak peninggalan ini ditemukan dalam bentuk
tugu batu setinggi 1,5 meter dan tertanggal 686 Masehi. Tulisan dalam prasasti ini
ditulis dalam bahasa Pallawa dan Melayu Kuno yang kemudian ditafsirkan oleh J.
H. C. Kern.

Isi dari prasasti ini adalah ancaman dan sumpah kutukan untuk pihak-pihak
yang tidak patuh kepada kerajaan sedangkan yang patuh akan mendapat
kesejahteraan. Prasasti ini sekarang berada di Museum Nasional Jakarta setelah
sebelumnya disimpan di Museum Kerajaan Negeri Belanda.

 Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti Kedukan Bukit adalah jejak kerajaan Sriwijaya yang ditemukan pada
tanggal 29 November 1920 di Kedukan Bukit, Palembang, Sumatera Selatan.
Lokasi persis penemuan ini adalah di di tepi Sungai Tatang, anak Sungai Musi oleh
seseorang berkebangsaan Belanda bernama C. J. Batenburg. Prasasti ini terbuat
dari batu dengan ukuran 45 × 80 cm dan berisikan tulisan yang menggunakan
huruf Pallawa dan Melayu Kuno. Berdasarkan hasil penelitian, piagam ini
tertanggal 682 M. Prasasti ini pun berhasil diterjemahkan 4 tahun kemudian oleh
ahli bahasa Melayu yaitu Philippus Samuel van Ronkel.

Isi dari prasasti ini adalah menggambarkan betapa majunya kerajaan Sriwijaya
terutama pada bidang pelayaran. Berdasarkan prasasti ini perjalanan laut
tersebut dilakukan oleh Deputi Hyang yang merupakan seorang utusan dari pihak
kerajaan.

 Prasasti Talang Tuo

Prasasti Talang Tuo adalah bukti keberadaan kerajaan Sriwijaya yang


ditemukan pada pada 17 November 1920. Prasasti ini ditemukan oleh Louis
Constant Westenenk di kaki Bukit Siguntang, desa Talang Tuo, Palembang.
Bentuk dari dokumen bersejarah ini berupa bidang datar dengan ukuran 50 cm ×
80 cm. Prasasti bertarikh 684 Masehi ini memberikan informasi tentang taman
yang dibangun oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa yakni pendiri kerajaan Sriwijaya.
Berdasarkan tafsiran dari van Ronkel dan Bosch taman tersebut dibangun untuk
kesejahteraan semua makhluk. Prasasti ini dapat kita lihat di Museum Nasional
Indonesia.

 Prasasti Karang Berahi

Prasasti ini adalah bukti sejarah salah satu kerajaan terbesar di Nusantara
yaitu Sriwijaya yang ditemukan oleh L. Berkhout seorang ahli kontrolir dari
Belanda. Piagam ini ditemukannya pada tahun 1904 di desa Karang Berahi,
kecamatan Pamenang, kabupaten Merangin, Prov. Jambi. Prasasti ini berukuran
90 x 90 x 10 cm dan terbuat dari batu andesit. Tidak ada tulisan jelas mengenai
tahun pembuatan prasasti ini. Namun jika dilihat dari isinya yang mirip dengan
prasasti kapur maka prasasti ini dibuat pada tahun 686 Masehi. Isi dari kedua
prasasti ini pun tidak jauh berbeda dan memiliki inti pesan yang sama.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan di kepulauan Indonesia.
Letak kerajaan ini berada di Sumatra Selatan. Dalam bahasa Sansekerta,
sri berarti "bercahaya" dan wijaya berarti "kemenangan". Bila diartikan
maka Sriwijaya berarti cahaya kemenangan. Arti kata ini sesuai dengan
kondisi Sriwijaya yang terkenal karena pelayarannya dan luas
wilayahnya yang hampir mencakup Asia Tenggara.
Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad
ke-7 dari seorang Tiongkok bernama I-Tsing. Dalam catatan
perjalanannya I Tsing menjelaskan bahwa ia pernah mengunjungi
Sriwijaya pada tahun 671. I Tsing tinggal di kerajaan itu selama 6 bulan
lamanya. Oleh karena itulah catatan I Tsing mengenai Sriwijaya dianggap
sumber terpercaya.

B. SARAN
Sejarah harus selalu kita kaji agar menjadi sebuah pengetahuan dan
motivasi dalam mengisi kemerdekaan.
lestarikan terus nilai-nilai sejarah bangsa.

Anda mungkin juga menyukai