Anda di halaman 1dari 14

EVALUASI PEMBELAJARAN

“Evaluasi Program Pembelajaran Meliputi CIPP Model dan Kirkpatrick’s Evaluation


Model”

Oleh

1. Irma 21916040
2. Muh Arsil Al Hasbi 219160
3. Willin Apriani 219160
4. Waode Rahayu 219160
5. Riki Agraham 219160
6. Peprillia 219160
7. Sri Widiawati 219160
8. Ahmad Sirwan 219160

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

KENDARI

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya, sehingga berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah
tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik. Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu
untuk lebih mengenal tentang Evaluasi Program Pembelajaran Meliputi CIPP Model
dan Kirkpatrick’s Evaluation Model

Kami sadar sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
pasti penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, Kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif, guna penulisan makalah
yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Akhir kata, Kami sampaikan terimakasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridohi
segala urusan kita, Amin.

Kendari, 17 Juli 2022

Keompok IV

ii
DAFTAR ISI

Cover halaman................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
A. Latar belakang....................................................................................................1
B. Rumusa Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
A. Pengertian E-Learning........................................................................................3
B. sejarah perkembangan E-Learning.....................................................................3
C. Kelebihan dan kekurangan E-Learning..............................................................5
D. Model penerapan E-Learning pada berbagai Negara.........................................6
BAB III........................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dunia kehidupan khususnya Pendidikan telah mengalami kemajuan pesat
seiring dengan kemajuan Teknologi Informasi. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang pesat telah mempengaruhi sebagian besar
aspek, salah satunya adalah pendidikan, dimana teknologi informasi
merupakan media pembelajaran sekaligus alat bantu. kemudian muncul
konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis teknologi informasi yang
berdampak pada transformasi pendidikan tradisional dari konten dan sistem
menjadi bentuk digital. Akibatnya, metode pendidikan lama atau
konvensional dirasakan menjadi kurang efektif karena terbentur masalah
ruang dan waktu. Kemudian Teknologi Informasi menawarkan metode
pendidikan baru yang dinamakan metode E-Learning. Konsep ini telah
diterima secara luas oleh dunia internasional khususnya di Indonesia yang
dibuktikan dengan maraknya penerapan E-learning di institusi pendidikan
Indonesia (seperti perguruan tinggi besar) maupun instansi lainnya.
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic
learning disingkat E-learning) ini merupakan bentuk inovasi cara baru dalam
proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis
dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning,
peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang
kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-
learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan
tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program
studi atau program pendidikan.
Perkembangan E-learning dimulai pada tahun 1990 pada masa CBT
(computer-based training), pada saat itu aplikasi E-learning mulai
bermunculan di PC yang berdiri sendiri atau dijalankan dalam bentuk paket
software CD-ROM. Konten tertulis atau multimedia (video dan audio) dalam
format mov, mpeg-1 atau avi.

1
B. Rumusa Masalah
1. Apakah yang dimaksud E-Learning ?
2. Bagaimana kah sejarah perkembangan E-Learning ?
3. Apa kelebihan dan kekurangan E-Learning?
4. Bagaimana kah model penerapan E-Learning pada berbagai Negara ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu
1. Untuk memahami pengertian E-Learning
2. Untuk memahami sejarah perkembangan E-Learning
3. Untuk memahami kelebihan dan kekurangan E-Learning
4. Untuk memahami model penerapan E-Learning pada berbagai Negara

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian E-Learning
E-Learning merupakan system pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran
yang dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang
diterapkan dibidang pendidikan berupa website yang dapat diakses dimana
saja. E-Learning dipersepsikan bersifat student centered, cara baru dalam
proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya
internet sebagai sistem pembelajarannya dimana E-learning merupakan dasar
dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning
menurut versinya masing-masing, diantaranya :
1. Menurut Allan J. Henderson, e-learning adalah pembelajaran jarak jauh
yang menggunakan teknologi komputer, atau biasanya Internet (The e-
learning Question and Answer Book, 2003).
2. Henderson menambahkan juga bahwa e-learning memungkinkan
pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing
tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran di kelas.
E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang
lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau
website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan
jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas
(biasanya tanpa memungut biaya).
B. sejarah perkembangan E-Learning
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali
diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan
menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted
instruction ) dan komputer bernama PLATO. E-learning sebenarnya sudah
mulai dipopulerkan sejak tahun 1960, ketika ditemukannya program
Computer Based Training pertama (CBT program). Program tersebut dibuat
untuk para mahasiswa yang belajar di University of Illinois, namun akhirnya
program tersebut digunakan di sekolah-sekolah hampir di seluruh daerah
disana. Sistem e-learning pertama benar-benar hanya berfungsi untuk

3
menyampaikan informasi untuk para siswa (trainee). Namun ketika memasuki
tahun 70-an, e-learning mulai menjadi lebih interaktif. Universitas di Inggris
sangat ingin menggunakan e-learning. Sistem pendidikan mereka telah
berfokus pada pembelajaran jarak jauh. Pada saat itu, materi kursus yang
disampaikan melalui pos dan komunikasi dengan pengajar (trainer) masih
melalui surat. Sedangkan dengan internet, Universitas Terbuka mulai
menawarkan jangkauan yang lebih luas dari pengalaman belajar interaktif
serta komunikasi lebih cepat dengan siswa melalui e-mail.

Kemudian di tahun 1990, saat CBT masih populer digunakan, mulai


bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun
berbentuk kemasan CD-ROM. Di dalamnya terdapat isi materi berbentuk
tulisan maupun multimedia (video dan audio) dalam format mov, mpeg-1,
atau avi. Materi-materi pembelajaran tersebut di tahun 1994, muncul dalam
bentuk paket-paket yang lebih menarik dan kemudian diproduksi secara
massal. Produksi materi-materi pembelajaran masih berlangsung hingga
berkembangnya komputer dan internet pada akhir abad 20 dan desain e-
learning pun semakin berkembang. Penemuan Mac pada tahun 80-an
membuat orang-orang dapat memiliki komputer di rumah dan menjadikan
pembelajaran lebih mudah. Kemudian dalam dekade berikutnya, lingkungan
belajar virtual mulai benar-benar berkembang, sehingga orang-orang bisa
mengakses informasi secara online.

Pada tahun 1997, Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh


dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta
tempat sudah bukan lagi hambatan. Dari sinilah Learning Management
System muncul. Perkembangan Learning Management System (LMS) yang
makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah
interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk
standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline
Industry CBT Committee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dan
sebagainya.

Kemudian sekitar tahun 2000, perkembangan LMS mulai menuju ke


arah aplikasi e-learning berbasis web. Aplikasi LMS berbasis web tersebut
berkembang secara total, baik untuk peserta trainee, trainer maupun
administrator. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah,

4
dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia,
video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format
data yang lebih standar dan berukuran kecil.

C. Kelebihan dan kekurangan E-Learning


Kelebihan penerapan E-Learning
1. Dapat diakses dengan mudah
Secara mudah diakses menggunakan smartphone yang terhubung dengan
internet, anda sudah bisa mengakses materi yang ingin dipelajari melalui
sistem E-Learning. Dengan menggunakan E-Learning Anda dapat
melakukan kegiatan pembelajaran di mana saja, kapan saja.
2. Biaya lebih terjangkau
Hanya dengan bermodalkan paket data internet, Anda dapat mengakses
berbagai materi pembelajaran tanpa khawatir ketinggalan pelajaran dan
dapat menguunduhnya untuk dipelajari sendiri.
3. Waktu belajar fleksibel
Untuk siswa yang bekerja selama masa pandemi dapat belajar dengan
fleksibel dengan E-Learning yang dapat diakses kapanpun dan dimana saja.
4. Wawasan yang luas
Dengan sistem E-Learning, tentunya akan menemukan banyak hal yang
semula belum ketahui dari pembelajaran tatap muka. Hal ini dikarenakan
beberapa materi pelajaran yang tersedia pada E-Learning belum tersedia
dalam media cetak seperti buku yang sering digunakan dalam metode
belajar-mengajar tatap muka.
Kekurangan penerapan E-Learning:
1. Keterbatasan akses internet
Terbatasnya akses internet di daerah yang cukup sulit mendapatkan
jangkauan internet stabil, maka akan sulit untuk siswa mengakses layanan
E-Learning. Hal ini tentunya masih banyak terjadi di Indonesia pada daerah
3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) masih belum terjangkau akses
internet. Selain itu, harga data internet juga masih dirasa cukup mahal
sehingga E-Learning masih dianggap sebagai suatu keistimewaan.
2. Berkurangnya interaksi dengan pengajar
Beberapa metode pembelajaran E-Learning bersifat satu arah. Hal tersebut
menyebabkan interaksi guru dan siswa menjadi berkurang. Sehingga akan
sulit bagi siswa untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai
materi yang sulit dipahami dari guru pengajar.

5
3. Pemahaman terhadap materi
Materi yang diajarkan dalam sistem E-Learning direspon berdasarkan
tingkat pemahaman yang berbeda-beda, tergantung kepada kemampuan
para siswa. Ada tipe siswa yang dapat menangkap materi dengan lebih
cepat hanya dengan membaca, namun ada juga yang membutuhkan waktu
lebih lama sampai benar-benar paham. Bahkan ada juga siswa yang
membutuhkan penjelasan dari orang lain agar dapat memahami materi
yang telah diajarkan.
4. Minimnya Pengawasan dalam Belajar
Kurangnya pengawasan dalam pembelajaran dengan sistem E-Learning
menyebabkan siswa terlena. Dengan adanya kemudahan akses dari sistem
ini, beberapa siswa cenderung menunda-nunda waktu belajar. Perlu
kesadaran diri sendiri agar proses belajar dengan metode E-Learning
menjadi terarah dan mencapai tujuan.

D. Model penerapan E-Learning pada berbagai Negara


1. Penerapan E-Learning di Indonesia
Harus diakui bahwa pemanfaatan e-learning di Indonesia masih
tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti
Malaysia, Thailand, Philippines dan Singapore atau bila dibandingkan
dengan di negara-negara maju. Dikarenakan pengguna internet di
Indonesia masih kecil. Di Indonesia, pengguna internet diperkirakan
sebesar 7 juta atau sekitar 3 % dari jumlah penduduk. Dimana
perkembangan internet yang cepat akan mempengaruhi berbagai kegiatan
yang pada dasarnya akan memudahkan siapapun pengguna akses tersebut.
Lalu, mengapa Indonesia masih tertinggal? Berbagai keterbatasan dan
fasilitas berkembangnya internet di Indonesia belum seperti yang
diharapkan.Walaupun jumlah pengguna internet maupun jumlah Internet
domains di Indonesia naik secara tajam, namun pemanfaatan internet
untuk pembelajaran masih terbatas. Padahal di negara tetangga seperti
Thailand dan Malaysia, internet dan fasilitas ICT sudah dimanfaatkan di
sekolah sekolah lanjutan. Ini artinya tiap sekolah lanjutan sudah disedikan
fasilitas komputer. Di Malaysia dikenal dengan istilah SMART School.
Sekolah ini bekerjasama dengan Telekom Malaysia di mana dalam
pelaksanaannya bukan saja sekolah memanfaatkan IT dan internet untuk
keperluan proses belajar dan mengajar, tetapi juga dipakai untuk tujuan
efisiensi manajemen pengelolaan pendidikan. Pejabat yang membidangi

6
pendidikan baik di tingkat distrik, maupun di tingkat nasional dapat
memonitor pelaksanaan dari proses belajar dan mengajar di sekolah
secara lebih mudah. Selain keterbatasan dalam fasilitas, ada masalah lain
yaitu cyberlaws di Indonesia yang hingga kini belum di sahkan. Lalu,
harus juga diakui bahwa ketersediaan telepon dan listrik di daerah-daerah
tertentu di Indonesia memang masih terbatas dan karenanya menghambat
bertambahnya pengguna internet.
E-learning kini banyak digunakan oleh para penyelenggara
pendidikan terbuka dan jarak jauh. Kalau dahulu hanya Universitas
Terbuka yang diijinkan menyelenggarakan pendidikan jarak jauh, maka
kini dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
No.107/U/2001 (2 Juli 2001) tentang ‘Penyelenggaraan Program
Pendidikan Tinggi Jarak Jauh’, maka perguruan tinggi tertentu yang
mempunyai kapasitas menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak
jauh menggunakan e-learning, juga telah diijinkan menyelenggarakan-
nya. Lembaga-lembaga pendidikan non-formal seperti kursus-kursus,
juga telah memafaatkan keunggulan e-learning ini untuk program-
programnya. Begitu pula halnya dengan Undang-Undang Pendidikan
yang baru nanti, yang segera akan disahkan oleh DPR, juga akan
mengatur penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh di
Indonesia dengan menggunakan teknologi e-learning.
2. Penerapan E-Learning di Korea Selatan
Korea Selatan terus memantapkan posisi mereka sebagai kekuatan
ekonomi di Asia. Banyak yang berasumsi bahwa faktor pendidikan
menjadi motor penggerak kemajuan negeri ginseng tersebut. Hal tersebut
memang sulit disangkal, namun ternyata ada faktor yang lebih esensial.
Pada pertemuan Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) Education
Forum yang saya ikuti pekan lalu di Busan, President APEC e-learning
Traning Center Kim YoungHwan menyatakan bahwa rahasia
keberhasilan negaranya adalah Public Private Partnership, alias kemitraan
antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Profesor pada Busan National
University tersebut mengungkapkan, setelah merdeka dari Jepang pada
tahun 1945, dan paska perang dengan Korea Utara pada tahun 1953,
pemerintah mulai menata kehidupan sosial dan ekonomi.
Pada tahun 1970an, Park, Presiden Korea Selatan mengumpulkan
para menteri dengan asosiasi pengusaha, pimpinan bank sentral, bankir,
dan berbagai pimpinan perusahaan. Presiden Park lantas menegaskan

7
bahwa untuk membangun ekonomi Korea Selatan, mereka harus
menggenjot ekspor. Ia pun menanyakan apa saja kendala yang dialami
para pengusaha. Saat itu, banyak pengusaha yang mengeluhkan
lambannya birokrasi dalam merespon perizinan dan hal terkait usaha
mereka. Presiden pun lantas meminta kepada menteri terkait untuk
membereskan hal tersebut. Ia pun hanya memberi tenggat dua minggu
untuk menuntaskan masalah itu. Alhasil, secara berkelanjutan, kondisi
bisnis di Korea Selatan berangsur membaik. Semangat para pengusaha
pun menguar untuk membantu program pemerintah, terutama di bidang
pendidikan. Mereka menyumbang dana untuk membangun sekolah, dan
infrastruktur. Presiden pun membuat pertemuan bulanan secara rutin
antara para menteri dengan kalangan pengusaha dan masyarakat.
Saat ini, perkembangan Internet menjadi mendunia, kecepatan
tinggi, komunikasi multimedia telah memungkinkan pengembangan e-
learning sebagai suatu yang efektif dalam mengajar dan belajar. Dan
Sistem E-Learning mulai dipakai dan setiap negara-negara berkembang
mulai memakai dan menerapkannya. Saya membahas seperti di Negara
Thailand yang sekarang ini mulai mencoba mengembangkan sistem E-
Learning di dalam setiap program pembelajaran. Namun di dalam
penerapannya ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Banyak masalah-masalah yang timbul dan harus segera di selesaikan.
Seperti "KESIAPAN BISNIS", "KESIAPAN TEKNOLOGI",
"PELATIHAN KESIAPAN PROSES", "KESIAPAN BUDAYA",
KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA", dan "KESIAPAN
KEUANGAN". Semua masalah ini harus bisa diatasi oleh pemerintah
Thailand jika mereka ingin menerapkan sistem E-Learning di negara
mereka. Perlu bantuan dari semua kalangan agar dapat mendukung 100%
jika ingin berhasil dengan stkses menerapkan sistem E-Learning.
Langkah awal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Thailand yaitu
seperti memberikan lebih banyak kesempatan pendidikan bagi orang-
orang Thailand suatu kebijakan penting pemerintah, luas dan sama-sama
meningkatkan pengetahuan, baik di daerah perkotaan dan pedesaan,
terlepas dari status ekonomi. Menciptakan lebih banyak pendidikan
peluang akan mengurangi perbedaan antara tingkat pengetahuan
penduduk. Dan yang terakhir yaitu mengembangkan faktor-faktor
pendukung seperti,
 Mengembangkan Jaringan Universitas (UNINET) IT

8
 Mendukung produksi courseware
 Mengembangkan Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS).
 Mengembangkan e-library, e-komunitas dan belajar
Tidak itu saja yang perlu diperhatikan oleh pemerintah Thailand. Masih
banyak yang perlu dipikirkan seperti dari segi:
 Kebijakan : Bahwa seharusnya pemerintah Thailand harus secara
100% mendukung dalam memberikan kebijakan-kebijakan dalam
mengembangkan sistem E-Learning di negara Thailand itu sendiri
seperti memberikan berbagai dukungan di dalam menerapkannya.
 Teknologi : Bahwa seharusnya Teknologi juga harus mendukung
lebih. Tanpa teknologi yang memadai, sistem E-learning juga sulit
untuk dikembangkan di suatu negara walaupun sudah berusaha
semaksimal mungkin.
 Keuangan : Bahwa seharusnya keuangan juga sangat berperan
penting dalam mengembangkan sistem E-Learning. Karena tanpa
keuangan yang baik, sistem E-learning tidak dapat berjalan karena
mungkin biaya yang cukup mahal untuk kebutuhan menyiapkan
infrastruktur seperti :Internet, hardware, software dan perangkat
lainnya serta manusia sumber daya seperti dosen, dan teknisi.
 Sumber Daya Manusia : Bahwa seharusnya sumber daya manusia
juga harus mendukung seperti tersedia dosen-dosen dan pengajar
yang terampil dalam menerapkan sistem E-Learning.
Dari masalah ini saya dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya penerapan
sistem E-Learning tidak mudah dan perlu beberapa waktu untuk
menerapkannya. Semua perlu proses dan tidak bisa secara instan dan
cepat. Dan sebenarnya Indonesiapun harus bisa mulai belajar untuk
menerapkan sistem E-Learning di negara ini. Karena sistem E-Learning
memberikan berbagai keuntungan dan manfaat yang dapat kita petik di
kemudian hari. Dan seharusnya sejak saat ini Pemerintah juga mulai
mengadopsi sistem E-Learning agar dapat kita pakai dalam proses
pembelajaran agar Sumber daya Manusia di Indonesia bisa semakin maju
dan baik. Dan Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah "Kapan
Indonesia juga mau mencoba untuk menerapkannya?" Saya berharap agar
Indonesia juga bisa menyusul negara Thailand agar Sistem Pembelajaran
di Indonesia juga bisa berkembang dan maju seperti negara-negara yang
maju lainnya.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
E-Learning adalah metode pembelajaran yang sangat interaktif
dan selalu berkembang dari waktu-kewaktu. Sistem atau konsep
pendidikan ini memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar
mengajar. Pembelajaran pada Metode E-Learning seorang siswa atau
mahasiswa dituntut untuk dapat mandiri pada waktu tertentu dan
bertanggung-jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran
dengan Metode E-Learning akan ‘memaksa’ pelajar memainkan peranan
yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan
dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri. E-Learning
melalui pendekatan pembelajaran perangkat komputer yang tersambung
ke internet, dimana peserta didik berupaya memperoleh bahan belajar
yang sesuai dengan kebutuhannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Romi Satria Wahono, Sistem eLearning Berbasis Model Motivasi


Komunitas, Jurnal Teknodik No. 1/XI/TEKNODIK/AGUSTUS/2007,
Agustus 2007

Dublin, L. and Cross, J., Implementing eLearning: Getting the Most from
Your Elearning Investment, the ASTD International Conference, May
2003.

https://learningsuite.id/2018/03/22/1228/

11

Anda mungkin juga menyukai