Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

“ PANDANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM MENGENAI E-LEARNING “

Dosen Pengampu :

Ahmad Arwani Haddady, M.Pd

Disusun Oleh :

Zaenap Pirdaus ( 210101198 )

Sibarani Zahra Hanifa ( 210101205 )

Gilang Prayoga ( 210101199 )

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
kami nikmat, taufik dan hidayah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tema “
PANDANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM MENGENAI E-LEARNING”.

Semoga sholawat beserta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, atas
jasa beliau yang telah membawa kami dari jalan yang gelap atau kehidupan yang jahil kepada
kehidupan yang cerah.Makalah ini disusun sebagai ikhtiar pemenuhan tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam yang diberikan oleh bapak dosen Ahmad Arwani Haddady, M.Pd.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak dosen yang telah memberikan kami
kesempatan untuk bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan telah memberikan ide
dan masukan dalam penyusunan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat diterima dengan
baik oleh dosen pembimbing dan bisa bermanfaat bagi para pembaca. Kami tentu menyadari,
bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan, maka dari itu kririk dan saran yang membangun
dari dosen pembimbing dan semua pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan makalah ini.

Mataram,1 maret 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii

BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………………….4

A. Latar Belakang……………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………4
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………..4

BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………………………5

A. Definisi E-Learning…………………………………………………………...5
B. Keterbatasan E-Learning…………………………………………………….7
C. Peran Guru Pendidikan Islam Dalam E-Learning…………………………9
D. Pandangan Filsafat Pendidikan Islam Mengenai E-Learning……………..10

BAB III : PENUTUP………………………………………………………………………...11

A. Kesimpulan……………………………………………………………………11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...12

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
E-learning (electronic learning) adalah sebuah sistem pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi elektronik, khususnya internet, sebagai media pembelajaran. E-learning mulai
berkembang sejak tahun 1990-an, ketika teknologi komputer mulai semakin maju dan akses
internet semakin mudah diakses oleh masyarakat. Dalam Pendidikan islam E-learning
merupakan salah satu upaya untuk memanfaatkan teknologi dalam memfasilitasi proses belajar
mengajar di bidang keagamaan. E-learning dalam pendidikan Islam dapat memungkinkan para
siswa untuk belajar dengan mudah dan fleksibel, bahkan dari jarak jauh, sehingga lebih
memudahkan mereka dalam mengakses materi pembelajaran di mana pun dan kapan pun.
Pemanfaatan e-learning dalam pendidikan Islam juga dapat membantu mengatasi kendala-
kendala yang ada dalam proses belajar mengajar seperti keterbatasan akses, biaya transportasi,
serta keterbatasan waktu dan tempat. Selain itu, penggunaan e-learning dalam pendidikan Islam
dapat memungkinkan pengembangan kurikulum yang lebih inovatif dan sesuai dengan
kebutuhan para siswa.
E-learning dalam pendidikan Islam juga dapat mendukung pengembangan metode
pembelajaran yang lebih efektif dan efisien dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan.
Selain itu, e-learning juga dapat memberikan akses yang lebih mudah dan cepat pada sumber-
sumber referensi, buku-buku, artikel, dan materi-materi pelajaran keagamaan yang diperlukan
dalam proses belajar mengajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi E-Learning ?
2. Apa Saja Keterbatasan E-Learning ?
3. Bagaimana Peran Guru Pendidikan Islam Dalam E-Learning ?
4. Bagaimana Pandangan Filsafat Islam Mengenai E-Learning ?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui bagaiamana definisi E-Learning, keterbatasan E-Learning, Peran guru
dalam E-Learning, dan bagaiamana panadangan filsafat Pendidikan islam mengenai E-
Learning.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi E-Learning
E-learning berasal dari dua kata yaitu kata elektronic yang berarti perangkat elektronik dan
kata learning yang berarti pembelajaran. Berdasarkan prinsip etimologi tersebut secara
sederhana e-learning dapat diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan media
elektronik. Istilah e-learning ini mengandung banyak penegrtian yang sangat luas, banyak pakar
yang menguraikan tentang definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi
yang cukup dapat diterima banyak pihak dari Wahono yang menyatakan bahwa e-learning
merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke
siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain.1
Dabbagh dan Ritland menyebut e-learning dengan istilah online learning yang
mendefinisikan pembelajaran online sebagai lingkungan pembelajaran terbuka dan terdistribusi
alat-alat pedagogik, internet, teknologi berbasis jaringan, untuk memfasilitasi pembelajaran dan
membangun ilmu pengetahuan.2
Dari beberapa pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah
pendekatan inovatif untuk mendistribusikan desain yang baik, pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik, interaktif, dan pembelajaran untuk setiap orang, kapan saja dengan menggunakan
atribut-atribut dan sumber- sumber dari bermacam teknologi digital selama materi pembelajaran
tersebut cocok untuk pembelajaran terbuka, fleksibel, dan lingkungan pembelajaran.
Secara umum E-learning adalah singkatan dari "electronic learning" atau pembelajaran
elektronik. E-learning adalah metode pembelajaran yang dilakukan secara online melalui
internet atau jaringan komputer. E-learning dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat
seperti video, audio, gambar, teks, dan interaktif yang memungkinkan siswa untuk belajar
secara mandiri dan sesuai dengan kecepatan mereka sendiri.
E-learning biasanya dilakukan melalui platform pembelajaran online yang memungkinkan
siswa untuk mengakses materi pembelajaran, tugas, dan ujian. Metode pembelajaran ini dapat

1
Santi Maudiarti, “ penerapan e-learning diperguruan tinggi “,Vol.32, No.1, 1 April 2018, Hlm.3.
2
Ibid, Hlm.5.

5
digunakan dalam berbagai bentuk pembelajaran, baik formal maupun informal, seperti
pendidikan sekolah, pelatihan kerja, atau pembelajaran seumur hidup. Keuntungan dari e-
learning adalah fleksibilitas dan aksesibilitasnya, yang memungkinkan siswa untuk belajar
kapan saja dan di mana saja dengan menggunakan perangkat elektronik seperti laptop, tablet,
atau smartphone.
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran adalah cara baru dalam proses belajar
mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Dengan E-learning Peserta didik tidak perlu duduk dengan manis di
ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga
dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang
harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
E-learning lahir atas inovasi dari para ahli tehnologi innformatika dana para pendidikan
yang kiranya akan menjadi trend baru bagi pendidikan dimasa yang akan datang E-learning
juga menunjukan prospek yang menarik bagi pihak lembaga, pendidik, peserta didik maupun
masyarakat.3
Perkembangan teknologi e-learning telah memberikan nuansa baru di dalam pendidikan
kita. Jika waktu-waktu sebelumnya, secara konvensional guru atau dosen melakukan proses
pembelajaran dengan menghimpun siswa pada tempat atau ruangan tertentu secara bersamaan,
kondisi tersebit kini telah diperkaya dengan berkembangnya perkembangan melalui jasa
teknologi yang tidak lagi selalu mengharuskan peserta didik berkumpul secara bersamaan dan
dibatasi oleh waktu dan tempat.
B. Keterbatasan E-Learning
Pada satu sisi e-learning memang menawarkan banyak keuntungan, namun praktik ini juga
memiliki beberapa keterbatasan yang harus diwaspadai oleh pengelola sebelum memutuskan
menggunakan e-learning. Di antara keterbatasan e-learning adalah:4

3
Silahuddin, “ Penerapan e-learning dalam inovasi Pendidikan”, Jurnal Ilmiah, Vol.1, No.1, Juli 2015,
Hlm.51.
4
Lailatu Rohmah, “ Konsep e-learning dan aplikasinya pada lembaga pendidikan islam “,Jurnal An Nur,
Vol.1, No.1, Agustus 2011, Hlm. 7-8.

6
1. Budaya, beberapa orang merasa tidak nyaman mengikuti pelatihan dan pembelajaran
melalui komputer. Penggunaan e-learning menuntut budaya self-learning, di mana
seseorang memotivasi diri sendiri agar mau belajar. Namun kebanyakan budaya di
Indonesia, bahwa motivasi belajar lebih banyak bergantung pada pengajar.
2. Investasi, walaupun e-learning menghemat banyak biaya, tetapi suatu organisasi harus
mengeluarkan investasi awal cukup besar untuk mengimplementasikan e-learning.
Investasi dapat berupa biaya desain dan pembuatan program learning management
system, paket pelajaran, dan biaya- biaya lain, seperti promosi dan change management
system
3. Teknologi, karena teknologi yang digunakan pada e-learning beragam,5 ada
kemungkinan teknologi tersebut tidak sejalan dengan yang sudah ada dan terjadi konflik
teknologi sehingga e-learning tidak berjalan baik. Infrastruktur, internet belum
menjangkau semua kota di Indonesia. Layanan broadband baru ada di kota-kota besar.
Akibatnya, belum semua orang atau wilayah belum dapat merasakan e-learning dengan
internet.
4. Materi, tidak semua materi pelajaran dapat diterapkan dengan e-learning, misalnya
materi yang menuntut adanya praktek dan bimbingan langsung dari seorang guru.
Adapun dalam pendidikam islam e-learning juga mempunyai keterbatasan dalam
penerapannya, antara lain :
1. Keterbatasan interaksi sosial: Salah satu keterbatasan utama dari e-learning adalah
keterbatasan interaksi sosial antara siswa dan guru. Interaksi sosial sangat penting dalam
pendidikan Islam karena memungkinkan siswa untuk belajar dari pengalaman guru dan
juga untuk memperkuat hubungan mereka dengan guru dan sesama siswa.
2. praktis dan membutuhkan pengalaman langsung untuk menguasai praktik-praktik
agama. E-learning mungkin kurang efektif dalam mengajarkan praktik-praktik agama
karena keterbatasan pengalaman langsung.
3. Keterbatasan dalam menilai kemajuan siswa: E-learning dapat memberikan
keterbatasan dalam menilai kemajuan siswa karena sulitnya menilai kemajuan siswa

5
Ibid, Hlm.10.

7
dari jarak jauh. Evaluasi yang dilakukan oleh guru secara langsung dapat memberikan
umpan balik yang lebih tepat waktu dan memadai dalam menilai kemajuan siswa.
Meskipun e-learning memiliki beberapa keterbatasan dalam pendidikan Islam,
namun jika diimplementasikan dengan baik dan dengan memperhatikan keterbatasan-
keterbatasan tersebut, e-learning masih dapat menjadi alternatif yang efektif dan
bermanfaat dalam pendidikan Islam.6
C. Peran Guru Pendidikan Islam Dalam E-Learning
Perubahan pola belajar dan mengajar tidak terlepas dari peran guru yang notabennya
sebagai elemen utama dalam dunia pendidikan formal. Guru memiliki peran yang sangat
strategis, sebab keberadaannya sangat berkaitan dengan keberhasilan dan kualitas Pendidikan.7
E-learning telah memperkuat dan mempercepat terjadinya pergeseran peran guru. Peran
guru dalam e-learning adalah sebagai Desainer intruksional, fasilitator dalam interkasi belajar,
dan ahli materi. Peran guru sebagai sumber utama informasi dan pengetahuan, menjadi
berkurang jauh dalam era e-learning. Berbagai jenis informasi dan penegtahuan tersedia secara
gratis dari internet, guru harus mengadaptasikan perannya dari sumber atau penguasa ilmu
menjadi pembimbing siswa dalam memilih dan menseleksi kegiatan belajar.8
Adapun Peran guru pendidikan Islam dalam e-learning tidak jauh berbeda dengan peran
guru pendidikan pada umumnya.9 Namun, sebagai guru pendidikan Islam, terdapat beberapa
peran tambahan yang dapat dilakukan dalam pembelajaran e-learning, di antaranya:
1. Memfasilitasi pembelajaran agama: Guru pendidikan Islam dapat memfasilitasi
pembelajaran agama dengan menyediakan sumber belajar, seperti kitab-kitab suci dan
referensi agama, serta memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai ajaran agama
Islam.

6
Rahmi Rivalina, “ Strategi Pemanfaatan e-learning Dalam Mengatasi Keterbatasan Jumlah Dosen”,
Vol.5, No.2,Edisi Desember 2017, Hlm.3.
7
Indah Winarsieh, Dkk,” Peranan Guru Dalam Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 “,
Vol.1, No. 4, 2020, Hlm. 3.
8
Endang Nugraheni, “ Peran Dan Kompetensi Guru Dalam E-Learning Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No.
2, September 2009, Hlm. 98.
9
Jajo Firman Raharjo,” Pelatihan e-learning Dan Pembuatan Buku Ajar Digital Bagi Peningkatan Peran
Guru Milenial “, JAMU : Jurnal Abdi Masyarakat UMUS, Vol.1, No. 02, Februari 2021, Hlm. 114.

8
2. Membina karakter siswa: Selain memberikan pemahaman tentang agama Islam, guru
pendidikan Islam juga dapat memainkan peran penting dalam membina karakter siswa,
seperti mengajarkan nilai-nilai moral dan etika Islam, membimbing siswa untuk
mengembangkan kecakapan sosial dan keterampilan kepemimpinan.
3. Mendorong kegiatan keagamaan: Guru pendidikan Islam dapat mendorong siswa untuk
terlibat dalam kegiatan keagamaan, seperti shalat berjamaah, mengaji dan aktivitas-
aktivitas keagamaan lainnya, serta memberikan panduan dan dukungan dalam
menjalankan kegiatan tersebut.
4. Menyediakan pengalaman praktis: Islam adalah agama yang praktis, oleh karena itu
guru pendidikan Islam perlu menyediakan pengalaman praktis dalam pembelajaran e-
learning, misalnya dengan memberikan tugas-tugas praktis terkait dengan agama Islam,
seperti shalat dan puasa.
5. Membimbing siswa secara individu: Dalam pembelajaran e-learning, guru pendidikan
Islam dapat memberikan bimbingan dan konseling secara individu kepada siswa untuk
membantu mereka dalam mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan agama Islam
atau kehidupan mereka secara umum.
Dalam pembelajaran e-learning, peran guru pendidikan Islam menjadi sangat penting
karena mereka tidak hanya membantu siswa untuk memahami konsep-konsep akademik, tetapi
juga membantu siswa untuk memahami nilai-nilai agama Islam dan membimbing siswa untuk
menjadi individu yang lebih baik secara moral dan spiritual.
D. Pandangan Filsafat Pendidikan Islam Mengenai E-Learning
Pembelajaran e-learning berbeda dengan pembelajaran konvesional yang menganggap guru
sebagai sumber ilmu dan bertugas untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik
sedangkan prinsip siswa dalam e-learning yakni sebagai fokus utama dimana siswa dituntut
mandiri terhadap waktu dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pembelajaran yang telah
ditentukan.10
Filsafat pendidikan Islam memiliki pandangan yang positif terhadap penggunaan teknologi
dalam proses pembelajaran, termasuk e-learning. Dalam Islam, pendidikan dianggap sebagai

10
Irega Gelly Gara,” Analisis Pembelajaran E-Learning Dalam Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan
Progresivisme “, Jurnal Studi Islam Dan Sosial, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, Hlm. 174.

9
hal yang sangat penting dan wajib bagi setiap muslim. Oleh karena itu, Islam memandang
bahwa teknologi dapat menjadi sarana yang efektif untuk memfasilitasi proses pembelajaran.
Menurut pandangan filsafat pendidikan Islam, e-learning dapat membantu memperluas
jangkauan pendidikan dan memberikan akses kepada siswa yang terkendala oleh faktor
geografis atau finansial. E-learning juga dapat membantu meningkatkan kualitas dan efektivitas
proses pembelajaran, terutama dalam hal kecepatan, keterampilan multimedia, dan kemampuan
interaktif.
Namun, penggunaan e-learning harus selalu dipandang dengan hati-hati dalam kerangka
nilai-nilai Islam. Filsafat pendidikan Islam menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai moral
dan etika dalam pembelajaran dan penggunaan teknologi. E-learning harus digunakan dengan
bijaksana dan dengan mempertimbangkan nilai-nilai agama, termasuk nilai-nilai keadilan,
kesederhanaan, dan kebenaran.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
E-learning adalah pendekatan inovatif untuk mendistribusikan desain yang baik, pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik, interaktif, dan pembelajaran untuk setiap orang, kapan saja
dengan menggunakan atribut-atribut dan sumber- sumber dari bermacam teknologi digital selama
materi pembelajaran tersebut cocok untuk pembelajaran terbuka, fleksibel, dan lingkungan
pembelajaran.

Filsafat pendidikan Islam memiliki pandangan yang positif terhadap penggunaan teknologi
dalam proses pembelajaran, termasuk e-learning. Dalam Islam, pendidikan dianggap sebagai hal
yang sangat penting dan wajib bagi setiap muslim. Oleh karena itu, Islam memandang bahwa
teknologi dapat menjadi sarana yang efektif untuk memfasilitasi proses pembelajaran. Menurut
pandangan filsafat pendidikan Islam, e-learning dapat membantu memperluas jangkauan
pendidikan dan memberikan akses kepada siswa yang terkendala oleh faktor geografis atau
finansial. E-learning juga dapat membantu meningkatkan kualitas dan efektivitas proses
pembelajaran, terutama dalam hal kecepatan, keterampilan multimedia, dan kemampuan
interaktif.

11
DAFTAR PUSTAKA
Santi Maudiarti, “ penerapan e-learning diperguruan tinggi “,Vol.32, No.1, 1 April 2018, Hlm.3.
Ibid, Hlm.5.
Silahuddin, “ Penerapan e-learning dalam inovasi Pendidikan”, Jurnal Ilmiah, Vol.1, No.1, Juli

2015, Hlm.51

Lailatu Rohmah, “ Konsep e-learning dan aplikasinya pada lembaga pendidikan islam “,Jurnal
An Nur,
Vol.1, No.1, Agustus 2011, Hlm. 7-8.
Ibid, Hlm.10.
Rahmi Rivalina, “ Strategi Pemanfaatan e-learning Dalam Mengatasi Keterbatasan Jumlah
Dosen”, Vol.5, No.2,Edisi Desember 2017, Hlm.3.
Indah Winarsieh, Dkk,” Peranan Guru Dalam Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid
19 “, Vol.1, No. 4, 2020, Hlm. 3.
Endang Nugraheni, “ Peran Dan Kompetensi Guru Dalam E-Learning Jurnal Pendidikan, Vol.
10, No. 2, September 2009, Hlm. 98.
Jajo Firman Raharjo,” Pelatihan e-learning Dan Pembuatan Buku Ajar Digital Bagi Peningkatan
Peran Guru Milenial “, JAMU : Jurnal Abdi Masyarakat UMUS, Vol.1, No. 02, Februari
2021,Hlm. 114.
Irega Gelly Gara,” Analisis Pembelajaran E-Learning Dalam Perspektif Aliran Filsafat
Pendidikan Progresivisme “, Jurnal Studi Islam Dan Sosial, Vol. 1, No. 2, Desember 2020,
Hlm. 174.

12

Anda mungkin juga menyukai