Anda di halaman 1dari 14

EVALUASI PEMBELAJARAN

“Evaluasi Program Pembelajaran Meliputi CIPP Model dan Kirkpatrick‟s


Evaluation Model”

Oleh

1. Ahmad Sirwan 21816095


2. Irma 21916040
3. Muh Arsil Al Hasbi 21916042
4. Peprillia Dwiyana 21916012
5. Riki Agraham 219160
6. Sri Widiawati 219160
7. Vini Alvionita 21816088
8. Waode Rahayu 219160
9. Willin Apriani Harja Rombe 22016066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya, sehingga berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah
tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik. Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu
untuk lebih mengenal tentang Evaluasi Program Pembelajaran Meliputi CIPP Model
dan Kirkpatrick‟s Evaluation Model

Kami sadar sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
pasti penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, Kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif, guna penulisan makalah
yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Akhir kata, Kami sampaikan terimakasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridohi
segala urusan kita, Amin.

Kendari, 17 Juli 2022

Keompok IV

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ii
BAB 1 ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah .................................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan ...................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 3
A. Pengertian evaluasi program pembelajaran .............................................................. 3
B. Model evaluasi CIPP ................................................................................................. 3
C. Model evaluasi Kirkpatrick’s ..................................................................................... 6
D. Kelebihan dan kekurangan model evaluasi CIPP........................................................ 9
E. Kelebihan dan kekurangan model evaluasi Kirkpatrick’s............................................ 9
BAB III ................................................................................................................................ 10
PENUTUP ........................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pada konteks pembelajaran, evaluasi pada umumnya berorientasi pada
tujuan pendidikan yang di dalamnya mencakup beberapa macam tujuan
termasuk tujuan pendidikan nasional, tujuan institusi, tujuan instruksional
umum, dan tujuan instruksional khusus yang di dalamnya mengandung
penampilan (Performance).
Salah satu faktor penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan
adalah melalui program pembelajaran dan evaluasi merupakan salah satu
faktor penting untuk setiap program pembelajaran. Untuk meningkatkan
kualitas pendidikan tersebut pelaksanaan evaluasi harus menjadi bagian
penting dan dilaksanakan secara berkesinambungan. Disamping evaluasi
berguna bagi pimpiman sekolah sebagai upaya untuk memotret sistem
pendidikan yang menjadi tanggungjawabnya, evaluasi juga dapat
menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk belajar lebih giat lagi, dan
juga untuk mendorong guru agar lebih meningkatkan kinerja dalam berkarya
sebagai pendidik professional.
Setiap program kegiatan, baik program pendidikan maupun non
pendidikan, harus diikuti dengan kegiatan evaluasi. Sistem pembelajaran
sebagai bagian integral dari sistem kegiatan pendidikan, merupakan fenomena
yang harus diperbaiki dan dikembangkan oleh pihak-pihak yang terkait dan
berkepentingan. Hal ini menyangkut kurikulum, metode, media pengajaran,
evaluasi pembelajaran, materi pengajaran, kualitas pengajar, dan lain
sebagainya sehingga tercipta system pengajaran yang baik dan berorientasi ke
masa depan. Dengan demikian tidak lepas dari evaluasi pembelajaran yang
meliputi CIPP model dan Kirkpatrick‟s evaluation model yang dikembangkan
dengan prinsip-prinsip belajar dan menjadikan peserta didik tidak hanya
sebagai objek belajar tetapi juga subjek dalam belajar.
Suatu evaluasi program pembelajaran harus sistematis dan berkelanjutan
untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan
menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat
keputusan, menyusun kebijakan maupun program selanjutnya.

1
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan evaluasi program pembelajaran?
2. Bagaimanakah model evaluasi CIPP?
3. Bagaimanakah model evaluasi Kirkpatrick‟s?
4. Apakah kelebihan dan kekurangan model evaluasi CIPP?
5. Apakah kelebihan dan kekurangan model evaluasi Kirkpatrick‟s?
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu
1. Untuk memahami pengertian evaluasi program pembelajaran
2. Untuk memahami model evaluasi CIPP
3. Untuk memahami model evaluasi kirkpatrick‟s
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model evaluasi CIPP
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model evaluasi kirkpatrick‟s

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian evaluasi program pembelajaran


Evaluasi program diartikan sebagai proses pencarian informasi,
penemuan informasi dan penetapan informasi yang dipaparkan secara
sistematis tentang perencanaan, nilai, tujuan, manfaat, efektifitas dan
kesesuaian sesuatu dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Soetopo, 2007:137 Evaluasi program pembelajaran adalah
pemberian estimasi terhadap pelaksanaan pembelajaran untuk menentukan
keefektifan dan kemajuan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. tujuh hal yang perlu diperhatikan saat melakukan evaluasi
pembelajaran diantaranya analisis kebutuhan, menentukan tujuan penilaian,
mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar, menyusun kisi-kisi,
mengembangkan draf instrumen, uji coba dan analisis soal, dan revisi juga
merakit soal.
Faktor penting untuk efektivitas pembelajaran adalah adanya evaluasi
baik terhadap proses maupun hasil pembelajaran. Bidang pendidikan ditinjau
dari sasarannya, evaluasi ada yang bersifat makro dan ada yang mikro.
Evaluasi yang bersifat makro sasarannya adalah program pendidikan, yaitu
program yang direncanakan untuk memperbaiki bidang pendidikan. Evaluasi
mikro sering digunakan di tingkat kelas, khususnya untuk mengetahui
pencapaian belajar peserta didik. Pencapaian belajar ini bukan hanya yang
bersifat kognitif saja, tetapi juga mencakup semua potensi yang ada pada
peserta didik.
Disisi lain evaluasi pada program pembelajaran membutuhkan data
tentang pelaksanaan pembelajaran dan tingkat ketercapaian tujuannya.
Keberhasilan program pembelajaran selalu dilihat dari aspek hasil belajar,
sementara implementasi program pembelajaran di kelas atau kualitas proses
pembelajaran itu berlangsung jarang tersentuh kegiatan penilaian.
B. Model evaluasi CIPP
CIPP merupakan singkatan dari context, input, process dan product.
Evaluasi model CIPP bisa diterapkan dalam berbagai bidang SALAH satunya
dalam dunia akademisi. Model evaluasi ini dikembangkan oleh Daniel
Stuffleabem, dkk (1967) di Ohio State University. CIPP merupakan singkatan
dari, context evaluation : evaluasi terhadap konteks, input evaluation :

3
evaluasi terhadap masukan, process evaluation : evaluasi terhadap proses, dan
product evaluation : evaluasi terhadap hasil. Keempat singkatan dari CIPP
tersebut itulah yang menjadi komponen evaluasi.
Menurut Eko Putro Widoyoko model evaluasi CIPP lebih komprehensif
diantara model evaluasi lainnya, karena objek evaluasi tidak hanya pada hasil
semata tetapi juga mencakup konteks, masukan, proses, dan hasil.
Konsep CIPP meliputi 4 (empat) hal yaitu Contex adalah sebagai gambaran
dan spesifikasi terhadap lingkungan program, kebutuhan yang belum
terpenuhi, karakteristik populasi dari individu program tersebut. Evaluasi
input memberikan informasi tentang mengatur keputusan, menentukan
sumber-sumber yang ada, alternatif yang diambil dan strategi apa untuk
mencapai tujuan. Evaluasi proses memberikan manfaat untuk mengetahui
pelaksanaan program sudah sesuai dengan rencana atau belum dan hal apa
saja yang perlu diperbaiki.
Berikut ini akan di bahas komponen atau dimensi model CIPP yang
meliputi, context, input, process, product atau hasil.
1. Context Evaluation (Evaluasi Konteks)
Stufflebeam (1983 : 128) dalam Hamid Hasan menyebutkan tujuan
evaluasi konteks yang utama adalah untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan yang dimilki evaluan. Dengan mengetahui kekuatan dan
kelemahan ini, evaluator akan dapat memberikan arah perbaikan yang
diperlukan. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin menjelaskan bahwa,
evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci
lingkungan kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang
dilayani, dan tujuan proyek. Dalam hal ini suharsimi memberikan contoh
evaluasi program makanan tambahan anak sekolah (PMTAS) dalam
pengajuan pertanyaan evaluasi sebagai berikut :
a. Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh program, misalnya
jenis makanan dan siswa yang belum menerima ?
b. Tujuan pengembngan apakah yang belum tercapai oleh program,
misalnya peningkatan kesehatan dan prestasi siswa karena adanya
makanan tambahan ?
c. Tujuan pengembangan apakah yang dapat membantu mnegembangkan
masyarakat, misalnya kesadaran orang tua untuk memberikan makanan
bergizi kepada anak-anaknya ?

4
2. Input Evaluation (Evaluasi Masukan)
Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi input, atau evaluasi
masukan. Menurut Eko Putro Widoyoko, evaluasi masukan membantu
mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternative
apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, dan
bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Komponen evaluasi
masukan meliputi : 1) Sumber daya manusia, 2) Sarana dan peralatan
pendukung, 3) Dana atau anggaran, dan 4) Berbagai prosedur dan aturan
yang diperlukan. Dalam hal ini contoh pertanyaan-pertanyaan yang dapat
diajukan pada tahap evaluasi masukan ini adalah :
a. Apakah makanan yang diberikan kepada siswa berdampak jelas pada
perkembangan siswa ?
b. Berapa orang siswa yang menerima dengan senang hati atas makanan
tambahan itu ?
c. Bagaimana reaksi siswa terhadap pelajaran setelah menerima makanan
tambahan ?
Menurut Stufflebeam sebagaimana yang dikutip Suharsimi
Arikunto, mengungkapkan bahwa pertanyaan yang berkenaan dengan
masukan mengarah pada pemecahan masalah yang mendorong
diselenggarakannya program yang bersangkutan.
3. Process Evaluation (Evaluasi Proses)
Evaluasi proses digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi
rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap
implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan
sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi proses
meliputi koleksi data penilaian yang telah ditentukan dan diterapkan
dalam praktik pelaksanaan program. Pada dasarnya evaluasi proses untuk
mengetahui sampai sejauh mana rencana telah diterapkan dan komponen
apa yang perlu diperbaiki. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto,
evaluasi proses dalam model CIPP menunjuk pada “apa” (what) kegiatan
yang dilakukan dalam program, “siapa” (who) orang yang ditunjuk
sebagai penanggung jawab program, “kapan” (when) kegiatan akan
selesai. Dalam model CIPP, evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh
kegiatan yang dilaksanakan didalam program sudah terlaksana sesuai
dengan rencana. Oleh Stufflebeam diusulkan pertanyaan-pertanyaan untuk
proses sebagai berikut :
a. Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal ?

5
b. Apakah staf yang terlibat didalam pelaksanaan program akan sanggung
menangani kegiatan selama program berlangsung dan kemungkinan
jika dilanjutkan ?
c. Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara
maksimal ?
4. Product Evaluation (Evaluasi Produk/Hasil)
Evaluasi produk merupakan penilaian yang dilakukan guna untuk
melihat ketercapaian/ keberhasilan suatu program dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap evaluasi ini diajukan
pertanyaan evaluasi sebagai berikut :
a. Apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan sudah tercapai ?
b. Pernyataan-pernyataan apakah yang mungkin dirumuskan berkaitan
antara rincian proses dengan pencapaian tujuan ?
c. Dalam hal apakah berbagai kebutuhan siswa sudah dapat dipenuhi
selama proses pemberian makanan tambahan (misalnya variasi
makanan, banyaknya ukuran makanan, dan ketepatan waktu
pemberian) ?
C. Model evaluasi Kirkpatrick‟s
Evaluasi Kirkpatrick‟s merupakan model evaluasi training yang
digaungkan Donald Kirkpatrick, Ph.D. Konsep tersebut awalnya merupakan
subjek penelitian dari disertasinya untuk meraih gelar doktor. Penelitian
dilakukan pada tahun 1954 dan hingga kini dijadikan salah satu acuan untuk
evaluasi pelatihan. Model ini diakui memiliki kelebihan karena sifatnya yang
menyeluruh, sederhana, dan dapat diterapkan dalam berbagai situasi
pelatihan. Menyeluruh dalam artian model evaluasi ini mampu menjangkau
semua sisi dari suatu program pelatihan. Dikatakan sederhana karena model ini
memiliki alur logika yang sederhana dan mudah dipahami serta kategorisasi
yang jelas dan tidak berbelit-belit. Sementara dari sisi penggunaan, model ini bisa
digunakan untuk mengevaluasi berbagai macam jenis pelatihan dengan
berbagai macam situasi. Menurut Kirkpatrick, evaluasi didefinisikan sebagai
kegiatan untuk menentukan tingkat efektifitas suatu program pelatihan.
Keterampilan dan kompetensi seseorang dapat diasah melalui pelatihan.
Dari pelatihan tentunya membutuhkan evaluasi. Model evaluasi Kirkpatrick
dapat membantu meningkatkan pembelajaran dan mendorong tindak lanjut
peserta, yang mengarah ke hasil yang lebih diinginkan.
Dalam model Kirkpatrick, evaluasi dilakukan melalui empat tahap
evaluasi atau kategori :

6
1. reaction adalah evaluasi untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta
terhadap pelaksanaan suatu pelatihan.
2. learning adalah evaluasi untuk mengukur tingkat tambahan pengetahuan,
ketrampilan maupun perubahan sikap peserta setelah mengikuti pelatihan
3. behaviour adalah evaluasi untuk mengetahui tingkat perubahan perilaku
kerja peserta pelatihan setelah kembali ke lingkungan kerjanya
4. result adalah evaluasi untuk mengetahui dampak perubahan perilaku kerja
peserta pelatihan terhadap tingkat produktifitas organisasi.
Selanjutnya ke empat tahap evaluasi tersebut akan dijelaskan secara
lebih rinci.
1. Reaction
Evaluasi terhadap reaksi bertujuan untuk mengetahui tingkat
kepuasan peserta pelatihan terhadap penyelenggaraan pelatihan.
Sesungguhnya evaluasi reaksi ini merupakan evaluasi terhadap proses
pelatihan itu sendiri. Kualitas proses atau pelaksanaan suatu pelatihan dapat
kita ukur melalui tingkat kepuasan peserta. Keduanya berbanding lurus.
Semakin bagus pelaksanaan suatu pelatihan, akan semakin bagus pula
respon kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan suatu pelatihan. Kedua,
kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan atau proses suatu pelatihan
akan berimplikasi langsung terhadap motivasi dan semangat belajar peserta
dalam pelatihan. Peserta pelatihan akan belajar dengan lebih baik ketika dia
merasa puas dengan suasana dan lingkungan tempat ia belajar. Mengetahui
tingkat kepuasan peserta dapat dilakukan dengan mengukur beberapa aspek
dalam pelatihan. Aspek itu meliputi: pelayanan panitia penyelenggara,
kualitas instruktur, kurikulum pelatihan, materi pelatihan, metode belajar,
suasana kelas, fasilitas utama dan fasilitas pendukung, kebernilaian dan
kebermaknaan isi pelatihan, dan lain-lain yang berhubungan dengan
penyelenggaraan suatu pelatihan. Mengukur reaksi ini relatif mudah karena
bisa dilakukan dengan menggunakan reaction sheet yang berbentuk angket.
Evaluasi terhadap reaksi ini sesungguhnya dimaksudkan untuk
mendapatkan respon seasaat peserta terhadap kualitas penyelenggaraan
pelatihan. Oleh karena itu waktu yang paling tepat untuk menyebarkan
angket adalah sesaat setelah pelatihan berakhir atau beberapa saat sebelum
pelatihan berakhir.
2. learning
Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan sikap mental (attitude),
perbaikan pengetahuan, dan atau penambahan ketrampilan peserta setelah

7
selesai mengikuti program. Ada tiga hal yang dapat guru ajarkan dalam
program training, yaitu pengetahuan, sikap maupun ketrampilan. Peserta
dikatakan telah belajar apabila pada dirinya telah mengalamai perubahan
sikap, perbaikan pengetahuan maupun peningkatan ketrampilan. Oleh
karena itu untuk mengukur efektivitas program pembelajaran atau trining
maka ketiga aspek tersebut perlu untuk diukur. Seperti contoh berikut:
a. Pengetahuan apa yang telah dipelajari ?,
b. Sikap apa yang telah berubah ?,
c. Ketrampilan apa yang telah dikembangkan atau diperbaiki ?
Evaluasi tahap kedua ini sesungguhnya evaluasi terhadap hasil
pelatihan. Program dikatakan berhasil ketika aspek-aspek diatas mengalami
perbaikan dengan membandingkan hasil pengukuran sebelum dan sesudah
pelatihan. Alat ukur yang bisa kita gunakan adalah tes tertulis dan tes
kinerja. Tes tertulis kita gunakan untuk mengukur tingkat perbaikan
pengetahuan dan sikap peserta, sementara tes kinerja kita gunakan untuk
mengetahui tingkat penambahan ketrampilan peserta. Untuk dapat
mengetahui tingkat perbaikan aspek-aspek tersebut, tes dilakukan sebelum
dan sesudah program.
3. Behavior
Evaluasi terhadap perilaku ini difokuskan pada perilaku kerja peserta
pelatihan setelah mereka kembali ke dalam lingkungan kerjanya. Perilaku
yang dimaksud disini adalah perilaku kerja yang ada hubungannya
langsung dengan materi pelatihan, dan bukan perilaku dalam konteks
hubungan personal dengan rekan-rekan kerjanya. Jadi, yang ingin diketahui
dalam evaluasi ini adalah seberapa jauh perubahan sikap mental (attitude),
perbaikan pengetahuan, dan atau penambahan ketrampilan peserta
membawa pengaruh langsung terhadap kinerja peserta ketika kembali ke
lingkungan kerjanya. Apakah perubahan sikap mental (attitude), perbaikan
pengetahuan, dan atau penambahan ketrampilan peserta itu
diimplementasikan dalam lingkungan kerja peserta ataukah dibiarkan
berkarat dalam diri peserta tanpa pernah diimplementasikan.
Evaluasi perilaku ini dapat dilakukan melalui observasi langsung ke
dalam lingkungan kerja peserta (telah dapat diimplementasi atau belum).
Disamping itu bisa juga melalui wawancara dengan atasan maupun rekan
kerja peserta atau dalam dunia akadeimisi yaitu pada pelajar. Dari sini
diharapkan akan diketahui perubahan perilaku kerja peserta sebelum dan
setelah ikut program. Disamping itu disarankan juga evaluasi ini dilakukan

8
lebih dari satu kali dalam rentang waktu yang cukup untuk mengetahui
apakah perubahan perilaku itu bersifat sementara atau permanen.
4. Result
Evaluasi terhadap result bertujuan mengetahui dampak perubahan
perilaku kerja peserta pelatihan terhadap tingkat produktifitas organisasi.
Aspek yang bisa kita ukur dalam evaluasi result ini adalah suasana belajar
di kelas, tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran, maupun nilai belajar
siswa. Dalam skala yang lebih luas, aspek ini bisa dikembangkan menjadi
kenaikan peringkat sekolah secara akademis, pandangan masyarakat
mengenai kualitas sekolah yang bersangkutan, kenaikan jumlah pendaftar,
dan kenaikan kualitas input siswa.
D. Kelebihan dan kekurangan model evaluasi CIPP
Model evaluasi CIPP mempunyai kelebihan dan kelemahan. Adapun
Mahmudi 2011 menyatakan bahwa kelebihan Model CIPP adalah 1)
Evaluator dapat melakukan evaluasi ketika program belum dimulai dan
selama program berlangsung, 2) Model CIPP ditujukan untuk melayani
kebutuhan orang-orang yang merencanakan dan melaksanakan program.
Menurut Eko Putro Widoyoko model evaluasi CIPP lebih komprehensif
diantara model evaluasi lainnya, karena objek evaluasi tidak hanya pada hasil
semata tetapi juga mencakup konteks, masukan, proses, dan hasil.
Selain kelebihan tersebut, Model evaluasi ini juga mempunyai
kelemahan dimana Model CIPP kompleks dan memerlukan banyak dana,
waktu, dan sumber daya lainnya.
E. Kelebihan dan kekurangan model evaluasi Kirkpatrick‟s
Model Kirkpatrick memiliki beberapa kelebihan antara lain 1)
mencakup aspek kognitif, skill dan afektif, 2) objek evaluasi tidak hanya hasil
belajar tetapi juga mencakup proses, output maupun outcomes . Selain
memiliki kelebihan model Kirkpatrick juga memiliki keterbatasan yaitu
kurang memperhatikan input, padahal keberhasilan output dalam proses
pembelajaran juga dipengaruhi oleh input.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi program pembelajaran adalah pemberian estimasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran untuk menentukan keefektifan dan kemajuan dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. tujuh hal yang perlu
diperhatikan saat melakukan evaluasi pembelajaran diantaranya analisis
kebutuhan, menentukan tujuan penilaian, mengidentifikasi kompetensi dan hasil
belajar, menyusun kisi-kisi, mengembangkan draf instrumen, uji coba dan
analisis soal, dan revisi juga merakit soal. Faktor penting untuk efektivitas
pembelajaran adalah adanya evaluasi baik terhadap proses maupun hasil
pembelajaran. Dengan demikian tidak lepas dari evaluasi pembelajaran yang
meliputi CIPP model dan Kirkpatrick‟s evaluation model yang dikembangkan
dengan prinsip-prinsip belajar dan menjadikan peserta didik tidak hanya sebagai
objek belajar tetapi juga subjek dalam belajar.

Evaluasi model CIPP bisa diterapkan dalam berbagai bidang yaitu


pendidikan, manajemen, perusahaan dalam bentuk proyek, program maupun
institusi. selain itu juga yaitu model evaluasi Kirkpatrick‟s dimana Keterampilan
dan kompetensi seseorang dapat diasah melalui pelatihan. Dari pelatihan
tentunya membutuhkan evaluasi. Model evaluasi Kirkpatrick dapat membantu
meningkatkan pembelajaran dan mendorong tindak lanjut peserta, yang
mengarah ke hasil yang lebih diinginkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Yunizha, Vindiasari. 2021. „‟Mengenal Model Evaluasi Kirkpatrick untuk


Memaksimalkan Hasil Pelatihan‟‟, https://www.ruangkerja.id/blog/mengenal-model-
evaluasi-kirkpatrick, diakses pada 18 Juli 2022 pukul 11.48.

Pratama, Dinar. 2010. „‟MODEL EVALUASI CIPP (CONTEXT, INPUT,


PROCESS, PRODUCT)‟‟, https://dinarpratama.wordpress.com/2010/11/20/model-
evaluasi-cipp-context-input-process-product/, diakses pada 18 Juli 2022 pukul 11.51.

Sesmiarni, Zulfani. 2013. Model Evaluasi PROGRAM PEMBELAJARAN. Bandar


Lampung: Aura Printing & Publishing.

Mahasiswa, Makalah. 2016. „‟model evaluasi pendidikan (makalah)‟‟,


https://akulahakuhadifreedom.blogspot.com/2016/12/model-evaluasi-
pendidikan.html, diakses pada 18 Juli 2022 pukul 12.00.

11

Anda mungkin juga menyukai