Dosen Pengampu:
Drs. Sumarjono, M.Si.
Robit Nurul Jamil, M.Pd
Disusun oleh :
Kelas B
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt atas segala Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Kedatangan dan Penyebaran Pengaruh Peradaban India di Kawasan Asia
Tenggara” Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena ilmu dan
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukanmasukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, terutama
rasa terima kasih yang sebesarnya kepada Bapak Drs. Sumarjono, M.Si. dan Bapak
Robit Nurul Jamil, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Asia
Tenggara di Universitas Jember.
Tak lupa penulis berharap semoga Allah swt memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua
bantuan ini sebagai ibadah, Amin Yaa Rabbal Alamin. Demikianlah semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita khususnya dan pembaca umumnya. Amiin.
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Para sarjana Barat biasanya menggunakan istilah Hinduisme. Ini biasanya
digunakan untuk menunjukkan wilayah Asia Tenggara yang dipengaruhi oleh
budaya India. Sarjana Perancis G. Coedes menggunakan istilah Les etats
hinduises untuk menyebut negara-negara Asia Tenggara yang dipengaruhi oleh
budaya India (Coedes, 1964).
Memang, Hinduisme tidak hanya berperan, tetapi agama Buddha juga
memainkan peran penting dalam mempengaruhi kehidupan budaya negara-
negara Asia Tenggara. Di beberapa negara Asia Tenggara, agama Buddha
adalah agama yang dominan, seperti Burma, Thailand, dan Kamboja. Hindu dan
Budha memainkan peran yang sama di Indonesia.
Tentang sejarah perkembangan agama hindu dan budha di asia tenggara.
Memang sulit untuk menarik garis yang jelas di antara keduanya, terutama
ketika berhadapan dengan Buddhisme esoteris. Menghadapi pemujaan terhadap
Civa Buddha yang berkembang di Jawa sekitar abad ke-13
Pengaruh budaya India terus berkembang hingga mempengaruhi tatanan
sosial politik masyarakat Asia Tenggara. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya
kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha di Asia Tenggara pada masa ini.
Ada beberapa teori yang menunjukkan bagaimana negara India ini
menginvasi Asia Tenggara dan menyebarkan budayanya. Ada tiga teori
populer: Teori Ksatria, Teori Waisya, dan Teori Brahmana. Penyebaran
peradaban penduduk asli Amerika mempengaruhi Asia Tenggara.
4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui asal-usul penyebaran peradaban India di kawasanAsia
Tenggara
2. Untuk mengetahui teori penyebaran peradaban India di kawasanAsia
Tenggara
3. Untuk mengetahui penyebaran peradaban India bisa di kawasan Asia
Tenggara
4. Untuk mengetahui pengaruh penyebaran peradaban India di kawasan Asia
Tenggara
5
BAB 2. PEMBAHASAN
Di daerah aliran sungai Menam, di situs Phra Pathom, dan lebih ke barat
di situs Phong Turk di tepi sungai Kanburi, telah terungkap adanya subasemen
bangunan dan arca-arca Budha gaya Gupta dan pasca-Gupta serta sebuah arca
Budha kecil dari perunggu abad ke-3 atau 4M. Di Kamboja, Pada abad-abad
pertama Masehi di Asia Tenggara telah muncul sebuah kerajaan bernama Funan.
Kerajaan ini merupakan cakal bakal dari kerajaan Kamboja di kemudian hari.
Kerajaan Tiongkok baru mengadakan hubungan diplomatik dengan kerajaan Funan
pada pertengahan abad ke III. dengan mengirimkan utusan yang bernama Kang Tai
dan Tchou-ying. Menurut orang China, kerajaan Fu-nan didirikan oleh brahmana
Kaundinya pada abad ke-1 M.. Orang-orang ini dikatakan datang dari suatu tempat
yang mungkin sekali adalah India, mungkin Semenanjung Melayu atau mungkin
6
juga dari pulau-pulau sebelah selatan. Berita Cina ini juga mengatakan bahwa di
Oc Eo, kota pelabuhan dari kerajaan Funan, telah diketemukan sebuah medali emas
dari Kaisar Romawi yang bernama Antonius Pius Medali emas ini berasal dari
tahun 152 Masehi dan ditemukan bersamasama dengan sebuah meterar yang
berbahasa Sansekerta dari tahun yang sama. Di Funan sendiri telah ditemukan
empat buah inskripsi berbahasa Sansekerta. Inskripsi ini merupakan inskripsi tertua
yang pernah ditemukan di Funan Salah satu diantaranya diperkirakan berasal dari
jaman ketika adanya perhubungan pertama dengan kerajaan Tiongkok, yaitu kira-
kira pada pertengahan abad ke III Masehi.
7
Juga arca-arca kecil dari perunggu yang bergaya seni arca Amarawati, yang diduga
berkembang di India sekitar abad ke II sampai ke IV Masehi.
8
Pengaruhnya meljitnya perdagangan maritim antara India dan pelabuhan-
pelabuhan Laut Merah yang merupakan gerbang dunis barat. Faktoryang kedua
yaitu yang bersifat moral, adalah perkembangan Budhisme. Maka tersebarnya
peradaban India ke arah Timur awal tarikh Masehi.
9
Teori pertama berfokus pada kasta waisya atau pedagang dan peran
mereka dalam membawa tradisi dan kebudayaan India ke Asia Tenggara ini
melalui perdagangan. Asia Tenggara kaya akan sumber daya yang
diinginkan oleh India, terutama emas. Selama abad ke-4 Masehi, India
kekurangan atau keterbatasan emas karena Kekaisaran Romawi
mendominasi rute perdagangan tanah secara luas. Pedagang Waisya telah
berlayar ke Asia Tenggara untuk berdagang. Menurut G. Coedes salah satu
hal yang menginspirasi dan memotivasi Pedagang India datang ke Asia
Tenggara adalah ingin memperoleh barang pertambangan seperti emas dan
hasil hutan. Namun, kesimpulan bahwa Indianisasi hanya menyebar melalui
perdagangan tidak cukup. Indianisasi telah merasuki semua kelas
masyarakat Asia Tenggara, tidak hanya kelas pedagang.
B. Teori ksatria
Teori lain mengunkapkan Indianisasi menyebar melalui kelas
prajurit atau ksatria. Hipotesis ini dengan baik menjelaskan kemunculan
negara-negara Asia Tenggara ini dibawa oleh para ksatria dengan tujuan
untuk menaklukkan penduduk setempat dan membangun kekuatan politik
mereka sendiri
Namun, menurut Van Luer, teori ini memiliki kelemahan karena kurangnya
data dan bukti arkeologis yang cukup untuk mendukung perkembangbiakan
ksatria India. Selain itu, Van Luer berpendapat bahwa penjajahan oleh para
ksatria pasti dianggap sebagai kemenangan, tetapi catatan seperti itu tidak
dapat ditemukan dalam sumber-sumber tertulis India. Selain itu, penjajahan
selalu melibatkan perpindahan semua elemen sosial dari negara asal, seperti
sistem kasta, kerajinan, tipe rumah, tata kota, bahasa, dan asosiasi. Namun
kenyataannya, apa yang Anda lihat di Indonesia terdapat perbedaan dengan
India
C. Teori Brahmana
Teori Brahmana ini merupakan yang paling banyak dipraktekkan
untuk menyebarkan Indianisasi ke Asia Tenggara. Para brahmana ini
menggunakan rute yang ditetapkan oleh para pedagang Waisya dan
10
membawa banyak tradisi agama dan filosofi Hindu untuk menyebarkan elit
di Asia Tenggara. Setelah tradisi ini diadopsi oleh kelas elit, menyebar ke
semua kelas bawah, dan Indianisasi ada di semua kelas masyarakat Asia
Tenggara. Namun, Brahmana lebih berpengaruh daripada agama dan
filsafat, dan segera Asia Tenggara mengadopsi banyak sistem arsitektur dan
hukum yang dipengaruhi India.
D. Teori Arus Balik
Dalam teori Arus Balik menyatakanbahwa penyebaran pengaruh
budaya India di Asia Tenggara dilatarbelakangi oleh pengaruh raja-raja
lokal dan masyarakat adat. Pada awalnya terdapat hubungan perdagangan
antara Indonesia dan India yang sejalan dengan pesatnya perkembangan
agama Buddha. Ketika biksu Hindu berdagang di Indonesia, mereka
mendorong penduduk setempat untuk memeluk agama mereka. Selain itu,
dalam rangka memperdalam ajaran agama, kami mengirimkan pelajar dan
cendekiawan Asia Tenggara ke India untuk belajar agama langsung dari
India dan untuk mengajarkan ajaran kitab suci yang diajarkan ke negara asal.
Agama Hindu sendiri pada dasarnya bukan agama untuk masyarakat umum,
tetapi hanya untuk Brahmana. Mereka yang telah dijadikan brahmana harus
mempelajari kitab suci agama selama bertahun-tahun sebelum mereka dapat
menerima inti ajaran langsung dari para guru brahmana. Setelah ditahbiskan,
ia dianggap disucikan oleh Siwa dan dapat melakukan ritual tertentu seperti
Vratyatstoma (ritual untuk memuja seseorang).
Indianisai Asia Tenggara terjadi karena jaringan perdagangan
maritim yang luas yang memungkinkan para pedagang untuk mengekstrak
emas dan rempah-rempah dari Asia Tenggara. Ketika jaringan perdagangan
ini terbentuk, itu membuka jalan bagi kelas prajurit baru untuk
menggunakan keterampilan militer di beberapa bagian Asia Tenggara. Pada
akhirnya, jaringan perdagangan yang luas ini juga memungkinkan
masuknya cendekiawan Brahmana yang mengesankan banyak elit Asia
Tenggara dengan pengetahuan mereka tentang hukum, seni, filsafat, dan
11
banyak lagi. Oleh karena itu, sebagian besar adat India dan Hindu
disebarkan ke seluruh lapisan sosial Asia Tenggara oleh para Brahman.
12
di Burma dengan dinasti T-ang di Tiongkok. Maka jalur lalu lintas antara India dan
Tiongkok yang sekian lamanya mati, kini hidup dan ramai sekali. Melalui jalan
inilah pengaruh India telah sampai pula ke kerajaan Thai di Nan-chao.
Disebutkan juga bahwa ada sebuah jalur perjalanan darat lain yang pernah
di pergunakan oleh musafir dulu yaitu jalur darat dari sungai Menam menuju sungai
Mekong. Jalur ini melalui dataran tinggi K-orat dengan melalui daerah Si T’ep
menuju ke daerah Busak di Kamboja. Kota Angkor, yang mempunyai peninggalan-
peninggalan arkeologi yang mengagumkan yang tidak hanya mempunyai sifat sifat
pengaruh India tetapi juga mempunyai ifat-sifat pengaruh dari Asia Tenggara
lainnaya, terletak jalur perjalanan itu.
13
Dapat disimpulkan masuknya pengaruh kebudayaan India di Asia
Tenggara, diawali dengan perhubungan perdagangan yang timbal balik. Namun
proses mengakibatkan mendalamnya kebudayaan India terutama di perkirakan oleh
orang-orang Asia Tenggara sendiri, yang secara aktif mau mendalami adat
kebiasaan dan agama itu di India, seperti yang telah dibuktikan dengan
ditemukannya bekas asrama bagi orang-orang Indonesia yang belajar di Nalanda.
Oleh karena bukannya tidak mungkin peranan Brahmana ini juga dilakukan oleh
Asia Tenggara sendiri sesudah mereka menjadi terpelajar dalam bidang keagamaan.
14
dengan banyaknya patung Buddha Dipangkara Langgam Amarawati di tepi Sungai
Kistna pada pantai timur India, yaitu di Pongtiuk (Thailand), Duong Duang Annam
dan di daerah Indonesia (Jember, Seguntang, Sempaga) (Noorwijanto, 1996: 23-
24).
Di Teluk Menam tempat Pra Pathom dan P’ong Tuk muncul bukti tertua
pengaruh India. Bukti itu berupa fondasi-fondasi bangunan dan patung-patung
Buddha gaya Gupta, disamping patung perunggu kecil Buddha dalam gaya
Amaravati yang berkembang di India antara abad kedua dan keempat.
Tradisi dinasti Raja Funan kembali seperti yang telah dikatakan terdahulu
yaitu Chola dan Pallawa di bagian selatan India, ketika melukiskan asal perkawinan
dalam dongeng antara seorang Brahmana bernama Kaundinya dengan puteri Naga.
Kaundinya adalah nama klan Brahmana di India Utara yang cabang-cabangnya
berpengaruh di Mysore dalam abad II Masehi (Hall, 1988: 19-23).
15
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengaruh kebudayaan India tersebar luas di wilayah Asia Tenggara.
Unsur-unsur India, bahkan hingga saat ini, dapat diidentifikasikan melalui bahasa
dan budaya di sebagian kawasan ini, Indianisasi yang dipahami dalam konteks Asia
Tenggara sejajar dengan proses yang terjadi di subbenua India sendiri yaitu
penyebaran unsur-unsur budaya yang berkaitan dengan agama Hindu ke arah
selatan dari akar mereka di Arya, daerah utara.Masuknya pengaruh kebudayaan
India di Asia Tenggara, diawali dengan perhubungan perdagangan yang timbal
balik. Namun proses yang mengakibatkan mendalamnya kebudayaan India
terutama diperankan oleh orang-orang Asia Tenggara sendiri, yang secara aktif mau
mendalami adat kebiasaan dan agama itu di India, seperti yang telah dibuktikan
dengan ditemukannya bekas asrama bagi orang-orang Indonesia yang belajar di
Nalanda. Jadi Indiasi sebagai tersebarnya suatu kebudayaan yang terorganisir, yang
berlandaskan konsep India tentang Kerajaan yang ciri khasnya adalah agama Hindu
atau Agama Budha, mitologi purana, kepatuhan pada Dharmasastra dan cara
pengungkapannya adalah bahasa Sansekerta. Pengaruh kebudayaan India tersebar
luas di wilayah Asia Tenggara. Unsur-unsur India, bahkan hingga saat ini, dapat
diidentifikasikan melalui bahasa dan budaya di sebagian kawasan ini, Indianisasi
yang dipahami dalam konteks Asia Tenggara sejajar dengan proses yang terjadi di
subbenua India sendiri yaitu penyebaran unsur-unsur budaya yang berkaitan dengan
agama Hindu ke arah selatan dari akar mereka di Arya, daerah utara
16
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T. dan A.B Lapian. 2011. Indonesia dalam Arus Sejarah jilid II:
Kerajaan Hindu-Budha. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve
Amrun, J., & Khairiyah, K. (2019). NUSANTARA; Jalur Lintas Peradaban
Dunia. Nusantara; Journal for Southeast Asian Islamic Studies, 15(1), 50-
61.
Coedes George. 2010. Asia Tenggara Masa Hindu Buddha. Jakarta: Kepustakaan
Populer Gramedia
Poesponegoro. dan Marwati, D. 1984. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta:
Balai Pustaka.
17