(Di ajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Australia dan Oceana)
Dosen pengampu :
Dr. Sumardi, M.Hum
Guruh Prasetyo, M. Pd
Di susun oleh :
Reny Mega Hastuti 200210302008
Mamik Wahyu Tri Astutik 2002103002011
Yeni Tri Yulia Lestari 200210302012
KELAS A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pembentukan Koloni – Koloni Baru”. Makalah ini penulis kerjakan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Australia dan Oceania Program Studi
Pendidikan Sejarah. Penulis akui dalam penyusunan makalah masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis harapkan mendapat masukan-masukan dari
pembaca untuk membangun dan melengkapi kesempurnaan makalah ini.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis ucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, terutama kepada Bapak Sumardi M.Hum dan Bapak Guruh Prasetyo,
M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Australia dan Oceania di
Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Jember. Penulis berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pembentukan koloni baru di Austrlia
2. Untuk mengetahui pembentukan koloni baru di Tasmania
3. Untuk mengetahui pembentukan koloni baru di Quennsland
4. Untuk mengetahui pembentukan koloni baru di Australia barat
5. Untuk mengetahui pembentukan koloni baru di Australia selatan
6. Untuk mengetahui pembentukan koloni baru di Victoria
1.4. Manfaat
1. Bagi penulis, meningkatkan kemampuan dan wawasan dalam menulis makalah
2. Bagi pembaca, menambah wawasan mengenai pembentukan koloni Inggris di
Australia
3. Bagi ilmu pengetahuan, menambah sumber referensi mengenai sejarah benua
Australia
BAB 2. PEMBAHASAN
Berdirinya New Soult Wales hingga tahun 1809, New Soult Wales dipimpin
oleh Gubernur yang berasal dari angkatan laut sejak tahun 1790. untuk menjaga
keamanan koloni tersebut dibentuk pasukan khusus yang disebut dengan New Soult
Wales Corps. Gubernur pertama dari New Soult Wales Corps adalah Arthur Phipilip.
Pada masa pemerintahannya Arthur Plilip berusaha menjadikan daerah koloni sebagai
“Selhelp”. Arhur Philip membuat sebuah landasan jika daerah koloni tersebut dapat
berdiri sendiri Free Settle harus ditingkatkan. Sebab banyak tenaga kerja narapidana
tergolong dalam tenaga kerja tidak produktif (Siboro, 1996: 65). Setelah letnan
Gubernur Arthur Philip (1792-1795) memberi kesempatan kepada perwira Corps
untuk melakukan kegiatan yang dapat menguntungkan kelompoknya. Untuk
mendapatkan untung dengan jumlah yang besar mereka melakukan monopoli
perdagangan. Salah satunya adalah perdagangan Rum. Mereka selalu menentang setiap
usaha yang di anggap dapat merugikan kelompoknya berakibat pada pata perwira
dagang yang selalu berselisih pendapat dengan tiga gubernur tersebut antara lain,
Hunter dan king dituduh tidak pantas sebagai gubernur, serta Tindakan keras Bligh
menimbulkan berbagai yang justru dapat menjatuhkannya. Bukan hanya dijatuhkan
Bligh di masukan ke dalam penjara. Peristiwa tersebut kemudian di kenal dengan
Rum Rebellion. Pemberontakan tersebut ternyata merupakan awal proses berakhirnya
pengaruh dari kekuasaan para Perwira Cops (Siboro, 1996:66).
Pada saat pemerintahan Lachhlan Mocquarie seorang perwira dari angkatan
darat Inggris, melakukan konsolidasi yang memicu koloni mencapai kemajuan pesat.
Pengetahuan tentang garis besar pantai Austalia sudah banyak dicapai sebelum
kepemimpinan Lachlan Mocquarie , terutama jasa-jasa para pelaut ulung Seperti
George Bass dan Matthew Linders. Pada tahun 1814 tiga orang penjelajah bernama
Baxland Wentwonth, Lawsen menemukan sebuah jalan kearah barat dengan melintasi
Bule Montains serta mendapatkan daerah-daerah rumput yang berbentang luas kearah
Barat(Kolit, 1974:38). Dalam keberhasilan eksploitasi pantai (Coastal Exploration)
maupun Eksplorasi dalaman (Inland Exploration) membuka pintu terhadap perluasan
koloni New Soult Wales dalam arti area pemukiman, tetapi juga terdapat kemungkinan
berdirinya koloni-koloni lain di setiap sudut stategis Australia semua ini meletakkan
jalan bagi penduduk seluruh daratan Australia Oleh Inggris ( Siboro, 1989:64 dalam
Utari 1999:16).
Dorongan terhadap hasil-hasil dari penjelajah, penyelidikan dan berakhirnya
Penal Colonies, maka para petani dan peternak mulai meninggalkan New Soult Wales
dan pergi menduduki daerah-baru seperti Hobart di Tasmania, Bisbabe di Queensland,
Melbourne di Victoria dan Adeleide di Soult Australia (Kolit, 1974:39).
Dalam kebijakan yang diterapkan oleh Letnan Davey tersebut Tasmania menjadi
wilayah Swasembad. Bahkan banyak hasil-hasil pertanian dari Tasmania yang dikirim ke
Sydney. Namun dibalik keberhasilan dari letnan Davey dalam memajukan perekonomian
Tasmania terdapat beberapa karakter individu dari letnan Davey yang buruk seperti suka
mabuk-mabukan, kurangnya disiplin dalam bekerja, melampiaskan rasa kekesalan pada
orang lain. Bahkan Letnan Davey sering mencambuk para narapidana sebagai hiburan.
Karena sifat dari Davey yang buruk banyak narapidana yang melarikan diri karena
pengawasan yang lemah dari Davey. Oleh karena itu, Macquarie tidak menyukai sifat
Davey, oleh karena itu Letnan Davey digantikan oleh William Sorell.
b). William Sorell
Kolonel William Sorel seorang perwira resimen ke-48 menggantikan Letnan Davey
sebagai Gubernur yang berkuasa diwilayah Tasmania. Kolonel Sorell adalah seorang
administrator yang hebat. Selama pemerintahannya dimulai dari tahun 1817 sampai dengan
tahun 1824, Letnan Sorell berusaha dengan sangat keras untuk memajukan Tasmania.
Dibawah kepemimpinannya Letnan Sorell melakukan beberapa kebijakan seperti :
1). Membangun jalan yang dapat menghubungkan Hobart dan Launceston.
2). Meningkatkan hasil ternak Merino. Melakukan hasil ekspor gandum. dan transportasi juga
berkembang pesat.
Pada masa pemerintahannya Letnan Sorell membuka Peal Settlement khusus di
Macquarie Harbour (1822), dibukanya “Penjara Khusus” tersebut terdapat narapidana
kelakuan buruk semakin banyak. Penduduk bebas di daerah Tasmnaia mengalami
ketakutan yang berlebihan. Sebenarnya Penduduk Tasmania adalah sekelompok orang yang
tidak suka berperang, tidak berbahaya serta hidup dalam keharmonisan. Tetapi ketika
penduduk Tasmania bertemu dengan pendatang baru yakni orang-orang berkulit putih
tersebut semakin banyak yang datang orang-orang di Tasmania memandang bahwa mereka
akan membahayakan orang-orang Tasmania. Salah satunya adalah penduduk Tasmania
takut kehilangan tanah tinggal mereka dan tanah yang mereka miliki akan diambil alih oleh
orang-orang berkulit putih Ketakutan yang berlebihan terhadap narapidana membuat
penduduk bebas bertindak dengan kejam (Siboro, 1996:72)
Sehingga banyak pengaduan yang disampaikan penduduk bebas terhadap hakim berisi
tentang keluhan tentang para narapidana tersebut. Hakim memerintahkan untuk
menghukum narapidana tersebut dengan hukuman cambuk, Sehingga banyak narapidana
yang kabur dari tahanan membuat mereka menjadi Bushrangers (Penyamu atau pembegal
baik personal maupun kelompok). Dengan adanya situasi yang semakin parah membuat
Sorell kemudian digantikan George Arthur. Sorell menjadi Gubernur terakhir memerintah
di Tasmania
c). Kolonel George Arthur
Pada tahun 1824 Sorell menggantikan Kolonel Sorell. setelah satu tahun menjabat
sebagai guber dibawah kepemimpinan Letnan Arthur kemudian parlemen Inggris
mengeluarkan satu undang-undang yang memisahkan Tasmania dari New Soult Wales. Dalam
sejarah pada tahun 1850 koloni Inggris di Australia tercatata pernah melakukan suatu undang-
undang yang disebut dengan Australian Government Act (Undang-undang tentang pemerintah
Koloni-koloni di Australia). isi dari undang-undang tersebut antara lain “tiap-tiap koloni
berhak menyusun sistem pemerintahan sesuai dengan kemauan masing-masing, kemudian
menyampaikan kepada parlemen Inggris untuk diundangkan” (Siboro, 1996;124). Artinya
pemerintah Inggris menawarkan kepada para koloni-koloni di wilayah Australia untuk
membentuk pemerintahan sesuai dengan kepentingan masing-masing, namun tetap dalam
status koloni Inggris.
Ketentuan lainnya yang terkandung dalam undang-undang tersebut adalah maisng-
masing koloni diberi sebuah kesempatan untuk mengatur wilayahnya sendiri tanpa harus
memikirkan hubungannya dengan koloni lain di Australia. kebijakan tersebut pada tahun 1850
itulah yang mendorong koloni-koloni di Australia berkembang kearah kehidupan yang
terpisah satu sama lain di Australia. salah satu dampak dari kebijakan tersebut yang tertuang
dalam Australian Colonies Government Act 1850 empat koloni Inggris yang terpisah dari
Inggris berpisah darisatu dan lainnya seperti New South Wales, Tasmania, Australia Selatan,
dan Australia Barat. Jumlah koloni tersebut bertambah satu lagi hingga menjadi lima dengan
ditetapkannya Australian Colonies Government Act bahwa Victoria dipidahkan dari New
Soult Wales. Di tahun 1859 Queensland dipisahkan dari New Soult Wales. Artinya seluruh
jumlah dari koloni Inggris di Australia ada enam koloni (Siboro, 2018:15)
Pada tahun 1855 Kebijakan tersebut dilaksanakan oleh New Soult Wales, Victoria,
Tasmania, dan Australia Selatan melaksanakan kebijakan tersebut pada tahun 1856 dan
Queensland pada tahun 1859, sementara Australia Barat (Western Australia) melaksakan
kebijakan tersebut ditahun 1890 (Siboro, 2018:16). Siboro (2018:68) berpendapat bahwa
Dengan adanya kebijakan baru, Tasmania juga mengeluarkan sebuah kebijakan baru.
Beberapa kebijakan antara lain:
1). Menbentuk badan dewan legistlatif yang berjumlah 7 orang,
2). Membentuk executive Council, Dewan exceutif atau dewan penasihat untuk gubernur,
membentuk badan pengadilan sebagai penegak hukum
3). Membentuk padan militer seperti kepolisian. Dalam pemerintahan tersebut Letnan Artur
berusaha keras untuk menjaga ketat pelaksanaan hukum, salah satunya memecat jaksa
agung karena berbuat senaknya.
Namun dalam pemerintahan letnan Artur juga mengalami beberapa masalah yang sama
yang dihadapi pada masa kepemimpinan Letnan Sorell. Seperti pada pernyataan diatas,
semula narapidana yang dibuang ke Tasmania tergolong narapidana yang buruk, narapidana
dipindahkan ke Tasmania. Di Tasmania mereka diperlakukan seperti budak, apabila ada
pengaduan dari majikannya para hakim memerintahkan supaya narapidana tersebut dihukum
cambuk, untuk menghukum para narapidana tersebut tidak diperlikan bukti kesalahan, hanya
keluhan dari majikan tersebut, sehingga tidak ada keadilan terhadap narapidana (Siboro 1996).
Perjalanan sejarah mencatat bahwa Tasmania adalah tempat terjadinya kekerasan dan
kekejaman yang ada dalam dunia beradaban. Menurut Russell dan Grey menyatakan bahwa
“Assigment System’” yang berlaku di Tasmania adalah perbudakan. Bahkan dalam
assignment di perbudakan di Tasmania lebih kejam jika dibandingkan dengan yang ada di
Amerika Serikat (Scott, 1943, dalam Siboro, 1996:70)
Sejauh Tasmania, Macquarie Harbour menjadi tempat rintihan serta penderitaan bagi
narapidana. Dalam perencanaan semula oleh pemerintah Hobart hanya diisi oleh orang-orang
yang dipindahkan dari Pulau Norfork. Pulau Norfork dijadikan sebagai tempat pelaksanaa
hukuman secara intensif terhadap orang-orang yang membangkang. Di Tasmania mereka
dikirim untuk lebih disiplin. Hal yang membedakan dari narapidana dan penduduk biasa di
Tasmania mereka diberi pakaian yang berwarna berkelakuan biasa diberi pakaian warna
kuning, sementara pakaian abu-abu atau biru untuk narapidana berlakuan buruk. Mereka
dipekerjakan untuk menembang pohon dan menariknya kepantai, dengan digiring secara
berkelompok dengan di rantai ke tempat kerja, begitu pula ketika pulang kerja. Bahkan
mereka sering dibiarkan kedinginan hingga mati. Sebab-sebab itulah yang menjadikan para
narapidana sering berusaha melarikan diri dan bersembunyi di dalam hutan, hingga akhirnya
mereka menjadi yaitu sebagai Bushanger (perampok). Pada masa pemerintahan Letnan sorell
akibat dari dibukanya penjara khusus, banyak narapidana yang melarikan diri. Para narapidana
berkeliaran dan bersembunyi daerah pegunungan diluar pemukiman. Dari situlah mereka
melakukan perampokan-perampokan dan tindakan-tindakan bruntal lainnya. Bahkan letnan
Arthur harus mengambil tindakan dengan keras. Tindakan tersebut antara lain:
1). pada daerah peternakan dan pertanian dipasang berikade dan membuat jalan rahasia.
2). memperbolehkan penduduk biasa menembak narapidana yang terlihat menggunakan
senjata.
3). melakukan operasi-operasi dan pemburuan terhadap bushrager. Kegiatan dalam
penumpasan Bushanger.
Kegiatan yang dilakukan oleh oleh Arthur semata-mata hanya untuk penduduk di
tersebut. Letnan Arthur berusaha mengumpulkan penduduk asli. Untuk itulah letnan Artur
berusaha mengumpulkan penduduk asli dengan menggunakan jalan operasi untuk menangkap
brusranger. Namun dalam pelaksanaaannya operasi yang dikirimkan memburu dan
membunuh mereka. Suatu saat letnan Arthur mengumpulkan 5.000 orang yang terdiri dari
tentara, polisi, dan penduduk biasa, mereka melakukan suatu operasi sisir untuk menggiring
penduduk asli ke semenanjung dekat Hobart. Operasi tersebut ternyata gagal. Dalam operasi
ini yang ditangkap hanya lah seorang wanita dan seoarang anak laki-laki. Kemudian Arthur
menerima saran dari George Robinson, seorang tukang batu yang beragama Methodis,
menganjurkan agar menggunakan cara-cara halus untuk bisa mendekati warga penduduk asli
tersebut. Bersamaan dengan beberapa orang teman Robinson akhirnya mereka dapat
mendekati pemukiman penduduk tersebut. Selama hampir empat tahun berkeliling. Robinson
berhasil mengumpulkan sebanyak 187 orang, kemudian membawanya ke Pulau Flinders
dibagian wilayah Selat Bass (Siboro, 1996:74).
Tindakan yang keras untuk membasmi para pelarian-pelarian narapidana yang menjadi
seorang Busrangers dan juga beserta tentang taktik-taktik yang diperatekan yang akhirnya
memusnahkan penduduk asli ini mengarahkan pada kecenderungan untuk mengatakan bahwa
kurang lebih lima puluh tahun permulaan sejarah koloni di Tasmania diisi oleh kekerasan
(Siboro, 1996:74).
d). Sir John Franklin
Setelah letnan Arthur sudah tidak lagi berkuasa pada daerah Tasmania. Iapu digantikan
oleh Sir Joihn Franklin. Sir John Franklin merupakan seorang sarjana yang sangat mencintai
buku-buku. Pada masa pemerintahannya ia mempunyai sebuah kebijakan untuk menyediakan
pendeta dan guru-guru sekolahan. Namun terdapat masalah tentang wilayah yang dipimpinnya
sebuah wilayah yang menjadi tempat penampungan para narapidana tersebut (Siboro,
1996:74).
Sebagai bagian dari New South Wales, Victoria mulanya di sebut dengan
Distik Port Philip. Koloni yang awal mulanya di kirim ke daerah ini adalah
rombongan David Collins yang ditugaskan membuka pemukiman di Sorento. Akan
tetapi karena tempat ini kurang cocok untuk ditempati, Collins beserta rombongan
pindah ke Tasmania. Orang kulit putih yang mula-mula menetap di daerah ini ialah
Henty Bersaudara, yang menempati Teluk Portland pada tahun 1834. Kemudian
dalam tahun 1835 Batman dan asosiasinya menduduki daerah Sungai Yarra, dan pada
tahun yang sama kelompok Fawkner juga mendirikan pemukiman di tempat di mana
sekarang berdiri kota Melbourne. Sama dengan Henty bersaudara, kedua kelompok
yang disebutkan terakhir juga berasal dari Tasmania. Mereka menempati Distrik
Victoria tanpa seijin pemerintah sehingga mereka tergolong penghuni liar yang dalam
sejarah Asutralia disebut squatter. Batman mempunyai pengalaman yang unik dalam
kehadirannya di daerah ini. Pada tahun 1837 gubernur Bourke mengunjungi daerah ini
dan meresmikan nama-nama Kota Williamstwon dan Melbourne. Sampai tahun 1850
Victoria masih merupakan bagian dari New South Wales Untuk mewakili gubernur
New South Wales di sana diangkat seorang superintendent (pengawas). Rasa tidak
puas di bawah New South Wales mendorong rakyat di Distrik Port Philip menuntut
pemisahan. Tuntutan itu mula-mula dijawab dalam bentuk hak distrik dengan memilih
6 dari 24 anggota legislative council di New South Wales Jawaban pemerintah ini
tidak memuaskan mereka. Pada tahun 1850 Victoria dipisahkan dari New Saouth
Wales, dan sejak tahun 1851 menetapkan dan melaksanakan pemerintahan sendiri.
Sejak pemisahannya sebagai satu koloni yang berdiri sendiri, Queensland
mengalami kemajuan yang mantap Kemajuan nya itu didukung oleh kondisi dan
kekayaan alamnya. Kekayaan alam yang menjadi sumber kemakmuran Queensland
antara lain adalah emas, timah, tembaga, dan batu-batu mulia. Keadaan alam yang
baik untuk industri peternakan memungkinkan jumlah sap kuda, dan biri-biri, yang
semakin meningkat. Iklimnya yang se bagian berada di daerah tropis, menyebabkan
Queensland dapat menghasilkan tanam-tanaman seperti kapas, gula, dan padi-padian,
lebih baik dari daerah lain di Australia. Sejak tahun 1828 Queensland sudah ditanami
kapas, dan ketika pemasokan kapas dari Amerika Serikat terganggu akibat Perang
Budak, industri tekstil Inggris sangat membutuhkan kapas Queensland tersebut.
Namun dalam perkembangan selanjutnya, kapas dari Queensland kalah dalam
persaingan harga dengan kapas dari negara-negara lain. Hal ini disebabkan oleh biaya
produksi ka pas Queensland cukup tinggi karena menggunakan tenaga buruh yang
relatif lebih mahal dibandingkan dengan tenaga kerja pada perkebunan-perkebunan
kapas di Mesir, India, dan Amerika Serikat, pada waktu itu. Persoalan biaya produksi
yang cukup tinggi ini juga me nyangkut gula Walaupun sudah dimulai sejak tahun
1823, pro duksi gula secara serius baru dilakukan sesudah tahun 1859. Pengusaha
perkebunan tebu sukar mendapatkan tenaga kerja murah, sehingga mereka mulai
menggunakan tenaga kerja Ka nakas, yaitu penduduk asli dari pulau-pulau di Pasifik.
Kebu tuhan akan tenaga kerja Kanakas ini menimbulkan tragedi bagi penduduk asli
pulau-pulau di Pasifik, karena untuk mendapatkan nya sering kali terjadi penculikan-
penculikan. Mereka "dijual" kepada pemilik-pemilik perkebunan tebu. Secara teoritis
mereka dipekerjakan untuk waktu tertentu serta diberi gaji, dan sesu dahnya mereka
dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Namun dalam kenyataannya seringkali mereka
dipekerjakan selama masih mampu, dan apa yang mereka terima sebagai gaji hanya
lah barang-barang sepele seperti tembakau, pakaian kerja, manik manik, dan pipa.
Apabila dikaji lebih mendalam, praktek-prak tek semacam ini sesungguhnya adalah
perbudakan berselubung
Masalah ini merupakan masalah pelik bagi pemerintah Queensland. Pemerintah
berusaha mengatur bahkan kalau mungkin menghentikan pengangkutan Kanakas ke
negeri itu. Hal ini tentu ditentang oleh para pemilik perkebunan yang serta merta
mengancam akan menghentikan penanaman tebu bila pemasokan orang-orang
Kanakas ini dihentikan. Kalau sampai hal terjadi, pemerintah kehilangan sebagian
sumber dana nya, dan dengan sendirinya sumber kesejahteraan Queensland pun
berkurang. Bagi pemerintah, menghentikan "Kanakas Traffic" berarti kerugian
materiil, seuangkan mengijinkannya berarti melanggar etika moral. Dalam keadaan
seperti ini peme rintah sukar mengambil keputusan. Pemerintah hanya bisa mendesak
desak agar setiap orang yang dipekerjakan dibayar minimum £6 per tahun, disediakan
perumahan, dan diperlakukan secara layak. Keadaan seperti itu berlangsung sampai
akhir abad ke-19. Ketika federasi Australia terbentuk, masalah pekerja ini diatur oleh
pemerintah federal karena menyangkut kepentingan seluruh benua itu. Hal lain yang
berkaitan dengan perkembangan Queensland dan perlu disinggung di sini, adalah
masalah Irian, pulau terbesar di dunia, yang terletak hanya 100 mil di sebelah utara
Queens land. Menurut sejarahnya, pulau ini ditemukan oleh bangsa Por tugis pada
tahun 1526 dan menyebutnya Papua yang berarti keriting, karena penduduknya
berambut keriting Belanda me. nyebutnya New Guinea dan pada tahun 1848
menyatakan bahwa bagian barat pulau itu menjadi miliknya. Dalam tulisan ini nama
yang digunakan adalah Irian, sebagaimana bangsa In donesia menyebutkannya.
Setelah seluruh Australia diduduki oleh Inggris, pelaut-pelaut Inggris
berkeinginan agar bagian timur Irian juga diduduki oleh Inggris. Secara perorangan,
Letnan Yule pada tahun 1846, dan Kapten Moresby pada tahun 1873, menyatakan
daratan itu se bagai milik Inggris, namun pemerintah Inggris tidak mau me
nguatkannya. Pemerintah Inggris berpendapat bahwa sudah cukup luas wilayah
berpenduduk hitam dalam lingkungan ke kuasaannya, dan tidak perlu ditambah lagi.
Berbeda dengan pendapat pemerintah tersebut, seorang negarawan terkenal da ri New
South Wales, Henry Parkes, berpendapat bahwa Austra lia akan merasa aneh dan
janggal kalau kekuasaan asing berco kol di Irian Timur.Pendapat Henry Parkes ini
merupakan peringatan bagi pe merintah Queensland lalu mendesak pemerintah
Inggris agar menduduki Irian Timur. Pemerintah Queensland memperkuat alasannya
takut kalau-kalau didahului oleh orang Jerman yang memang telah berniat
mendudukinya. Pemerintah Inggris tetap menolak dengan alasan bahwa tidak betul
Jerman berniat me miliki daerah tersebut, dan koloni-koloni lain di Australia tidak
bersedia ikut memikul biaya pendudukan itu. Bahkan ke tika pada tahun 1877 emas
ditemukan di bagian selatan Irian. Timur, Inggris tetap tidak bersedia mendudukinya,
kecuali se luruh koloni di Australia bersedia memikul biaya yang berkait. an dengan
pendudukan itu.
Pada tahun 1883 kepala pemerintahan Queensland, Sir Thomas MacIlwraith
memutuskan untuk bertindak bila Inggris tetap tidak bersedia. Kepada pemerintah
Inggris ia menyatakan bahwa Jerman sudah merencanakan menduduki Irian Timur.
Sekalipun pemerintah Inggris tetap menolak, MacIlwraith meng utus seorang hakim
menancapkan bendera Inggris sambil me nyatakan bahwa Irian Timur menjadi milik
Inggris (April 1883). Sementara itu seluruh koloni di Australia mendukung Queens
land dan secara bersama-sama mendesak Inggris untuk bertin dak. Dalam bulan
Nopember 1884 pemerintah Inggris meng klaim Irian Timur bagian tenggara.
Sementara itu Jerman telah mengklaim bagian timur-lautnya. Sejak itu sampai tahun
1901 Irian Timur yang menjadi milik Inggris diperintah dari Queens land dan
anggaran belanja untuk itu ditanggung bersama oleh keenam koloni Australia. Betapa
pentingnya Irian ini bagi keamanan Australia, ter bukti pada saat Perang Pasifik
sebagai bagian Perang Dunia II berlangsung. Irian menjadi tameng bagi Australia
pada waktu itu menghadapi invasi Jepang dari arah utara. Pengalaman ini pulalah
yang menyebabkan Australia senantiasa memperhatikan gejolak politik di Irian,
termasuk di Irian Barat, milik Indonesia. Sukar diperkirakan perjalanan sejarah Irian
Timur, sekarang sebagai negara merdeka bernama Papua New Guinea, seandainya
Queensland tidak bertindak pada tahun 1883. Dengan demi kian Queensland ikut
mewarnai perjalanan sejarah Papua New Guinea.
Kata "sufficient" yang digunakan dalam "sufficient price" ber makna suatu
tingkat harga yang cukup untuk mencegah para imigran pekerja dengan mudah
membeli tanah baginya. Apabila. diperhatikan lagi isi butir 2, maka sulit bagi seorang
pekerja membeli tanah dalam partai besar, sehingga mereka tidak mudah.
meninggalkan ladang majikannya. Dengan ketentuan ini, tidak ada lagi tanah yang
diberikan begitu saja atau dihadiahkan de ngan harga murah seperti halnya di
Australia Barat pada awal berdirinya koloni itu. Dalam tulisannya itu, Wakefield juga
me. ngemukakan agar perkebunan-perkebunan besar sebaiknya tidak didorong lagi.
Sebaiknya tanah harus betul-betul diolah, jangan sekedar dijual saja. Akan tetapi jika
ingin beternak biri-biri, dan ingin memiliki kebun yang luas, seseorang dapat
menyewa tanah sampai suatu saat ada orang lain yang mau membelinyauntuk
dijadikan tanah pertanian. Kalau teori ini diikuti, orang kaya akan yakin mendapatkan
tanah, orang miskin akan mendapatkan pekerjaan, dan koloni Australia Barat jugalah
koloni yang paling belakangan melaksana kan pemerintahan sendiri yang ditawarkan
oleh pemerintah Inggris berdasarkan Australian Colonies Government Act tahun.
1850. Australia Barat baru melaksanakannya pada tahun 1890. sementara koloni-
koloni lainnya sudah melaksanakannya sejak tahun 1850-an. Kemajuan Australia
Barat kemudian ditentukan juga oleh ditemukannya kandungan emas yang kaya di
Coolgardie (1892) dan di Kalgoorlie (1893). Puluhan ribu orang berbondong-bon
dong pindah ke Australia Barat, dan semuanya ini turut mewar nai perjalanan sejarah
daerah ini.
Sejarah Australia Selatan tidak lepas dari peran seorang tokoh bernama
Edward Gibbon Wakefield. Tokoh tersebut mengungkapkan gagasannya tentang
pembangunan sebuah koloni berdasarkan pemikirannya. Wakefield menulis sebuah
buku berjudul A Letter from Sydney dalam sebuah ruang penjara Newton di London.
Buku itu dterbitkan pada tahun 1829, isinya secara garis besar merupakan ide-ide
tentang pembentukan suatu koloni baru. Teori Wakefield dikemukakan secara dua
butir yaitu:
Tanah di koloni baru itu hendaknya dijual dengan harga yang cukup mahal
(istilah yang digunakan adalah sufficient price), sehingga seorang imigran
pekerja tidak mudah membelinya. Uang hasil penjualan tanah tersebut
hendaknya digunakan untuk mengongkosi migrasi penduduk ke koloni baru
tersebut dalam rangka menjamin tersedianya tenaga kerja di koloni itu.
Tanah hendaknya dijual dalam partai besar; Bereson dan Rosenblat (1979)
menyebut “thirty-hectare sections,” dan dibayar tunai lewat suatu lelang.
Satu lagi ide Wakefield yang perlu dicatat karena mempunyai pengaruh besar dalam
rangka pembentukan dan pembinaan koloni baru. Ia mengatakan bahawa semua Koloni
itu harus sesegera mungkin diberikan status pemerintahan sendiri. Keistimewaan
idenya ini karena ia telah berpikir lebih jauh dari orang lain. Pada saat itu hampir semua
orang berpikir bahwa koloni-koloni yang mempunyai kepemerintahan sendiri suatu saat
akan memisahkan diri dari induknya.
Sekitar taahun 1830 Wakefiel keluar dari penjara dan berhubungan dengan
beberapa orang yang berpengaruh dalam rencananya. Orang- orang bersedia mengikuti
rencana pembukaan koloni karena keadaan yang buruk pada waktu itu di Inggris. Gaji
rendah, lapangan pekerjaan yang buruk dan makanan yang mahal adalah beberapa
sebabnya. Wakefield yang mendengar tentang perjalanan Sturt ke daerah sungai Murray
menjadi tertarik untuk mengikutinya. Ia dan pengikut-pengikutnya kemudia menghadap
pemerintah agar diizinkan untuk berangkat dan menghuni daerah itu. Namun pemerintah
menolak dengan alasan akan memakan biaya yang mahal, dan mengingat pengalaman di
Australia Barat.
Pada tahun 1834 dibentuk suatu Perhimpunan Australia Selatan dan dilakukan
pendekatan terhadap pemerintah. Parlemen Inggris kemudian mengeluarkan satu
undang- undang yang memotong 300.000 mil persegi wilayah New South Wales
untuk mendirikan koloni Australia Selatan. Namun pemerintah tidak bersedia untuk
mengeluarkan biaya. Biaya untuk itu diusahakan oleh suatu Dewan Komisaris yang
juga bertugas mengawasi penjualan tanah. Sekalipun sudah ada Dewan Komisaris,
pemerintah tetap menghendaki agar koloni baru itu diangkat seorang gubernur yang
apabila dikehendaki berkuasa selama 20 tahun. Dengan demikian kekuasaan atas
Australia Selatan, sempat terbagi dua. Di satu pihak kekuasaan dipegang oleh
gubernur yang diangkat dan bertanggung jawab kepada “Colonial Office” di
London, dan di pihak lain ada kekuasaan Dewan Komisaris yang secara teoritis
mewakili koloni itu.
Gubernur pertama untuk koloni itu adalah Kapten Hindmarsh. Selain gubernur
ada juga komisaris residen yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris, dan yang bertugas
mencari uang untuk segala keperluan koloni itu. Adanya dualisme kepemimpinan ini
menimbulkan banyak persoalan. Akhirnya pemerintah Inggris memanggil pulang
kedua pejabat tersebut. Pemerintah mengangkat gubernur kedua, Kolonel Gawler,
dan menghapuskan dualisme kekuasaan di koloni itu. Ketika Gawler tiba, keadaan
koloni itu sangat buruk, menyimpang dari teori Wakefield. Uang tidak ada,
pekerjaan untuk buruh tidak ada, tanah yang diolah sangat sedikit, biri-biri dan
ternak lainnya hanya beberapa, dan para pejabat tidak dibayar. Dalam keadaan
kesusahan seperti itu, Gawler tetap berusaha. Ia mengatur para pekerja untuk
melakukan pekerjaan umum, membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, dan
dermaga. Karena Gawler tidak memiliki uang untuk membayar para pekerja
tersebut, ia mengeluarkan janji tertulis, bahwa Dewan Komisaris di Inggris akan
membayarnya kemudian. Janji tertulis ini berfungsi sebagai uang kertas (sering
disebut IOU atau bill), dipakai ketoko untuk membeli makanan dan kebutuhan yang
lain. Akan tetapi ketika bill itu disampaikan kepada Dewan Komisaris, dewan
tersebut tidak bersedia membayarnya, begitupun pemerintah. Hal ini membuat para
para penjual yang telah menyerahkan barangnya menjadi merugi.
Sementara kemelut keuangan ini belum tuntas , Gawler digantikan oleh George
Grey pada bulan Mei 1841. Penggantian ini terutama dikaitkan dengan bills yang
dikeluaarkan oleh Gawler melebihi kekuasaan yang dilimpahkan kepadanya. Grey,
seorang perwira yang pada waktu itu baru berusia 28 tahun, diharapkan dapat
mengatasi keadaaan. George Grey menerima koloni itu dalam keadaan bangkrut.
Banyak orang yang datang saat itu membawa dan menginvestasikan uang namun
akhirnya menjadi tidak mempunyai uang sama sekali. Di atas pundaknya diletakkan
tanggung jawab untuk menolong koloni itu, menjadikannya mampu berswasembada,
dan menggantikan iklim spekulasi tanah dengan kondisi yang produktif. Grey
berusah memperbaiki keadaan koloni itu, bahkan kalau perlu melakukan tindakan
yang terlalu berani, misalnya mengurangi gaji pegawai dalam rangka penghematan.
Dalam usahanya itu Grey berpendapat bahwa tidak ada sesuatu yang dapat
dilakukannya dengan baik kalau pemerintah Inggris tidak bersedia membayar semua
bills pada masa pemerintahan Gawler. Semula pemerintah Inggris tidak mau
bertanggung jawab atas hutang-hutang yang diakibatkan oleh tindakan Gawler itu,
namun atas bujukan dan janji Grey menjadikan koloni itu dapat berdiri sendiri,
akhirnya pemerintah Inggris membayar semua bills yang ternyata berjumlah lebih
dari £ 200.000. Penyelesaian keuangan ini mengembalikan kepercayaan para kolonis
kepada gubernur dan pemerintah sehingga mereka juga bersungguh-sungguh
melakukan anjuran-anjuran gubernur. Pertanian mulai berkembang demikian juga
peternakan di sepanjang sungai Murray.
Victoria adalah negara atau koloni terkecil yang masuk di Benua Australia dan
Ibukota Koloni ini adalah Melbourne. Victoria adalah sebuah negara di Selatan-
timur dari Australia. Victoria Australia yang paling padat penduduknya negara dan
negara kedua terpadat secara keseluruhan. Sebagaian besar penduduknya
terkonsentrasi di daerah sekitar Port Philip Bay, yang mencakup wilayah
metropolitan dari modal dan kota terbesar. Melbourne yang merupakan kota kedua
terbesar di Australia. Secara geografis negara terkecil di daratan Australia. Victoria
berbatasan dengan Selat Bass dan Tasmania di Selatan, New South Wales Utara,
Laut Tasman ke Timur, dan Australia Selatan ke Barat. Sebelum pemukiman Eropa,
daerah yang sekarang merupakan Victoria dihuni oleh sejumlah besar
masyarakatAborigin, secara kolektif dikenal sebagai Koori. Dengan Inggris setelah
mengklaim seluruh Benua Timur Australia dari 135 Meridian Eastin 1788. Victoria
termasuk dalam koloni yang lebih luas dari New South Wales. Pemukiman pertama
di daerah tersebut terjadi pada tahun 1803 di Sullivan Bay, dan banyak dari apa yang
sekarang Victoria temasuk dalam pelabuhan Philip Distrik pada tahun 1836, divisi
administrasi New South Wales.
Victoria secara resmi menciptakan koloni terpisah pada tahun 1851, dan
mencapai pemerintahan sendiri pada tahun 1855. Setelah berdirinya Koloni New
South Wales pada tahun 1788, Australia dibagi menjadi bagian timur yang bernama
New South Wales dan bagian barat bernama New Holland, dibawah administrasi
pemerintah kolonial di Sydney. Pemukiman Eropa pertama di daerah yang
kemudian dikenal sebagai Victoria didirikan pada Oktober 1803 di bawah Letnan
Gubernur David Collins di Sullivan Bay di Port Philip. Ini terdiri dari 402 orang,
307 diantarnya narapidana, 9 peugas dari marinir, 39 prajurit, sisanya perempuan
dan anak-anak. Mereka teah dikirim dari Inggris di HMS Calcutta di bawah
Komando Kapten Daniel Woodriff, terutama karena takut bahwa Prancis, yang telah
menjelajahi daerah, mungkin membangun pemukiman mereka sendiri dan dengan
demikian menentang hak Inggris untuk Benua. Pada tahun 1826 Kolonel stewart,
Captain S. Wright dan Letnan Burchell dikirim di HMS Terbang (Kapten Wetherall)
dan Brigs Dragn dan Amt, mengambil sejumlah narapidana dan kekuatan kecil yang
terdri dari datesem dari 3 dan 93 resimen. Ekspedisi mendarat di pemukiman Titik (
sekarang Corinella), di sisi Timur Teluk, yang merupakan markas sampai
ditingganya Western Point pada contoh dari Gubernur sekitar dua belas bulan
sesudahnya. Settlement berikutnya Victoria berada di Portland, di pantai barat
selatan yang sekarng Victoria. Edward Henty menetap Portland bay pada tahun
1834. Melborne didirikan pada tahun 1835 oleh John Batman dan John Pascoe
fawkner. Dari pemukiman wilayah sekitar Melborney dikenal sebagai Port philip
District, bagian terpisah diberikan dari new South wales.
Pada 1 Juli 1851, surat perintah dikeluarkan untuk pemilihan pertama Victorian
Dewan Legislatif (Dewan Legislatif Victorian), dan independensi mutlak Victoria
dari New South wales didirikan menyatakan sebuah Koloni baru Victoria. Beberapa
hari kemudian, masih pada tahun 1851 ema ditemukan di dekat ballarat, dan
kemudia di Bendigo. Kemudian penemuan terjadi di banyak tempat di seluruh
Victoria. Hal ini memicu salah satu emas terbesar bergegas dunia yang pernah ada.
Koloni tumbuh pesat di kedua populasi dan kekuatan ekonomi. Dalam sepuluh tahun
penduduk Victoria meningkat tujuh kali lipat dari 76.000 menjadi 540.000. segala
macam catatan emas yang diproduksi termasuk terkaya dangkal aluvial ladang emas
di dunia dan nugget emas terbesar. Victoria diproduksi di dekade 1851-1860 dua
puluh juta ons emas, sepertiga dari output dunia. Demam emas yang terjadi pada
tahun 1850 dan 1860 di Victoria secara signifikan meningkat baik populasi dan
kekayaan koloni, dan oleh Federasi Australia pada tahun 1901, Melbourne telah
menjadi kota terbesar dan pusat keuangan termuka di Australia.
Pada tahun 1850 tersebut ditemukanya emas di daerah sekitar Ballarat dan
Bendigo. Hampir setengah juta imigran pidah ke daerah ini dalam dekade tersebut,
termasuk penambang China dan banyak imigran Amerika, Irlandia, Skotlandia ,
Wales dan Jerman. Melbourne juga menjabat sebagai Ibukota Australia sampai
pembangunan Canberra pada tahun 1927, dengan pertemuan Parlemen Federal di
Gedung Parlemen Melbourne dan semua kantor utama pemerintaha federal yang
berbasisi di Melbourne. Melborne dianggap sebagai pusat keuangan Australia
karena perburuan emas tersebut. Pada tahun 1803, Letnan Kolonel David Collins
ditugaskan memimpin sekelompok narapidana dan militer untuk membentuk
pemukiman baru di Sorente, di Teluk Port Philip. Namun beberapa bulan kemudian
Collins meninggalkan pemukiman baru itu dengan alasan daerah ini tidak memenuhi
syarat sebagai tempat pemukiman. Ketika Mayor Mitchell, dalam perjalanan
eksplorasinya memasuki Teluk Portland dalam tahun 1836, ia terkejut mengetahui
bahwa disana sudah ada orang kulit putih yang tinggal menetap disana. Mereka
adalah Henty bersaudara, yang telah menetap disana sejak tahun 1834. Mereka
adalah anak-anak Thomas Henty, seorang petani yang berasal dari sussex, Inggris.
Mereka tertarik oleh propaganda pembentukan koloni Australia Barat, Thomas
Henty beserta seluruh anggota keluarganya bermigrasi ke Swan River. Setelah gagal
mendapatkan tanah yang cocok untuk diolah dan didiami di Australia Barat, Thomas
Henty pindah ke Tasmania. Mendengar laporan Edward itu, Thomas Henty pergi
melihat kaedaan Teluk Portland, ia menyetujui serta mendukung pilihan Edward
tersebut.
Pada awal tahun 835, gubernur bersama legislatif council New South Wales
mengeluarkan suatu undang-undang yang menyatakan bahwa pendudukan atas tanah
pemerintah (crown land) dengan cara bertempat tinggal atau mendirikan rumah di
atasnya tanpa izin resmi, dianggap pelanggaran hukum. Ketika undang-undang ini
keluar, gelombang imigrasi ke Port Philip nampaknya tidak dapat di bendung. Para
penghuni ini Port philip merasa bahwa mereka tidak terjangkau oleh undang-undang
yang baru dikeluarkan itu, walaupun sesungguhnya daerah itu termasuk dalam
jurisdiksi undang-udang tersebut. Undang-undang yang baru dikeluarkan itu,
walaupun sesungguhnya daerah itu termasuk dalam jurisdiksi undang-undang
tersebut. Bagaikan orang yang tidak tidak pernah bersalah merasa tetap saja
meneruskan kegiatan peternakan dan pertanian disana tanpa merasa diusik oleh
undang-undang tersebut. Hal ini bisa terjadi karena memang sampai saat tertentu
kekuasaan pemerintah dari New South Wales belum efektif di distrik tersebut.
Dalam bulan Mei 1836 Bourke mengirimkan George Stuart, seorang hakim polisi,
ke distrik Port Philip. Sesampainya disan Stuart melaporkan bahwa pada saat itu
sudah ada 177 penduduk yang bertempat tinggal di lokasi dan sekitar kota Melborne
sekarang. Disekitar itu dierkirakan ada 800 orang penduduk asli. Antara penduduk
asli dan pendatang baru sudah terjadi permusuhan. Apabila penduduk asli suatu saat
menombak atau mengambil ternak imigran, maka pihak imigran menggap perlu
"memberi pelajaran" kepada penduduk asli dengan cara menghukum mereka.
Dalam keadaan seperti ini sering terjadi bahwa yang menjadi korban justru bukan
penduduk asli yang benar-benar bersalah. Dengan demikian terjadilah kekejaman-
kekejaman yang tidak diinginkan yang memaksa pemerintah Sydney bertindak.
Pemerintah merasa perlu menempatkan hakim secara tetap agar dapat melaksanakan
kekuasaan pemerintah secara efektif disana.
Sejarah Distrik Port philip dari tahun 1839 hingga tahun 1851
memperlihatkan kemakmuran dan perluasan daerah yang mantap. Kemajuan besar
nampak pada industri peternakan biri-biri dan golongan penduduk utama adalah
squatters. Biasanya para peternak tidak membeli tanah dari pemerintah mereka
hanya menyewanya. Tanah- tanah yang dibeli sebagian besar terletak disekitar
Melbourne, dan pemerintah telah mendapatkan sejumlah besar uang dari hasil
penjualan tanah itu. Akan tetapi, sebagian besar uang hasil penjualan tanah itu
mengalir ke Sydney. Penduduk Distrik Port Philip menghendaki agar uang itu
digunakan untuk kepentingan daerah Port Philip itu sendiri. keinginan penduduk ini
pada hakikatnya merupakan refleksi hasrat mereka lepas dari pemerintahan New
South Wales yang berpusat di Sydney. Penduduk Port Philip memandang Sydney
sebagai lambang yang hanya memberikan kewjiban kepada mereka. Bagi mereka
dari Sydney lah datangnya pengabaian transaksi jual beli tanah antara Batman
dengan penduduk asli. Dari Sydney jugalah keluar aturan bahwa untuk memiliki
tanah harus membayarnya. Penduduk Port Philip tidak mempunyai suara dalam
pemerintahan Sydney. Betul di Sydney ada Legislative Council, tetapi di dalamnya
tidak ada orang yang berasal dari Port Philip meminta kepada pemerintah Inggris
agar Distrik Port Philip dipisahkan dari New South Wales. Pemerintah Inggris
menjawab tuntutan ini dengan megubah jumlah Legislative Council sebagaimana
ditetapkan dalam Undang_undang tahun 1842. Dalam undang-undang itu di
tetapkan bahwa jumlah legislative council di New South Wales menjadi 36 orang,
24 orang dipilih oleh rakyat dan 12 orang diangkat oleh Gubernur. Dari yang 24
orang itu, 5 orang dipilih oleh rakyat di Distrik Port Philip dan 1 orang di pilih oleh
rakyat di Melbourne saja.
Bagi rakyat Port Philip semua perubahan itu tidak berpengaruh. Sydney jauh
dari tempat tinggal mereka, dan tidak ada alat komunikasi yang teratur yang
menghubungkan Sydney dan Port Philip. Untuk sementara mereka memilih orang
yang tinggal di Sydney untuk mewakili mereka dalam legislative council, sedangkan
bagaimana keadaan mereka yang sebenarnya dan apa yg mereka kehendaki, tidak
seluruhnya diketahui oleh orang- orang yang mewakili mereka itu. Dengan demikian
rasa tidak puas semakin berkembang. Akhirnya dengan Australian Colonies
Government Act tahun 1850, Distrik Port Philip dipisahkan dari New South Wales
namanya diubah menjadi Victoria. Secara resmi koloni Victoria berdiri sendiri pada
tanggal 1 juli 1851. Sama dengan New South Wales, Victoria juga memiliki
Legislatif Council. Pengalama Victoria dibawah pemerintahan New South Wales
menyebabkan untuk beberapa saat lamanya rakyat Victoria kurang menyenangi New
South Wales, begitu juga sebaliknya. Perasaan saling membenci dan kurang suka ini
sesungguhnya menimbulkan kerugian di kedua belah pihak, terutama di bidang
ekonomi. Kedua belah pihak saling mengenakan pajak terhadap barang yang datang
dari koloni lain. Dengan demikian bukan kerja sama ekonomi yang lahir, melainkan
perang ekonomi. Keadaan seperti ini tumbuh selama lebih kurang 50 tahun.
Semunya bersumber pada pengalaman rakyat Victoria pada tahun-tahun 1840-an
yang merasa diperlakukan tidak adil oleh pemerintah Sydney. Namun keadaan yang
tidak menguntungkan kedua belah pihak itu berakhir ketika mereka bersama-sama
dengan koloni-koloni lain bersepakat membentuk federasi. Dengan lahirnya koloni-
koloni yang akhirnya berdiri sendiri itu, sempurnahlah penguasaan Inggris atau
seluruh daratan Australia.
BAB 3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penduduk pertama Australia diperkirakan datang sekitar 42.000 dan 48.000
tahun yang lalu. Orang Australia pertama yang menjadi nenek moyang Penduduk
Asli Australia yang dikenal juga sebagai Aborigin sekarang, tiba melalui jembatan-
jembatan yang menghubungkan daratan atau lintasan laut dari benua yang kini
dikenal sebagai Asia Tenggara. Letnan James Cook memetakan Pantai Timur
Australia diatas kapal "HM Bark Endeavour" dan menyatakan tanah tersebut menjadi
milik Inggris pada tahun 1770. Replika kejadian ini lalu didirikan Fremantle,
Australia Barat pada tahun 1988 sebagai peringatan ulang tahun Australia yang ke-
200.
Namun ada catatan lain resmi tentang penemuan benua Australia oleh orang
Eropa. Ahli navigasi Belanda Willem Jansz sebenarnya menjadi orang pertama yang
mencatat penemuan (terlihatnya) garis pantai Semenanjung York Peninsula di tahun
1606. Pada abad ke-17, Belanda memetakan seluruh garis pantai barat dan utara dan
menamakannya Holland Baru (New Holland), tetapi mereka tidak mencoba untuk
bermukim disana. Pada tahun 1770, saat James Cook berlayar menyusuri garis pantai
timur Australia, ja menamakannya New South Wales dan menyatakan tanah tersebut
milik Inggris. Ekspedisi ini telah menghasilkan penemuan-penemuan penting yang
menjadi rangsangan untuk mendirikan koloni bagi para terhukum Inggris, sebagai
ganti hilangnya koloni-koloni di Amerika (yang merdeka saat itu).
Wilayah Koloni Utama Inggris di New South Wales (NSW) diawali dengan
dibuatnya pemukiman di Pelabuhan Jackson oleh Kapten Arthur Phillip pada 26
Januari 1788. Tanggal ini kemudian menjadi hari nasional Australia, dan dikenal
sebagai Hari Australia. Selanjutnya berdiri koloni-koloni Inggris di Australia:
Tasmania,Queensland, Australia Barat, Australia Selatan, dan Victoria. Rasa tidak
puas di bawah NSW, telah mendorong rakyat di sana untuk memisahkan diri.
Selanjutnya keluarlah undang-undang yang bernama Australian Colonies
Government Act yang di dalamnya. memberikan penawaran kepada masing-masing
koloni untuk menyusun pemerintahan sendiri. Undang-undang itu pada
perkembangannya menimbulkan intercolonial jealousy yang akan terus menjadi pada
masalah poliotik yang antagonis. Sewjarah Australia selama 50 tahun dapat dikatakn
sebagai sejarah perpecahan sehingga pada akhir abad ke-19 dikehendaki persatuan di
antara koloni dan lahirlah Commonwealth of Australia. Sekalipun koloni itu sudah
diberi kebebasan mengatur dirinya ke dalam, namun urusan luar negeri masih tetap
berada di bawah Inggris. Selama Perang Dunia angkatan bersenjata Australia
diperbantukan pada pasukan Inggris, bergabung dengan ANZAC, ikut bertempur di
Gallipoli, Timur Tengah, dan daratan Eroopa. Pada PD II, menyadarkan Australia
untuk bergabung dengan Amerika Serikat dalam ANZUS dan SEATO. Mereka ikut
dalam Piagam Pendirian. PBB dan aktif kerja sama dengan Negara-negara
berkembang antara lain melalui Colombo Plan.
3.2. Saran
Di era milenial seperti ini sangat penting untuk pemuda pemudi penerus bangsa
untuk mengetahui akan sejarah, bukan hanya sejarah negaranya sendiri tetapi juga
penting akan sejarah di luar negaranya sendiri termasuk sejarah Austalia ini. Maka
dari itu makalah ini di sarankan menjadi salah satu sumber pembelajaran sejarah
Australia yang akan menambah wawasan bagi para pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumiatie, M.S. Sejarah Australia. Palangka Raya. : Badan penerbit Universitas PGRI
Palangka Raya.
Pellondo’U, D.R. 2015. Sejarah Benua Australia Dan Oceania. Makalah Skripsi. Kupang :
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Nusa Cendana.
Clark, Manning. 1982. A Short History of Australia (terjemah). Jakarta : Seksi Sejarah
Fakultas Sastra Universitas Indonesia
Kaswati, A. 2019. Peranan Orang Portugis dan Spanyol dan pemgaruhnya Terhadap Penemu
Benua 1770. Jurnal Ilmiah Kependidikan 18(2) 21-26.
Kolit. D.K. 1974. Sejarah Australia Dan Selandia Baru. Kupang:Penerbit Nusa Indah.
Tanjung dkk. 2019. Sejarah Pasifik Barat daya. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Utari, D. R. 1999. Kolonisasi Bangsa Inggris di Australia dan akibatnya Bagi Kelangsungan
Hidup Suku Aborigin. Skripsi. Jember: Program Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jember