Anda di halaman 1dari 11

Modul 1

SEJARAH DAN PROFIL


AUSTRALIA

Sub-CPMK:

Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan memahami


sejarah, profil dan budaya Australia

1
Australia
Australia atau Persemakmuran Australia (the Commonwealth of

Australia)merupakan sebuah negara kontinen yang memiliki kekhasan tersendiri baik

ditinjau dari geografis, demografis, terlebih lagi dari aspek geopolitiknya. Secara

historis aspek-aspek ini kemudian mengarahkan negara dan masyarakat Australia

membentuk suatu sistem politik yang tersendiri yang berbeda dengan induk

koloninya (Inggris) maupun negara-negara tetangganya di Asia Tenggara dan di

Pasifik Selatan.

Lambang negara Australia

Australia mengklaim menganut ideology dan tradisi politik “demokrasi liberal”

yang berdasar kepada kebebasan mengeluarkan pendapat dan berserikat, supremasi

hukum dan toleransi beragama. Bentuk dan pelaksanaan sistem politik Australia

mencerminkan model pemerintahan Inggris dan Amerika Serikat dengan tetap

mengembang keunikan politik Australia sendiri.

Sejarah Australia

Sebelum kerajaan Inggris menjadikan benua Australia sebagai bagian dari

koloninya, wilayah ini telah dihuni selama ribuan tahun oleh penduduk asli Australia

2
yang dikenal dengan sebutan Aborigin. Diperkirakan bahwa nenek moyang suku

Aborigin tiba di benua ini antara 42.000 - 48.000 tahun yang lalu melalui jembatan

daratan dan penyeberangan laut dangkal dari Asia Tenggara. Hingga bermukimnya

bangsa Eropa di benua ini, suku Aborigin tetap hidup dengan berburu dan meramu

berbagai sumber daya alam di sekitar mereka.

Pada tahun 1606, penjelajah Belanda Willem Janzoon mencapai wilayah ini

dan diikuti oleh beberapa penjelajah Belanda lainnya yang kemudian menyebut

wilayah ini sebagai “New Holland” pada catatan penjelajahan bangsa Eropa. Pelaut

Inggris, James Cook kemudian memetakan sejumlah wilayah pantai timur Australia

pada tahun 1770 dan melaporkan wilayah ini sebagai daerah potensial untuk

kolonisasi Inggris. Australia kemudian diklaim oleh Kerajaan Inggris sebagai daerah

koloni pada tahun 1788 dan Inggris mulai menempatkan penduduknya di bagian

timur benua Australia di daerah yang kemudian disebut dengan New South Wales.

Pemukiman Inggris di Australia kemudian berkembang di sejumlah tempat dan

membangun tata-pemerintahan mandiri secara terpisah-pisah.

Berikut adalah nama-nama penjelajah Eropa yang membuat catatan-catatan

awal tentang Australia dan tahun penjelajahan mereka:

1. Willem Janszoon (1606)


2. Luis Vaez de Torres (1606)
3. Dirk Hartoq (1616)
4. Frederick de Houtman (1619)
5. Abel Tasman (1644)
6. Willem de Vlamingh (1696)
7. William Dampier (1699)
8. George Bass (1797-1799)
9. Matthew Flinders (1801-1803)

Nama Australia sendiri berasal dari bahasa Latin Australis yang artinya

“Selatan.” Istilah Australia pada awalnya tidak secara khusus merujuk pada Benua

3
Australia sekarang ini, tetapi oleh penjelajah Spanyol digunakan untuk semua pulau

dan wilayah-wilayah baru di Pasifik Selatan. Istilah “Terra Australis Incognita” adalah

istilah umum pada peta-peta klasik dan dipakai untuk merujuk wilayah-wilayah yang

belum dikenal di belahan bumi selatan. Istilah Australische digunakan dalam sebuah

buku yang digunakan oleh VOC di Batavia pada tahun 1638, merujuk pada wilayah

baru di sebelah selatan Nusantara. Penjelajah Inggris Matthew Flinders memberi

kontribusi besar dalam penggunaan nama “Australia” melalui catatan-catatan dan

peta yang dibuatnya untuk kerajaan Inggris pada awal abad ke 19, sehingga Inggris

secara resmi menggunakan nama Australia untuk benua tersebut.

Populasi kulit putih berawal dari kebijakan Kerajaan Inggris untuk merelokasi

para tahanan dari wilayah Inggris ke benua Australia. Hal ini disebabkan oleh

meningkatnya angka kriminalitas di Inggris pada abad ke 18 sehingga daya tampung

penjara telah melampui batas. Sementara itu, Inggris mengalami masalah politik

dengan koloninya di Benua Amerika sehingga tidak memungkinkan untuk menjadi

tujuan relokasi tahanan. Atas alasan tersebut maka Australia yang telah diklaim oleh

Inggris kemudian menjadi tujuan dari kebijakan relokasi tahanan dari daratan

Inggris.

Meningkatnya populasi pendatang juga disebabkan oleh ditemukannya

sumber-sumber tambang emas yang memicu gelombang imigran besar-besaran dari

Eropa dan Cina. Hal ini membuat pemukiman-pemukiman di Australia berkembang

secara bertahap pada akhir abad ke 19 khususnya di bagian koloni Victoria. Pada

awal abad ke 20 populasi Australia telah mencapai 3,7 juta penduduk, di mana

sekitar 1 juta bermukim di Sydney dan Melbourne. Angka ini tidak termasuk suku

Aborigin yang pada saat itu masih tersebar luas di sejumlah wilayah Australia.

Perkembangan populasi yang didukung oleh perkembangan ekonomi berbasis

pertambangan dan pertanian memungkinkan wilayah-wilayah koloni melaksanakan

pemerintahan swa-kelola. Sementara kerajaan Inggris, dalam hal ini Colonial Office

4
di London hanya mengatur hubungan luar negeri, militer, dan pengiriman komoditi.

Enam koloni Inggris di Australia secara bertahap menjadi “responsible government”

yaitu:

1. New South Wales (1855).

2. Victoria (1856).

3. Tasmania (1856).

4. South Australia (1856).

5. Queensland (1859).

6. Western Australia (1890).

Pada tanggal 1 Januari 1901, keenam koloni tersebut menyepakati

pembentukan Federasi Australia, dan pada tahun 1907 federasi ini diterima sebagai

bagian (dominion) dari Inggris Raya sehingga ikatan tradisional dengan Inggris

dalam bentuk persemakmuran (commonwealth) tetap dipelihara. Lahirnya the

Commonwealth of Australia ini diformalkan dengan Konstitusi Federasi yang

diproklamirkan oleh Gubernur Jenderal Lord Hopetoun. Sejak lahirnya Australia

mengadopsi sistem liberal democracy dengan model monarki konstitusional dan

parlemen federal. Pada bulan Maret tahun yang sama, pemilu federal pertama

dilaksanakan dan dimenangkan oleh Protectionist Party. Pada tanggal 9 Mei 1901,

parlemen Australia mulai bersidang dengan pembukaan oleh Duke of York yang

kelak menjadi Raja Inggris George V. Australia mencapai otonomi politiknya dari

Inggris untuk urusan internal dan eksternalnya pada tanggal 9 Oktober 1942 dengan

meratifikasi the Statute of Westminter. Sementara pada bidang hukum, Australia

baru mencapai independensi terlepas dari sistem legal Inggris pada tahun 1986

dengan the Australia Act 1986 yang juga melepaskan relasi politik federal dengan

Parlemen Inggris.

Namun demikian, ikatan tradisional dengan Inggris hingga saat ini tetap

dipertahankan dengan tetap menjadikan Raja/Ratu Inggris sebagai kepala negara,

5
dan untuk pelaksanaan tugas sebagai Kepala Negara ditunjuk seorang Gubernur

Jenderal sebagai perwakilan kerajaan Inggris. Pelaksanaan tugas pemerintahan

dilaksanakan oleh seorang Perdana Menteri (Prime Minister) yang dipilih

berdasarkan suara terbanyak di parlemen dan biasanya dari partai pemenang

pemilu. Perjalanan politik kepartaian Australia hingga abad 21 mengalami polarisasi

menuju biparty system dengan Australian Labor Party (ALP) dan koalisi National

Party dengan Liberal Party sebagai peserta utama pemilu Australia dengan tetap

melibatkan partisipasi partai-partai kecil dan kelompok independen khususnya di

Majelis Tinggi. Berdasarkan kebijakan umum kedua partai utama, Partai Buruh (ALP)

lebih dikenal berorientasi “Kiri-Tengah” (Centre-Left), sementara Koalisi lebih

cenderung “Kanan-Tengah” (Centre-Right).

Geografi

Australia dikenal sebagai ‘pulau terbesar’ namun sekaligus sebagai ‘benua

terkecil’ dengan luas daratan 7.617.930 km persegi, dan tercatat sebagai negara

dengan luas wilayah keenam terbesar di dunia. Panjang garis pantai Australia,

termasuk dengan pulau-pulau wilayahnya, adalah 34.218 kilometer. Saat ini, Australia

mengklaim memiliki Zona Ekonomi Ekslusif di laut seluas 8.148.250 km persegi.

Secara geografis diapit oleh Samudera Pasifik di sebelah timur dan Samudera

Hindia di sebelah barat, di sebelah utara adalah Indonesia diantarai oleh Laut

Arafura dan Laut Timor, dan di sebelah selatannya adalah wilayah laut Antartika.

Posisi geografis ini membuat Australia secara khusus memberi perhatian khusus

pada kondisi politik ekonomi dan hubungan dengan negara-negara tetangganya

(Indonesia, Timor Leste, dan Papua Nugini) serta negara-negara di kawasan Pasifik

Selatan.

6
Secara politik, geografi Australia terdiri atas enam negara bagian (states),

yakni: New South Wales, Victoria, Queensland, South Australia, Western Australia,

dan Tasmania; dua teritori daratan (mainland territories), yakni: Northern Territory

dan Australian Capital Territory; serta teritori kecil (minor territories) yaitu: the

Jarvis Bay Territory, Norfolk Island, Christmas Island, Cocos Islands, Ashmore and

Cartier Islands, Coral Sea Islands, Heard Island, McDonald Island, dan Australian

Antartic Territory.

Demografi

Sebelum kedatangan bangsa Eropa, benua Australia telah ditinggali oleh

bangsa Aborigin yang hidup dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekitar

mereka. Kedatangan bangsa Eropa pada ke 17 secara berangsur bermukim di benua

ini membuat eksistensi bangsa Aborigin atas penguasan lahan dan sumber daya

alam semakin terpinggirkan. Diperkirakan bahwa jumlah suku Aborigin pada awal

7
datangnya bangsa Eropa sekitar 350.000 jiwa, dan berdasarkan penemuan

arkeologis pernah suatu ketika mencapai 750.000 jiwa. Pada akhir abad ke 18, orang

Aborigin tercatat terdiri dari sekitar 250 suku, di mana tiap suku memiliki sejumlah

klan. Masing-masing suku tersebut paling tidak memiliki satu bahasa sendiri, bahkan

beberapa di antaranya memiliki lebih dari satu. Namun saat ini, lebih dari 200

bahasa suku Aborigin telah punah.

Suku Aborigin menggantungkan hidup mereka sepenuhnya pada alam namun

tidak mengembangkan budaya bercocok-tanam, hal ini disebabkan oleh terbatasnya

ketersediaan bibit tumbuhan dan hewan ternak yang bisa diperoleh dari alam. Hal ini

pula yang menyebabkan pertambahan penduduk mereka relatif lambat. Populasi

Aborigin dulunya terpusat di wilayah selatan dan timur benua Australia . Namun

kehidupan yang lebih maju ditemukan di komunitas-komunitas Aborigin yang berada

di utara, hal ini disebabkan oleh adanya interaksi dengan pencari Teripang dari

Makassar yang telah mencapai wilayah ini diperkirakan sejak abad ke 16.

Pemukiman permanen bangsa Eropa pertama didirikan pada tahun 1788,

disusul dengan pemukiman-pemukiman lain sehingga pada akhir abad ke 19

sebagian besar wilayah benua Australia telah berada di bawah kendali pendatang

Eropa. Kehadiran bangsa Eropa di Australia memberikan dampak yang sangat besar

bagi kehidupan Aborigin. Konflik yang berbasis pada sengketa lahan dan sumber

daya menjadi tidak terelakkan di antara keduanya. Superioritas teknologi dan

persenjataan bangsa Eropa membuat Aborigin terdesak dan terpinggirkan. Dalam

sejumlah konflik, bangsa Aborigin menderita korban jiwa yang besar dan kehilangan

tanah tradisional mereka. Selain itu, Aborigin juga sangat rentan terhadap penyakit-

penyakit baru yang dibawa oleh orang Eropa seperti campak dan influenza. Pada

tahun 1829-1830 saja, penyakit-penyakit tersebut telah menghilangkan 40-60

persen populasi Aborigin.

8
Selama berabad-abad Aborigin mengalami tekanan sosial yang besar

termasuk dari kebijakan politik pemerintah Inggris dan pemerintah Federal Australia.

Meskipun sejak awal, Gubernur Jenderal pertama Arthur Phillip telah diinstruksi

untuk membina hubungan baik dan bersahabat dengan Aborigin, konflik dan tekanan

kaum pendatang tetap berlangsung hingga abad ke 20. Beberapa kebijakan seperti

the White Australian Policy secara tidak langsung telah mengakibatkan standar

kehidupan Aborigin menjadi sangat rendah. Aborigin hingga kini menghadapi

masalah kependudukan utama seperti tingkat pengangguran dan penghunian

penjara yang tinggi, serta tingkat pendidikan dan angka harapan hidup yang rendah.

Kesemua faktor ini mengakibatkan penduduk asli Australia berada dalam posisi

termarjinalkan dari kelompok migran.

Migrasi merupakan komponen utama pertumbuhan penduduk Australia dari

waktu ke waktu. Selama dua abad pertama kedatangan bangsa Eropa ke Australia,

pendatang umumnya didominasi oleh orang Inggris dan Irlandia. Populasi Australia

meningkat drastis hingga empat kali lipat sejak akhir Perang Dunia I akibat dari

kesulitan hidup pasca perang di sejumlah tempat di Eropa memaksa banyak orang

untuk bermigrasi ke Australia. Antara akhir Perang Dunia II dan tahun 2000 saja,

tercatat sekitar 5,9 juta dari populasi Australia adalah imigran baru, yang berarti

bahwa 2 dari 7 orang Australia lahir di luar Australia.

Berdasarkan sensus oleh the Australian Bureau of Statistics penduduk

Australia pada tahun 2011 adalah 21.507.717 jiwa dan diperkirakan akan menjadi

23.158.022 jiwa pada tahun 2013. Dari sensus 2011 juga diperoleh informasi bahwa

80% penduduk Australia masih keturunan Eropa, selebihnya adalah keturunan Asia

(mayoritas India, Vietnam, dan Philippines) ditambah sejumlah kecil orang Aborigin.

Populasi penduduk asli, orang Aborigin dan orang pulau Selat Torres, tercatat hanya

sejumlah 548.370 atau sekitar 2,5% dari total populasi.

9
Latihan

1. Jelaskan dengan singkat etimology Australia!

2. Uraikan dengan sejarah datangnya bangsa Eropa ke benua Australia!

3. Sebutkan negara bagian dan teritori Australia beserta ibukotanya!

10
Bibliography
Aikin, Don & Jinks, Brian (1985) Australian Political Institutions. Victoria:
Pitman Publishing Pty Ltd.
Davis, G & Wanna, J (1993) Public Policy in Australia (2nd ed.) NSW: Allen
& Unwin.
Dermody, Kathleen (1997) A Nation at Last; The Story of Federation.
Canberra: Australian Government Publishing Service.
Hamid, Zulkifli (1999) Sistem Politik Australia. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Recommended websites

http://www.aph.gov.au

http://www.indonesia.embassy.gov.au

11

Anda mungkin juga menyukai