Anda di halaman 1dari 13

Modul 5

Sistem Kepartaian
Australia

Sub-CPMK:

Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu


menjelaskan tentang bentuk sistem kepartaian dan profil partai-partai
utama di Australia

1
Sistem Kepartaian Australia

Partai politik merupakan representasi kepentingan individu dan golongan

yang berbeda-beda dalam masyarakat. Secara tradisional, partai politik dapat

diartikan sebagai kelompok individu yang terorganisir yang berupaya

mendapatkan ataupun mempertahankan kekuasaan politik melalui pemilihan

umum. Partai politik modern dapat dianalisa berdasarkan ideologi, struktur

organisasi, dan disiplin nilai yang mereka anut dalam aktifitas politik mereka.

Konstitusi Australia tidak memiliki aturan secara khusus yang menyebutkan

tentang sistem kepartaian ataupun partai-partai politik di Australia. Begitu pula

dengan perundang-undangan yang berkembang tidak memiliki aturan khusus

yang mengontrol partai-partai politik. Oleh karena itu, ketentuan-ketentuan seperti

rekruitmen, perumusan kebijakan, maupun pengajuan anggota parlemen

merupakan urusan internal masing-masing partai.

Secara umum, kepartaian dalam Sistem Politik Australia memiliki bentuk

biparty system atau memiliki dua partai dominan yang selalu berposisi sebagai

pemerintah dan oposisi. Sejak 1922, politik federal Australia didominasi oleh dua

kekuatan politik utama, yakni: Partai Buruh (Australian Labor Party – ALP) dan

koalisi Partai Nasional dan Partai Liberal Australia. Kedua kekuatan politik ini

merepresentasikan dua mainstream budaya politik Australia yang telah

berkembang selama beberapa dekade. Kelompok koalisi dipandang sebagai

perwakilan aliran “tengah-kanan” (centre-right) yang berideologi konservatisme

Australia, dan ALP sebagai “tengah-kiri” (centre-left) yang mengklaim

memperjuangkan idologi “sosial-demokrat.”

2
Meskipun kepartaian di Australia, khususnya di parlemen federal,

beroperasi dengan sistem dwi-partai, sistem politik Australia juga memungkinkan

adanya partai-partai kecil maupun partai lokal yang juga memiliki pengaruh

signifikan dalam proses legislasi federal. Partai-partai kecil yang memiliki

pengaruh dalam parlemen federal Australia seperti: Australian Greens, Nationals,

Katter’s Australian Party, Family First Party, Palmer United Party, and Democratic

Labour Party. Sebagaimana halnya partai-partai besar, partai-partai kecil ini juga

memiliki ideology dan disiplin partai yang jelas. Partai-partai kecil memberi

pengaruh dalam proses legislasi baik di HoR maupun di Senat khususnya melalui

posisi mereka sebagai “cross-benchers.”

Sistem kepartaian Australia saat ini berakar dari tradisi politik kolonial pada

akhir abad ke 19 di Australia, namun mengalami perkembangan secara ideology

dan organisasi. Isu-isu dan tradisi politik “liberal” dan “konservatif” yang

berkembang pesat di Parlemen Inggris pada abad ke 18 dan 19 sangat sedikit

mempengaruhi politik koloni Inggris di Australia. Pembicaraan utama dalam

diskusi-diskusi politik dalam parlemen koloni Victoria, New South Wales, dan

Southern Australia secara umum hanya berputar-putar pada masalah-masalah

lokal seperti kondisi perekonomian koloni masing-masing, masalah jalur kereta

api, masalah tanah kerajaan dan pemukiman-pemukiman baru. Pada sistem

politik kolonial Australia, hal ini berdampak dengan miskinnya ideologi politik yang

mampu menyatukan kelompok-kelompok politik dan kepentingan dalam suatu

aliansi yang permanen.

3
Hal ini berlangsung hingga tahun 1890an ketika isu-isu politik dan ekonomi

mulai menjadi lebih kompleks dan relasi antar koloni maupun dengan luar Australia

semakin dibutuhkan. Pada saat yang sama, pembangunan industri pertanian,

pertambangan dan transportasi semakin pesat dan serikat pekerja pada industri-

industi tersebut semakin signifikan dalam memperjuangkan kepentingan para

pekerja. Perkembangan ini mengakibatkan perubahan dalam isu utama dalam

politik kolonial di Australia, dari yang sebelum lebih berdimensi lokal menjadi isu

antara “perdagangan bebas” atau “proteksi.” Ketika pemilihan umum pertama

untuk parlemen federal pertama Australia diselenggarakan pada tahun 1901,

maka kelompok politik yang bersaing adalah “protectionist” dan pendukung “free

trade” dan berlangsung selama 3 kali pemilihan umum hingga tahun 1910 ketika

ALP muncul menjadi partai politik utama dalam Sistem Politik Australia.

Australian Labor Party

Australian Labor Party (ALP) merupakan pengembangan dari partai buruh

(Labour Parties) yang berkembang pada periode politik kolonial di Australia.

Kelompok buruh ini muncul sebagai kekuatan politik di parlemen koloni hampir

serentak di beberapa koloni pada akhir abad 19: di New South Wales (1891),

Southern Australian dan Queensland (1893), dan disusul di koloni-koloni lainnya.

Pada masa Federal Australia, kekuatan buruh mengkonsolidasikan diri pertama

kali pada sidang pertama pada tanggal 8 Mei 1901 di Melbourne, yang menandai

lahirnya Partai Buruh Federal atau Australian Labour Party (ALP).

4
Kata Labour kemudian berubah menjadi Labor (mengikuti ejaan Inggris

Amerika) pada tahun 1912 dan tetap digunakan hingga saat ini. Penggunaan

sistem ejaan ini cukup menarik mengingat Australia secara umum mengikuti ejaan

British English. Perubahan tersebut terutama disebabkan oleh pengaruh

Pergerakan Buruh Amerika Serikat (United States Labor Movement) dan juga

karena pengaruh salah seorang tokoh utama ALP King O’Malley yang lahir di AS.

Pengunaan kata Labor juga menjadi pembeda bagi ALP dari gerakan Buruh

(labour) lainnya di Australia.

ALP menganut sistem demokratis dalam rekruitmen dan keanggotaan

partainya, di mana anggota ALP adalah individu dan memiliki afiliasi dengan

kelompok kepentingan khususnya serikat dagang (Trade Union). Saat ini

mayoritas trade union di Australia merupakan afiliasi ALP dan menjadi sumber

keuangan partai terbesar. Cabang ALP tersebar di seluruh negara bagian dan

teritori Australia di mana semua orang berhak mendaftarkan diri menjadi anggota

partai. Besar iuran partai ditentukan oleh pendapatan anggota, dan mereka

diwajibkan mengikuti pertemuan partai paling kurang sekali setahun, meskipun

pada kenyataannya hanya sebagian kecil penduduk Australia yang aktif mengikuti

kegiatan partai politik. Partisipasi kepartaian biasanya akan meningkat pada saat

menjelang pemilihan umum, dan afiliasi serta keanggotaan partai sangat

ditentukan oleh hasil pemilu.

Pertemuan nasional ALP yang biasanya disebut konferensi diadakan tiga

tahun sekali di mana delegasi dari cabang negara bagian dan teritori

membicarakan dan menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan platform

5
(konstitusi), national executives (pengurus pusat partai), dan kebijakan-kebijakan

partai. Akan tetapi, konferensi tidak menetapkan pimpinan anggota parlemen ALP

di parlemen federal. Untuk hal tersebut ditetapkan sendiri oleh anggota parlemen

ALP yang biasa disebut dengan “caucus.”

Konstitusi ALP menyatakan bahwa “The Australian Labor Party is a

democratic socialist party and has the objective of the democratic socialisation of

industry, production, distribution and exchange, to the extent necessary to

eliminate exploitation and other anti-social features in these fields"

mengindikasikan ideology sosial-demokrat dari ALP. Namun demikian, sejarah

ALP menunjukkan bahwa partai ini tidak menentang kepemilikan swasta atau

pribadi, bahkan dalam aktifitasnya tidak jarang mengkampanyekan program

ekonomi neoliberal. Hal ini membuat ALP sering menuai kritik karena aktifitas

partai yang sering bertentangan dengan platform dan ideologi organisasi.

ALP dikenal sebagai partai yang berideologi “sosial demokrat” dan awalnya

diciptakan dan terutama dipengaruhi oleh trade union. Namun dalam

perkembangannya, aktifitas ALP kemudian banyak dipengaruhi oleh Pergerakan

Buruh baik di Australia maupun di luar Australia. Perubahan ALP juga terlihat pada

pandangan anggota-anggotanya terhadap White Australian Policy. Pada awalnya

ALP bersama dengan kelompok kepentingan lain di Australia merupakan

pendukung utama White Australian Policy yang menentang pendatang non-Eropa

datang ke Australia. Kebijakan ini didasarkan pada ketakutan kaum kulit putih

Australia akan semakin besarnya migran Asia sebagai tenaga kerja murah di

Australia yang mengakibatkan kompetisi ekonomi dengan pekerja kulit putih.

6
Namun demikian, ALP sejak tahun 1967 kemudian mengadopsi kebijakan multi-

kulturisme yang lebih ramah terhadap warga non-kulit putih Australia.

Pada bidang pemerintahan federal, ALP memiliki sejarah pemerintahan yang

cukup panjang bersaing dengan rivalnya koalisi. ALP tercatat sebagai partai utama

pertama yang memenangkan pemilu federal pada tahun 1910. Meskipun Partai

Liberal (koalisi) tercatat lebih lama menduduki posisi pemerintah dalam Sistem

Politik Australia, ALP memiliki jumlah Perdana Menteri berkuasa yang lebih

banyak dibanding koalisi. Berikut nama-nama Perdana Menteri Australia dari

Partai Buruh:

1. Chris Watson (1904)


2. Andrew Fisher (1908-09) (1910-13) (1914-15)
3. Billy Hughes (1915-16)
4. James Scullin (1929-32)
5. John Curtin (1941-45)
6. Ben Chifley (1945-49)
7. Gough Whitlam (1972-75)
8. Bob Hawke (1983-91)
9. Paul Keating (1991-96)
10. Kevin Rudd (2007-10) (2013)
11. Julia Gillard (2010-13)

Koalisi

Dalam sistem politik federal Australia, pihak koalisi merupakan salah satu

dari kekuatan politik utama khususnya dalam proses legislasi di parlemen. Koalisi

partai ini merupakan aliansi dari beberapa partai yang berhaluan tengah-kanan

(centre-right) dan keanggotaannya kerap berubah sejak pemilu tahun 1922.

Koalisi berawal dari tahun 1922 antara Nationalist Party of Australia dengan the

Country Party untuk menggalang kekuatan dalam mengimbangi kelompok tengah-

7
kiri khusus Partai Buruh. Dalam beberapa dekade terakhir, koalisi diisi oleh dua

partai politik utama, yakni Liberal Party dan National Party (dulunya Country Party

atau National Country Partai), dan beberapa partai kecil seperti Country Liberal

Party (CLP) dan Liberal National Party (LNP).

Pada tingkat federal, pembagian kekuasaan antara partai-partai dalam

koalisi biasanya sangat jelas terlihat ketika koalisi menguasai pemerintahan, di

mana posisi Perdana Menteri akan dipegang oleh pemimpin Liberal Party dan

pemimpin National Party mendapat jatah posisi Deputi Perdana Menteri. Meskipun

pada tingkat federal koalisi antara kedua partai utama ini berlangsung konstan dan

harmonis, hal serupa tidak selalu terjadi pada tingkat negara bagian dan teritori.

Di negara bagian Queensland, National Party saat in tidak berkoalisi dengan

Liberal Party ataupun dengan ALP. Begitu pula dengan di Tasmania, National

Party tidak terafiliasi dalam koalisi.

Liberal Party

Liberal Party yang merupakan rival utama Labor Party didirikan pada tahun

1945, menggantikan United Australia Party (UAP), oleh Robert Menzies yang juga

pernah dua kali menjabat sebagai Perdana Menteri. Dalam sejarah politik

Australia, Liberal Party merupakan partai yang memiliki waktu berkuasa di

pemerintahan paling lama dibanding partai-partai lain. Dukungan utama Partai

Liberal terutama diperoleh dari kelas menengah Australia sehingga partai ini juga

dikenal sebagai the party of the middle-class. Berikut Perdana Menteri Australia

yang berasal dari Liberal Party:

8
1. Sir Robert Menzies (1939-41) (1949-66)
2. Harold Holt (1966-67)
3. Sir John Gorton (1968-71)
4. Sir William McMahon (1971-72)
5. Malcolm Fraser (1975-83)
6. John Howard (1996-2007)
7. Tony Abbot (2013- )

Berdasarkan platform dan ideology, Liberal Party mengklaim menganut

paham liberal namun pada kenyataannya partai ini banyak mengadvokasi

konservatisme dalam politik Australia, dan dalam sejarahnya banyak berperan

dalam mendukung proteksionisme ekonomi. Partai Liberal Australia juga

merupakan satu-satunya partai bertitel “liberal” yang menjadi anggota

“International Democrat Union” dan bukan anggota “Liberal International.” Namun

demikian, terlepas dari sejumlah kontradiksi di atas, partai Liberal Australia

senantiasa menjadi penentang Sosialisme dan Komunisme di Australia.

Konsistensi sikap Liberal Party terhadap komunisme membuatnya memperoleh

dominasi dalam politik elektoral pada tahun 1950a ketia saingannya Partai Buruh

harus terpecah dengan adanya pengaruh Komunisme.

Pada isu monarchy vs. republic, pendiri Liberal Party Menzies merupakan

pendukung utama monarchy dengan ikatan dengan Inggris, dan kebijakan ini tetap

dipertahankan oleh elit partai selama beberapa dekade. Akan tetapi beberapa

tahun terakhir terjadi perbedaan pandangan dalam internal partai mengenai isu ini

dan beberapa elit partai mulai cenderung kea rah ‘republicanism,” contohnya

Malcolm Turnbull. Selain ikatan tradisional dengan Inggris, partai ini juga kerap

mengadvokasi ikatan politik dengan Amerika Serikat khusus dalam bidang

pertahanan. Kebijakan Menzies membangun aliansi dengan AS pada masa

9
Perang Dunia II terbukti efektif melindungi Australia, terlebih ketika Inggris terbukti

tidak mampu membendung invasi Jepang di Asia Tenggara.

National Party

Partai Nasional Australia merupakan salah satu partai utama dalam koalisi

bersama dengan Partai Liberal. Umumnya apabila Koalisi yang menguasai

pemerintahan, maka pimpinan Partai Nasional akan menjabat sebagai Deputi

Perdana Menteri. Tradisi telah berlangsung sejak tahun 1968 ketika Liberal Party

dan National Country Party menjadi pilar utama koalisi. Partai Nasional Australia

telah mengalami beberapa kali pergantian nama, awalnya bernama Australian

Country Party dan kemudian berubah menjadi National Country Party pada

tahun 1975, dan akhirnya bernama the National Party of Australia pada tahun

1982.

Partai ini secara tradisional mendapatkan mayoritas dukungan dari pemilih

berlatar belakang petani, peternak, maupun masyarakat rural Australia. Kaum

rural ini secara umum dapat dikategorikan memiliki pandangan dan kepentingan

ekonomi dan politik “konservatif,” yang sering bertolak belakang dengan

kepentingan kaum buruh yang merupakan pekerja mereka. Latar belakang

pendukung yang berbasis pada masyarakat pertanian khususnya pemilik lahan

dan ternak membuat partai dikenal sebagai “anti-union.” Hal ini yang

menyebabkan Partai Nasional senantiasa mengambil sikap oposisi terhadap

Partai Buruh.

10
Partai Nasional Australia pada periode 1920an sampai dengan 1970an

terkenal dengan slogan “country-mindedness” yang menunjukkan ideology partai

yang berorientasi pada perjuangan kepentingan masyarakat rural. Selain itu

slogan ini juga menunjukkan orientasi kebijakan partai yang desentralistis dan

populis. Slogan ini berawal ketika lingkungan rural/pedesaan tidak banyak

mendapat keuntungan dari pertumbuhan ekonomi Australia yang pesat pada

tahun 1890an. Pada masa itu, kota-kota di Australia berkembang ditunjang oleh

pertumbuhan ekonomi dan memancing perpindahan tenaga kerja besar-besaran

kearah kota dan mengancam industry-industri pertanian dan peternakan yang

berbasis pedesaan. Hal ini yang kemudian mendasari masyarakat pedesaan

kemudian membangun organisasi politik bernama Australian Country Party pada

tahun 1913.

Secara ideologis pula, Partai Nasional sangat menentang paham

komunisme dan bersikap resisten terhadap setiap kecenderungan politik yang

mengikuti kepentingan negara asing. Dengan tradisi konservatisme, Partai

Nasional berusaha mempertahankan struktur sosial-ekonomi termasuk dalam

organisasi industri yang telah ada selama ini, termasuk mengadvokasi pajak, bea-

cukai, dan biaya produksi yang rendah untuk industry mereka. Sebaliknya,

pendukung ini biasanya mengkhawatirkan setiap perubahan tatanan relasi

pekerja-pemilik modal maupun perubahan kepemilikan lahan di Australia.

Dari latar belakang kepentingan tersebut maka sejumlah peternak dan

petani pada dekade awal federasi Australia berusaha mengorganisir dan

merepresentasikan kepentingan mereka, terlebih dalam usaha mengimbangi

11
kekuatan kaum Buruh di tingkat parlemen. Pada tahun 1917, the Country Party

secara resmi didirikan di Western Australia, dan di tingkat federal pada tahun 1920

dengan berdasar pada organisasi-organisasi yang telah ada di negara bagian

seperti Victorian Farmers Union (VFU) dan the Farmers and Settlers Party di NSW.

The Country Party kemudian berubah nama menjadi the National Country Party

sebagai strategi untuk mendapatkan pendukung dari wilayah urban/perkotaan,

namun hanya bisa efektif di Negara Bagian Queensland. Meskipun berubah nama

lagi menjadi the National Party pada tahun 1982, Queensland tetap merupakan

basis elektoral bagi partai ini bahkan kemudian merger dengan Partai Liberal pada

tingkat negara bagian dan menjadi Liberal National Party pada tahun 2008.

Partai Nasional secara tradisional mewakili kepentingan masyarakat rural

Australia yang didominasi oleh pengusaha pertanian dan peternakan. Karena

kepentingan para pengusaha-pengusaha tersebut yang kerap berseberangan

dengan kepentingan para pekerja ataupin masyarakat perkotaan, maka Partai

Nasional selalu bersikap “anti-union” atau menentang asosiasi pekerja. Terhadap

kebijakan pembangunan ekonomi, ideology partai berada dalam posisi di antara

kebijakan ‘agrarian-socialism’ untuk industry primer dan kebijakan perdagangan

bebas untuk industry pertanian. Partai ini juga dikenal menentang proteksi tariff

terhadap industri jasa dan manufaktur Australia. Pada saat koalisi Liberal-Nasional

memenangkan pemilihan umum dan menguasai pemerintahan, maka Pemimpin

Partai Nasional biasanya akan menjadi Wakil Perdana Menteri (Deputy Prime

Minister) sementara posisi Perdana Menteri akan diberikan kepada Partai Liberal.

Partai-partai Kecil (Minor Parties)

12
Sistem politik Australia juga diwarnai dengan eksistensi dan partasipasi partai-

partai kecil. Berikut adalah daftar partai minor Australia:

1. Australian Greens
2. Palmer United Party
3. Australian Motoring Enthusiasts Party
4. Liberal Democratic Party
5. Family First Party
6. Katter’s Australian Party
7. Australian Progressives
8. Australian Voice Party
9. Country Alliance
10. Future Party
11. One Nation
12. Pirate Party Australia
13. Socialist Alliance
14. Shooters and Fishers Party, dll

Kekuatan politik partai-partai kecil ini cukup signifikan namun tidak sebesar

kekuatan kedua kelompok utama sistem politik Australia yakni Partai Buruh

Australia dan Koalisi. Beberapa tahun terakhir, the Australian Greens muncul

sebagai kekuatan politik yang cukup diperhitungkan dan dikenal sebagai ‘the third

force.’

13

Anda mungkin juga menyukai