Oleh:
Kelompok 4
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami haturkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Ekspedisi Dan Penemuan Orang-Orang Inggris”.
Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Orang tua, saudara, dan seluruh keluarga yang telah mencurahkan doa dan
semangat kepada kami
2. Ibu Yustina Sri Ekwandari, S. Pd., M. Hum dan Ibu Valensy Rachmedita,
S.Pd., M.Pd.yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.
3. Teman teman yang telah banyak membantu dan memberi dukungan
khususnya teman teman dari Program Studi Pendidikan Sejarah 2019.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari semua
pihak.Dan apabila kesalahan kata atau penulisan, penulis mohon maaf yang
sebesar besarnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang akan menjadi rumusan masalah
adalah sebagai berikut.
2.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. William Dampier
3
b. James Cook
Baru setelah tiga perempat abad berikutnya, yaitu pada 20 April 1770
Kapten James Cook dari angkatan laut kerajaan Inggris juga seorang pelaut dan
Navigator ulung ketika itu , dia telah berlayar ke arah barat dari Selandia Baru.
Dia juga sedang mencari benua selatan yang telah melegenda. Dengan sebuah
kapal yang bernama Endeavour, Cook ( bersama 90 orang awak kapalnya)
berlayar dari Tahiti, yaitu suatu pulau tempat ia mengamati transit planet Venus
bagi kerajaan dan masyarakat Inggris. Dia berlayar mengelilingi kepulauan
Selandia Baru dan memetakannya dengan ketepatan yang luar biasa. Sir Joseph
Bank, seorang naturalis yang ikut bersama dikapalnya, mencatat tentang berbagai
informasi tentang kehidupan tanaman dan satwa di kepulauan Selandia baru ini.
Bank juga mencatat bahwa “kehampirpastian menjadi santapan orang Maori
disaat kami mendarat menambah kecemasan bagi awak kapal yang kandas ini”
( Samuel, 2003: 158 Dalam Sumiati, 2015:12-13). Cook kembali ke Selandia
Baru sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1772 dan 1777. Terdapat juga beberapa
ekspedisi lainya, termasuk yang dipimpin oleh beberapa orang Prancis.
4
2.2 Latar Belakang Kedatangan Bangsa Inggris
5
Dari segi ekonomi, kolonialisasi bangsa Inggris di Australia adalah untuk
menyediakan tempat persinggahan dan pangkalan pemasokan bekal kapal-kapal
Inggris yang melintasi Samudra Hindia dan Samudra Pasifik . Seorang tokoh
ekspansionis Inggris, Admiral Young alam tahun 1785 mengeluarkan apa yang
disebut “George Young Plan”. Dalam rencana ini Young mengatakan bahwa
pendudukan Botany Bay akan member kesempatan kepada Inggris untuk
memperoleh seluruh komoditas yang dihasilkan oleh seluruh dunia yang diketahui
pada waktu itu terutama barang-barang orientasi (J. Siboro 1989: 34 dalam Utari,
1999: 12).
Dari segi sosial dapat diketahui bahwa tahun 1770, setahun sebelum
Australia diproklamasikan sebagai milik kerajaan Inggris, tercatat jumlah criminal
di London seratus lima puluh ribu orang dan hidup sebagai gelandangan maupun
kriminalis. Peningkatan jumlah criminal yang drastis ini adalah hasil dari revolusi
Industri di Inggris. Tadinya mereka adalah para petani di desa-desa. Tetapi dengan
adanya revolusi industry, tanah-tanah pertanian mereka diambil dan dijadikan
pabrik. Mereka kehilangan sumber kehidupan dan pergi ke kota untuk mencari
pekerjaan. Tetapi pekerjaan yang diharapkan tidak ditemukan sehingga jalan
keluar tinggalah hidup sebagai kriminalitas. Kemudian pemerintah mencari jalan
dengan membuka Australiia sebagai permukiman narapidana (Utari, 1999: 13)
6
Kehidupan para kolonialis pertama di Australia sangatlah berat dan. Pahit,
sebab mereka sama sekali tidak terlatih dalam kehidupan bertani ataupun
kehidupan sebagai pionir. Sebagai perintis kehidupan awal dari pemukiman ini
adalah bergerak dalam bidang sosial ekonomi, yaitu adanya sikap segan para
tahanan untuk bercocok tanam. Hal ini menimbulkan kekurangan pangan,
akhirnya membawa kematian yang sangat menyedihkan juga dampak terhadap
kekurangan tenaga kerja di daerah pemukiman tersebut. Ini merupakan masalah
ekonomi yang dihadapi pada masa awal pemerintahan Kapten Phillip di
pemukiman baru tersebut. Membangun suatu koloni (pemukiman) dan
membangun suatu masyarakat baru, bukanlah pekerjaan yang mudah. Komposisi
masyarakat yang sebagian besar terdiri atas narapidana, menambah kesulitan
dalam usaha membangun koloni baru itu. Semua ini menuntut kesabaran,
ketekunan, keteguhan pikiran , dan kesetiaan kepada tujuan yang harus dicapai
(Retno, 1999:14-15).
Dari uraian diatas jelaslah bahwa awal kehidupan para narapidana di bumi
Australia sangat berat dan memprihatinkan karena mereka sama sekali tidak
terlatih dalam kehidupan bertani ataupun kehidupan sebagai pionir, sebagai
7
perintis. Seperempat dari seribu orang tawanan meninggal dan di susul seratus
lima puluh orang lagi ketika mereka tiba di Sydney, sehingga awal kehidupan
narapidana Inggris di Australia banyak mengalami kesulitan.
8
Pemerintah Inggris membuka koloni di Australia adalah untuk memenuhi
kebutuhan tempat pembuangan narapidana. Dimana pada akhir abad ke-17
kemiskinan dan kejahatan merupakan gejala yang selalu nampak dalam kehidupan
masyarakat Inggris, baik di daerah pedesaan maupun di kota-kota. Banyaknya
kejahatan menyebabkan penuhnya penjara-penjara di Inggris. Untuk menambah
kapasitas penjara pemerintah menampung dalam kapal-kapal yang sudah tidak
layak berlayar untuk dijadikan penjara terapung. Keadaan tersebut membuat
pemerintah Inggris berpikir untuk mencari tempat pembuangan narapidana yang
jauh dari negeri Inggris. Akhirnya diputuskan New South Wales adalah tanah
yang cocok sebagai tempat pembuangan narapidana (Sumiati, 2015:24).
9
dengan nama Rum Rebellion. Selanjutnya di bawah pemerintahan Lachlan
Macquarie, seorang perwira dari Angkatan Darat Inggris berhasil melumpuhkan
kekuasaan Perwira Corps. Mereka tidak lagi berkuasa penuh sehingga Macquarie
berhasil memacu koloni kearah kemajuan yang pesat. Pengetahuan tentang garis
besar pantai Australia sudah banyak dicapai dilanjutkan kea rah pedalaman. Great
Dividing Range atau the Blue Mountains dapat ditembus oleh Gregory Balxland,
Lawson, dan Wenworth. Ekplorasi itu memungkinkan perluasan koloni dan
pembentukan koloni-koloni lainnya di Australia (Darmawan, 2019:31).
10
pemerintahan sendiri, tetapi secara efektif baru berlaku tahue 1856, Seperti halnya
koloni-koloni Inggris di Australia, pengalaman Victoria di bawah pemerintahan
New South Wales menyebabkan antara Victoria dan New South Wales sempat
terjadi “Inter- colonial jealousy” yang merugikan kedua belah pihak, terutama
dalam bidang ekonomi. Pada tahun 1850 Victoria dipisahkan dari New South
Wales, dan sejak tahun 1851 menetapkan dan melaksanakan pemerintahan sendiri
(Siboro, 1989.110-116) . Dengan berdirinya koloni-koloni Tasmania, Queensland,
Australia Barat, Australia Selatan, Victoria, maka lengkaplah penguasaan inggris
atas benua Australia.
Untuk lebih jelas, maka akan dijelaskan lagi akibat kolonisasi bangsa
Inggris di Australia bagi kelangsungan hidup suku Aborigin yang meliputi sikap
bangsa Inggris terhadap suku Aborigin, masalah alkoholisme yang dihadapi suku
Aborigin, dan Ras Australoid yang terancam punah.
11
telah menyatakan pada negara-negara lain bahwa Australia adalah milik kerajaan
Inggris, dan kaum Aborigin tidak pernah dijadikan bagian dari kehidupan bangsa
kulit putih di Australia. Bagi kaum Aborigin yang tinggal di sepanjang pantai
Australia, kedatangan kapal-kapal layar pertama merupakan pengalaman yang
membingungkan. Nyata dari gerak-gerik mereka kalau Aborigin, penduduk
pertama benua Australia ini, tidak menyambut hangat kedatangan kapal Inggris
(Ratih Hardjono, 1992:2).
Bagi suku Aborigin, pertemuan dengan kapal Kapten Phillip adalah suatu
pengalaman yang asing. Suatu pengalaman yang sama sekali baru, yang berawal
dari suatu kecurigaan. Sedari awal berdirinya Australia sebagai sebuah koloni
inggris, kesenjangan antara pendatang baru dan penduduk asli ini dapat
diibaratkan sebagai minyak dan air. Tidak ada titik temu dalam hal pikiran, cara
hidup ataupun kebiasaan. Kaum Aborigin pada waktu itu dianggap sebagai
“barang antik” dari benua Australia. Sikap menganggap. Kaum Aborigin sebagai
“setengah manusia” ini merupakan penanaman bibit rasisme yang kemudian
menyebar di seluruh lapisan masyarakat “Putih” Australia (Retno,1999:19-20).
12
b. Masalah Alkoholisme
13
c. Ras Australoid Yang Terancam Punah
14
Di daerah Queensland permusuhan antara masyarakat kulit putih dengan
penduduk asli, yaitu Aborigin, lebih buruk lagi ketika orang-orang kulit putih
menggunakan racun untuk membunuh penduduk asli. Hal ini berakibat
berkurangnya jumlah suku asli secara drastis ( J. Siboro, 1989.78).
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Benua Australia dulu menyatu dengan Asia, namun setelah melewati jutaan
tahunan ikatan itu mengahilang dan memisahkan lahan selatan yang besar itu.
Suku Aborigin yang mengadaptasikan diri mereka untuk tetap hidup dalam
sebuah lingkungan yang kerap dengan keras, berburu dan mencari ikan, karena
tidak ada binatang yang bisa dijinakan dan tanaman yang bisa ditanam. Kaum
Aborigin adalah penemu sebenarnya dari Tanah Australia.
Awal mula kedatangan bangsa kulit putih seperti Inggris dimulai oleh
William Dampier yang kemudian dilanjutkan oleh James Cook. Latar belakang
kedatangan Inggris di Australia terdapat tiga faktor yaitu ditinjau dari segi politik,
ekonomi dan sosial. Kehidupan para kolonialis pertama di Australia sangatlah
berat dan. Pahit, sebab mereka sama sekali tidak terlatih dalam kehidupan bertani
ataupun kehidupan sebagai pionir. Sebagai perintis kehidupan awal dari
pemukiman ini adalah bergerak dalam bidang sosial ekonomi, yaitu adanya sikap
segan para tahanan untuk bercocok tanam.
16
DAFTAR PUSTAKA
Sumiati. (2015). Sejarah Australia. Karya Ilmiah. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas PGRI Palangka Raya.
17
18