Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SEJARAH AUSTRALIA & OCEANIA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1

Nama : 1. Syarifatul Aini Nopianti (3020020)


2. Yusmardella (3020022)
3. Jeni Haryanti (3020028)
Program Studi : Pendidikan Sejarah
Mata Kuliah : Sejarah Australia & Oceania
Semester : 2 (Dua)
Dosen Pembimbing : Agus Susilo, M.Pd

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Lahirnya Commonwealth Of Australia dan Perkembangan Selanjutnya Negara
Koloni di Australiaini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulis makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak Agus Susilo M.Pd, selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sejarah Australia
& Oceania bagi para pembaca dan juga penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada bapak Agus SusiloM.Pd, selaku
dosen mata kuliah Sejarah Australia dan Oceania yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
A. Faktor-faktor pendorong munculnya gerakan Federasi ........................................... 3
B. Usaha pemerintah Australia dalam mewujudkan federasi Australia ........................ 4
C. Hasil Referendum I dan II ........................................................................................ 7
D. Kondisi tiap-tiap koloni sebagai dampak Undang-undang Australian Colonies
Government Act pada tahun 1850 ................................................................................. 9
E. Terwujudnya Commonwealth Of Australia pada tahun 1901 ................................ 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 14
A. KESIMPULAN .......................................................................................................... 14
B. SARAN ....................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Munculnya istilah Commonwealth of Australia yang merupakan suatu
gerakan perubahan konstitusi dan mengatur secara jelas agar tidak adanya
perpecahan antar koloni. Ide awal munculnya Commonwealth of Australia tidak
terlepas dari tahun 1850 sejak dikeluarkannya undang-undang otonomi daerah
untuk setiap koloni yang disebut Australian Colonies Government Act oleh
Parlemen Inggris, dengan adanya Undang-undang ini munculah suatu kebebasan
setiap koloni yang sudah berdiri untuk mengatur urusan setiap koloninya tanpa
adanya suatu jalinan kerja sama dan hal ini menyebabkan masalah bagi
terancamnya posisi Australia saat itu. Dalam mengatur kehidupan masing-masing
nampaknya tidak ada satu koloni pun yang memikirkan hubungan kerja sama
dengan koloni yang lain, malah sebagaimana telah dikemukakan dimuka, yang
terjadi adalah sebaliknya.
Pada saat lahirnya suatu koloni-koloni di Australia, maka terbentuklah
suatu koloni yang bersifat berpisah antara satu koloni dengan koloni yang lainnya,
sehingga pada saat itu mereka belum memikirkan bagaimana kerugiannya dengan
tidak adanya saling kerja sama dan persatuan. Pemikiran-pemikiran gerakan
federasi terus bermunculan yang menginginkan adanya penyatuan dan perubahan
terhadap konstitusi pemerintahan.
Kesadaran akan persatuan mulai muncul sejak munculnya kekuatan Eropa
di dunia timur dan wilayah pasifik. Sehingga dengan adanya hal tersebut, semakin
sadarnya akan pentingnya tali persatuan dan pengikat yang kuat karena kehadiran
musuh, maka dari permasalahan itu mulai munculah ide Commonwealth of
Australia mulai dicanangkan dengan matang. Faktanya muncul kekuatan baru di
dunia timur ditandai dengan munculnya kekuatan Eropa lainnya diwilayah pasifik,
yaitu Jerman di Irian Timurlaut, kepulauan Marshal, Solomon, dan Mariana, serta
Prancis di New Hebrides, dirasakan sebagai ancaman bersama.

1
Sejalan dengan hal tersebut maka penulis menyusun sebuah karya tulis
ilmiah berupa makalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan Australia
menuju Negara federasi yang tadinya terpisahkan secara masing-masing dengan 6
koloninya , maka penulis menyusun penelitian ini dengan judul “Lahirnya
Commonwealth Of Australia Pada Tahun 1901”. Dengan tujuan untuk
memberitahu kepada pembaca mengenai bagaimana latar belakang dan proses
lahirnya Commonwealth Of Australia Pada Tahun 1901.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Faktor-faktor pendorong munculnya gerakan Federasi ?
2. Apa usaha pemerintah Australia dalam mewujudkan federasi Australia?
3. Bagaimana hasil Referendum I dan II ?
4. Bagaimana Kondisi tiap-tiap koloni sebagai dampak Undang-undang
Australian Colonies Government Act pada tahun 1850 ?
5. Bagaimana terwujudnya Commonwealth Of Australia pada tahun 1901 ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan faktor-faktor pendorong munculnya gerakan Federasi.
2. Menjelaskan usaha pemerintah Australia dalam mewujudkan federasi Australia
Hasil Referendum I dan II.
3. Menjelaskan kondisi tiap-tiap koloni sebagai dampak Undang-undang
Australian Colonies Government Act pada tahun 1850.
4. Menjelakan Terwujudnya Commonwealth Of Australia pada tahun 1901.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor-faktor pendorong Gerakan Federasi


Ketika dikeluarkannya Australian Colonies Government Act, oleh
pemerintah Inggris, di Australia telah berdiri empat koloni yang terpisah satu
sama lain. Dengan dinyatakannya secara eksplisit bahwa Victoria dipisahkan dari
New South Wales, maka jumlah koloni yang berdiri sendiri bertambah menjadi
lima. Koloni-koloni yang berdiri sendiri ini sama sekali tidak memikirkan
hubungan dengan koloni lainnya. Namun seiring berjalannya waktu mereka
terpaksa untuk menyadari betapa pentingnya memikirkan kerjasama tersebut,
yang secara eksplisit disebut federasi.

1. Faktor Politik
Munculnya kekuatan Eropa lainnya di wilayah Pasifik,yaitu Jerman di
Irian Timur Laut, kepulauan Marshall, Solomon, dan Mariana, serta Perancis di
Hebrides dirasakan sebagai ancaman bersama oleh orang-orang koloni di
Australia. Pada tahun 1883 Queensland bertindak atas wilayah Irian Timur bagian
Tenggara karena takut didahului oleh Jerman. Seluruh koloni di Australia
mendukung tindakan tersebut, walaupun Inggris pada mulanya tidak menyetujui
tindakan tersebut. Dukungan koloni-koloni itu terhadap Queensland sudah
menunjukkan bahwa mereka sudah mulai menyadari perlunya tindakan bersama
atas munculnya musuh bersama.

2. Faktor Sosial
Munculnya faktor sosial ini didorong oleh adanya faktor politik.
Sebenarnya harus diakui bahwa ancaman langsung terhadap koloni-koloni itu
tidak ada. Namun di koloni-koloni itu telah muncul Common inconveniences atau
ketidaksenangan bersama. Sejak tahun 1850 hingga tahun 1900, common
inconveniences itu semakin dirasakan. Tidak ada satupun koloni di Australia itu

3
yang menghendaki terjadinya percampuran ras di koloni mereka. Mereka
berpikiran bahwa Australia itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang berkulit
putih. Pada tahun 1850-an terjadilah apa yang disebut Gold Rush, terutama di
New south Wales dan Australia selatan yang menghendaki imigran Cina untuk
keluar dari wilayahnya, namun kebijakan itu tidak konsisten sebab tidak lama
setelah itu mereka memperbolehkan orang-orang Cina untuk masuk kembali ke
wilayah mereka. Ketika Queensland melarang orang-orang Cina untuk masuk ke
wilayah mereka maka Australia Selatan dan Australia Barat membutuhkan tenaga
imigran Cina sebagai pekerja bagi pembangunan wilayah pedalaman.

3. Faktor ekonomi
Dalam tahun 1880-an industri di Sidney dan Melbourne mulai mencari
pasar di luar batas-batas wilayahnya. Industri makanan di Sydney memerlukan
perluasan pemasaran di Melbourne, namun terhalang oleh ketentuan tentang tarif
di Victoria. Begitu juga sebaliknya industri makanan dan tekstil di Melbourne
juga memerlukan pasar di Sidney dan Adelaide, akan tetapi terpaksa dijual mahal
di Sydney karena mahalnya harga ongkos angkut barang-barang Victoria yang
menggunakan kereta api New South Wales. Hal ini menjadi inspirasi bagi
munculnya pemikiran untuk melakukan gerakan federasi. Selain itu dorongan
untuk bersatu juga datang dari organisasi para pekerja yang disebut Trade Union.
Mereka menghendaki adanya keseragaman terhadap tenaga kerja Cina , jumlah
jam kerja per hari, serta perlindungan atas hak-hak mereka.

4. Faktor keamanan
Adanya kekwatiran adanya kekuatan-kekuatan besar yang aka mengancam
keamanan Australia seperti adanya kekuasaan Jerma, Rusia, Prancis, dan Jepang
yang telah mendirikan koloni-koloni di daearh Australia. Adanya pembatasan
imigrasi mengenai perlunya kebijaksanaan Imigrasi. Aspek militer dalam
pertahanan dan keamanan yang menuntut adanya satu komando, apabila ada
serangan terhadap koloni.

4
5. Faktor budaya
Budaya yang berkembang di Australia yaitu adanya kebanggan disebut
sebagai orag Australia dibandingkan disebut orang Victoris dan Queensland. Rasa
kuat ini semakin menambah keinginan untuk bersatu

B. Usaha Pemerintah dalam mewujudkan federasi Australia

Pada tahun 1870-an dan 1880-an dalam Intercolonial Conference yang


diselenggarakan pada tahun 1880, Henry Parkes menyarankan pembentukan
Federal Council untuk menghadapi semua masalah yang dihadapi koloni dan
untuk memikirkan penyatuan semua koloni itu. Ide itu memberikan pengaruh
yang kuat. Pada tahun 1885 pemerintah Inggris mengeluarkan satu Undang-
undang yang mengijinkan keenam koloni di Australia bersama New Zealand dan
Fiji membentuk Federal Council of Australia. Tiap koloni, dan New Zealand serta
Fiji berhak mengirimkan satu wakil.
Henry Parkes sendiri tidak mendukung Federal Council tersebut bahkan
mempengaruhi New South Wales agar tidak ikut melibatkan diri didalamnya.
Parkes berpendapat bahwa dewan ini tidak memiliki kekuatan yang nyata dan
hanya akan menghalangi pembentukan Parlemen Federal yang sesungguhnya.
Henry Parkes kembali ke rencananya semula. Dalam pidato yang bersejarah di
Tenterfield Parkes mengingatkan orang-orang Australia akan bahaya yang bisa
timbul dari dalam maupun dari luar sebagai akibat terpecah-pecahnya Australia
menjadi beberapa koloni yang berdiri sendiri. Parkes juga menyatakan bahwa
sudah waktunya untuk membentuk parlemen dan Pemerintahan Australia.
Sehingga pada tahun 1890 di adakan pertemuan kepala-kepala pemerintah dari
seluruh koloni di Melbourne. Dalam pertemuan itu mereka memutuskan akan
mengadakan konvensi federal Australia:

1. Konvensi pertama ( tahun 1891)


Dalam pertemuan ini setiap parlemen koloni akan mengirimkan utusan
sebanyak tujuh orang termasuk parlemen New Zealand. Konvensi federal yang
pertama ini ditugaskan menyusun sistem pemerintahan atau konstitusi Australia,

5
lalu menyampaikan pada setiap koloni untuk pengesahan. Konvensi berhasil
menyelesaikan tugasnya, namun ketika rancangan konstitusi itu disampaikan
kepada parlemen masing-masing koloni, mulai timbul pertentangan-pertentangan
yang cukup tajam. Victoria menolak kehadiran New Zealand dalam federasi.
Dalam parlemen New South Wales pada waktu itu terdapat tiga kelompok yaitu
kelompok yang menganut perdagangan bebas, kelompok proteksionis dan
kelompok buruh. Kelompok-kelompok ini memperebutkan kekuasaan dan
kemenangan program partai atau kelompoknya, sehingga masalah federasi
Australia diabaikan. Dengan demikian pengesahan konstitusi federal hasil
konvensi pertama ditangguhkan.
Melihat hal itu rakyat mulai ikut campur tangan diberbagai koloni
kemudian terbentuk liga federal. Mereka melakukan suatu gerakan yang didukung
oleh Australia Natives Association (ANA), yaitu organisasi orang-orang yang
dilahirkan di Australia. Dr .John Quick, seorang anggota terkemuka dari liga
federal itu berkampanye untuk penyusunan konstitusi baru dan mengusulkan agar
konsep baru tersebut di putuskan oleh rakyat secara langsung. Ide Quick tersebut
dijadikan sebagai pedoman, antara lain dorongan kearah federasi itu hendaknya
berasal dari rakyat, konstitusi baru hendaknya disusun oleh suatu konvensi yang
anggota-anggotanya dipilih langsung oleh rakyat.Konsep ( Draft ) konstitusi itu
selanjutnya diserahkan kepada rakyat untuk diterima atau ditolak.
Jika konstitusi itu telah di terima di dua atau lebih koloni, maka
hendaknyalah konstitusi itu disahkan oleh parlemen Inggris (Imperial parlement )
sebagai hukum yang berlaku untuk seluruh koloni.Lama kelamaan para politisi
mulai tertarik lagi untuk melakukan gerakan federasi. Parkes yang pada saat itu
telah berusia 80 tahun di gantikan oleh Edmund Barton sebagai pemimpin
federasi tersebut. Sementara rakyat terus berjuang dan ahhirnya pemerintah tiap
koloni menyetujui di adakannya konvensi kedua.

2. Konvensi kedua ( 1797-1798)


Konvensi ini dihadiri oleh wakil-wakil koloni yang setiap koloni kecuali
Queensland, mengirim 10 orang. Dalam konvensi kedua ini, rancangan konstitusi

6
yang disusun dalam konvensi pertama dilengkapi dan disempurnakan sehingga
mencapai bentuk dan isi yang diharapkan pada masa itu. Masalah utama yang
harus dipecahkan dalam konvensi ini adalah seberapa besar kekuasaan yang harus
diserahkan kepada pemerintah sentral atau pemerintah federal.

Konvensi memutuskan sistem pemerintahan dimana pemerintah federal


memegang kekuasaan atas hal-hal tertentu, yaitu pertahanan, bea dan cukai,
hubungan luar negeri, perdagangan luar negeri, pos dan telegraf, imigrasi dan
pelayaran. Konvensi juga menetapkan nama federasi yang akan dibentuk yaitu
“Commonwealth of Australia”.

3. Mengadakan Referendum
Langkah selanjutnya adalah mengadakan referendum di seluruh koloni
untuk meminta pendapat rakyat terhadap konstitusi yang telah diputuskan dalam
konvensi kedua kecuali di New South Wales, untuk persetujuan hanya di
butuhkan suatu mayoritas sederhana. Untuk New South Wales kondisi yang
ditetapkan adalah persetujuan didukung oleh paling sedikit 80.000 suara.

C. Hasil Referendum I dan II


a. Referendum Pertama (1898)
Pada tahun 1898 di selenggarakan referendum di Victoria, Australia
Selatan, Tasmania, dan New South Wales. Queensland menunda pelaksanaan
referendum.
Setelah diselesaikannya konvensi pertama dan kedua yang membahas tentang
rancangan konstitusi yang diharapkan dapat terwujud sesuai yang diharapkan
seluruh rakyat koloni saat itu. Maka langkah yang dilakukan untuk penyatuan
Australia dalam satu federasi commontwealth of Australia diadakanlah suatu
referendum yang dilaksanakan sebanyak dua kali, tujuan diadakan referendum ini
untuk mengambil suara dari rakyat koloni terhadap konstitusi yang akan
dijalankan oleh pemerintahan federal. Kecuali New South Wales yang hanya
dibutuhkan suara yang ditetapkan sebanyak 80.000 suara. Untuk persetujuan

7
hanya dibutuhkan suatu mayoritas sederhana. Untuk New South Wales kondisi
yang ditetapkan adalah persetujuan yang didukung paling sedikit 80.000 suara.
Dalam pelaksanaan referendum pertama hanya empat koloni yang
menjalankan perhitungan suara, sementara Queensland dan Australia Barat masih
menangguhkan keinginannya untuk menyumbang suara dalam suatu referendum,
kedua koloni ini masih mengkaji secara cermat bagaimana arah gerakan federasi
ini dalam menyusun sebuah dasar konstitusi baru di Australia.
Hasil referendum I tahun 1898:
a. Victoria , Australia Selatan menyetujui sistem pemerintahan sebagaimana
digariskan dalam konsep konstitusi yang di hasilkan oleh konvensi kedua.
b. Mayoritas rakyat di empat koloni menghendaki sistem pemerintahan baru
dalam bentuk federasi.
c. Sekalipun mayoritas dari ke empat koloni itu menghendaki sistem
pemerintahan baru itu, namun referendum ini tergolong gagal karena New
South Wales tidak berhasil mencapai jumlah dukungan yamg di tetapkan. New
South Wales menginginkan beberapa amandemen terhadap konstitusi yang
baru itu.
d. New South Wales menuntut suatu janji bahwa Ibu kota commonwealth of
Australia berada didalam wilayahnya. Koloni- koloni yang lain merasa bahwa
federasi tanpa New South Wales adaah suatu yang masuk akal. Setelah
amandemen di setujui kemudian di lakukan lagi referendum yang kedua pada
tahun 1899.

Hasil Referendum II Tahun 1899:


a. Mayoritas penduduk di lima koloni menyetujui federasi dengan konstitusi yang
sudah mendapat amandemen.
b. Jumlah suara yang setujui di New South Wales melebihi jumlah yang di
tentukan, sehingga referendum ini berhasil.

8
c. Tanpa menunggu Australia Barat, kelima kolompok mengirimkan rancangan
konstitusi federasi itu ke Inggris untuk disahkan oleh parlemen Inggris.
Undang-undang itu disebut Australian Commonwealth Act.

D. Kondisi Koloni setelah adanya Undang-Undang Australian Colonies


Government Act Tahun 1850
Pada masa diadakannya perluasan untuk menemukan daerah-daerah baru,
dan juga masalah-masalah yang timbul pada masa ini merupakan masalah yang
cukup rumit seperti misalnya, timbulnya gerakan-gerakan buruh dan keinginan
untuk mewujudkan federasi yang tidak dapat segera dicapai dengan melalui
kesepakatan. Setelah berakhirnya Penal Colonies maka rakyat Australia
menginginkan pemerintahan sendiri yang merdeka dan berdaulat. Kemudian
pemerintahan inggris mengeluarkan Undang-Undang untuk wilayah-wilayah
koloni yang disebut dengan “Australian Colonies Goverment Act pada tahun 1850
yang dimana Undang-Undang ini antara lain berisi, victoria dipisahkan dari New
South Wales.
Semua koloni di Australia kecuali Australia Barat berhak membentuk
Legislative Council seperti di New South Wales
Tiap koloni berhak menyusun sistem pemerintahan sesuai dengan kemauan
masing-masing, kemudian menyampaikannya kepada parlemen Inggris untuk
diundangkan.
Dengan adanya Undang-undang ini pemerintahan Inggris sudah siap
memberikan kepada setiap koloni untuk menyusun pemerintahannya secara
terpisah dari setiap koloninya, menentukan sistem perwakilan yang mereka
kehendaki, menetapkan batas-batas kewenangan dan kekuasaan gubernur seperti
menetapkan jenis-jenis pajak, serta alur keuangannya. Keinginan untuk
membentuk sebuah federasi seiring dengan berkembangnya waktu sudah mereka

9
rasakan, karena mereka tidak terlepas dari kerjasama antar koloni sebagai contoh
pembangunan infrastruktur, telephon, permainan, dan yang lainnya. Dan semakin
terasa dengan gerakan pembentukan federasi.
Di balik sisi positif terdapat juga banyak sisi negatif yang disebabkan
adanya pemerintahan secara terpisah, karena sulitnya hubungan antar koloni, dan
setiap koloni kaku dan sibuk sendiri merencanakan kehidupan setiap koloninya
sehingga lambat laun perpecahan antar koloni dan sulitnya kerja sama sangat
dirasakan oleh setiap koloni. Namun dari sisi lain Australian Goverment Act
membuka peluang timbulnya perpecahan, karena setiap koloni bebas menentukan
nasib dari masing-masing koloninya. Namun kemudian mereka mulai merasakan
kerugian-kerugian dari sistem otonomi yang mereka jalankan.
Setiap masing-masing koloni itu diberi kesempatan untuk mengatur diri
sendiri tanpa memikirkan hubungannya dengan koloni lain yang ada di Australia.
Namun jika pemikiran dan juga sikap seperti ini telah dianut dari sejak tahun
tahun 1850-an oleh masing-masing dari tiap koloni tersebut, dengan secara tidak
sengaja Undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintahan Inggris pada tahun
1850 itulah yang mendorong koloni-koloni di Australia ini berkembang kearah
kehidupan yang terpisah satu dari yang lainnya.
Pada awalnya. Keasyikan mengurus diri sendiri tanpa memikirkan
hubungan dengan koloni menyebabkan kehidupan yang terpecah. Terdorong oleh
kepahitan yang dialami sendiri oleh masing-masing negara bagian tersebut dimana
negara-negara bagian itu berpemerintahan sendiri, maka timbul gagasan untuk
mempersatukan semua daerah tersebut kedalam satu pemerintahan Federasi. Maka
dari itu mulailah dilakukan upaya-upaya proses menuju pembentukan Negara
federasi contohnya dengan diadakannya Konvensi I dan II, setelah itu mengambil
suara konstitusi dari rakyat yang disebut Referendum I dan II, dan akhirnya
diajukan kepada parlemen Inggris untuk disahkan menjadi undang-undang
Federasi yang disebut Commonwealth Of Australia.

E. Terwujudnya Commonwealth Of Australia tahun 1901

10
Australia Barat menjelang pengajuan dan pengesahan naskah konstitusi
oleh pemerintah Inggris belum melakukan referendum. Dengan demikian, kelima
koloni tanpa menunggu Australia Barat mengajukan naskah pengesahan konstitusi
kepada pemerintahan Inggris yang sesuai dengan prosedur saat itu, Undang-
undang dimana termuat konstitusi Australia disahkan oleh parlemen Inggris pada
bulan Juli 1900, namun konstitusi Australia itu sendiri baru berlaku tanggal 1
Januari 1901.
Perjalanan panjang yang dialami oleh Australia semenjak adanya gerakan
federasi ini sampai kepada pengesahan Draft konstitusi Commonwealth Of
Australia, yang bertujuan mengeluarkan Australia dari zona nyaman perpisahan
dan mengatur dirinya sendiri, dengan berubah kepada konstitusi yang diatur
secara pasti menjadi Negara bagian, dengan hak dan kewenangan telah diatur
pada setiap koloni yang menjadi Negara bagian.
Dengan demikian, Commonwealth of Australia telah siap berdiri hal itu
dibuktikan dengan perkataan Siboro (1973:33) “ Dalam tahun 1900 parlemen
Inggris mengeluarkan suatu undang-undang yang disebut “ Australian
Commonwealth Act” inilah undang-undang penting terakhir yang dikeluarkan
dimasa pemerintahan “ratu Victoria”. Dan diakhir-akhir pengesahan konstitusi ini
Australia Barat pun sama paling akhir menyelenggarakan referendum dengan
hasil 44.800 suara yang setuju bergabung ke dalam federasi, dan 19.691 menolak.
Sebenarnya, walaupun Australia Barat tidak melakukan referendum, konstitusi
akan tetap dilaksanakan dan disahkan. Akan tetapi, dengan bergabungnya
Australia Barat semakin memperkuat berdirinya federasi.
Mengingat Undang-undang yang dikeluarkan oleh parlemen,…” satu
undang-undang yang membentuk Commonwealth Of Australia’, maka secara
hukum” adalah sah bagi Ratu, dengan nasihat dari Privy Council (Dewan
Penasehat Ratu), menyatakan dengan proklamasi, bahwa pada hari dan setelah
hari yang ditetapkan, tidak lebih dari setahun sesudah penetapan undang-undang
ini, rakyat New South Wales, Victoria, Australia Selatan, Queensland, dan
Tasmania, dan juga, jika yang Mulia Ratu tidak berkeberatan dan rakyat Australia
Barat telah menyetujui juga, Australia Barat akan digabungkan dalam satu

11
persemakmuran federal ( Federal Commonwealth ) yang bernama Commonwealth
Of Australia. Dan sementara Ratu tidak memperlihatkan sikap ragu-ragu, rakyat
Australia Barat menyetujui juga penggabungan itu.
Oleh karena itu, Kami, dengan nasihat dari Dewan Penasihat Ratu, telah
memikirkan patut mengeluarkan proklamasi kerajaan, dan Kami dengan ini
menyatakan bahwa pada hari dan sesudah tanggal 1 Januari tahun 1901, rakyat
New South Wales, Victoria, Austalia Selatan, Queensland, Tasmania, dan
Australia Barat akan digabungkan dalam satu Persemakmuran Federal yang
bernama Commonwealth Of Australia, Commonwealth Of Australia,Gazette ini
dapat diketahui bahwa :
1. Sekalipun Australia Barat belum melakukan referendum, pemerintahan Inggris
sudah menyetujui pembentukan Federasi persemakmuran yang namanya sesuai
dengan konvensi kedua yaitu Commonwealth Of Australia.
2. Rakyat Australia diberikan suatu kesempatan untuk menentukan suatu pilihan
apakah akan bergabung dengan Commonwealth Of Australia atau tidak dan
keputusannya bergabung.
3. Proklamasi pembentukan Commonwealth Of Australia dinyatakan oleh ratu
Victoria pada tanggal 17 September 1900.
Commonwealth Of Australia ditetapkan berdiri sejak tanggal 1 Januari
1901. Pembentukan Commonwealth Of Australia didasarkan pada kehendak dari
koloni-koloni Inggris yang ada di Australia. Jadi dapat dikatakan pembentukan ini
dikaitkan dengan colonial Federation atau Federasi kolonial. Sehingga dengan
disahkannya persemakmuran ini tiap-tiap koloni tidak berjalan sendiri-sendiri, dan
akan saling mempengaruhi antara satu koloni dengan koloni yang laionnya.
Pemerintahan pusat ini memegang kekuasaan atas urusan luar negeri,
pertahanan, pajak, imigrasi, dan keuangan yang menyangkut kepentingan seluruh
Negara bagian (state). Dalam perkembangan selanjutnya, ditetapkan bahwa Ibu
kota Commonwealth Of Australia terletak di Canberra di Negara bagian New
South Wales. Perkembangan Australia setelah diresmikannya Negara Federasi
oleh ratu Inggris dengan keluarnya Undang-undang 1901 maka sistem
pemerintahan diatur sedemikian rupa sesuai dengan draft naskah konstitusi

12
pemerintahan yang telah disahkan sebelumnya. Maka dari itu sistem pemerintahan
yang tadinya kaku, otoriter, otoraksi terbatas telah berubah sesuai dengan
peraturan hukum dan konstitusi, dan mulai jelas berlaku lembaga-lembaga
demokrasi seperti Eksekutif, Legislatif, dan yudikatif. Untuk lebih jelasnya
bagaimana perkembangan koloni sampai terbentuknya persemakmuran pada tahun
1901 atau sering disebut Commonwealth Of Australi

13
BAB III
PENUTUP

A. KSIMPULAN
Ketika dikeluarkannya Australian Colonies Government Act, oleh
pemerintah Inggris, di Australia telah berdiri empat koloni yang terpisah satu
sama lain. Dengan dinyatakannya secara eksplisit bahwa Victoria dipisahkan dari
New South Wales, maka jumlah koloni yang berdiri sendiri-sendiri bertambah
menjadi lima. Koloni-koloni yang berdiri sendiri ini sama sekali tidak memikirkan
hubungan dengan koloni lainnya. Namun seiring berjalannya waktu mereka
terpaksa untuk menyadari betapa pentingnya memikirkan kerjasama tersebut,
yang secara eksplisit disebut federasi.
Pada tahun 1870-an dan 1880-an dalam Intercolonial Conference yang
diselenggarakan pada tahun 18880, Henry Parkes menyarankan pembentukan
Federal Council untuk menghadapi semua masalah yang dihadapi koloni dan
untuk memikirkan penyatuan semua koloni itu. Ide itu memberikan pengaruh
yang kuat. Pada tahun 1885 pemerintah Inggris mengeluarkan satu Undang-
undang yang mengijinkan keenam koloni di Australia bersama New Zealand dan
Fiji membentuk Federal Council of Australia. Tiap koloni, dan New Zealand serta
Fiji berhak mengirimkan satu wakil.
Henry Parkes sendiri tidak mendukung Federal Council tersebut bahkan
mempengaruhi New South Wales agar tidak ikut melibatkan diri didalamnya.
Parkes berpendapat bahwa dewan ini tidak memiliki kekuatan yang nyata dan
hanya akan menghalangi pembentukan Parlemen Federal yang sesungguhnya.
Henry Parkes kembali ke rencananya semula. Dalam pidato yang bersejarah di
Tenterfield Parkes mengingatkan orang-orang Australia akan bahaya yang bisa
timbul dari dalam maupun dari luar sebagai akibat terpecah-pecahnya Australia
menjadi beberapa koloni yang berdiri sendiri.

14
Parkes juga menyatakan bahwa sudah waktunya untuk membentuk
parlemen Australia dan Pemerintahan Australia. Sehingga pada tahun 1890
diadakan pertemuan kepala-kepala pemerintah dari seluruh koloni di Melbourne.
Dalam pertemuan itu mereka memutuskan akan mengadakan konvensi federal
Australia. Langkah selanjutnya adalah mengadakan referendum di seluruh koloni
untuk meminta pendapat rakyat terhadap konstitusi yang telah diputuskan dalam
konvensi kedua.kecuali di New South Wales, untuk persetujuan hanya dibutuhkan
suatu mayoritas sederhana. Untuk New South Wales kondisi yang ditetapkan
adalah persetujuan didukung oleh paling sedikit 80.000 suara.

B. SARAN
Syukur Alhamdulillah makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah dibuat untuk memenuhi mata kuliah Sejarah Australia dan Oceania. Saya
akui dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam
penulisan, sumber-sumber buku yang berkaitan, penulisan nama dan masih
banyak lagi. Maka dari itu kepada pembaca, saya sangat mengaharapkan kritik
dan sarang yang membangun untuk kebaikan makalah ini. Dan saya sendiri dapat
belajar dari kesalahan ini. Terima kasih.

15
DAFTAR PUSTAKA

J. Siboro. 1989. Sejarah Australia. Depdiknas: IKIP Bandung.


Anggota IKAPI. 1989. Sejarah Australia. Bandung : TARSITO
Hudaidah. 2004. Sejarah Australia dan Oceania. Indralaya: fkip unsri
Syah, Iskandar. 2010. Australia Dan Oceania. Universitas Lampung Press,
Bandar Lampung.
Wawan,darmawan.http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/1
97101011999031(di akses tanggal 3 september 2017 pkl 21.56 wib)

16
17

Anda mungkin juga menyukai