MORAL 1. ALFARIDZKI SUHARIYADI (18520139) 2. MUHAMMAD GHIFARI FIRDAUS (18520125) 3. YOHANES SONANG ROHA (18520133) 4. AGUS ABDUL ROHMAN (18520124) 5. SAHRUL SIDIQ (18520129) 6. INTAN SARA (18520483) 7. DANDI (18520141) Studi Perkembangan Moral Studi perkembangan moral adalah sebuah proses kajian yang membahas persoalan bagaimana dan melalui proses apa manusia belajar atau mengembangkan moral dan etika. Terdapat perbedaan pandangan antara dua aliran dalam memahami isu moral. Ada dua perspektif nmodel teori untuk memahami isu moral, yaitu model teori internalisasi (internalization), dan konstruktivis (contructivist). Model internalisasi mencakup teori psikoanalistik dan teori pembelajaran social (social learning). Sigmund Freud (1933) kajiannya didasarkan pada hipotesis, ide, ego, dan super ego yang berfungsi secara bersama-sama untuk mengendalikan perilaku agresif dan naluri seks. Pada dasarnya, super ego merupakan sebuah internalisasi norma social dan nilai-nilai dari orangtua untuk mengontrol ide sebagai bagian yang berupa pencarian kepuasan/ naluri (hedonistic) dan ego (pikiran dan keputusan pribadi). Sebagai perbandingan, para penganut teori belajar sosial berpendapat bahwa moralitas dipelajari melalui proses sosialisasi. Karena itu, perkembangan moral diartikan sebagai suatu proses dan melalui proses itu seseorang mengadopsi nilai-nilai dan prilaku yang diterima oleh masyarakat. Perkembangan Moral Piaget Piaget mengidentifikasi dua kategori besar perkembangan moral, (1) tahap heteronomy, seseorang melandaskan pertimbangan moral kepada kepatuhan searah yaitu kepada penguasa seperti orangtua, orang dewasa, dan peraturan yang sudah mapan. (2) tahap otonomi-moralitas ditandai dengan kemampuan seseorang untuk mengembangkan rasa kemandirian dan suasana saling mendukung dengan pihak lain. Perkembangan Moral Kohlberg Tahap Prakonvensional Yaitu tahap kepatuhan karena takut pada hukuman. Yaitu mematuhi peraturan untuk kepentingan sendiri, karena yang lain berbuat demikian. Tahap Konvensional Ditandai dengan perilaku baik sebagai bentuk reaksi sesuai dengan harapan orang dewasa. Anak secara sadar mempertahankan sistem sosial, tugas untuk keteraturan masyarakat. Tahap Pascakonvensional Anak melakukan kontrak sosial dengan lingkungan sosialnya. Perilaku anak didasarkan pada etika universal yang konsisten. B. Aplikasi Penalaran Moral dalam Olahraga Untuk lebih rincinya tentang aplikasi penalaran moral dalam olahraga, berikut ini disajikan tiga sub bagian dari penalaran moral, yaitu (1) kesadaran untuk bermain sportif, (2) mengetahui, menilai dan berbuat (3) implikasi dalam praktik. Ketiga sub bagian ini akan di jelaskan sebagai berikut. 1.Kesadaran Untuk Bermain Sportif Dalam proses ini diberlakukan hukum moral serta alas an dibalik pembuatan keputusan ditinjau dari nilai moral. Proses berlangsung secara sitematik, berkenaan dengan evaluasi terhadap suatu objek dengan menerapkan nilai- nilai yang menjadi rujukan. Proses berpikir seperti tersebut diatas memang tidak berlangsung secara otomatis. Prosesnya memerlukan disiplin, waktu, pengetahuan tentang kepercayaan, dan pendekatan ilmu. Proses berpikir mengenai sebuah isi yang menyangkut keputusan moral memang tidak gampang dan dapat mengalami komplik. 2.Mengetahui, Menilai dan Berbuat Thomas Lickona dalam karyanya Educating for Character menjelaskan bahwa seseorang harus memiliki kualitas pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral. Pengetahuan moral merupakan satu fase kognitif dalam belajar tentang isu moral dan bagaimana memecahkannya. Tahap ini berkenaan dengan pengetahuan tentang isu moral dan dilemma, adapun komponen perasaan moral terdiri atas kesadaran hati nurani, harga diri, empati, kecintaan terhadap yang baik, pengedalian diri, sementara komponen tindakan moral terdiri atas kopentensi kemauan, dan kebiasaan. Adapun berbuat atau tindakan moral perilaku yang nampak yang dinyatakan dan sejalan dengan sistem nilai yang dianut. Tindakan moral ini tergantung pada kompetensi tentang isu moral dan nilai kita sendiri. Apa yang kita yakini baik akan mempengaruhi keputusan kita sendiri. Apa yang kita yakini baik akan mempengaruhi kepusan kita untuk berbuat yang baik. Setiap komponen itu pada hakikatnya menyatu dan melumat satu sama lain dan saling mempengaruhi. Namun tidak berarti, setelah kita tahu yang baik dan buruk lalu kita berbuat yang baik. Dengan mengetahui yang baik dan tidak berarti seseorang mampu berempati dan mengendalikan dirinya untuk mengikuti tindakan moral.
3.Implikasi dalam Praktik
Sampai disini, muncul pertanyaan pokok terkait dengan ketiga faktor diatas (mengetahui, menilai, dan berbuat), bagaimana penerapan ketiga faktor tersebut dalam pendidikan jasmani adalah kegiatan yang tidak bebas nilai, dan justru merupakan gelanggang untuk membina moral. Rangkuman Ada dua perspektif model teori untuk memahami isu moral, yaitu model teori internalisasi (internalization), dan konstruktivitas (contructivist). Beberapa Tuntutan dalam Penalaran Olahraga 1.Tidak Memihak Manusia cenderung menuruti kehendaknya untuk memuaskan kesenangannya 2.Nilai Peranan moral juga tidak selalu menempuh proses deduktif atau, penalaran ilmial, tetapi memakai sistem nilai lainnya yaittu emosi dan intuisi 3.Konsentrasi Salah satu syarat agar bisa memlakukan penalaran secara normal adalah harus berfikir logis dan konsisten berfikir logis merupakan inti dari bernalar sosial yang melibatkan sebuah proses yang eksak 4.Refleksi Berfikir reflektif adalah melaksanakan pertimbangan cermat dalam semua isu moral berdasarkan nilai-nilai dan non moral Etika, Moralitas, Baik dan Buru 1.Etika dan Moral Pengertian secara asal usul kata atau etimologis, kata ethices berasal dari bahasa yunani, ethike yang berarti ilmu tentang moral atau karakter. Adapun moral berasal dari bahasa latin mos dan dimaksudkan sebagai adat istiadat atau tatak rama dalam pengertian teknis, moral menunjukan apakah perbuatan seseorang baik atau buruk, bijak atau jahat. 2.Nilai Moral dan Non Moral Salah satu ahli yang telah melakukan pembagian tentang nilai non moral adalah frankena (1973). Menurutnya nilai non moral terdiri atas a. Nilai Utilitas, yaitu sesuatu dinilai baik karena kemamfaatannya bagi maksud tertentu b. Nilai Ekstrinsik, yaitu sesuatu dinilai baik karena merupakan alat untuk menjadi baik c. Nilai Inheren, yaitu sesuatu dinilai baik karena pengalaman yang diperoleh tatkala diresapi, direnungi didalamnya terkandung nilai berharga d. Nilai Instrinsik, yaitu sesuatu dinilai baik didalamnya atau baik karena berani, berdedikasi, dan pengorbanan pribadi merupakan nilai instrinsik e. Nilai Kontribusi, yaitu sesuatu dinilai baik karena kontribusinya yang baik bagi hidup atau bagian dari hidup. f. Nilai Final, yaitu segala sesuatu atau kombinasi suatu dinilai baik secara keseluruhan Nilai moral adalah kepatutan relative yang dikenakan bagi berbagai perilaku baik. Nilai moral itu bersifat subjektik, internal dan tidak terukur dalam pengertian objektif. Nilai moral itu adalah sifat atau diposisi yang anda hargai dan tidak. 3. strategi penalaran untuk perilaku fair play Fair play memang mudah di ucapkan,namun sukar dilaksanakan.persoalan nya adalah bagaimana menerapkan nilai moral dalam prinsip sehingga menjadi landasan prilaku sportif a. aplikasi moral maknanya juga kita pahami.betapa pentingnya kekompakan dalam sebuah tim dan semua anggota bersatu untuk memberikan sumbangan sesuai dengan keahlian nya dan kompetensi nya untuk dicapai tujuan pribadi .dan tujuan tim sekaligus. b. Nilai moral karena kepercayaan ini bersifat abstrak,maka tujuan kita adalah untuk “membumikan” yang abstrak ini kedalam perbuatan yang konkrit.motif,maksud,dan tindakan adalah sangat berbeda dengan apa yang dipersepsi tentang realita.karna itu,tindakan nyata,baik yang ideal maupun yang diperagakan sebenarnya,dipengaruhi oleh motif dan maksud berbuat yang sebenarnya itu berpangkal pada persepsi. c. Prinsip prinsip merupakan tuntutan yang bersifat universal yang akan mengatakan apa tindakan,maksud,dan motif yang di larang,diizinkan atau yang menjadi kewajiban. d. Peraturan utama prinsip adalah kenyataan tertulis yang bersifat umum,atau aturan utama tak ada aturan yang lebih penting dari pada prinsip.prinsip adalah aturan yang paling tinggi .karna sifatnya universal,kita dapat menarik aturan daripada nya. e. Memilih nilai moral nilai dan moral ini beraneka macam,termasuk loyalitas kebijakan,penghormatan, kebenaran, respek, keramahan, integritas, keadilan, kooprasi, tugas dan lain lain. Ada empat nilai moral yang menjadi inti dan bersifat universal yaitu sebagai berikut: 1) Keadilan Nialai moral pertama adalah keadilan.keadilan dibagi menjadi beberapa bagian: a. keadilan distibutif,keadilan yang mencakup pembagian keuntungan dan beban secara relative dikaitkan dengan hasilnya. b. keadilan procedural, mencakup persepsi terhadap persepsi yang fair dalam menentukan hasil. c. keadilan retributive, mencakup persepsi yang fair sehubungan dengan hukuman yang dijatuh kan bagi pelanggar hukum. d. keadilan kompensatorik, mencakup persepsi mengenai kebaikan dan keuntungan yang diperoleh penderita atau yang di derita pada waktu sebelumnya. 2)kejujuran Kejujuran dan kebaikan selalu terkait dengan kesan terpercaya dan selalu terkait dengan kesan tidak berdusta, menipu, atau memperdaya.hal itu terwujud dalam tindakan dan perkataan. 3)Tanggung jawab Tanggung jawab merupakan nilai moril penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tanggung jawab ini adalah pertanggungan perbuatan diri sendiri 4) Kedamaian Kedamaian menggandung pengertian sebagai berikut: a.tidak akan menganiaya b.mencegah penganiayaan c. menghilangkan penganiayaan d. berbuat baik. SEKIAN DAN TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA