KELOMPOK IX
ADITHA NUR RAHMA A 241 19 068
ADRIANSAH I GIASI A 241 19 110
FADIA STEFANY A 241 19 022
HEMARJI AKBAR GIFARI A 241 19 123
2
PERKEMBANGAN
NILAI, MORAL DAN RELIGI
3 1. Pengertian Nilai
Nilai atau value (bahasa Inggris) atau valere (bahasa Latin) berarti berguna,
mampu akan, berdaya, berlaku, dan kuat. Nilai adalah kualitas suatu hal yang
menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dihargai, dan dapat
menjadi objek kepentingan. Di antara definisi nilai yang dikemukakan oleh
para ahli, menurut Spranger, dalam Muhammad Ali (220), nilai diartikan
sebagai suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk
menimbang dan memilih alternative keputusan dalam situasi social tertentu.
Nilai dalam kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat
seperti adat dan kebiasaan sopan santun.
Spranger menggolongkan nilai itu kedalam enam jenis,
4
yaitu:
Nilai sosial atau nilai solidaritas (Sd) Nilai teori atau nilai keilmuan (I)
5
2. Pengertian Moral
Istilah moral berasal dari kata Latin, mores, yang artinya tata cara
dalam kehidupan, adat istiadat, atau kebiasaan. Menurut
Purwadarminto, dalam Senarto (2008), moral adalah ajaran tentang baik
buruk perbuatan dan kelakuan , akhlak, kewajiban, dan sebagainya.
Moral merupakan kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku
individu dalam hubungannya dengan kelompok social dan masyarakat.
Menurut Rogers, dalam Sunarto (2008), moral merupakan standar baik-
buruk yang ditentukan bagi indivisu oleh nilai-nilai social budaya dimana
indibidu sebagai anggota social.
6
Lingkungan Lingkungan
Keluarga Sekolah
Teknologi
Lingkungan Lingkungan
Pergaulan Masyarakat
19 Hubungan Antara Nilai, Moral dan Agama
Nilai merupakan tatanan tertentu atau kriteria di dalam diri individu yang
dijadikan dasar untuk mengevaluasi suatu system. Pertimbangan nilai adalah
penilaian individu terhadap suatu objek atau sekumpulan objek yang lebih
berdasarkan pada sistem nilai tertentu daripada hanya sekadar karakteristik
objek tersebut. Moral merupakan tatanan perilaku yang memuat nilai-nilai
tertentu untuk dilakukan individu, kelompok, atau masyarakat. Menurut Rogers
(2006), moralitas merupakan pencerminan dari nilai- nilai dan idealtas seseorang.
Menurut Saffer (2006), moralitas mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan
perilaku. Agama adalah system yang mengatur tata keimanan/kepercayaan dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia lainnya.
Nilai merupakan dasar pertimbangan bagi individu untuk
20
sesuatu, moral merupakan perilaku yang seharusnya
dilakukan atau dihindari, Sedangkan agama merupakan
panutan atau dasar keyakinan seseorang. Agama
mengarahkan pada pembentukan nilai-nilai moral tertentu
yang selanjutnya dapat menentukan sikap individu
sehubungan dengan objek nilai dan moral tersebut. Dengan
sistem nilai dan agama yang dimiliki, individu akan
menentukan perilaku mana yang harus dilakukan dan yang
harus dihindarkan, ini akan tampak dalam sikap dan perilaku
nyata sebagai perwujudan dari sistem nilai, moral dan
agama yang mendasarinya.
21 K E S I M P U L A N
Nilai merupakan dasar pertimbangan bagi individu untuk melakukan sesuatu dan
moral merupakan perilaku yang seharusnya dilakukan atau dihindari, sedangkan
agama merupakan suatu dasar keyakinan yang dianut seseorang. Nilai, moral dan
agama sama-sama berfungsi mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan
demi diri sendiri dan sesama sebagai bagian dari masyarakat. Dalam pembentukan
nilai, moral dan agama selalu ada faktor yang mempengaruhinya seperti
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, pergaulan, lingkungan masyarakat
dan teknologi. Anak mulai mengenal konsep nilai, moral dan agama pertama kali
dari lingkungan keluarga. Pada mulanya mungkin anak tidak mengerti konsep nilai,
moral dan agama ini, tetapi lambat laun anak akan memahaminya.