Anda di halaman 1dari 2

INISIASI.

2
Pada inisiasi yang lalu kita telah belajar mengenai perkembangan siswa SD, khususnya
perkembangan minat, kreativitas, intelegensi dan emosi. Berikut ini juga masih berkaitan dengan
perkembangan anak usia SD, khususnya mengenai perkembangan moral dan sosial anak usia SD.
Perilaku moral berarti perilaku yang menyesuaikan dengan kode moral dari kelompok
sosialnya. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep moral yakni aturan- aturan dalam bertingkah
laku dimana anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan pola perilaku yang diharapkan oleh
masyarakatnya. Sedangkan perilaku immoral adalah perilaku yang gagal menyesuaikan pada
harapan sosial, perilaku ini tidak dapat diterima norma- norma sosial, perilaku yang unmoral
adalah perilaku yang tidak menghiraukan harapan dari kelompok sosialnya. Perilaku ini
cendrung terlihat pada anak- anak.
Pada awal masa kanak- kanak, anak berperilaku moral dalam berbagai situasi yang husus
saja, anak belajar bagaimana bertindak tanpa mengetahui mengapa mereka melakukan tindakan
kertentu. Sedangkan memasuki usia sekolah mereka mulai memperluas pengetahuannya
sehingga perilaku tertentu muncul pada situasi apa saja, contohnya tidak berbohong karena takut
pada orang tuanya, namun setelah lebih besar mereka melakukan tindakan tidak berbohong
bukan hanya pada orang tua saja, karena mereka tahu bahwa berbohong tidak dapat diterima
kelompok sosialnya.
Menurut Pieget, usia 5 tahun sampai 12 tahun, konsep anak mengenai keadilan sudah
mulai tumbuh. Pengertian yang kaku tentang benar dan salah yang dipelajari dari orang tua
menjai berubah dan anak mulai memperhitungkan keadaan khusus di sekitar pelanggaran moral.
Sedangkan Kohlberg menamakan tingkat kedua dari perkembangan moral pada usia sekolah
sebagai tingkat moralitas konvensional. Dalam tingkat ini disebut juga moralitas anak baik, anak
mengikuti peraturan untuk mengambil hati orang lain dan untuk mempertahankan hubungan-
hubungan yang baik.
Hurlock (1978) mengemukakan bahwa dalam perkembangan moral ada 4 elemen yang harus
diketahui:

1. Peran hukum, kebiasaan / tata karma dan aturan dalam perkembangan moral
2. Peran kata hati dalam perkembangan moral
3. Peran rasa bersalah dan malu dalam perkembangan moral
4. Peran interaksi sosial dalam perkembangan moral.

Dari apa yang telah dikemukakan di atas jelaslah bahwa pengaruh lingkungan sangat
besar artinya dalam perkembangan moral seorang anak. Untuk perkembangan moral anak perlu
penanaman disiplin, karena disiplin merupakan cara masyarakat mengajarkan anak berperilaku
moral yang diterima oleh masyarakatnya. Tujuan disiplin adalah membentuk perilaku yang
sesuai dengan kelompok sosialnya. Ada beberapa kebutuhan anak yang dapat dipenuhi melalui
disiplin adalah: disiplin membuat anak mempunyai rasa aman, anak belajar mengapa prilaku
tertentu dan mengapa pola perilaku lain tidak diterima, anak- anak dibantu untuk hidup sesuai
dengan norma- norma social, dan mengembangkan kata hati untuk membuat keputusan dan
pengendalian dari perilakunya.
Disamping itu hal-hal yang penting dari disiplin untuk anak usia SD adalah: alat untuk
membentuk moral, penghargaan, hukuman dan konsentensi. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa dalam menerapkan disiplin, hendaknya disesuaikan dengan perkembangan anak, karena
pemberian disiplin tergantung pada dimana muncul permasalahan. Oleh karena itu disiplin
sebaiknya mulai diberikan dalam hubungan dengan kegiatan rutin sehari- hari, seperti acara
makan, tidur ataupun kebiasaan belajar. Selanjutnya selain masalah perkembangan moral anak
usia SD, juga dalam pertemuan ini dibahas mengenai perkembangan sosial bagi anak usia SD,
yang didalamnya berisi makna perkembangan sosial, arti sosialalisasi dan pengaruh teman
sebaya terhadap perkembangan sosial anak. Perkembangan sosial adalah kemampuan untuk
berperilaku sesuai dengan harapan – harapan kelompok sosialnya. Dalam hal ini terjadi 3 proses
sosialisasi yang saling berkaitan,adalah :
1. Belajar untuk bertingkah laku sesuai dengan cara/norma yang berlaku, setiap kelompok sosial
memiliki dasar mengenai tingkah laku yang perlu dimiliki anggotanya.
2. Bermain sesuai dengan peran sosial yang diharapkan, setiap kelompok sosial memiliki pola
sendiri yang dapat diterima oleh kelompoknya.
3. Mengembangkan sikap-sikap sosial, untuk bersosialisasi anak harus berlatih menyukai orang
lain agar memiliki penyesuaian diri yang baik dan diterima sebagai anggota kelompok
sosialnya.
Dalam proses sosialisasi, anak menunjukkan prilaku sesuai dengan atura- aturan sosial
yang ditentukan. Anak mulai membutuhkan teman dekat yaitu teman sebaya sebagai orang yang
dapat membantu bila dibutuhkan. Umumnya kelompok sebaya dapat sebagai model dalam
berprilaku, dimana anak cendrung meniru prilaku kelompoknya. Berbagai karakteristik
kelompok sebaya yang menunjukkan bahwa kelompok sebaya memiliki keunikan tersendiri yang
mungkin tidak dijumpai di kelompok lain. Hal ini pula yang membuat anak sebagai anggota
kelompok dapat mempelajari pola- pola prilaku anggota kelompoknya. Meskipun kelompok
sebaya merupakan hal yang diutamakan dalam perkembangan seorang anak, namun peran guru
maupun orang tua tetap diperlukan dalam menanamkan norma yang sesuai dengan tuntutan
lingkungan agar apa yang dituntut oleh kelompok seimbang dengan apa yang dituntut oleh
lingkungan

Anda mungkin juga menyukai